Aku berhenti dan menyeberang ke mini market.
*Tingnong!* (suara bel pintu mini market dibuka)
"Selamat Datang!" Jawab seorang wanita kasir cantik yang selalu melayani pengunjung yang datang.
Aku mengambil satu keranjang.
Aku tidak peduli makanan atau jajanan apa, aku hanya ingin membeli makanan yang bisa aku makan dengan uang yang cukup untuk membelinya.
Aku segera membeli makanan dan membayarnya di kasir.
Aku memberinya sebagian uangku dan mengambil tas makanannya. Lalu keluar dari mini market tanpa basa-basi lagi.
Aku pikir bel mini market berbunyi dua kali setelah keluar atau masuk tetapi ternyata tidak.
"Tidak lagi ...."
*Tinut Tinut!* (suara dering ponsel dari saku celana)
Aku berhenti, mengambilnya dari saku celanaku dan membuka ponselku.
Ada 2 pesan yang masuk.
Aku membukanya.
Pengirim (Tante)
"Yoru ... Maaf, mungkin hari ini tante tidak akan pulang, karena tante masih ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan."
"Jaga dirimu baik-baik di rumah. (stiker senyum)"
"Hahhhh … Aku pikir siapa … Ternyata itu dia."
Dengan wajah cemberut ketidakpedulian aku terus berjalan ke depan.
Ya, tanteku selalu pengertian. Tapi ... menurutku bukan masalah besar jika tanteku tidak pulang kerumah. Bahkan dia 3 tahun tidak pernah pulang kerumah hanya karena sedang bekerja di luar negeri.
Mungkin. Aku tidak tahu apakah ini kabar baik atau kabar buruk.
Ia terus berjalan sambil memainkan ponselnya dan tak sadar dirinya sudah berada di tengah jalan.
Bodohnya ....
Gerakannya perlahan melirik ke kiri dengan kedua mata terbuka melotot terkejut.
Sebelum memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku celananya. Pandangannya sudah beralih ke kiri terlebih dahulu, truk putih tepat di depan matanya sudah dekat.
"Apa?"
*BIMM!*
Suara klakson truk terdengar sangat keras hingga terdengar nyaring disertai pengereman mendadak yang menimbulkan suara decitan ban.
*BRAK!*
Semua makanan dan jajananku terlempar berserakan ke mana-mana. Begitu pula dengan ponselku yang terlempar jauh.
Darah terus mengucur keluar dari tubuhku, mewarnai aspal jalan dengan bau darah segar.
"Huh ... Mati dan pergi ke dunia lain, sepertinya ini adalah salah satu harapanku untuk bisa mengubah apapun dan menjadi kuat."
Tak seorang pun melihatku hampir mati tergeletak di tengah jalan. Bahkan kematianku seakan sudah ditentukan dan diatur dengan sempurna tanpa ada orang lain yang bisa menolongku.
".... Tak kusangka, aku akan mati bodoh seperti ini hanya karena aku sedang bermain ponsel ... Betapa bodohnya aku ... Uhukkk ...." Muntah darah.
Seluruh tubuhku berlumuran noda darah segar.
Kupikir semua ini akan baik-baik saja jika aku kembali ke rumah, bermain game dan memakan jajanan yang kubeli dari mini market. Tapi, semuanya tidak berjalan semulus yang aku harapkan.
Segalanya telah berbalik, kematianku seperti ini sudah ditentukan dengan sempurna dan tidak akan mampu mengubahnya.
Mengangkat tangan kananku ke atas dengan penglihatanku yang menjadi kabur.
"Semoga aku bisa mengubahnya suatu hari nanti ... Jika aku bisa menjadi lebih kuat ... Mungkin, aku tidak akan mati seperti ini!"
Mengepalkan tinjuku dengan sedikit kekuatan yang tersisa.
Aku mengedipkan mataku sekali, tiba-tiba semuanya menjadi gelap. Segera 2 bayangan tangan bercahaya muncul seolah menyuruhku meraihnya. Aku memandangnya dengan penuh kesadaran dan berusaha meraihnya sekuat tenaga.
Tetapi ....
Dia menghilang, tanganku lemas, aku terbangun lagi dan melihat kematian telah datang kepadaku. Aku sudah tidak sadarkan diri, tiba-tiba banyak orang yang meneriakkan sesuatu.
"Hoi ... Seseorang, tolong!"
"Tolong cepat panggil ambulan!"
"Ada orang mati di sekitar sini!"
Menutup kedua mata perlahan.
"Manusia bodoh, tidak mungkin aku bisa hidup kembali jika kalian melakukannya seperti itu."
Suara dering ponsel bergetar keras di seberang sana.
*Tinut Tinut!*
Panggilan telepon (Tante)
.
.
(Transfer Berhasil)
***
Kota modern dan megah dengan gedung-gedung tinggi berwarna putih menjulang ke langit dengan kaca biru di bawahnya, berbentuk seperti Menara Eiffel dan tingginya 830 m.
1 Bangunan Monac dengan ujung meruncing, serta 12 cakar tajam yang menahan 1 kristal besar berwarna biru pelangi 'Oriexaentys' di atasnya yang berputar perlahan. Ini memiliki 12 pilar kecil di setiap sudut kota dengan kristal pelangi biru 'Orixie' yang terus mengalirkan cahaya putih ke bangunan.
Gelembung hukum dunia pertama (Eralis Realm Infinite Sea).
Perairan biru yang megah berada di utara dan hutan luas di selatan. Kota ini dibatasi oleh barat dan timur. Bagaikan satu benua besar yang dipisahkan oleh samudera biru yang tak berbatas.
.
.
Kerajaan Militer Wizteria.
Raja ke-105, Raja Andrius Heilbaizek.
Tanaman bunga terlihat sangat indah berjejer di halaman depan.
Air mancur 3 tingkat dengan kolam ikan yang bernyanyi riang di permukaan air sambil ditemani burung merpati yang berkumpul menari di tangga batu air mancur sambil bersorak gembira.
Keagungan akan keindahan dunia memang tak tergantikan. Semuanya diselimuti kehangatan duniawi yang sungguh terasa nikmat.
Memasuki gedung Monac ....
Gerbang kaca biru besar terbuka. Dinding berwarna putih mewarnai kemegahan ruangan itu dengan karpet merah mengarah ke arah sang raja dan 6 pilar melingkar berjejer melapisi ruangan.
Kaca besar berwarna biru terpampang menawan tepat di belakang singgasana sang raja, pantulan sinar matahari menyinari patung wanita yang berdiri tegak mengenakan mahkota bunga dan 12 sayap bidadari sambil memegang kristal Oriexaentys di tangannya.
9 orang terpenting sudah berkumpul, dari luar terlihat tenang namun tidak bagi sang raja yang terus memegangi kepalanya. Memikirkan tugas yang begitu berat membuatnya sedikit tertekan.
Seorang pria berjas hitam berkacamata menghadap sang raja. Agen yang selalu berperan sebagai pemberi informasi.
"Yang Mulia. Saya ingin melaporkan sesuatu!"
Seorang pria kekar berjubah merah dan putih berseragam jenderal duduk di singgasananya dengan mahkota.
Raja Andrius Heilbaizek
Raja masih termenung dan cemas dengan pikirannya.
Ditemani istrinya, ratu berdiri di sebelah kanan, mengenakan gaun putih yang dijahit selembut sutra, 2 anting bintang emas, dan mata biru langit serta rambut berlian putih panjang seperti bidadari surgawi.
Ratu Rosellyna
"Silahkan ...." Kata sang raja kepadanya yang masih memasang ekspresi wajah cemas.
"Baik. Saya akan melaporkan apa yang terjadi di wilayah kota 7 dan 8 yang dekat dengan hutan. Saya mendapatkan informasi bahwa di sana telah terjadi pembantaian massal yang dilakukan oleh beberapa monster kristal."
Tiba-tiba raja sangat terkejut dan berdiri tak percaya dengan apa yang dikatakannya.
"Apa?!"
Semua orang yang melihatnya langsung mendengarkan dan menatap pria berjas hitam itu dengan serius.
"Kami belum mengetahui secara pasti dari mana monster-monster itu berasal dan apa yang menyebabkan mereka datang. Kami sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mendapatkan informasi lainnya ... Kami mohon maaf."
"Sighh ... Di saat seperti ini, kenapa harus selalu ada masalah yang membuatku merasa tidak tenang ... Bagaimana dengan warganya?"
Raja sangat cemas, takut kehilangan rakyatnya yang selama ini ia cintai dan beban pikiran yang selalu menghantuinya.
"Ini akan sedikit mengecewakan Yang Mulia, saya minta maaf. Wilayah perkotaan Distrik 7 telah hancur dan penduduk di sana telah dimakan oleh monster itu tanpa sisa, beberapa hanya menyisakan bagian tubuh mereka ... Sekarang, mereka perlahan-lahan menuju distrik 8 untuk membunuh penduduk lain yang tersisa." Dia mengatakannya dengan rasa takut kepada sang raja.
"Dasar monster bajingan!!" Raja memukul kursi dengan tinjunya. "Sepertinya kalian ingin mati."
Semua orang yang berada disana langsung terpana dan tak percaya ketika mendengarnya.
"Sejak kapan? Aku bahkan tidak bisa merasakannya."
"Apa yang sebenarnya terjadi?"
"Hei! Apakah itu benar?"
Dia memandang pria berjas itu dengan panggilan suara yang tegas.
"Bukankah itu tempat dimana ras demi human baru saja pindah?"
Dia menjawab dengan jujur dan berhati-hati saat mengatakannya.
"Itu benar!"
Seorang pria kekar mengenakan seragam pangkat militer berwarna hijau dan 3 bintang pangkat di kedua bahunya. Komandan Angkatan Darat.
Zavin Kronius
"Itu tidak mungkin. Aku sudah memperketat distrik itu sebelumnya ... Kenapa?"
Tiba-tiba seorang wanita menghadap sang raja.
"Yang Mulia ... Izinkan saya pergi melihat kota bersama pasukan saya." Ucapnya memohon kepada sang raja.
Seorang wanita berambut hitam panjang berseragam putih dan berjas hitam memilih bergerak cepat demi meminimalisir kematian warga kota tersebut. Komandan angkatan udara.
Bristina Avelux
Raja sedikit lega ketika Bristina memberitahunya hal itu.
".... Baiklah, aku hanya bisa mengandalkanmu. Pergilah ...."
Raja mengizinkannya pergi dengan gembira.
"Terima kasih, Yang Mulia, saya permisi dulu."
Bristina segera meninggalkan tempat itu tanpa basa-basi.
"Yang mulia?" Ratu berkata kepadanya dengan perasaan kekhawatiran terlihat di wajahnya.
Sebuah kejadian yang membuatnya trauma di masa lalu, rasa takut terus menghantui ingatan dan hatinya mengenai peperangan antar seluruh dunia yang menyebabkan pertumpahan darah karena memperebutkan 1 kristal pengetahuan yang tidak terikat dengan aturan yang dimiliki kerajaan Wizteria.
Pendeknya.
Crystal Of Knowledge : Kristal pengetahuan yang memiliki banyak alam semesta, multiverse, ciptaan dan dimensi tak terbatas di dalamnya. Kristal yang dapat memberikan segala pengetahuan tentang masa depan dan segala informasi yang belum pernah dimiliki manusia sebelumnya.
Kristal tidak terikat oleh aturan apa pun yang mengharuskan dunia untuk mematuhi aturan tatanan ilahi. Kristal akan menghancurkan aturan-aturan ini dan menolak semua aturan tatanan dunia yang diciptakan.
Dunia akan dihukum dan dihancurkan jika tidak mematuhi tabu. Hukum penciptaan akan menciptakan dunia baru untuk menatanya kembali.
Raja duduk dan bergumam.
"Hmmmm ....?"
Tugas seorang raja sangatlah berat, tidak ada seorang pun yang bisa memahami beban sang raja ketika rakyatnya tewas dalam musibah seperti ini.
Tidak ada jalan lain selain memberikan semuanya, memikirkan sesuatu yang membuatnya depresi itu sulit. Pikiran bersalah dan rasa kehilangan terhadap warga membuatnya resah.
Semuanya akan berakhir dengan cepat jika rajanya adalah dewa. Dapat menghancurkan apapun dan dapat melakukan apapun yang dia inginkan.
Namun apa daya, itu hanya harapan palsu.
Mampu menyelamatkan warga saja sudah membuatnya tenang.
Raja kembali berdiri, mengarahkan tangan kanannya ke depan dan berbicara dengan tegas kepada semua orang.
"Kalian yang ada di sini ... Aku perintahkan semuanya untuk segera memperketat keamanan kota ini sekali lagi dan menghancurkan semua monster yang berkeliaran!"
Mengepalkan tangan kanannya dengan kebencian yang terlahir dari kata-katanya terhadap monster kristal.
Mereka melihatnya.
"Sekecil apapun kemungkinannya! Jika masih ada warga yang bisa diselamatkan ... Bawa mereka ke kamp pengungsi dan sediakan tempat tinggal sementara bagi mereka!"
"Huh ... Inilah yang saya tunggu-tunggu dari Anda, Yang Mulia … Saya tidak sabar untuk membasmi semua hama itu!" Ucapnya sambil nyengir bahagia.
Seorang pria berseragam hitam dengan pangkat militer dan 2 bintang pangkat di kedua bahunya. Komandan angkatan laut.
Saijen Brista
"Benar, Kita tidak punya waktu untuk memikirkan siapa mereka sekarang. Pergi dan selamatkan semua warga kita dari monster itu!!"
"Ya! Sesuai perintah Yang Mulia!"
Semua orang menjawab dengan khidmat lalu meninggalkan sang raja dan ratu.
Raja kembali duduk di singgasananya dengan perasaan terbebani yang terus menghantui pikirannya. Itu tidak mudah, Anda akan tahu jika Anda merasakan hal yang sama.
".... Yang mulia?"
Ratu bertanya lagi dan meraih bahunya.
Raja memegang tangan sang ratu, berusaha menenangkannya.
"Tenanglah, semuanya akan baik-baik saja."
"Yah ... Aku hanya bisa berharap untuk itu."
lanjut pikiran sang raja. "Hah ... Dasar monster sialan! Apa yang sebenarnya kamu inginkan dari dunia ini ... Aku tidak ingin pengorbanan mereka menjadi sia-sia dan hancur!"
Raja tiba-tiba teringat sesuatu.
Dia ....
"Mungkinkah … Benarkah karena ini, mereka menginginkan kristal yang telah menyatu menjadi kristal pengetahuan hukum di dunia ini?"
Raja menjadi panik setelah memikirkan tentang kristal pengetahuan hukum yang dia simpan di bawah tanah kerajaan.
"Aku harus segera kesana untuk memastikannya."
Sang raja berdiri dari singgasana, menghempaskan jubah merahnya dengan bangga dan berbelok ke kiri untuk menuju ruang bawah tanah.
Meninggalkan sang ratu yang kebingungan. Ratu Rosellyna yang melihat hal itu menjadi cemas dan pergi untuk mengikuti sang raja.
***
Wilayah 8, sebuah kota sederhana dengan penduduk dari semua ras demi-human yang baru saja diangkut dari masa lalu.
"....!!!"
".... Ah ... Ahh ...."
"Tolong selamatkan kami ...."
"Jangan ...."
"Tolong jangan makan kami ...."
Jeritan terus terdengar dari setiap sudut kota.
Semua orang menjadi kacau karena kepanikan yang luar biasa.
Sekelompok monster kristal terus mengamuk dan membunuh seluruh ras demi-human di tempat itu secara membabi buta.
Monster tersebut adalah miniatur naga dengan wajah abstrak yang menakutkan. Wajah mereka sangat berbeda-beda, mulai dari sempurna, tuli, hingga buta bahkan tanpa kedua matanya.
Mereka terus memusnahkan seluruh penghuni ras demi-human satu demi satu dan memakannya berbondong-bondong.
Kehancuran kota yang penuh dengan darah segar, serta cakar yang besar, menimbulkan kerusakan yang tak terbayangkan akibat keganasan monster kristal yang ingin memakannya. Jajanan bagian kepala menjadi makanan favorit bagi mereka yang terus meninggalkan mayat ras demi-human tanpa kepala di setiap sudut kota.
*BANG!*
*BANG!*
*BANG!*
Suara tembakan dari alun-alun kota.
Mereka sedang berlindung di balik sudut tembok setiap gang kota.
Seluruh polisi penjaga kota terus menembaki semua monster kristal yang menyerang mereka secara membabi buta dari segala arah.
Yang menyerang mereka adalah monster kristal yang memiliki bentuk terlemah yang tidak memiliki mata dan sayap.
Mereka terus berdatangan untuk memakan para polisi penjaga kota yang membuat monster tersebut mampu mendengarkan suara tembakan dari mereka dengan pendengaran yang sempurna untuk mengetahui keberadaan mangsanya.
"Hoi! Berapa lama kita akan terus seperti ini? Mereka tidak ada habisnya!"
"Entahlah ... Mari kita tunggu sebentar lagi! Aku yakin mereka akan segera datang untuk membasmi monster-monster ini!"
*BANG!*
*BANG!*
Seluruh polisi dari seluruh penjuru kota terus menembaki monster kristal tersebut hingga membuat mereka mati seketika.
"Sepertinya ini akan memakan banyak waktu. Kita harus bisa melakukannya tanpa harus menunggu mereka!"
"Oke!"
"Beri tahu mereka yang ada di setiap sudut kota!"
Rekannya yang berada di balik tembok segera menghubungi seluruh polisi penjaga di setiap sudut kota.
"Kuharap ini semua akan baik-baik saja ...."
Memuat peluru senjata.
*BANG!*
*BANG!*
"Bagaimana?!" Jawabnya sambil berteriak bertanya kepada rekan polisinya yang berada di pojok gang seberang.
Mereka terus berdatangan, namun rekan-rekan mereka di seberang selalu sigap menjaga mereka.
"Itu dia! Aku sudah menceritakan semuanya. Kita harus mengulur waktu!"
"Yosh ... Waktunya bertindak!"
Ia melirik ke arah rekannya, salah satu tangan kirinya sudah memegang satu kartu identitas emas di kedua jarinya.
"Are you ready?"
Pria itu sudah memegang kartu yang sama dengannya.
"Ya."
"Ayo!"
Mereka berdua keluar dan melemparkan kartu identitasnya secara bersamaan ke hadapan 2 monster yang sudah menunggu.
Mereka berlari sambil menembakkan satu peluru yang mengenai kartu tersebut dengan pergerakan peluru yang lambat.
Seketika, keduanya melesat dengan sangat cepat dan menebas kedua monster kristal itu dengan sangat mengerikan.
Lalu, penampilan mereka berubah menjadi seorang petualang tangguh setelah kartu identitas tersebut di aktifkan oleh satu tembakan peluru yang telah di arahkan oleh mereka.
2 Petualang peringkat A
Status sama
Tingkat : 170
Kelas : Pendekar Pedang Setan
Keberadaan : 2 bintang
Mereka adalah 2 petualang yang sedang bekerja sebagai polisi penjaga kota, kehadiran mereka akan segera membasmi semua hama kotor yang berkeliaran ketika tidak ada cara lain untuk mereka lakukan.
.
.
Menuju markas angkatan udara yang terlihat dari jendela mobil warna hitam, satu area lapangan megah yang terletak di arah tenggara kawasan kota 12.
Ladang hijau dan pagar besi putih mengelilingi tempat itu. Memiliki 1 bangunan kaca besar berwarna biru dengan lambang V emas bersinar dan 3 bangunan kecil berwarna putih di sebelahnya.
Itu adalah mobil hitam komandan Bristina Avelux yang sedang menuju ke sana dengan sedikit kegelisahan terlihat di wajahnya.
Sebuah pangkalan terbesar dengan teknologi tempur masa depan yang dikenal sebagai perlengkapan Avelux Gear. Yakni perpaduan teknologi ilmiah dan energi ajaib dari kristal Cysva.
Teknologi ketenagalistrikan masa depan yang sangat berbeda dengan peradaban masa lalu.
Armor tempur khusus yang dirancang untuk robotika manusia yang menempel pada tubuh, dan hanya dapat digunakan oleh satu orang. Memiliki setelan senjata serbu laser standar AGX-1003 dan 1 pedang panjang Gileam-Z di punggungnya dengan 2 sayap robot besar sebagai Nitro Gear miliknya.
Avelux Gear dapat dikustomisasi sesuai dengan keinginan, bakat, dan besarnya kemauan magis yang dibutuhkan seseorang untuk dapat menggunakannya.
.
.
*******