Chereads / Bocil 3 Tahun ini adalah Penjahat / Chapter 2 - Chapter 2 : The Test

Chapter 2 - Chapter 2 : The Test

Duke Astra memasuki ruang belajarnya dengan langkah cepat. Segera setelah ia duduk, para eksekutif yang mengejar langkahnya membuka pembicaraan.

"Fenomena langka apa ini? Untuk menyaksikan anak 3 tahun bisa menafsirkan Bahasa Kuno?!"

Orang-orang Astra tidak berharap anak-anak akan bisa mengerjakan Tes dengan baik. Terhadap lontaran kebingunan, seorang lainnya angkat bicara.

"Bisa saja Tesnya telah bocor"

"Bocor?"

"Dengan kata lain, anak itu mungkin tahu jawabannya dan mengingatnya sebelum menjawab"

Bahasa Kuno masih merupakan huruf yang sulit di arrtikan. Itu sulit di tafsirkan karena strukturnya yang secara keseluruhan berbeda dari bahasa yang ada, dan tidak ada contoh-contoh untuk digunakan sebagai acuan. Bahkan buku-buku bersejarah sebagai sumber soal belum di artikan sepenuhnya.

Eksekutif lainnya menggelengkan kepalanya.

"Soal untuk Tes di tentukan hanya beberapa saat sebelum ujian oleh Keturunan Langsung"

"Itu Benar. lagi pula, bagaimana bisa 'Nona Muda Elliotte' menyuap Penguji?"

Ibunya adalah rakyat jelata.

Ayahnya juga merupakan anak yang memiliki hubungan paling buruk dengan Duke.

'Orang bodoh mana yang membocorkan soal Tes ke orang macam Nona Muda?'

Para Eksekutif teryakini sepenuhnya dan mengerang, "Tapi...bagaimana dia bisa...?"

Sambil semua orang bergumam, salah seorang Eksekutif berkata. "Mungkin Nona Muda Elliotte telah membangkitkan kemampuannya"

"...!"

"...!"

Bangsawan didunia ini dilahirkan dengan kemampuan spesial.

Kecerdasan Tinggi

Fisik Manusia Super

Kemampuan untuk membuat tanaman tumbuh kembang pesat dan banyak lainnya.

Ada berbagai macam kemampuan yang bisa dimiliki seseorang. Kemampuan juga disebut [Anugerah], begitu berpengaruhnya sehingga orang-orang mengonsepkan seseorang harus lahir dengan sebuah Anugerah untuk menjadi bangsawan.

"Akan tetapi Nona muda Elliotte tidak memiliki Anugerah, bukan?", tanya salah satu eksekutif

"Anugrah biasanya bermanifestasi sebelum Gerbang Langitnya tertutup"

"ya, ini sudah lama sekali sejak Gerbang langit-nya tertutup"

Bukankah karena alasan ubun-ubunnya merapat sebelum adanya 'Anugerah ' sehingga ia dikirim ke Menara #12 dimana Keturunan Tidak Langsung tinggal?

Duke yang tenggelam dalam pikirannya berkata, "Bawa Elliotte"

Suaranya rendah nan menakutkan

***

Tiba di Ruang Kerja Kakek, aku diam-diam melihat orang-orang di sekeliling. Ruangan itu dipadati oleh eksekutif, cendekiawan, bahkan pejabat.

Mereka memperlihatkan sebuah buku padaku. "Silahkan baca ini"

"...."

"Halaman 72, dimulai dari baris kedua, tepat disini"

Aku melirik ke Kakek lalu membaca bagian yang ditunjuk oleh Eksekutif.

"Phuncak menarwa telah selesai. Itu adalah hasil kerjwa kerwas mereka"

Semua orang terpelajar tercegang.

"d-dia benar"

Para orang tua itu sangat terkejut sehingga matanya seperti akan loncat keluar. Si Eksekutif mengangguk kepada para eksekutif lainnya dan melihat kearah Duke.

"seperti yang diharapkan, sepertinya benar [Anugerah]-nya telah termanifestasi"

'tapi itu kan hanya karena alfabet Korea...?'

Karena Novel ini ditulis oleh orang Korea, tidaklah aneh jika Bahasa Kunonya adalah bahasa Korea. Kenapa orang-orang di dunia ini akan menganggap 'kondisi ganjil' sebagai Anugerah.

Wajah-wajah pejabat kembali tenang. Sebuah Anugerah bagaikan Harta Paling Berharga milik keluarga, jadi mereka mencetuskan bahwa bisa membaca Bahasa Kuno adalah sebuah kemampuan...? Itulah yang terjadi

para pejabat mulai berbicara lagi. "Bukankah itu suatu kemujuran? setidaknya dia telah menerima Anugerah..."

"Bukankah kita harus memberikan ruang untuk mengembangkan kemampuan Nona Muda?"

"Ya. Berdasarkan apa yang bisa kita dapat dengan kemampuannya membaca Bahasa Kuno-"

Sementara para pengikut terus berbicara, aku melanjutkan membaca buku. Pada titik tertentu, aku membaca isinya dengan gagap.

"Terkubur, tulang naga, di dataran Myrten...."

"...!"

"...!"

Seketika semua mata tertuju padaku.

Pengikut bertanya padaku dengan ekspresi kaku.

"A-apa Anda bilang?"

"Datarwan Myrten, ada tulang, disini"

Ketika aku menunjuk kata-kata dibuku itu, mulut semua orang terbuka lebar.

Tulang naga adalah sumber daya yang sangat berharga. Karena kekuatannya dengan mudah melampaui besi, semua senjata yang dibuat menggunakan tulang naga memiliki kekuatan yang luar biasa. Namun, jumlah yang ketersediannya sangat kecil, jadi bahkan jika ada yang bisa membayar mahal, tidak ada yang akan mau menjualnya.

Rasanya seperti menemukan tambang berlian.

"Peta! Bawakan Peta!"

Para pejabat tergesa-gesa mencari peta. Semua orang dewasa berkumpul untuk mengecek lokasi.

"Pada zaman kuno, tempat ini disebut Dataran Myrten"

Para pengikut buru-buru menyerahkan peta itu kepada Kakek.

Kakek berkata dengan tenang sambil melihat petanya. "Selidiki apakah itu benar atau tidak"

Para Eksekutif berhamburan keluar.

Aku menatap Kakek dengan ekspresi biasa saja.

'itu benar'

Karena itu tertulis jelas dalam buku sejarah ini.

'lagi pula, itu akan segera ditemukan'

sumber itu akan ditemukan beberapa bulan kemudian selama pembangunan kuil.

Aku terkekeh didalam hati. 'Cepat atau lambat itu akan ditemukan, tetapi karena aku memberitahu mereka lebih awal, maka pujiannya akan menjadi milikku"

Kakek mengalihkan pandangannya ke arahku. Aku bisa merasakan getaran mengalir ditulang punggungku dari matanya yang menajam. Ada tekanan kuat yang tidak dapat ditanggung oleh anak biasa mana pun, mereka pasti akan segera menangis.

Aku menggenggam ujung rokku erat-erat dan tersenyum canggung.

'Aku tahu tempatku'

Selama Anda memberiku makan dan tidak mengusikku, maka aku akan berprilaku baik

- itu semacam mufakat.

Alis kakek sedikit berkedut

***

Aku turun dari kereta dengan kelelahan.

Berkat menaikki kereta dari Kastil, aku merasa nyaman, tetapi rasanya juga seperti naik jet coaster 10 kali.

'Bagaimana sorot mata seseorang bisa begitu sengit?'

Bahkan penjahat di film-film tidak memiliki mata seperti itu.

Sambil merenung, aku berjalan kembali ke Menara #12. Mungkin karena matahari sudah terbenam, menara itu sunyi. Namun kata demi kata terselip keluar dari kamar tidur anak-anak.

"Kastil Utama sanga keren. Setiap pintu dijaga oleh monster!"

[jadi, kamu tidak menangis karena kamu takut?]

"Aku tidak menangis sedikit pun"

[ya. karena Dellon kita adalah pemberani]

Itu adalah suara anak-anak yang berbincang dengan orang tua mereka.

"Aku tidak suka wortel. Aku benci pengasuh"

"oh Tuhan, hati Pengasuh terluka, Nona Muda yang kucintai, membenciku"

"Tidak! itu tidak benar!..."

"kalau begitu, anda akan makan wortel, kan?"

"Heuung... tapi aku tidak suka..."

Itu adalah suara bertingkah manja untuk pengasuhnya.

Aku berdiri memandang dengan kosong di lorong gelap, mendengarkan suara percakapan ramah dari kamar tidur

"...."

'Memiliki tubuh anak-anak sunguh tidak nyaman'

Jika aku di tubuh dewasa, aku tidak akan iri dengan ini sama sekali...

aku tidak punya ibu, dan ayahku jauh di medan perang.

'selain itu, aku juga tidak punya Pengasuh'

Disini, anak-anak diberi pengasuh oleh orang tua mereka. Wajar bagi pengasuh untuk berada di sisi mereka karena mereka adalah bangsawan walaupun memiliki garis Keturunan Tidak Langsung.

Sampai kemarin pun, tidak ada yang memperdulikanku, karena aku diabaikan oleh Keluarga Astra

maka aku tidak punya pengasuh.

'Meskipun tidak sulit untuk memikat para pelayan dan guru menara, tapi...'

Aku menggosokkan telapak tanganku di rok, dan segera mengangkat kepalaku.

"Aku harus bergegas dan mandi"

Air hangat mengalir disini.

Tidak seperti kamar sewaan Yoo Hyemin, disini ada juga bak mandi. Jika aku berendam di air hangat, aku akan pulih dengan cepat.

'Melihat seberapa cepat emosiku berubah menjadi lebih buruk. Apakah aku akan seperti ini selamanya?'

Dengan berani aku berjalan menyusuri lorong dan membayangkan bagaimana masa depanku.

Harga saham akan melambung jika tulang naga ditemukan di Dataran Myrten. Jika demikian, akan banyak jumlah kontribusi-ku. Aku harus memanfaatkan keuntungannya untuk mengamankan hidupku di masa depan.

'mengumpulkan uang masih merupakan hal terbaik...'

Saat aku mendekati pintu, "Aduh!"

Seseorang meraih kerahku dengan sekejap. Karena kaget, aku menoleh dan melihat wajah yang tak asing

"Skwinny...?"

Itu adalah anak yang menulis sepuluh halaman permintaan maaf karena aku melaporkan perundungannya pada guru.

Anak itu menyeretku lebih jauh ke dalam lorong.

"Apakah kamu tahu betapa menderitanya aku kemarin karenamu?"

'Itu karena kamu merundungku', aku tengah bergumam dipikiranku, tetapi Skinny mengerutkan kening.

"Aku tak habis pikir ada orang bodoh seperti ini"

"..."

"Kamu- kamu menyontek dalam ujian hari ini, kan? itu sebabnya kamu tetap berada di Kastil Utama untuk dimarahi"

Ketika aku berada di Kastil Utama, orang-orang dimenara ini sepertinya telah berspekulasi sendiri. Seorang anak berusia 3 tahun mampu membaca Bahasa kuno. Itu hanya bisa dijelaskan oleh satu hal. Bocah 3 tahun itu menyontek.

Skinny tersenyum jahat, "kamu sudah dibenci oleh Duke, tapi sekarang kamu malah berbuat curang. Sepertinya seseorang akan ditendang keluar dari Menara?"

"..."

"Karena si rendahan ini, aku dipermalukan... Apa kau tahu siapa ayahku?! dia adalah pejabat beryurisdiksi!"

"..."

"Minta maaf padaku. Berlutut dan mintalah pengampunanku!"

dengan begitu aku dipukul, aku jatuh terduduk. "Aaww!"

Itu sangat menyakitkan sehingga keluarnya air mata tidak bisa dihindari. Bahkan saat aku berusaha menahan rasa sakit, Skinny terus memekik.

"Kamu mendengarku tidak?!"

Skinny mengangkat tangannya ke arah-ku. Aku tidak pernah benar-benar berkelahi dengan anak-anak. Aku biasanya hanya melaporkannya kepada orang dewasa dulu dan itu akan menyelesaikan masalah. Itu terselesaikan dengan baik karena mereka hanyalah anak-anak.

'Tapi tentu saja berurusan dengan kekerasan itu berbeda'

Dan bukan hanya sekali saja dia memukulku, namun beberapa kali.

"Berlutulah dan....– Aack!"

Aku menggigit kaki Skinny dengan keras. Ketika ia membungkuk untuk menarikku.

"Ack!"

Aku menjambak rambutnya, dan menarik-nariknya.

"Ack!"

Menyebutku rendahan-

"Ack!"

Mengancam dan mengejekku!

"Aaack!"

Ketika aku menarik kepalanya ke atas, kebawah, ke kiri, ke kanan, ia mulai menangis

"HUAAAAAAAAAA! IBUUU...!"

Dia menangis begitu keras sehingga orang-orang mulai berdatangan. Dalam sekejap, sekitaran kami menjadi ramai. Tak lama kemudian, para guru datang berlari.

Para guru yang menerobos diantara kerumunan orang menatap kami dengan ekspresi bingung.

***

Aku dan Skinny dibawa kesebuah ruangan. Aku duduk masih meremas rokku, tapi Skinny menangis tidak ingin diruangan yang sama denganku.

Baron Moro, manajer umum menara #12, menggosok pelipisnya, "apa-apaan semua ini?"

"Dia, padaku, huaaa, dia menggigitku dan memukulku, d-dan... Huaaaaaa!"

Mendengar kata-kata Skinny, Baron Moro melototiku. Aku mencoba menyampaikan situasi dengan tenang.

"Skiwnny yang dulluan-"

"Diam!", pekik tajam Baron Moro. Ia menekanku bahkan tanpa memeriku kesempatan untuk berbicara.

"Sudah menyerang teman yang satu kelas denganmu, bahkan masih mencari-cari alasan?"

Caranya menatapku sangat dingin.

'meskipun aku tahu akan seperti ini, ini masih menyebalkan'

awalnya, karena Baron inilah aku memutuskan untuk membuat para guru memihakku. Dia adalah seorang oportunis kejam.

Ketika aku baru lahir,

"Beraninya mereka membuatku merawat si bodoh ini. Aku lebih baik mati dari pada hidup seperti ini"

-Itu adalah momen dimana ia meledak marah. Tentu saja ia menlontarkannya karena ia pikir seorang anak kecil belum bisa mengerti. Tetapi- bahkan ketika aku tumbuh, matanya selalu menatapku seperti sedang melihat sampah. Itu sebabnya kupikir aku harus membuat guru lain memihak padaku. Karena sulit untuk hidup damai jika Manajer Umum bersikap demikian.

"Lagi pula, kamu menyontek saat ujian, kan?"

'jadi dia sebenarnya marah karena hal itu'

Dia berpikir aku telah merusak reputasinya dengan menyontek saat ujian di Kastil.

Baron Moro mendecak lidahnya, "Sekarang, berdirilah di luar sambil mengangkat ember. itu hukumanmu"

Baron kemudian mengalihkan pandangannya ke Skinny. itu adalah tatapan yang manis penuh kasih.

"tolong berhentilah menangis. betapa sakitnya hati ayah anda jika ia tahu?"

"Baik, Baron..."

"Aku dengar anda mengalami kesulitan kemarin?"

"Gara-gara si Bodoh itu-!"

Skinny terengah-engah saat ia melototiku. Baron Moro tersenyum lembut.

"jangan khawatir. Tidak akan ada catatan buruk yang tersisa"

"Sungguh?"

"Ya, saya akan memberitahu ayah anda untuk tidak khawatir juga"

Baron Moro, yang berkata demikian, memanggil seorang pelayan dan menyuruh pelayan itu membawa seember penuh air. Kemudian ia mengirimku keluar bersama dengan embernya.

"Jangan coba-coba membuat lelucon"

Katanya dengan ketus, lalu ia masuk kedalam ruangan lagi bersama Skinny. Terdengar tawa dari ruangan.

"Apakah anda ingin beberapa camilan?"

"Ya"

"Ngomong-ngomong, hobi seperti apa yang dimiliki ayah anda... oh, menunggang kuda. Saya juga menyukainya"

Aku memegang ember sementara Skinny terus mengobrol dengan Baron Moro dengan penuh semangat.

'mari ditahan saja untuk saat ini'

Kastil Utama untuk pertama kalinya menunjukkan ketertarikkan padaku. Kalau aku membuat satu kesalahan disini, itu akan merusak citraku.

Sementara aku berjuang untuk waktu yang lama, anak-anak yang sekelas denganku mendekat.

"Kenapa Baby ada disini?"

Aku adalah anak termuda diantara anak-anak yang duduk dimeja yang sama, itu membuat mereka memanggilku Baby.

"Aku di hukum"

"Kenapa?"

"Begitulah dunia ini"

"Ahh, karena begitulah dunia ini, kamu menerima hukuman". Anak-anak mengangguk.

"kalian pergwilah ke kamar, disini dingin"

Berbeda dengan Skinny, anak-anak ini adalah Keturunan Tidak Langsung yang rendah hati. Namun jika dia melihat aku bersama mereka tanpa alasan, Baron licik itu mungkin akan menghukum mereka.

Anak-anak berkata, "Okiee", lalu kembali ke kamar mereka.

Aku dihukum untuk waktu yang lama.

10 menit

20 menit

30 menit

Tidak peduli berapa lama waktu berlalu, Baron tidak keluar dari ruangannya.

'Sampai kapan aku harus melakukan ini?'

Seiring berjalannya waktu, tanganku mulai sakit, bahuku juga rasanya seperti mau lepas. Karena aku mengerang kesakitan, Baron Moro keluar ke lorong.

"Oho, jangan berpikir untuk kabur"

Kemudian ia menyenggol ember

'Ah!'

Karena aku sudah kehabisan tenaga, aku oleng oleh beban ember dan terjatuh.

Splash!

Saat air tertumpah kelantai, aku juga ikut basah.

"benar-benar tidak ada bedanya dengan tikus kotor", Baron menatapku tajam

Saat itu,

"Elliotte"

"...!"

Aku menoleh ke arah suara yang tidak seharusnya hadir disini. Baron Moro dan Skinny juga langsung menoleh ke arah belakang mereka.

Siluet yang ditelan oleh bayang-bayang perlahan berjalan keluar dari kegelapan. Orang itu mendekati kami bersama dengan tongkat peraknya-

"Kakek...."

Itu adalah Duke Astra