Di rumah yang gelap Mita yang terdiam melihat pesan yang di kirim oleh suaminya. Tapi di dalam suasana yang gelap di rumah. Hawa dingin menyelimuti Mita yang meneteskan air matanya."Apa yang salah dari i . Kenapa Bram bisa tega dengan diriku,"ucap suara kecil Mita dengan air mata yang menets.
Mita yang tidak tahu harus bagaimana hanya bisa kembali ke kamar. Dimana dia berbaring dan menyelimuti dirinya sendiri. Di malam yang tidak terduga dengan mata Mita sendiri dia melihat . Bram bersama dengan wanita lain di sela Mita ingin mengejar suaminya. Dia bertemu dengan anjing dan orang pinsan. Kenapa hari Mita tidak berjalan lancar hari ini.
Tapi di saat Mita sedang merenung dia tertidur tanpa sadar. Di pagi hari Mta terbangun dengan kasur yang ada disampingnya tidak ada suminya. MIta tetap tegar dan beranjak membersihkan dirinya. Selesai membersihkan dirinya Mita pergi ke dapur. Mita yang menjalankan kehidupan seperti biasa saja menyembunyikan rasa sakitnya. Hanya untuk mempertahankan pernikahannya. Tapi apakah Mita bisa bertahan dengan semuanya.
Mita yang selesai membuat sarapan pagi. Mencoba menghubungi Bram, tapi tidak ada jawaban. Mita kembali terdiam, di pagi itu Mita mencari suasana yang lain. Hingga hari itu berlalu Mita dan Bram seperti tidak terjadi apa-apa.
Bram yang melihat sikap Mita yang berbeda pada umumnya hanya terdiam saja. Makanan yang di siapkan oleh Mita tidak disentuh oleh Bram karena dia mendapatkan panggilan."Sayang aku harus segera pergi ke kanto,"kata Bram yang segera pergi.
Mita yang menyusul dengan membawa bekal untuk Bram,"Tunggu dulu saynag. bawalah ini untuk kamu makan di kantor. Kamu belum sarapan tadi. AKu tidka ingin kamu sakit,"ucap Mita yang penuh kasih sayang.
Bram yang dengan santai mengambilnya dan mencium Mita. Dimana Bram naik ke dalam mobil dan segera pergi. Sampai di Kantor Bram yang menuju ruangannya, tapi di saat Bram membuka pintunya. Bram melihat selingkuannya yang bernama Jesi.
"Jesi kenapa kamu ada disini,"ucap Bram yang berjalan menghampirinya.
"Tentu saja bertemu dengan kekasihku yang tampan ini. Tapi Sayang apa yang kamu bawa itu,"ucap Jesi yang melihat ke arah bekal yang diberikan oleh Mita.
"Ini bekal dari istriku,"kata Bram dengan santai.
"Tapi aku sudah membawakan kamu bekal ini. Lalu bagaimana ini,"ucap Jesi yang terlihat sedih.
"Kenapa kamu sedih. Biar aku makan bekal kamu saja.,"kata Bram.
"Lalu bekal dari istri kamu bagaimana,"ucap Jesi.
"Kamu tidak usah khawatir, bekal ini bisa aku buang isinya dan tempatnya bisa aku bawa pulang. kebetulan aku merasa bosan dengan bekal yang dibuat istriku. AKu ingin masakan yang kamu buat,"kata Bram yang memeluk Jesi yang kemudian dia mencium bibirnya.
Dimana kemesraan yang terlihat oleh sekertaris Bram. Tapi Sekertaris itu tidak bisa berbuat apa-apa dengan apa yang dia lihat. tapi Sekertaris itu hanya bisa menutup mata dan telinganya saja.
Di tempat lain Mita yang sedang membersihkan kamar dan hendak mencuci pakaian yang dikenakan oleh Bram. Tapi saat mengambil kemeja Mita melihat sebuat tanda merah dibaju Bram. Mita yang melihat itu sedikit terkejut, tapi di dalam hatinya dia mencoba sabar dengan apa yang dia lihat.
"AKu harus kuat,"ucap Mita yang mencoba tabah.
Mita yang sudah selesai membersihkan pakaian dan rumah dengan baik. Merasa kaau dirinya merasa kesepihan. Mita yang berjalan menuju ruang kerja Bram. Dimana dia melihat sekelilingnya, tapi tiba-tiba Mita melihat ke rak dimana dai melihat album buku pernikahan mereka.
Mita yang mengambilnya dan membuak album buku pernikahan itu. Dimana Mita mengingat kenangan yang indah bersama dengan Bram. Tapi dalam hatinya Miat merasa kalau Bram sudah berubah dari saat mereka bertemu dan pernikahn mereka juga mulai retak.
"Tapi kenapa semua ini terjadi pada kelurgaku ini. Apa salahku sampai semua ini bisa terjadi padaku. Apa yang sudah aku lakukan,"kata Mita yang menghela nafasnya.
"Apa aku bertanya saja kepada Bram saja soal wanita itu, mungkin saja aku salah lihat. Bisa saja dia adalah rekan kerja atau klainnya saja,"kata Mita yang tidak mengakui kalua wanita yang bersama dengan Bram adalah selingkuhan dar Bram.
Hanya untuk mempertahankan ruamh tangga mereka tetap langgeng. Tapi Mita yang sudah membulatkan hatinya untuk bertanya."Aku akan bertanya kepada Bram nanti saat dia pulang ke rumah,"ucap Mita yang kembali mencoba tersenyum.
Mita yang mengembalikan albumnya ke rak buku. Tapi di saat Miat hendak berdiri dia merasa tidak enak badan."Kenapa lagi dengan tubuhku,"ucap Mita. Tapi tiba-tiba Mita merasa sedikit mual dan segera dia pergi ke kamar mandi untuk mengelurkan isi perutnya.
Tapi saat sudah sampai di kamar mandi Mita tidak mengeluarkan apa-apa. Tapi ada perasaan mual yang membuat Mita ingin pergi untuk mengeluarkannya."Apa aku periksa saja ya ke dokter,"ucap Mita.
Segera Mita pergi ke rumah sakit untuk memeriksa kondisinya. Mita yang sudah sampai menuggu panggilan untuk dia di periksa. Setelah namanya di panggi Mita berdiri dari kursi tunggu dan masuk ke dalam. Dimana Mita disambut oleh dokter wanita."Nyonya Mita apa keluhan anda,"ucap dokter wanita.
Mita menjelaskan kepada dokter wanita tersbeut apa yang dia rasakan. Kalau dirinya merasa tidak enak badan dan merasa ingin muntah tapi sudah sampai di kamar mandi dia sudah tidak merasakan itu.
"Sudah berapa lama anda berhubungan dengan suami anda,"ucap dokter wanita.
"Jika tidak salah saya sudah sebulan tidak berhubungan dengan suami saya. Tapi ada apa yang dok menayakan itu kepada saya,"kata Mita yang sedikit gelisah.
"Saya hanya mendoga saja kalau ibu sedang hamil 3 minggu,"kata dokter wanita.
"Apa,"kata Mita yang sedikit terkejut. Mita yang senang dan tidak percaya itu di berikan alat untuk mengetes kehamilan. Mita yang segera menuju kamar mandi untuk mengambil uris yang diminta oleh dokter wanita. Setelah selesai mengambil urinnya dia berikan kepada dokter wanita.
Dimana dokter wanita itu mengece dan langsung mengucapkan selamat kepada Mita. Kalau dirinya benar hamil, MIta sangat senang. Selesai dengan pemeriksaan itu Mita ingin memberikan kabar kepada Bram lewan telepon. Tapi tidak ada jawaban dari Bram.
Karena Mita sudah ada diluar berpikir untuk datang ke kantor Bram. Apa yang terjadi setelahnya tunggu bab berikutnya...