Mita yang sudah kembali dan memberisihkan dirinya muali berbaring. tapi Bram yang sudah tertidur tidak sedikit bergerak saat Mita berbaring di kasur. Tapi dalam tidur Mita hanya bisa terdian dengan perasaan yang tidak bisa dia katakan. Tapi disisi lain Bram yang menyadari kalau Mita kembali mengabaikannya saja. Seperti Mita tidak ada karena hatinya sudah tergantikan dengan wanita lain.
Mereka berdua yang tidur tidak saling berhadapan hanya bisa melakukan sebisa mungkin untuk tetap tidak terjadi apa-apa. Malam berganti menjadi pagi dimana Mita sudah terbangun dan menyiapkan sarapan untuk Bram. Bram yangs udah bersiap hendak pergi. Tapi Mita yang melihat itu berkata kepada Bram apa tidak mau sarapan.
Bram yang tidak merespon Mita langsung pergi dari rumah. Tapi Mita masih tidka tahu kenapa sikap Bram berubah seperti itu."Apa aku salah jika pulang terlambat,"kata Mita.
Tapi Mita masih berpikir ingin tetap bersama dengan Bram. Karena Bram masih belum tahu kalau tahu Mita sedang mengandung anak Bram."Tapi apa Bram mau mengakui anak ini,"kata Mita yang tidak tahu kenapa dia merasa semua yang dia lakukan sia-sia.
Tapi Mita masih berpikir untuk tetap bertahan. Demi anak yang dikandung mIta dia harus berpikir positif agar anak ini tidak terjadi apa-apa. Selama beberapa hari ini Mita dan Bram sedikit bersikap dingin. Mita yang selalu bertanya tidak pernah merespons perkataan Mita.
Sampai malam itu Bram yang sudah kembali Mita mulai mendekatai Bram."Sayang apa kamu mau minum teh untuk melepaskan lelah kamu,"kata Mita.
"Boleh aku sangat lelah hari ini,"kata Bram.
"Apa pekerjaan kamu berjalan lancar untuk beberapa hari ini. Smapai kamu tidak makan di rumah. AKu takut jika kamu sakit sayang,"kata Mita yang perduli dengan Bram.
"Maafkan aku sayang beberapa ini ada kontrak kerja yang harus aku urus Jadi aku mengabaikan kamu, tapi apa kamu tidak marah denganku bukan,"kata Bram.
"AKu tidak marah. Tapi lain kali kamu sarapan ya biar kamu tidak sakit. Jika tidak sempat makan aku bisa mengantarkan makanan ke kantor kamu,"kata MKta.
"Baik sayang,"ucap Bram yang kembali seperti baisa dia memeluk Mita. Tapi Mita merasa pelukan Bram sedikit ada kecangguan. Di tambah lagi Mita mencium bau parfum yang sedikit berbeda dari biasanya.
"Sayang apa kamu ganti parfum,"ucap Mita. Bram yang mendengar itu sedikit terkejut dan berkata biasa saja."Iya sayang aku mencoba parfum lain karena baunya sedikit enak,"kata Bram yang menyembunyikan kebenarannya.
Mita yang tahu kalau Bram sedang berbohong hanya menganggu saja. Mita yang kembali duduk di samping Bram."Sayang aku mau memberitahukan kabar baikk untuk kamu,"kata Mita yang dengan wajah tidak sabaran.
"Kabar apa yang ingin kamu sampaikan kepadaku,"kata Bram yang sedang menuggu.
"Tapi aku tidak tahu apa kamu suka atau tidak. Sebenarnya kau ingin memberitahu kamu setelah memeriksa waktu itu. Tapi aku lihat kamu sedang sibuk aku jadi undur beberapa hari. Tapi saat aku ingin mengatakannya kamu terlalu sibu jadi aku tidak memberitahukan kamu,"kata Mita yang sedikit sedih.
"Maafkan aku Mita. Sekarangkan kita bisa bicara. jadi kabar apa yang ingin kamu sampaikan kepadaku. AKu tidak sabar,"kata Bram yang berakting lagi.
"AKu hami Bram,"kata Mita.
"Apa,"ucap Bram yang terkejut.
"Apa kamu serius dengan apa yang kamu katakan. kalau kamu hami anaku,"kata Bram lagi yang tidak percaya.
"Iya aku hamil sudah satu bulan,"kata Mita yang melihat dengan wajah penuh sakih sayang.
"AKu akan menjadi ayah,"kata Bram yang berubah dan mengelus perut Mita yang mengandung anaknya.
"Sebentar lagi aku menjadi ayah. Maaf ya sayang aku tdiak tahu jika kamu hamil karena terlalu sibuk aku sampai mengabaikan kamu. Tapi aku sangat senang dengan kabar ini,"kata Bram yang menyembunyikan perasaannya.
Tapi setelah Mita memberitahukan kebenarannya Bram sedikit ada perubahan dia selalu ada untuk Mita. Tapi di tempat lain Bram maish bersama dengan Jesi selingkuhannya.
Di kantor Bram yang bersama Jesi mereka bermesraan. "Sayang kenapa beberapa hari ini kamu tidak mengunjungiku apa terjadi masalah,"ucap Jesi yang manca.
"Maafkan aku Sayang.Istriku sedang hami jadi aku harus ada untuk dia. Tapi akmu tidak kesepian bukan saat aku tidak ada,"kata Bram yang berkata mesra dan lembut.
Jesi yang mendengar itu sedikit terkejut dan kemudian dia melihat ke arah Bram."Tadi apa yang kamu katakan sayang. Istri kamu hamil,"kata Jesi yang seperti tidak suka.
"Itu bener. Tapi kenapa kamu terlihat tidak suka,"kata Bram yang menatapnya.
"Bagaimana aku tidak suka. Kamu tahukan kalau aku juga hamil anak kamu. AKu datang ke sini mau minta pertanggung jawaban kamu. Aku tidak mau kalau anak kita tidak memiliki ayah,"kata Jesi yang juga sedang hamil.
"Apa yang kamu katakan tadi, kamu hami anakku. APa kamu tdiak berbohong Jesi,"kata Bram yang saat itu langsung memeluk Jesi. Berbeda dengan Mita dia tidka langsung memeluknya tapi masih ada ke raguan di hatinya untuk menerima anak dari Mita.
"Jadi apa yang harus aku lakukan Bram,"kata Jesi yang menangis dipelukan Bram.
"Kamu tenang saja aku akan membuat dia menceraikan aku,"kata Bra.
"Tapi Bram jika kamu bercerai aset kamu harus berbagi dengan istri dan anak kamu. Kalau kamu memberikan aset kamu kepada isri kamu. Apa yang didapatkan oleh anaku,"kata Jesi.
Bram yang memikirkan itu sejenak terdiam. smapai Jesi memberikan usulan kepada Bram."Bagaimana jika kita bunuh saja istri dan anak dia. Kalau tidak kita buat suaau drama kalau anak yang dikandung oleh istri kamu itu bukan anak dari kamu. bagaimana Bram,"kata Jesi sambil dia duduk dipangkuan Bram.
"Itu ide yang bagus tapi bukan itu terlalu kejam bukan,"kata Bram yang juga tidak perduli dengan semua yang sudah dialakukan bersama dengan Mita. KArena selama ini Bram menikah dengan Mita hanya untuk mendapatakn keuntungan saja.
"AKu akan pikirkan apa yang kamu katakan. Jadi kamu tunggu saja, kabar baik dariku ya sayang,"kata Bram yang mencium bibir Jesi. Tapi di tempat laim Mita yang sangat senang dengan perubahan Bram setelah dia mengandung anaknya.
"Aku tidak sabar untuk bertemu dengan Bram. Apa aku bertemu dia dikanror saja,"kata Mita. Yang saat itu hendak ingin bertemu dengan Bram. Tapi ada perasaan yang membuat dia merasa gelisah.
Mita yang sedikit ragu untuk pergi melihat cuaca yang tidak bagus. jadi dia tidak pergi ke kantor Bram. Setelah Mita masuk hujan turun dengan sangat deras.
"Wah hujannya deras sekali. Tapi apa Bram bisa pulang ya dengan cuaca yang tidak mendukung ini,"kata Mita yang hendak untuk menghubungi Bram. Tapi ttidak ada jawaban dari Bram.
"Apa tidak ada sinal disana karena hujan turun dengan deras apa,"kata Mita yang mengelus perutnya yang sudah mulai membesar. Mita yang berjalan masuk dan menuju dapur. Tapi di saat dia hendak mengambil air putih tangannya sedikit licin dan membuat gelas yang dia pegang jatuh.
Tapi tiba-tiba mati padam yang membuat Mita sedikit terkejut."Kenapa mati disaaat seperti ini. Apa terjadi pemadaman,"kata Mita yang merasa gelisah. Apa yang terjadi setelah itu?....