Chapter 8 - keluarga

Dihadapan ku muncul , sosok yang sangat cantik , dengan rambut coklat panjang yang hampir sama sepertiku , serta kulit putih lembut , dan mata coklat, memberikan fitur wajah yang cantik dan lembut.

Dia tidak lain adalah 'Yoo sangah ' salah satu karakter yang memiliki peran yang penting dari awal cerita Sampai akhir , kenapa dia bisa mengenalku?.

Tunggu, jika di pikir-pikir penampilanku mirip dengannya, kenapa aku tidak menyadarinya? , Tapi... apa itu benar?

"Jiwoon?"

"Apa kau Yoo jiwoon?"

Saat dia melihat wajahku dengan jelas , dia langsung berlari ke arahku dan langsung memelukku dengan erat.

Wangi parfumnya terhirup olehku , pelukannya yang erat dan penuh kekhawatiran mengejutkan ku karena aku tidak pernah merasakannya.

"Syukurlah kau selamat..."

"Aku sangat mengawatirkan mu..."

"Aku senang sangat senang kau selamat..."

Aku masih tidak bisa memproses apa yang terjadi , dan Yoo sangah saat ini masih memelukku , sambil seolah akan menangis.

Aku mencoba mengetesnya dengan memanggilnya Noona.

"Em...Noona?"

"Ya?"

"A-apa kau Yoo sangah?"

Suaraku tergagap. Dia menjawab.

"Apa yang kau katakan tentu saja ini aku, Noona mu"

"..."

Dia masih memelukku , aku tidak pernah berpikir bahwa pemilik tubuh ini adalah adiknya.

Pantas saja orang yang berbicara denganku membicarakan dia.

***

Setelah pelukan yang lama akhirnya dia melepaskan ku , bahkan tubuhku bisa terasa sakit.

"...jadi...bagaimana kau bisa selamat, apa kau..."

Yoo sangah, tidak noona tampak ragu saat bertanya padaku. Aku menjawabnya supaya dirinya tidak berpikiran yang aneh.

"Tenang saja kebetulan aku menemukan kecoa jadi aku membunuhnya."

"Huuu... syukurlah kau tidak membunuh seseorang , aku terus menelepon mu beberapa kali..."

Dia meneleponku? Sepertinya jaringan pun ikut terputus.

"Dan bukankah itu yoseol?"

-angguk

"Bagaiman dia bisa selamat?"

"Ah! Kebetulan kecoak yang kutemukan lebih dari satu, jadi aku memberikannya padanya."

"Kau orang yang baik..."

Noona berbicara sambil menepuk kepalaku, dia melakukan itu sambil mendongkak ke atas. Perbedaan tinggi badan kami cukup jauh...

Tapi kenapa dia memperlakukan ku seperti anak kecil?, aku tahu Yoo sangah adalah orang yang baik dan lembut , tapi ini... Terlalu...

Apa...aku membayangkan jiwoon yang asli sangat manja padanya, ugh...membayangkannya saja membuat diriku merasa mual.

Saat kami sedang berbincang, beberapa orang menghampiri kami , mereka adalah wajah yang akrab.

Noona memperkenalkan mereka , dan seperti dalam novelnya itu tepat , Lee gilyoung, Lee hyunsung , dan Jung hewoon.

Gilyeong, adalah seorang anak dengan rambut acak-acakan dan wajah polos tapi terdapat kewaspadaan dalam dirinya , lalu Lee hyunsung dengan tubuh kekarnya dan hati murni nya , lalu Jung heewon dengan wajah pemberani nya.

Mereka persis seperti dalam cerita aslinya.

Lalu Noona mengenalkan diriku.

"Dan perkenalkan, dia Yoo jiwoon adikku..."

"Salam kenal."

Aku berbicara sambil sedikit membungkuk, untuk memberikan kesan sopan.

"Ah! Apa kau adalah adik Yo sangah-ssi? Kalian benar-benar mirip bahkan sifat lembut kalian, semoga kita bisa akrab, panggil saja aku 'heewon Noona'."

Ucap heewon sambil menjabat tanganku, aku menerima jabat tangan nya dan terasa banyak goresan di telapak tangannya , sepertinya dia telah banyak mengalami masa sulit.

"Hm? Tanganmu di penuhi oleh goresan dan luka oh lalu ada beberapa plester juga di wajahmu , kau sepertinya mengalami hal yang sulit..."

Sebaliknya jung heewon yang mengatakan itu padaku. Tidak kuperhatikan tapi lenganku memiliki beberapa luka goresan.

Yoo sangah yang mendengar itu langsung memeriksa telapak tanganku.

"Heewon-ssi benar, apa yang terjadi kenapa begitu banyak luka di tubuhmu?"

Ugh...aku tidak tahu harus menjawab apa...

"A-aku kebetulan bertemu dengan monster saat menuju ke sini..."

"Oh! Apa itu tikus tanah raksasa?"

Heewon bertanya.

"Em...ya begitulah..."

"Aku tahu mereka sangat menyebalkan ... Tapi bagaimana kau mengalahkan mereka?"

"Aku menggunakan itu..."

Aku menunjuk pedang yang sedikit berkarat di dekat yoseol yang tertidur.

"Kau menggunakan ini? Apa kau bisa menggunakan pedang ? Kau bisa melakukan Kendo?"

Sejumlah pertanyaan keluar dari mulut heewon , dan aku tidak  tahu harus menjawab apa.

"Um...heewon-ssi dia mungkin sudah sangat kelelahan dan setidaknya kita harus membiarkannya beristirahat terlebih dahulu..."

Kata hyunsung sambil berbicara dengan nada tidak enak. Dan menepuk bahu heewon.

'terima kasih.'

Aku berbicara dalam hatiku tapi sepertinya hyunsung mengerti dan mengangguk pelan, apa ekspresi ku mudah di baca?

Duduk di bangku bersebelahan dengan yoseol, aku berbicara sebelum tertidur.

"Ah! Kalian bisa memakan ini jika mau , aku membawa terlalu banyak." Ucapku sambil menunjukan 3 kantung plastik besar berisi makanan.

"Apakah boleh?"

— angguk

Dan mereka tampak senang dan mengambil beberapa makanan, itu hanya sedikit.

"Terimakasih Hyung..."

Ucap Lee gilyoung , sepertinya masih ada sedikit kewaspadaan darinya , tapi tidak apa-apa.

"Iya sama-sama, dan... Hyunsung-hyung bisakah kau menjaga kami sebentar , aku akan menjagamu nanti."

"Tidak apa-apa serahkan padaku."

Ucap hyunsung dengan semangat, aku tidak bisa lagi menahannya dan akhirnya tertidur lelap.

Dan Yoo sangah, Lee gilyoung, dan Jung heewon ikut tertidur.

***

"Hei!"

"Apa benar kau memonopoli makanan?"

"Padahal kita semau kelaparan, kenapa kalian begitu serakah."

"Masa kalian saja yang memakannya?

"Apa kau manusia?"

...

"Ugh..."

Suara banyak orang membangunkan ku , dan aku melihat banyak orang berkumpul mengerumuni kami.

Sepertinya adegan ini pernah terjadi dalam novelnya ataupun Versi Webtoon nya.

'mereka adalah orang yang merepotkan

Aku melihat kelompok kami tampak kewalahan menghadapi mereka , bahkan yoseol juga ikut menahan mereka.

Sialan , kenapa orang ini selalu menggangguku, mereka cukup banyak , dan aku juga lupa apa yang 'dokja'(protagonis) katakan saat ini.

Hu....

Menghela nafas akhirnya aku membuka mulutku.

"Diamlah."

Semua orang tampak kaget dengan kata-kataku.aku melanjutkan.

"Kalian bilang bahwa kami harus membaginya dengan kalian?"

"Memangnya siapa kalian bagiku?"

"Keluargaku?"

"Temanku?"

"Kolegaku?"

"Aku bahkan tidak mengenal kalian , dan kalian seenaknya meminta makanan pada kami."

" Dunia ini sudah , berubah,aku bukan orang baik yang mau menyelamatkan kalian atau bahkan rela berkorban demi kalian."

"Jika kau mau makanan maka kau harus memberikan sesuatu untuk itu."

"Aku mempertaruhkan nyawaku untuk mengambil ini , dan bagaimana dengan kalian? Kalau hanya diam saja di sini dan menunggu lalu meminta jatah."

"Jika kalian mau makanan dariku maka bayar lah dengan koin, kau pikir semua itu gratis."

Aku berbicara cukup panjang dan orang-orang tampak kaget dengan kata-kata ku.

"Ta-tapi kami tidak memiliki koin..."

"Lalu apa urusannya dengan ku? Kau pikir aku sukarelawan?"

Bahkan orang di sekitarku cukup kaget mendengar itu.

"Se-setidaknya berikan kami sedikit , kau rela orang-orang mati kelaparan karena mu?"

"Nggak mau."

"Ji-jiwoon jangan bilang kau mau menjual makanan nya?"

Heewon bertanya dengan ragu. Dan aku mengangguk pelan.

" Dengar semua jika kalian ingin makanan bayarlah dengan 50 koin."

* * *

Orang orang kini mulai bubar dan mereka tampak mendiskusikan sesuatu.

"Jiwoon apa keputusan ini baik-baik saja?"

Yoo sangah bertanya padaku dengan ragu-ragu.

"Noona? Tenang saja itu akan baik-baik saja ,"

"O-oke..."

Kebetulan yang lain sedang tidur, dan hanya kami berdua yang saat ini terjaga.

"Um... ngomong-ngomong jiwoon? Kenapa akhir-akhir ini sikap mu berbeda dari biasanya?"

Ugh...aku tidak pernah berpikir bahwa dia akan bertanya seperti ini , bagaimana aku harus menjawab...

"...apa yang Noona bicarakan?"

"Entah kenapa sikap mu akhir-akhir ini terasa lebih dingin... Apa sesuatu terjadi?"

"..."

Aku tidak menjawab karena tidak tahu harus bagaimana , dan tiba-tiba Yoo sangah sudah berada di depan wajahku.

Sontak aku kaget dan langsung menjauh, apa yang terjadi , dalam cerita aku tidak pernah melihat sifatnya bisa seperti ini?

"Jiwoon , aku sudah merawatmu sejak lama , aku tahu ada yang salah dengan mu bicaralah..."

"A-aku hanya sedikit terkejut... tiba-tiba saja dunia ini...um..."

Kata kataku berbelit-belit, aku terus mencari kata kata untuk ku ucapkan padanya, dan akhirnya Yoo sangah menyela ku.

"Tidak apa-apa, walaupun dunia ini sudah berubah... Tapi aku akan tetap melindungimu."

"..."

Saat seperti ini aku teringat , kata kata terakhir dari jiwoon.

"Tidak noona , kau sudah terlalu banyak melindungiku , kini giliran ku untuk melindungimu."

Wajah Yoo sang ah terlihat kaget dengan kata-kata ku dan tak lama setelah itu tersenyum ke arahku.

"Kau sudah semakin dewasa..."

Ucapnya sambil membelai kepalaku. Rasanya aneh...sungguh.

To be continued