Itu si Mba Rani, dia adalah orang yang suka banget bantu ibu gw dalam kondisi apapun. Tanpa dia, mungkin ibu gw nggak dapet ilmu yang banyak tentang jualan ini. Siapa yang berpikir itu adalah orang yang nabrak gw waktu itu? Orang gw ketemu nya sama Mba Rani. Mba Rani adalah anak dari tetangga sebelah rumah gw. Dia sedang kuliah jurusan Manajemen Katering di kampus ternama. Dia juga suka bikin kue, dan dia sering ngajarin ibu gw. Mba Rani adalah orang yang baik dan ramah. Dia selalu senyum dan sapa ke gw, meskipun gw cuek aja. Dia selalu tawarin bantuan ke gw, meskipun gw tolak aja. Dia selalu peduli sama gw, meskipun gw acuh aja.
"Halo mba, lagi nganggur?" tanya gw sambil mendekati Mba Rani yang ingin masuk ke toko baju.
"Oh hai, laku jualannya? Denger-denger, omsetnya udah banyak ya? Alhamdulillah." jawab Mba Rani sambil tersenyum.
Mba Rani mengurungkan niatnya untuk masuk ke toko baju setelah melihat gw, mungkin dia menghormati lawan bicaranya. Mba Rani justru mengajak ke gerobak gw yang ditaro di parkiran khusus toko bajunya.
"Gimana kabar ibu mu? Sehat sehat aja kan? Udah ada rencana mau buka cabang ketiga denger denger ya." kata Mba Rani sambil menarik tanganku.
"Alhamdulillah mba, kan berkat ilmu dari mba." kataku sambil mengikuti Mba Rani.
"Ah, nggak juga sih. Aku masih belajar juga kok. Lagian, kuliah itu nggak segampang yang dibayangkan. Banyak tugas dan ujian yang bikin pusing." keluh Mba Rani.
"Hahahaha mba, bisa aja. Mba kan ilmunya banyak, pasti mba juga lebih maju dong."
"Engga Dhan, buktinya ibu kamu yang lebih baik. Jangan gitu ya, kita sama sama sedang berusaha kok. Alhamdulillah bisnis mba berjalan dengan lancer disamping mba juga kuliah. Lumayan lah untuk jajan mba."
"Mba, mau belanja baju apa? Mau belanja banyak ya? Oh iya mbak, aku harus jalan lagi nih. Udah sisa dikit, jadi aku izin jalan lagi y amba."
"Kamu juga harus semangat dan berusaha ya. Kamu masih muda, kamu harus punya mimpi dan cita-cita yang tinggi. Jangan biarkan apapun menghalangi kamu untuk mencapai impianmu." kata Mba Rani bijak.
"Terima kasih ya mba, atas nasihatnya. Aku juga berharap mba bisa mencapai cita-citanya. Mba kan pengen punya usaha katering sendiri." Kata gw sambil tersenyum.
Mba Rani masuk ke toko baju, dan gw melanjutkan perjalanan nganter kue. Gw merasa terinspirasi oleh Mba Rani, bagaimana dia bisa menjalani kehidupannya dengan semangat dan tekad yang tinggi. Dia telah berhasil membangun bisnis kulinernya dan selalu membantu ibu. Gw mulai menyadari pentingnya memiliki mimpi dan tekad yang kuat untuk mencapainya.
Saat mengantar kue, gw terus memikirkan percakapan gw dengan Mba Rani. Gw ingin menjadi lebih baik, lebih bersemangat, dan lebih berusaha seperti dia. Meskipun perjalanan untuk mengatasi trauma kecelakaan masih panjang, gw yakin dengan dukungan dan semangat diri sendiri, gw akan bisa melewati rintangan tersebut. Melanjutkan Kembali ke kantor pak Andi, sesampainya disana gw disambut dengan senyum hangat oleh pak Andi.
"Kue pesananku sudah sampai, ya? Terima kasih, Nak. Kamu memang anak yang rajin dan bertanggung jawab," puji pak Andi.
Gw merasa senang mendengar pujian pak Andi. Pak Andi adalah pelanggan ibu yang baik dan ramah. Dia selalu memesan kue dari ibu gw dan memberi gw tip yang besar.
"Sama-sama, Pak. Saya senang bisa mengantar kue ke sini," kata gw dengan sopan.
Pak Andi menarik nafas dan berkata, "Oh iya, hati hati ya. Kamu kan masih harus mengantar kue ke tempat lain. Pesanan sudah habis ya? Saya yang terakhir? Seperti biasa ya?"
"Kalau begitu saya pamit dulu ya, Pak. Terima kasih atas waktunya."
Pak Andi mengangguk dan berkata, "Sama-sama, Nak. Terima kasih atas kuenya. Semoga kamu selalu sehat dan sukses."
Sudah lengkap nih, alhamdulilah. Bersyukur akhirnya, selesai juga akhirnya mengantar kue kue ini ke beberapa lokasi. Gw mengecek pesanan kue yang ada di kertas kecil yang ibu gw berikan. Semua sudah terkirim dan tidak ada yang bermasalah. Gw merasa lega dan senang. Gw berhasil menyelesaikan tugas gw dengan baik dan membuat ibu gw bangga.
Gw mendorong gerobak gw menuju rumah. Gw ingin segera bertemu dengan ibu gw dan memberitahu bahwa gw sudah selesai mengantar kue. Gw berjalan dengan hati-hati di trotoar, menghindari kendaraan yang lalu lalang. Gw menikmati pemandangan kota yang ramai dan indah. Gw melihat banyak orang yang beraktivitas di sekitar gw. Ada yang berjualan, ada yang belanja, ada yang bekerja, ada yang sekolah, ada yang main, ada yang ngobrol. Gw merasa senang melihat mereka. Mereka semua punya mimpi dan cita-cita yang berbeda-beda. Mereka semua berusaha untuk mencapai impian mereka.
Gw juga pengen punya mimpi dan cita-cita. Gw ingin menjadi orang yang sukses dan membahagiakan. Gw ingin bisa mengatasi trauma kecelakaan yang pernah gw alami. Gw ingin bisa hidup dengan bahagia dan damai. Gw terus berjalan dengan semangat dan tekad. Gw yakin bahwa dengan usaha dan doa, gw bisa mencapai mimpi gw. Gw yakin bahwa dengan dukungan dan kasih sayang ibu gw, gw bisa melewati rintangan gw. Gw yakin bahwa dengan cinta dan rahmat Allah, gw bisa hidup dengan baik.
Sesampainya di rumah, ibuku sudah menunggu dengan senyum hangatnya. "Bagaimana hari ini, Dhan? Semoga usahamu lancar ya," ucapnya dengan penuh kasih.
Gw mengangguk dan tersenyum, "Alhamdulillah, Ibu. Semuanya lancar. Oh iya, tadi aku bertemu dengan Mba Rani. Dia memberikan semangat dan nasihat yang bagus untukku."
"Mba Rani memang anak yang baik, sayang. Kamu juga harus semangat sekolahnya ya. Ibu harap kamu sekolahnya dapet nilai bagus ya. Doain ibu juga, semoga buka cabang tokonya berjalan dengan baik."
Gw merasa senang mendengar pujian ibu gw. Ibu gw adalah orang yang paling berarti bagi gw. Dia adalah orang yang selalu ada untuk gw di saat suka dan duka. Dia adalah orang yang selalu memberi gw semangat dan motivasi. Dia adalah orang yang selalu mengorbankan segalanya untuk gw. Gw mengecek hape dikamar, dan melihat ada notif. Alhamdulillah, ibu sudah membelikan kuota. Akhirnya bisa bersosial media deh.
Gelak tawa riang menggema di kamar ketika melihat notifikasi kuota baru dari ibu. Senyum bahagia terpancar di wajah, tak sabar rasanya ingin segera bersosial media. Gw melihat kembali pesandari ibu yang selalu hangat dan penuh cinta,
"Semoga kuota ini membantumu bersenang-senang dan tetap terhubung dengan teman-temanmu, sayang. Jangan lupa juga mengatur waktumu dengan bijaksana, ya. Love you, nak."
Seperti biasa, kata-kata ibu selalu menyentuh hati. Keberadaannya membuat dunia ini terasa lebih indah dan hangat. Ibu adalah sosok penuh inspirasi bagi. Terlepas dari kesibukannya, dia selalu menyempatkan waktu untuk memberiku dukungan dan semangat.
Loh loh tunggu tunggu, ini siapa ya? Nama instagramnya. Hm, ternyata sudah 3mingguan gw ga bersosial media ya. Soalnya gada kuota. Jessica Putri nama instagramnya, follback ga ya? Apa nanti aja, follback sekarang aja deh. Kasian dia, mungkin sudah menunggu 3 minggu. Gw follback aja, dan coba ah gw chat ini orang.