Wanita itu, memeluk riko seperti seorang ibu yang merindukan anaknya. Pelukan erat itu membuat riko sedikit sesak nafas, tapi riko masih terlihat bingung dengan keadaan itu. Dan wanita itu terus memanggil riko dengan nama 'Bayu', riko mulai sedikit menolak pelukan itu. Karena riko tau wanita itu salah orang, lalu seorang pria dari belakang menarik bahu wanita itu.
"Mah kamu salah orang, dia bukan bayu anak kita. Mah kamu sadarlah, kamu salah orang."
Wanita itu secara perlahan mulai melepaskan pelukannya, dia terlihat sangat sedih ketika melihat riko. Dia terduduk di tanah dan tangisannya tidak berhenti, seperti seorang ibu yang kehilangan anaknya.
"Maaf ya dek istri om salah orang, mah ayo kita pulang nanti banyak orang yang melihat. Maaf ya dek, ini uang jajan buat kamu..."
"Tidak usah om, tidak apa-apa. Kami pulang dulu kalau begitu.."
Wanita itu masih duduk di tanah sambil memeluk suaminya, riko hanya terdiam dan bingung sambil berjalan menjauhi wanita itu. Riko menoleh ke belakang, dan wanita itu mulai berjalan menuju ke arah yang berlawanan.
"Kasihan ya mbak-mbak itu, mungkin anaknya mirip kamu hahaha."
"Huss, jangan mengejek kamu kasihan mbak-mbak itu."
Riko dan fadli menuju lapangan dan bermain dengan teman sebaya yang lain.
>>>
"Mah kamu jangan gitu lagi ya, kamu harus bisa mengikhlaskan bayu biar dia tenang di sana."
"Maaf pah, anak itu mirip dengan anak kita jadi aku spontan memeluknya. Aku kangen dengan bayu, aku tidak menyangka bayu akan pergi secepat ini."
"Iya mah, aku juga kangen sekali dengan bayu. Tapi anak yang tadi memang mirip seperti bayu, tapi bayu sudah meninggal mah kita harus mengikhlaskannya."
"Setelah ini kita ke pemakan bayu ya pah, aku ingin mendoakannya di sana."
Suami istri yang saling menguatkan, mereka baru saja mengalami suatu kejadian yang berat bagi orang tua manapun. Anak tersayangnya telah meninggal, karena suatu penyakit yang sangat sulit untuk di sembuhkan. Penyakit kanker hati telah merenggut buah hatinya, tentu saja hal itu sangat berat bagi seorang ibu yang mengandungnya.
Suami bernama Adi Prasetya, dia merupakan seorang pegawai kantor di bagian marketing. Istrinya bernama Reni Widiyanti, dia merupakan pemilik toko busana wanita dan juga seorang desainer biasa. Anaknya bernama Bayu Widi Prasetya, anaknya telah meninggal di usia sebelas tahun.
Hari demi hari, reni selalu kepikiran tentang anak itu (riko) karena wajah dan tubuh hampir mirip seperti bayu anaknya. Reni selalu memeluk foto terakhir bayu ketika masih hidup, pikirannya tidak tenang dan gelisah sepanjang hari.
Reni mulai berfikir, untuk mencari keberadaan anak itu(riko) tanpa sepengetahuan suaminya. Di pagi hari rabu, reni berangkat mengendarai mobil menuju ke tempat pertama kali bertemu dengan riko. Reni mulai mencari informasi tentang keberadaan riko, tidak membutuhkan waktu lama usahanya mulai menemui titik terang. Seorang warga, menunjukkan tempat tinggal riko sesuai dengan ciri-ciri yang di sebutkan oleh reni.
Reni mulai mengendarai mobilnya dan berhenti di sebelah pertigaan, reni mulai mengamati sekitar dan dia melihat sebuah warung kecil yang di sebutkan oleh warga yang di temuinya.
Reni mulai melihat riko di warung kecil itu, dia sedang melayani pembeli di warungnya. Wajah Reni memerah dan mulai meneteskan air mata, karena melihat riko yang memang hampir mirip seperti bayu anaknya. Dia tidak kuasa menahan air matanya, rasa rindunya dengan anaknya semakin dalam ketika melihat riko. Tapi dia tidak berani menghampiri riko, karena reni berfikir hal itu mungkin akan menakutinya.
Dengan berat hati reni pergi dari tempat itu, dia mengendarai mobilnya sambil menangis. Lalu reni menuju ke tempat seperti cafe di daerah itu, reni terus berfikir tentang kedepannya. Dia tidak mungkin seperti ini terus, rasa kesedihan itu sangat sakit untuk di rasakan bagi reni.
Terlintas di pikirannya untuk mengadopsi riko, namun reni merasa bimbang dengan perasaannya. Reni tidak bisa membayangkan apa yang akan di katakan suaminya, suaminya pasti menolak untuk mengadopsi anak. Tapi reni berfikir akan mencoba untuk meyakinkan suaminya, reni kemudian pergi untuk pulang ke rumah untuk menunggu suaminya pulang.
>>>>
Di malam hari sekitar jam tujuh malam, riko bertanya kepada nenek tentang sekolahnya. Meski sedikit takut, riko telah siap menerima jawaban apa pun yang terjadi.
"Nenek, aku mau bertanya... Apa aku bisa melanjutkan sekolah ke smp?"
"Ya tentu saja bisa nak, kenapa kamu bicara seperti itu?"
"Biaya masuk smp kan mahal, apa nenek tidak keberatan? aku kasihan sama nenek, nenek pasti kesusahan cari uangnya."
"Tidak apa-apa nak, tadi ibunya fadli datang dan mau membantu nenek mengurus berkas ke kelurahan agar di beri bantuan untuk kamu sekolah. Kamu yang semangat belajarnya biar pintar, agar kamu dapat pekerjaan yang lebih baik di masa depanmu. Kalau soal uang nenek masih bisa usaha, Tuhan pasti memberi rejeki bagi hambaNya yang berusaha, jadi kamu harus selalu berdoa yang rajin."
"Iya nek, aku akan semangat sekolah demi masa depanku. Aku doakan nenek tetap sehat, nenek juga harus sering istirahat jangan sampai kecapekan terus."
"Terimakasih cucuku tersayang, nenek sayang riko."
Keheningan malam itu di hiasi dengan canda tawa riko dan nenek, meski hidup dalam kesederhanaan mereka tetap merasakan kebahagiaan.
Di sisi lain, perdebatan telah terjadi di antara reni dan adi tentang reni yang ingin mengadopsi riko.
Perdebatan itu terus berlanjut sampai malam....
>>>>>>>>>>
PERHATIAN
Maaf ya... ini adalah cerita fiksi bukan bermaksud untuk menyinggung atau melanggar norma sosial ataupun norma agama.
Cerita ini terinspirasi dari sebuah kisah nyata tapi juga di campur dengan cerita fiksi, beberapa nama tokoh hanyalah karangan BUKAN di tujukan untuk seseorang dengan nama yang sama.
Kisah nyata? : ya benar, tapi hanya judul dan alurnya di belokkan atau hanya penambahan beberapa adegan saja. Bisa di katakan kalau cerita ini semi fiksi,
Anak-anak dibawah 18 tahun dilarang membaca!!!