Jdummm....
Bummm....
Saat perjalanan ku masuk ke ruangan bawah tanah, aku masih bisa mendengar pertempuran Anastasia dari bawah sini.
"Sepertinya dia mengeluarkan semua kekuatan nya. " Kata ku sambil menuruni tangga, setelah turun cukup jauh, aku akhirnya sampai ke sebuah ruangan dengan banyak sel seperti ruangan penjara.
Didalam sana banyak sekali elf yang terkurung di di sel penjara.
"Nampaknya, para penduduk sudah di pindahkan semua ke penjara ini. " Aku berjalan melewati sel sel penjara, dan melihat penghuni di dalam nya yang nampak tersiksa. Tak pandang bulu semua dari lelaki perempuan sampai anak anak dipenjarakan disini.
"Aku pasti akan menghentikan semua ini. "
Setelah sampai di ujung ruangan penjara, aku sampai di sebuah ruangan dengan pintu kayu yang besar. Disaat aku membuka pintu itu, aku terkejut, disana akhirnya aku menemukan pria bertopeng dan orang-orang berjubah lainnya.
Tidak hanya itu, aku juga akhirnya tau tentang nasib para penduduk desa yang diculik, mereka semua dikumpulkan disini, dibunuh, lalu darah mereka dijadikan persembahan. Didalam ruangan itu tergeletak banyak mayat para penduduk yang sudah mereka bunuh.
"Kakak.... to.. long... " Ucap seorang anak kecil yang di lehernya sudah diacungkan pisau oleh si pria bertopeng.
"Tidak.... tidak... " aku berlari mencoba meraih anak itu. " disaat tangan ku akan mencapai nya.
Srashhh..
Pria itu menggorok leher anak itu, lalu melemparkan nya ke tumpukan mayat warga desa yang lain. Aku pun hanya diam membeku setelah melihat itu.
"Hahahaha.... nampaknya kau tidak bisa menyelamatkan siapapun ya... " Ejek lelaki itu sambil mengoleskan darah ke topengnya.
Amarah pun mulai muncul di dalam diriku, saat ini aku ingin menebas semua yang ada di ruangan ini tanpa bersisa. Aku berusaha untuk menekan amarah ini, aku pun melompat mundur mengambil pedang ku lalu siap untuk bertarung.
Pria bertopeng itu menjentikan jarinya, seketika orang-orang berjubah mulai berlari menyerang ku.
Srashhh....
Citing...
Aku berhasil menahan semua serangan dan membunuh mereka semua.
"Jadi kau setega itu ya...., bagus lah ini akan menjadi lawan yang seimbang untuk tuan kami. "
Setelah mengatakan itu, pria bertopeng itu lali lompat ke sebuah wadah yang berisi banyak darah. Tak lama munculah seorang pria yang berjalan keluar dari genangan darah tadi, dia memiliki sosok pria kekar dengan tanduk dan ekor seperti iblis.
"hahaha, terimakasih pengikutku... sekarang aku akan menguasai dunia ini. "
"Itu Rudra, salah satu bawahan ku saat masih menjadi raja iblis. " Kata Himari.
"Anak buah mu ya... kalau begitu mari kita kembalikan dia ke neraka. "
Tanpa basa-basi, Rudra melemparkan bola bola api kearah ku, tapi dengan mudah aku bisa membelah semua serangan nya.
Dia pun melesat lalu menyerang ku dengan tinjunya, aku pun menangkis nya dengan pedang ku. Kami pun saling beradu kekuatan dan menatap satu sama lain.
" Boleh juga kamu, siapa namamu?. "
"Nian."
"Nian ya.. aku akan mengingat nya. "
"Iya itu kalau kau masih hidup untuk mengingat namaku, iblis sialan. "
Kami berdua pun melompat mundur, lalu bersiap untuk saling melancarkan serangan.
Sambil berlari, Rudra kembali melancarkan serangan bola apinya, aku pun menangkis serangan itu dengan ice wall.
Setelah itu kami berdua saling bertukar serangan, Sampai akhirnya aku menemukan celah untuk menyerang Rudra, Aku pun melesat kebelakang nya, mengayunkan pedang bersiap untuk melakukan serangan telak padanya, tapi tiba-tiba kaki ku dipegang oleh sesuatu.
Saat kulihat, itu ternyata mayat anak kecil yang tadi sedang memegang kakiku.
"Kakak.... kenapa kamu tidak menyelamatkan ku... "
Melihat kesempatan, Rudra pun segera menghindar.
"Lihatlah, aku bisa mengendalikan anak ini loh.. sungguh anak yang malang. "
"Cukup... sekarang aku akan menghabisi mu... "
Setelah melihat Rudra yang mempermainkan mayat anak itu, amarah ku sudah tak terbendung.
Aku pun mengamuk sejadi jadinya.