Givanny Maharani van Alvian mendeklarasikan dirinya sebagai Pemimpin tertinggi Kekasairan Giyanti. Givanny merupakan saudara dari Giyanti.
Givanny dan para Fraksi Bangsawannya mengumpulkan masyarakat dan seluruh Fraksi Kekaiasran lalu melakukan Pidato "Aku, Givanny Maharani van Alvian akan meneruskan tahta dari Adik Tersayangku, Giyanti. Aku tidak akan memakai gelar Alvian, dan menjadi Givanny van Maharani, dan menurunkannya kepada Anakku Elvanny Maharani van Alvian, Kekuasaanku akan berakhir sampai Keponakan tersayangku, Eschall von Maharani tumbuh dewasa dan mampu memegang tahta".
Dengan begitu, pada Keseokan harinya, Givanny telah di angkat dan menjadi Penerus Tahta Kekaisaran. Sorakan meriah terjadi dimana-mana dan senyuman kegembiraan terlihat di seluruh faksi Bangsawan.
Givanny mulai membuat peraturan baru dan melakukan pembersihan kekaisaran dengan menghukung siapa saja yang tidak mengikuti peraturan darinya.
Iapun mengumpulkan seluruh faksi bangsawannya di ruang persembunyian, dan merencanakan pembunuhan atas Eschall agar tahta akan selalu berada di tangannya.
Gul Cane van Bovian akan bertugas dalam pembunuhan dari Eschall, mereka pun merencanakan untuk melakukan serangan saat Eschall berangkat ke Kerajaan Primal Exodus.
Primal Exodus adalah kerajaan tetangga yang di pegang oleh seorang Raja yang merupakan Insectonoid. Kerajaannya berada di dalam sebuah gundukan tanah raksasa, kota mereka memiliki memiliki banyak gua sebagai rumah. dengan campuran mereka mencampurkan tanah liat, batu dan menciptakan banyak ruang dalam goa tersebut.
Primal Exodus memiliki sejarah yang baik dengan Giyanti, dan menerima Eschall ke dalam Kerajaan mereka karna ingin mendekatkan diri dengan calon penerus Kekaisaran.
Hugo Insectar yang merupakan Raja Primal Exodus tidak mengetahui bahwa Givanny telah mendeklarasikan diri sebagai Kaisar ke 2 Kekaisaran Giyanti.
Perjalanan Eschall ke Primal Exodus telah di rencanakan pada tanggal 19 bulan Merah dan akan kembali tanggal 1 bulan Keungunan. Dengan demikian Gul Cane merencanakan pembunuhan terjadi di Debug Town yang merupakan Ibukota dari Primal Exodus.
Gul Cane memanggil 3 orang Pembunuh, mereka berasal dari Guild Assassin bernama "Crud Operation" dan Givanny menyukai idenya. Dengan demikian mereka juga akan dapat melakukan invasi ke Primal Exodus dengan tuduhan pembunuhan pewaris tahta Kekaisaran Giyanti, dan nama mereka juga tidak akan diketahui sebab Guild Assassin "Crud Operation" telah menjadi Guild yang sangat berbahaya di seluruh dunia.
Sehari sebelum keberangkatan, Eschall yang tanpa diketahui banyak orang selalu di datangi oleh Draco Nava, dan dia selalu di ajari sihir, pengetahuan sistem politik, strategi dan banyak hal, dan mereka bertemu pada siang.
Kemudian Draco Nava berubah menjadi naga kecil berwarna pink seukuran kadal, iapun tidur duduk di sebelah Eschall yang selesai berlatih, dan berkata "Esok adalah hari yang menyulitkan bagimu, apapun yang terjadi esok, kamu haruslah tenang. Karna aku ada disisimu"
Kesokan harinya Eschall pun berangkat ke Primal Exodus, dan sampai di hari ke 4 pada sore hari. dan Eschall akan tidur di kamar khusus tamu dalam istana Hugo Insectar.
3 orang pembunuh mulai bersiap untuk menyusup, mereka juga telah mendapatkan lokasi tempat Eschall tidur, dan akan segera melakukan pembunuhan tersebut.
mereka masuk melalui jalan yang telah mereka rencanakan dan tiba di depan kamar Eschall. saat mereka membuka pintu, mereka melihat seseorang telah tertidur dengan menyelimuti seluruh tubuhnya. dan segera melakukan serangan ke orang tersebut, namun saat mereka menusukkan pisau tersebut, mereka tidak melihat darah, dan saat mereka buka, bulu pun berterbangan dengan bantal yang telah terkoyak.
mereka terkejut dan hempasan angin yang begitu kuat dari jendela menghempaskan mereka. mereka melihat seekor naga yang mereka kenali.
"Bukankah itu Naga penjaga Kekaisaran". ucap seseorang dari mereka, "Kamu benar, dia mirip dengan patung yang berada di tengah kota" balas temannya yang ketakutan. teman mereka pun langsung pinsan, dan merekapun kabur dengan membawa temannya.
Merekapun pergi menemui Gul Cane, dan mengatakan semua yang mereka lihat. Gul Cane yang terkejut langsung jatuh tersungkur. kaki dan tangannya tidak bergetar dapat bergerak dengan bebas karna ketakutan.
Givanny mendengar laporan tersebut, memanfaatkan kondisi penyerangan tersebut dan melakukan deklarasi perang untuk melakukan invasi ke Primal Exodus.
To be Continue