"Rumah kamu daerah mana?" tanya Jack saat memakai helmnya.
"Kamu mau nganterin aku pulang ke rumah?" tanya Kathy memastikan kembali.
"Sudah pasti dong. Aku nggak mungkin meninggalkan kamu sendirian disini juga kan?" desak Jack yang selain tidak tega meninggalkan cewek secantik Kathy sendirian dengan keadaan kaki yang terpincang-pincang sendiri, ia juga belum mendapatkan nomer handphone Kathy untuk memenangkan taruhan.
"Rumahku di perumahan dekat dengan taman kota sektor A," jawab Kathy yang semakin tidak enak karena terus menerus merepotkan Jack.
"Oke,"
Setelah membantu Kathy naik motor, Jack pun segera berangkat untuk menuju rumah Kathy.
Tidak seperti tadi yang dimana Kathy cukup enak diajak ngobrol. Kali ini dia lebih banyak diam. Bahkan saat ditanya oleh Jack, Kathy hanya menjawab seperlunya saja.
Jack membelokkan motornya dari jalan besar hingga melewati sebuah gerbang besar yang bertuliskan "SEKTOR A". Dan semua rumah yang ada di sektor A merupakan rumah dari kalangan elit. Bisa dengan mudah jika dilihat dari rumah yang ada disana. Semua rumah berbentuk megah dan nampak mewah. Jack bertanya dimana letak pasti rumah Kathy dan ia pun menunjukkan jalannya.
Mereka berhenti di depan sebuah rumah yang besar dan berwana putih. Pagar mereka yang tinggi tak bisa menutupi besarnya rumah yang ada di dalamnya.
"Ayo masuk dulu," ajak Kathy saat turun dari motor.
"Ini beneran rumah kamu? Rumah kamu gede banget." ucap Jack dengan kagum.
Meskipun Jack bisa dibilang orang yang berkecukupan, tapi rumah mereka hanya separuh dari rumah Kathy.
"Ini rumah orang tuaku, bawa masuk saja motormu. Kathy mengeluarkan semacam remote kecil dari dalam tasnya dan menekannya. Kemudian pagar besar itu terbuka sendiri. Merasa ini adalah kesempatan yang sangat baik untuk memberikan kesan yang baik pada orang tua Kathy dan mendapatkan nomer handphone nya., Jack pun masuk kedalam. Saat ini hanya bagaimana acara mendapatkan nomer handphone Kathy yang sejak tadi ada di kepala Jack.
Setelah menaruh motornya di halaman rumah, Jack pun mengikuti Kathy yang menaiki tangga dengan perlahan-lahan untuk menuju pintu masuk. Kathy kemudian menekan nomer kode pada gagang pintu dan pintu tersebut sudah tak lagi terkunci.
Tak hanya bagian luar rumah saja yang mengagumkan, tapi bagian dalam dari rumah itu semakin memancarkan kemewahan. Kathy mempersilahkan Jack duduk di ruang tamu yang berisi sofa-sofa besar dan empuk serta beberapa hiasan yang mempercantik baik di dinding maupun patung-patung kecil di sudut ruangan.
Jakc pun menuruti perkataan dari Kathy dan menunggu disana. Ia melihat-lihat isi rumah Kathy yang banyak sekali benda-benda yang berbau eropa. Mungkin karena papa Kathy berasal dari sana seperti yang Ronald pernah katakan pada dirinya.
Jack berusaha menyamankan dirinya sebisa mungkin dengan duduk di sofa yang memliki sandaran yang tinggi dan sangat empuk itu. Tapi tiba-tiba ia tersentak karena mendengar suara sesuatu yang jatuh dan pecah dari dalam rumah. Karena cemas pada Kathy, Jack pun bergegas menuju arah suara tersebut.
Jack masuk ke sebuah ruangan dimana dia sangat yakin suara itu berasal. Rupanya Kathy terjatuh di lantai dapur dan memecahkan gelas berisi air yang rencananya akan disuguhkan untuk Jack. Dengan cepat Jack pun membantu Kathy untuk berdiri.
"Kamu tidak apa-apa? Apa yang terjadi?" Jack merasa cemas pada Kathy.
"Aku tadi hendak memberikan minum itu padamu. Tapi kakiku tidak kuat melangkah dan aku pun terjatuh. Aduh!" Kathy kini memegangi lututnya.
Jack pun memeriksa kenapa Kathy kesakitan dan melihat ada luka yang mengeluarkan darah walaupun sedikit dari lutut Kathy.
"Kita harus mengobati lukamu itu. Kamu duduk saja disini. Aku akan membersihkan pecahan gelas ini dulu agar tidak melukai orang lain lagi." kata Jack dengan sigap. Ia pun mencari-cari disekitar dapur dan menemukan sapu untuk membersihkan gelas yang pecah dan bertebaran dilantai.
Setelah membersihkan lantai dapur, Jack kemudian berjalan mendekati Kathy yang sejak tadi terus saja memandangi Jack.
"Dimana kotak P3K mu?" tanya Jack yang ingin segera mengobati luka Kathy.
"Disana," Kathy menunjuk pada sebuah laci yang terdapat di area bawah kompor.
Jack segera mengambil sebuah kotak yang berisi aneka obat. Jack mendapatkan apa saja yang dia butuhkan untuk mengobati luka Kathy.
"Aku akan bersihkan dulu lukamu, tahanlah. Mungkin akan sedikit sakit." kata Jack.
Kathy pun menganggukkan kepala dan Jack perlahan-lahan menyiramkan cairan alkohol pada luka Kathy. Terlihat Kathy menahan sakit dengan mencengkram pinggiran kursi yang sedang ia duduki.
Kathy merasa kesakitan karena rasa sakitnya itu tak langsung tiba dalam sekali, tapi kemudian terjadi kejutan-kejutan rasa sakit akibat lukanya yang terkena air alkohol. Karena merasa kesakitan, cengkraman tangan Kathy pada kursi meleset dan membuatnya kehilangan keseimbangaan. Tubuhnya pun terjatuh ke arah Jack yang sedang berlutut didepannya untuk mengobati lukanya.
Jack membuka matanya dan melihat mata biru Kathy yang berada sangat dekat dengan matanya. Bibir mereka pun tak sengaja saling bersatu. Tapi yyng membuat Jack lebih terkejut lagi adalah tangan kanan Jack menahan tubuh Kathy namun memegangi bagian dadanya.
Jack kemudian mencoba memastikan kembali yang ia pegang dengan sedikit meremas apa yang ia pegang. Saat Jack melakukan hal itu, Kathy mendesah dengan pelan yang membuat bibir mereka terpisah. Jack sadar ternyata titik sensitif dari Kathy ada di payudaranya. Kathy pun tak segera bangun karena sedang menindih Jack. Mata indahnya menatap mata Jack dengan seksama. Kemudian bibirnya kembali turun dan menciumi bibir Jack.
Sesungguhnya Jack tak mengira Kathy malah lanjut terus ketimbang bangun dan kemudian Jack dapat membayangkan mereka berdua akan sangat canggung.
Tapi yang saat ini sedang melumat bibir Jack dengan sangat bernafsu adalah Kathy yang setahunya tidak banyak bicara dan tidak telihat cewek yang suka dengan hal-hal yang berbau seks.
Tapi Jack segera sadar. Ia tidak bisa melewatkan kesempatan yang datang itu. Jack pun mulai membalas ciuman hangat Kathy. Bahkan ia tak ragu lagi untuk menggunakan lidahnya yang dimana malah disambut baik oleh Kathy.
Merasa tidak puas dengan posisinya, Jack pun perlahan memutar tubuh ke samping sehingga membuat tubuhnya kini berada di atas Kathy. Ditatapnya lagi mata indah Kathy dan Jack segera melumat bibir Kathy dengan lebih bernafsu. Kathy pun melingkarkan kedua tangannya di balik kepala Jack seolah tak ingin membiarkan Jack pergi dari sana.
Mereka asyik berciuman dengan sangat panas dilantai dapur. Tangan Jack mulai lebih aktif meremas-remas gunung kembar Kathy yang membuat Kathy melenguh dan napasnya kini sudah semakin berat dan terdengar seperti sedang memburu sesuatu. Jack pun memberanikan diri membuka kancing gaun Kathy agar ia bisa menikmati payudara Kathy dengan lebih puas lagi.
Tapi saat Jack meraih kancing itu, Kathy menahannya dengan memegangi tangan Jack. Dengan napas terengah-engahnya, ia berbicara. "Jangan..Jangan disini. Ayo kita ke kamarku saja." ajak Kathy yang membuat Jack yang saat mendengar Kathy berbicara seperti itu, ia merasa seperti mendapatkan angin segar.