Pagi hari yang indah, cuaca yang cerah dan matahari bersinar terang menyinari bumi. Aku Hiroki Katashi adalah CEO PT. Juu, saat ini aku sedang berjalan menuju ruangan CEO ku sambil menyapa karyawan yang sedang bekerja diposisi masing-masing.
Mereka sangat hormat kepadaku sebagai atasan mereka, Aku sangat senang melihat karyawan ku yang begitu hormat kepadaku. Aku tersenyum kecil saat melihat mereka sebagai tanda ramah dan sopan ku meskipun aku seorang CEO sekalipun....
Kehidupan yang menyenangkan dan diimpikan semua orang, akan tetapi entah mengapa aku merasa kalau kehidupanku hampa tanpa semangat sama sekali. Aku laki-laki berumur 25 tahun berstatus Duda, Iyah benar, Istriku sudah lama meninggal 4 tahun yang lalu... Tepatnya setelah seminggu pernikahan kami.
Hari dimana saat menikah aku sangat bahagia dengan dirinya, Kami saling mencintai layaknya suami-istri, menjalani kehidupan rumah tangga yang harmonis. Sungguh kehidupan yang bahagia, bukannya ini kehidupan yang diidamkan orang-orang?
Akan tetapi semua itu menghilang semenjak kematiannya, yah dia mati dibunuh oleh pembunuh bayaran. Entah mengapa istriku yang ditargetkan namun, dititik itu aku merasa sakit didalam hatiku. Sebagian jiwa dan hidupku sirna tanpa bersinar kembali. Aku merasa sedih mendalam dan sakit hati, Aku menangis dihadapan mayatnya setelah ditikam dibagian perut yang mengeluarkan banyak darah.
Aku merasa mengapa istriku yang diincar? Dia hanya wanita lembut dan baik hati!..
Disaat itu aku tidak seperti orang yang naif, aku mencari informasi pembunuh bayaran tersebut dan menemukannya walaupun itu sepanjang hidupku. Namun sebelum itu aku menguburkan jenazah istriku secara layak, banyak orang terdekat termasuk mertua ku yang menangis selama pemakaman berlangsung. Aku merasa ini adalah dendam karena membunuh sebagian jiwa dan hidupku setelah pemakaman istriku berjalan lancar, dengan dibantu teman-temanku dan pengetahuan luas yang aku miliki. Dalam 1 bulan aku berhasil menemukannya disuatu perkampungan.
Aku yang menemukan keberadaannya langsung membawa dia ke dalam hutan dan memasukkan dirinya ke dalam rumah ditengah hutan yang sudah lama ditinggalkan, waktu itu aku membawanya dalam keadaan malam hari dan sunyi. Aku membawa dia secara diam-diam tanpa ada suara berisik.
Setelah aku memasukkan dirinya ke dalam rumah kosong ini, aku menghempaskan tubuhnya yang sudah aku lemahkan sebelumnya. Dia terlihat tidak berdaya dan ketakutan karena melihat diriku yang mengeluarkan aura membunuh dan negatif yang pekat.
Yah menurutku, buat apa aku menahan diriku setelah menemukan pembunuh istriku?
Aku berjalan mendekati dirinya, aku memukul wajahnya sampai bonyok dan penuh luka memar. Aku yang sudah tidak tahan langsung menyeretnya ke dalam gudang dirumah kosong ini, melemparkannya ke tembok kayu dengan kencang. Dia terlihat sakit di punggungnya dan lemas, tapi aku tidak peduli terhadap kondisi tubuhnya.
Lagipula, mengapa aku harus peduli? Secara dia akan mati ditanganku juga!.
"Pembunuh! Apakah kau siap menjawab pertanyaanku?" Tanya diriku kepadanya dengan tatapan tajam dan dendam.
"Aku tidak akan menjawab satupun pertanyaan darimu!.."
"Begitukah? Tapi aku merasa dirimu bakal menjadi menjawab pertanyaanku!.."
Aku pun menyerat tubuhnya yang lemas dan mengikat dirinya dengan digantung kedua tangannya menggunakan tali Synthetic Rope.
Aku melihatnya dengan rasa senang bercampur dendam. Aku mengambil cambuk yang sudah aku siapkan di dalam tas ranselku yang aku letakkan dilantai.
Pletakkkk!....
"Aaaaaaaahhhhhhhhh...."teriak pembunuh itu yang kesakitan saat aku mencambuk dirinya dengan keras.
Aku terus menerus mencambuk dirinya selama 30 menit dengan kesenangan yang menyelimuti hatiku, luka memar dan robeknya kulit pembunuh tersebut, dia tidak bergerak ataupun teriak lagi dan mulai berbicara saat aku mencoba mencambuk dia kembali.
"Tunggu, aku akan menjawab pertanyaan dirimu tanpa kebohongan!..."
Aku kaget dengan ucapannya dan menjatuhkan cambuk ku ke lantai.
"Ehh, sepertinya kau sudah menyerah yah?"
"Aku tidak menyangka secepat ini untuk membuka mulutmu!.."
"Iyah, jadi aku mohon untuk tidak mencambuk diriku lagi! Itu menyakitkan!.."
Menyakitkan? Sungguh dia berkata seperti itu dihadapan ku? Pria yang bodoh dan menjijikkan, aku merasa dia tidak layak untuk hidup. Aku tidak sabar untuk membunuh dirinya setelah dia menjawab semua pertanyaanku.....
Aku memasang wajah murka kepadanya dan sedikit mengeluarkan aura membunuhku, dia ketakutan yang mendalam bahkan tidak bisa berbicara sepatah katapun.
"Menyakitkan? Sungguh? Dasar laki-laki iblis!.."
Plakkk!...
Aku memukul dia dengan keras menggunakan tangan kananku, aku marah terhadap dirinya seakan-akan aku tidak terima bahwa dia merasa sakit hanya karena dicambuk yang tentu itu tidak sebanding dengan rasa sakit diriku!..
Dia laki-laki iblis dan aku memukuli wajahnya dengan keras berkali-kali hingga salah satu giginya copot keluar dari mulutnya.
Mulutnya mengeluarkan darah dan wajahnya penuh luka memar yang membuat kesadaran mulai menghilang, aku berhenti memukuli dirinya karena akan menyebabkan masalah baru kalau dia sampai tidak menjawab pertanyaanku. Aku memanggilnya untuk tetap terjaga kesadarannya.
"Oi, jika kau sampai pingsan duluan sebelum menjawab pertanyaanku!"
"Maka orang-orang terdekatmu bakal menjadi targetku selanjutnya!.."
Ucapku yang membuat dirinya mempertahankan kesadarannya dan bernafas kencang seperti seseorang yang kehabisan nafas.
"Jangannnn!!! Aku akan menjawab pertanyaanmu jadi jangan menargetkan orang-orang terdekatku!..."
"Baiklah, aku tidak akan menyakiti mereka!.."
"Sekarang jawab pertanyaanku dengan jujur!.."
Dia mengangguk untuk menjawab pertanyaanku, aku memberikan pertanyaan yang sudah lama aku tanyakan kepadanya, dimulai dari dalangnya yang sebenarnya. Aku bisa memikirkan hal itu karena pembunuh bayaran ini tidak memiliki pengetahuan yang bisa tahu dimana Istriku dan aku tinggal, pasti ada sesosok yang memiliki pengetahuan yang luas dan mungkin salah satunya ada yang aku kenal.
Aku memberikan pertanyaan kepadanya.
"Oke yang pertama, Siapa yang menyuruhmu untuk membunuh istriku?"
"Kedua, dia bekerja sebagai apa?"
"Ketiga, tujuan dia apa untuk membunuh istriku?"
Aku memberikan pertanyaan yang singkat kepadanya, 3 pertanyaan itu cukup bagiku untuk bisa menjatuhkan orang yang menjadi dalang sebenarnya.
Dia yang lemas dengan sekuat tenaga untuk bisa berbicara, dia berusaha untuk bisa menjawab pertanyaanku walaupun itu sulit saat ia mencoba menggerakkan mulutnya.
"Nama dia adalah Akira Zurumi, dia bekerja sebagai CEO PT. Kyuu dan tujuan dia membunuh istrimu adalah supaya kau kehilangan semangat juang untuk bekerja!..."
Akira? Sudah kuduga dia memang pelakunya, karena dia adalah salah satu orang yang tahu dimana rumah kami...
Seseorang yang berhasil membangun PT. Kyuu dari nol bahkan menjadi top 2 perusahaan termaju setelah perusahaan milikku yang berada di top 1.
"Dia tahu kalau istrimu adalah segalanya bagimu, jadi dia mengincar istrimu supaya kau tidak bisa mengurus perusahaan milik mu..."
"Setelah perusahaan milik mu tidak terurus olehmu, maka itu adalah kesempatan baginya untuk menghancurkan dirimu!..."
Menghancurkan diriku? Cukup masuk akal karena memang dia sudah menjadi musuh bebuyutanku semenjak masuk sekolah menengah ke atas.
Dia selalu kalah saing dengan diriku, apalagi dia juga kalah mendapatkan cinta Saori istriku tercinta. Dia ditolak sebanyak 3 kali dan aku berhasil mendapatkan cintanya hanya dalam 1 kali hingga menikah.
Akira memang bakal bisa melakukan apapun demi mengalahkan atau menghancurkan diriku dan menurutnya dia yang berhak menang.
Sungguh naif, dia kira aku bakal putus asa setelah kematian Saori? Pikiran yang dangkal.
"Terimakasih atas informasinya, kau memang berguna dan keluargamu akan mendapatkan hidup layak!.."
"Tapi maaf, kau harus tetap aku bunuh karena kau salah satu dendam didalam hidupku!.."
Aku mengatakan kata-kata yang membuat pembunuh itu menangis menderita. Dia ketakutan dan menangis dengan air mata keluar deras seakan-akan dia mera,sa tersakiti.
"Aku mohon, jangan bunuh aku!.. aku masih memiliki anak dan istri untuk aku beri nafkah!.."
"Aku juga tidak ingin mati sebelum melihat anakku menggapai cita-citanya!.. hiks..."
Pembunuh tersebut memohon-mohon kepadaku untuk tidak membunuhnya dengan alasan dia ingin tetap bersama keluarganya.
Sangat ayah dan suami yang bertanggung jawab akan tetapi aku harus tetap membunuh dan aku akan membuat keluarga mendapatkan hidup layak pada umumnya.
"Tenang saja, aku sudah bilang keluargamu akan mendapatkan hidup layak!.."
"Aku akan membiayai kebutuhan mereka dan membuat anakmu menggapai cita-citanya!.... Aku berjanji kepadamu!.."
"Jadi tidurlah yang nyenyak dan tidak meninggalkan penyesalan!...."
Kataku sambil menusuk jantungnya menggunakan pisau tajam, aku secara lembut yang membuat kematiannya tidak menyakitkan sama sekali dan bahkan tidak merasakan sakit apapun.
Dia tersenyum mendengar perkataan diriku dan menutup matanya untuk tertidur selamanya tanpa rasa sakit dan penyesalan sama sekali.
"Terimakasih, aku harap kau menepati janjimu. Aku merasakan lembutnya kematian ini!.."
Kata pembunuh itu untuk terakhir kalinya dan akhirnya dia mati karena jantungnya berhenti berdetak karena tertusuk pisau tajamku.
Aku tersenyum dan berkata.
"Tenang saja, aku orang yang menepati janji walaupun ada beberapa janji yang telah aku ingkari!.."
"Tapi aku pastikan janjiku ini adalah hal yang benar!.."
Aku melepaskan ikatan tangannya, memasukkan mayatnya kedalam karung dan menghapus jejak apa yang telah aku lakukan seperti menghilangkan sidik jari atau hal yang berhubungan denganku selama aku bersama dirinya.
Aku membawa mayatnya dan meletakkan dekat persawahan supaya warga setempat bisa menemukan mayatnya dengan cepat.
Di pagi hari mayatnya ditemukan, para warga memberitahu pihak keluarga atas mayat yang ditemukan. Istri dan anaknya berduka mendengar dan melihat mayat laki-laki tersebut yang bernama Taru.
Mereka terlihat seperti saat aku berduka, bukan? Yah menurutku ini adalah keputusan yang tepat.
Aku harus membuat mereka merasakan hal yang disayangi meninggalkan mereka layaknya diriku, penderitaan yang aku alami harus mereka rasakan juga walaupun sakit.
Setelah pemakaman, aku juga melihat pemakamannya dari kejauhan. Aku menemui istri dan anaknya yang baru berumur 6 tahun.
Aku memberitahu mereka kalau aku adalah temen dari Taru. Aku datang untuk membawa mereka kerumah baru yang sudah aku sepakati oleh Taru.
Aku sengaja berpura-pura menjadi teman Taru agar istri dan anaknya percaya terhadap diriku!..
Menurutku itu tidak buruk!.
Istrinya bernama Narumi berusia 28 tahun, saat ini dia berstatus singel anak satu dari almarhum Taru.
Mereka akhirnya tinggal dirumah baru mereka, anak mereka bernama Yami aku sekolahan disekolah dasar favorit dan top 1. Narumi aku berikan pekerjaan sebagai pemimpin restoran ternama.
Mereka dirumah sudah aku urus dengan asisten rumah tangga, asisten pribadi Narumi, pelayanan, penjaga, sopir mobil pribadi.
Yah kehidupan mereka menjadi bahagia dan menyenangkan, tidak kesulitan karena masalah ekonomi. itu membuat aku senang.
Setelah urusan aku dengan Taru sudah selesai, aku akhirnya kembali ke perusahaan dan dalam 3 bulan perusahaan Akira berhasil aku buat bangkrut.
Aku membuat Akira tidak mendapatkan proyek apapun dan kalah saing yang membuat mereka rugi besar, untuk pertama kalinya aku menanggapi Akira dengan serius bahkan menjatuhkannya.
Aku tidak perlu membuatnya masuk penjara, menjatuhkan dirinya dalam kemiskinan adalah hal yang paling menyenangkan dalam balas dendam.
Aku tidak perlu keadilan negeri ini, kalau aku bisa mencari keadilan bagiku sendiri?
Sungguh kisah yang menarik bagiku, walaupun ada hal yang duka bagiku apalagi bagi orang lain. Namun, duka itu membawa kebahagiaan baru.
Kembali ke masa kini, aku telah menceritakan sedikit kisah balas dendamku. Aku saat ini sedang mengurus berkas-berkas laporan perusahaan yang cukup rumit untuk dipelajari.
Kenapa orang-orang memberikanku tugas yang berat ini?
Menjadi CEO adalah tugas berat, dulu aku berharap menjadi manajer saja tapi aku dipilih menjadi CEO PT. Juu oleh karyawan dan teman-temanku...
Bukannya aku tidak bersyukur tapi aku merasa setelah meninggal Saori, hidupku menjadi tidak berwarna... Seakan-akan aku menjadi CEO bukan untuk siapa-siapa.
Dulu aku berusaha menjadi CEO yang terbaik setelah dipilih karena Saori, aku berpikir menjadi CEO adalah salah satu untuk bisa menafkahi dirinya.
Apalagi bayi kami yang didalam kandungannya, yah Saori hamil seminggu setelah malam pertama kami. Aku sangat senang waktu itu sampai meneteskan air mata, namun itu semua berubah.
Sudahlah, memikirkan hal itu membuat aku sedih saja! Lebih baik aku menyelesaikan pekerjaan diriku.
Tuk-tuk....
"Masuklah!.."
Ada orang yang mengetuk pintu ruangan ku dan aku mengizinkannya masuk.
"Pagi senpaiii....."
Seorang perempuan masuk ke dalam ruangan ku sambil membawa dokumen-dokumen penting untukku. Yah dia adalah Rosa karumi, dia adalah asistenku. Umurnya 20 tahun, 5 tahun lebih muda dariku, berstatus singel dan selalu wanita yang mencari perhatian dariku sampai aku jengkel.
"Pagi Juga, karumi!.."
"Bagaimana dokumen-dokumen yang mau diberikan padaku?"
Tanyaku kepadanya.
"Tentu saja ada, ini senpaiii!.."
Dia menaruh dokumen-dokumen di atas mejaku, aku mulai membuka isi dokumen tersebut untuk mempelajarinya. Isi yang rumit dan dalam 1 menit aku berhasil mempelajarinya.
Aku tanda tangani dokumen tersebut sambil dilihatin oleh karumi yang lancang berdiri dimeja tepatnya disamping aku duduk, terlihat imut dan sedikit seksi menurutku apalagi tubuh yang diidamkan banyak pria.

"Hei, senpai... Apakah kamu hari ini tidak melakukan apa-apa?"
Ucap karumi didekat telingaku dengan kata-kata lembut bahkan menggoda.
Aku yang tidak mudah digoda hanya melanjutkan tanda tanganin dokumen-dokumen dan menjawab pertanyaannya.
"Hari ini aku tidak melakukan apa-apa!... Ada apa memang?"
"Tidak apa-apa! Hanya saja aku ingin kita makan bersama!.. ini juga sebagai tanda kebaikan asisten supaya tuanya tidak terlalu fokus kerja dan rehat sebentar!.."
"Ide yang bagus, aku akan ikut denganmu"
Kataku yang berpikir kalau sudah waktunya aku rehat sejenak dan bersenang-senang dengan asistenku ini.
Tidak salahnya, jika aku rehat sebentar dan bermain bersamanya, bukan?
"Benarkah? Kalau iya aku sangat menantikan hal itu, senpaiii!..."
Ucapannya sambil memeluk diriku tanpa ia sadar karena merasa senang, aku sedikit jengkel saat ia memeluk diriku tapi yah sudahlah. Ini juga adalah hal wajar bagi orang yang senang seperti dirinya.
Beberapa menit kemudian setelah aku selesai tanda tangani dokumen, karumi pergi untuk melanjutkan tugasnya dan memberikan lambaian tangan setelah ia pergi.
Aku hanya membalas lambaian tangannya dan melanjutkan tugasku untuk melihat laporan-laporan tentang keuangan perusahaan.
Aku merasa keuangan perusahaan semakin meningkat, apalagi banyak proyek yang berhasil dan mendapatkan keuntungan besar!... Aku tidak menyangka bisa sebesar ini....
Tiba-tiba ada seorang pria berambut panjang pirang masuk kedalam ruangan aku dengan jas kantor biru dan dasi hitam.
Dia bernama Takumi Koro, dia adalah CIO disini sekaligus temanku yang sama-sama membangun PT. Juu ini menjadi sekarang. Dia adalah satu-satunya temanku yang masih ada di PT. Juu ini apapun masalahnya.
"Hiroki!... Sepertinya kau mulai membuka hati untuk gadis itu?"
Tanya Takumi sambil tersenyum seolah-olah menggodaku.
Apa-apaan senyuman itu? Dia seperti seolah-olah menggodaku? Lagipula itu juga sifatnya....
"Tidak, hanya mewujudkan keinginan asistenku saja, lagipula sekali-kali aku ingin membuat senang, bukan?"
"Menurutku itu adalah hal yang wajar untuk atasan menemani bawahannya!..."
"Yah, kau benar!... Benar sekali!..."
Takumi berjalan mendekatiku sambil mengeluarkan rokok dari jas kantornya.
Sepertinya dia melanggar aturan perusahaan ini untuk tidak boleh merokok diruangan ini, apalagi masih didalam gedung!...
Yah orang sepertinya sih harusnya bebas karena salah satu pendiri perusahaan ini, aku juga tidak melarangnya karena itu kebebasannya dan haknya jika ingin bersantai sambil merokok.....
Itu adalah hal yang umum bagi seseorang untuk merokok sambil mengisi waktu luang dan memanfaatkan waktu luang mereka yang sudah diberikan seusai jadwal.....
"Oh iya, Hiroki.... Kau sudah mendengar berita tentang player yang bermain game vr World Game?"
"Hmm, oh berita tentang mereka yang menghilang 2 hari yang lalu, kejadian di waktu pagi, bukan?"
"Yah, kau benar.... Aku merasa kasihan dengan keluarga atau kerabat terdekat para player World Game tersebut!..."
"Mereka kehilangan orang yang mereka cintai, itu pasti sangat sedih bagi mereka...."
"Yah kau benar, aku pernah mengalami hal yang sama dengan mereka. Aku bisa merasakan rasa sedih dan menyakitkan bagi mereka!...."
Aku bisa mengerti perasaan mereka dan kalau tidak salah keponakanku Hideaki juga bermain game ini?... apakah dia menghilang juga?
"Oh iya, bagaimana dengan Hideaki? dia juga menghilang?"
"Iyah, keponakanmu itu juga menghilang dan kakak ipar mu meminta bantuan kita untuk mencarikan Hideaki!..."
Dugaan ku benar. oh iya, Saori dan ibu Hideaki bernama Shiina Isamu adalah kakak beradik, bersaudara tiga dari keluarga legendaris Orumu...
Aku melanjutkan membahas tentang Hideaki.
"Jadi apakah kalian sudah menemukan Hideaki?"
"Belum, saat ini tidak ada petunjuk tapi anggota kita sudah mencari semaksimal mungkin!..."
"Baguslah, semoga kalian bisa menemukan Hideaki dengan cepat!..."
"Yah, semoga saja begitu!..."
Semoga Hideaki bisa ditemukan, aku tidak mau kehilangan keponakanku yang paling aku sayangi!...