Chereads / Dia Memang Bajingan / Chapter 21 - Menyusun Rencana

Chapter 21 - Menyusun Rencana

Carlos hanya berdiri dan diam sambil merokok di rumah peternakan, dia memikirkan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Sementara anak buah Mike masih berjaga di depan dan belakang rumah.

Carlos ke gudang dia melihat Alden masih terikat, Carlos mendekatinya. Saat melihat Alden menatapnya, Carlos melihat di mata Alden seperti ada penyesalan disana. Carlos berbalik lalu berjalan keluar.

"Tuan …." Carlos menghentikan langkahnya menunggu apa yang ingin dikatakan Alden.

"Maafkan aku, kalau seandainya tahu mereka akan melakukan hal itu kepada Dario, aku tidak akan mengikuti perintah mereka." Carlos hanya diam mendengar ucapan Alden.

Dia meninggalkan pria itu dan kembali ke rumah, Carlos melihat Mike lagi berbincang dengan Rick juga Marco di teras. Carlos menghampiri mereka, dia berusaha tersenyum walaupun hatinya masih sakit.

"Carlos, sebaiknya kita tidur sekarang. Besok kita atur rencana lagi," saran Mike seraya melepaskan gelas di meja.

Carlos melihat jam di tangannya sudah menunjukan pukul empat subuh. Dia menatap Mike dan menganggukan kepala.

"Iya, sebaiknya kita tidur sekarang. Rick, Marco awasi Alden di gudang," perintah Carlos kepada kedua orang itu lalu dia masuk ke kamar dan berbaring.

Carlos tidak bisa tidur, dia bangun dan keluar menemui Marco juga Rick di gudang. Carlos memanggil mereka dan menyuruh ikut bersamanya.

"Ikut aku," ajak Carlos. Lalu mereka berjalan menjauh dari gudang.

"Rick hubungi anak buah lainnya, suruh mereka untuk mencari informasi tentang anak-anak Tuan Rolland, Bernard dan Calvin. Aku ingin kabar secepatnya," perintah Carlos seraya menyalakn rokok.

"Apa yang akan Anda lakukan?" tanya Rick dengan penasaran.

"Tunggun saja, Rick. Kamu akan mengetahuinya," sahut Carlos lalu dia menatap Marco "Kamu cari tahu bisnis mereka, nanti Garry dan Albert akan aku beri tugas yang lain." Rick dan Marco saling tatap, mereka tidak tahu apa yang sedang di rencakan oleh Carlos.

"Baik, Carlos," jawab Marco dan Rick bersamaan.

Carlos meninggalkan Marco dan Rick kemudian kembali ke dalam, Carlos bertemu dengan Mike.

"Carlos? Kamu belum tidur?" tanya Mike seraya berjalan menghampiri Carlos.

"Belum, aku tidak bisa tidur," jawab Carlos sambil mengeluarkan rokok dan menyalakannya.

"Cobalah tidur, atau kamu ingin pil supaya bisa tidur?" tawar Mike, dia tidak ingin pria itu jatuh sakit.

"Ah … tidak usah, Mike." Carlos menolak sambil berjalan ke kamar, dia duduk di teras sambil menghabiskan rokoknya.

Carlos bangun kesiangan, dia mencari Mike tapi pria itu sudah pergi ke kantor. Tinggal Carlos dan anak buah yang ada di rumah. Carlos kembali ke kamar dan pergi mandi.

Tidak berselang lama dia keluar kamar menuju ke ruang makan lalu dia berpapasan dengan Garry.

"Bagaimana, Garry? Semua baik baik saja?" tanya Carlos seraya menarik kursi dan duduk.

"Iya, Carlos, " jawab Garry sambil ikut duduk di depan Carlos.

"Kalian sudah mengantar Willy pulang?" Kembali Carlos bertanya sambil membuka piring dan mengambil makanan."

"Sudah, Marco dan Rick sudah mengantarnya." Kembali Garry menjawab sambil memperhatikan Carlos sedang makan.

"Bagus," puji Carlos lalu dia terhenti makan karena melihat Garry hanya diam. "Kenapa tidak makan?" Garry tersenyum kemudian dia membuka piring dan mengambil makan.

Sebenarnya dia sudah akan makan tapi Garry tidak enak sebelum dapat perintah dari Carlos.

"Oh ya, Albert di mana?" tanya Carlos sambil menyuap makanan ke dalam mulut, dia terlihat sangat menikmati masakan dari pelayan di rumah Mike.

"Ada di gudang tuan," sahut Garry sambil seraya ikut makan.

"Nanti selesai makan suruh dia kesini aku ingin berbicara dengan kalian berdua." Saking menikmati makanan Garry hanya menganggukan kepala.

Selesai makan seperti yang di perintahkan Carlos kepadanya, pergi memanggil Albert. Tidak lama kemudian mereka datang dan menemui Carlos.

"Sudah makan, Albert?" tanya Carlos sambil berjalan menghampiri Albert dan Garry.

"Sudah," jawab Albert seraya tersenyum.

"Ayo duduklah," ajak Carlos lalu mereka berdua duduk di depan Carlos.

"Aku ingin menugaskan kalian untuk mencari enam laki laki berbadan besar, minimal seperti badan kalian." Albert dan Garry saling tatap.

Apakah tidak cukup semua anak buah yang ada sehingga mencari orang lagi? Atau tidak percayakah Carlos kepada anak buahnya? Apa mungkin Carlos mempunyai rencana yang lain?

"Untuk apa, Carlos? apakah untuk menambah orang lagi?" tanya Garry dengan heran.

"Kalian akan tahu kalau sudah tiba saatnya, Garry kamu dan orang-orangmu …." Tiba-tiba ponsel Carlos berbunyi. Carlos mengehentikan pembicaraan dan menjawab telepon dari opsir Swan.

"Selamat siang, Opsir" Ucap Carlos. "Apakah ada berita lagi?" tanya Carlos seraya berdiri dan berjalan ke depan rumah.

"Selamat siang, Carlos. Um … begini ada yang ingin aku bicarakan denganmu, bisakah kamu datang ke kantor?" pinta opsir Swan dari seberang telepon.

"Baik, Opsir. Aku segera ke sana." Carlos menutup telepon kemudian mengajak Garry dan Albert untuk ikut bersamanya ke kantor polisi

Mereka bertiga langsung berangkat, di dalam mobil Carlos menelepon Mike dan memberitahukan kepada pria itu kalau dia akan bertemu dengan opsir Swan.

Tidak lama kemudian mereka tiba di kantor polisie. Carlos menyuruh Garry dan Albert untuk menunggu di mobil, Carlos segera masuk menemui opsir Swan. Dia mengetuk pintu lalu opsir Swan membukakan pintu dan menyuruh Carlos duduk.

"Bagaimana sudah ada berita?" tanya Carlos seraya duduk di depan Swan.

"Begini, Carlos. Saat ini tim forensik masih memeriksa siapa pemilik ketiga cairan itu." Wajah Carlos berubah mendengar perkataan Swan.

"Kami masih menunggu hasil dari Forensik sambil mencari bukti bukti lainnya," lanjut Swan menjelaskan kepada Carlos.

Aku pikir ada yang lebih penting, ternyata hanya itu saja. Kenapa tidak mengatakan saja di telepon. Gumam Carlos terlihat kesal.

"Hanya itu saja, ada yang lain?" tanya Carlos.

"Untuk saat ini itu saja," sahut opsir Swan. Sebenarnya ada yang dia inginkan dari Carlos tapi dia takut untuk mengutarakannya.

Swan adalah polisi korup, untuk menangani kasus dia selalu meminta uang agar masalah cepat selesai. Tapi Carlos tidak menyadarinya, bahkan tidak perduli.

"Ok, kalau begitu aku pamit. Terima kasih Opsir atas infonya." Carlos berdiri Carlos berdiri dan meninggakan kantor Police.

Aku harus bergerak cepat, mereka pasti menemukan siapa pemilik cairan itu. gumam Carlos lagi dalam hati. Dia menemui Albert dan Garry di parkiran kemudian mengajak mereka kembali ke peternakan.

Albert melajukan mobilnya, tidak berselang lama mereka tiba di peternakan. Carlos melihat Mike sudah pulang. Dia turun dan menghampiri pria itu.

"Bagaimana, Mike. Apa rencana hari ini?" tanya Carlos sambil duduk di depan Mike.

"Kita pikirkan di dalam, Carlos." Mike dan Carlos berdiri lalu pergi ke ruang tamu.

"Apa yang dikatakan opsir Swan?" tanya Mike seraya duduk di sofa, wajahnya terlihat sangat lelah.

Dia harus mengurus perusahaan Federico di lain pihak Mike juga sedang mencari dalang kematian Dario. Sebelum dia menemukan pelakunya Mike tidak akan merasa tenang.

"Mereka lagi menyelidiki siapa pemilik ketiga cairan itu, kita harus bergerak cepat Mike," saran Carlos. Dia tidak ingin polisi mendahului mereka.

"Benar, Carlos. Apakah kamu punya rencana?" tanya Mike karena kepalanya hari ini terasa buntu.

"Aku menyuruh Rick beserta anak buahnya untuk menyelidiki keluarga Tuan Rolland, dan Marco serta orang orangnya menyelidik keluarga Calvin serta Bernard.

"Sudah ada kabar dari mereka?" Kembali Mike bertanya sambil memijit dahinya.

"Belum, aku akan menelepon mereka," sahut Carlos seraya mengambil ponsel dari saku celananya kemudian menelepon Rick. Terdengar suara Rick dari seberang telepon.

"Iya, Carlos," sapa Rick dari seberang telepon.

"Rick, apakah kamu suda mendapatkan informasi tentang tuan Rolland?" tanya Carlos dengan berdiri dan mondar-mandir di depan Mike.

"Sudah, Carlos. Sekarang aku lagi menuju ke peternakan." Carlos terlihat senang, kali ini dia berharap rencananya berhasil.

"Bagus, Rick. Kami tunggu." Carlos menutup telepon dan kembali duduk.

"Bagaimana, Carlos?" tanya Mike.

"Sudah dapat informasi, Rick sedang dalam perjalanan kesini," jawab Carlos dengan tersenyum. Dia menarik napas panjang dan memikirkan rencana untuk malam.

"Bagaimana dengan Marco, coba kamu telepon dia." Mike tidak sabar lagi, dia ingin semuanya cepat selesai.

"Baik." Kembali Carlos mengambil ponsel dan menghubungi Marco.

"Hallo, Marco. Kamu lagi dimana?" tanya Carlos seraya memperhatikan Mike yang sedang berdiri pergi ke mini bar.

"Aku lagi menuju peternakan. Oh ya, aku juga sudah mendapat info keluarga Bernard dan Calvin," jawab Marco di ujung telepon.

"Bagus, kalian memang orang-orang yang hebat," puji Carlos lalu menutup terlepon.

"Mereka sedang menuju kesini, kita tunggu saja," ujar Carlos sambil mengambil gelas yang sudah berisikan wine dari tangan Mike.

Tidak lama kemudian telihat dua mobil masuk di pekaranagnn rumah, Carlos berdiri dan melihat Marco turun dari mobil dan berlari kecil masuk ke dalam.

"Selamat siang," ucap Marco kepada Carlos dan Mike.

"Bagaimana, informasi apa yang kamu dapat?" tanya Mike seraya menuang red wine di dalam gelas.

Marco mengeluarkan dua gambar foto lalu menunjukan kepada Carlos dan Mike.

"Ini anak dari Calvin berumur 17 tahun dan ini anak Bernard umurnya 19 tahun," jawab Marco dengan meletakan dua lembar foto di atas meja. Apa selanjutnya?" Marco menunggu perintah dari Carlos dan Mike.

"Culik mereka." Dengan cepat Mike memberi perinta sehingga Carlos menatap kakak angkatnya dengan mengerutkan dahi.

"Ternyata rencana kita sama, Mike," celetuk Carlos lalu terdengar suara mobil masuk. Carlos melihat Rick yanag datang.

"Bagaimana, Rick? Apa yang kamu dapat?" Rick memberikan gambar foto anak laki-laki.

Mike langsung mengambil foto dari tangan Rick, dan memperhatikan foto itu dengan seksama.

"Ini anak tuan Rolland ya?" tanya Mike seraya memberikan foto itu kepada Carlos.

"Benar, Mike. Dia anak Tuan Rolland. Dia kuliah di Universitas Boston dan umurnya 20 tahun," jawab Rick lalu Mike menganggukan kepala.

"Kerja kalian sangat bagus. Rick kamu dan orang-orangmu culik anak ini. Marco kamu dan anak buahmu culik anak Calvin," perintah Mike. Kali ini pikirannya mulai berjalan.

"Nanti anak buahku yang akan menculik anak Bernard. Kita harus lakukan dari sekarang." Kembali Mike memberi perinta, dia tidak ingin berlama-lama lagi.

"Baik," jawab mereka serempak,

Rick mengajak keempat anak buahnya untuk ikut bersama dia. Sedangkan Mike memanggil pengawalnya, dan memberikan foto dari anak Bernard.

"Kalian cari anak ini dan bawah kesini," perintah Mike. "Sekarang." Mike menyuruh mereka untuk langsung bekerja.

Berempat mereka meninggalkan peternakan lalu Carlos memanggi Garry dan Albert.

"Kalian berdua kerjakan sesuai yang aku katakan tadi, sekarang!" perintah Carlos lalu mereka berdua meninggalkan peternakan.

Carlos dan Mike duduk duduk di dalam rumah, lalu Mike membuka percakapan.

"Carlos, kamu tidak ingin melihat video itu?" tanya Mike sambil menatap Carlos.

"Untuk apa, yang ada hanya rasa sakit," jawab Carlos sambil mata memandang keluar jendela.

"Kamu lihat," desak Mike. Dia ingin Carlos melihat video itu agar Carlos tidak mengampuni orang-orang yang sudah melakukan hal keji terhadap Dario adiknya.

"Baiklah Mike." Akhirnya Carlos mau melihat video itu, dia berusaha untuk menenangkan dirinya dengan menarik napas begitu dalam.

Mike berdiri dan menyalakan laptop lalu membuka video itu, dia menggeserkan perangkat itu ke depan Carlos.

Carlos menonton video itu, dia meneteskan air mata saat melihat Dario berteriak kesakitan, dia memohon tapi mereka hanya menertawakan.

Carlos melihat mereka melakukan pelecehan seksual terhadap adiknya. Dario berteriak tapi Calvin menembak punggungnya, Carlos tidak sanggup lagi menyaksikan perbuatan ketiga pria itu.

Dia berdiri lalu meninggalkan ruangan, Carlos berdiri di teras. Air mata menetes di pipi, dia tidak menyangka mereka perlakukan adiknya seperti itu.

"Kita akan melakukan melebihi dari itu Carlos," kata Mike dengan suara pelan. Carlos hanya menatap Mike dan menganggukkan kepala.

Carlos dan Mike masih menunggu kabar dari anak buah mereka.