Chereads / Dia Memang Bajingan / Chapter 20 - Menemukan titik terang

Chapter 20 - Menemukan titik terang

Mereka berhasil membawa Alden, Garry langsung melajukan kendaraannya, sedangkan Albert menelepon Mike.

"Mike, Alden sudah bersama kami," info Albert dia nampak senang karena strateginya berhasil.

"Bagus, Albert. Bawa dia ke peternakan!" perintah Mike dari ujung telepon.

"Baik, Mike." Albert menutup telepon. "Garry kita kepeternakan." Garry menganggukan kepala kemudian mengarahkan mobil sesuai perinta Albert.

Carlos dan Mike juga langsung mengarahkan kendaraan mereka ke peternakan. Dia dalam mobil terlihat Carlos tidak tenang.

"Marco lebih cepat lagi!" perintah Carlos, dia tidak sabar lagi ingin melihat orang yang sudah membunuh adiknya.

Setiba di peternakan mereka turun dan masuk ke dalam rumah. Sedangkaan rombongan Albert belum datang, Carlos dan Mike masih menunggu di dalam. Sesekali mata Carlos menengok keluar.

"Carlos duduklah, jangan gelisah begitu tenangkan dirimu," ujar Mike karena melihat Carlos dari tadi mondar-mondir di depannya.

"Aku tidak sabar lagi, Mike." Carlos terlihat sangat geram, dia mengepalkan tangannya lalu duduk kembali.

"Tenangkan dirimu, Carlos." Mike tidak ingin Carlos lepas kendali saat melihat Alden.

Carlos menganggukan kepala, lalu dia melihat ada cahaya lampu mobil sedang masuk ke peternakan.

"Itu pasti mereka." Carlos langsung pergi membuka pintu. Dan benar saja itu mobil yang digunakan oleh Rick dan Albert.

Mike ikut keluar dan melihat Rick dan Albert sedang mengangkat Alden, Mike langsung menghampiri mereka.

"Bawah dia ke gudang belakang!" perintah Mike seraya memperhatikan Alden yang belum sadarkan diri.

Anak buah Mike membawa Alden ke gudang, di ikuti oleh Carlos dan Mike. Mereka mendudukan Alden di kursi lalu menyiramnya dengan air karena pria itu belum sadarkan diri.

Alden terkejut dia ingin melihat siapa mereka tapi kedua matanya di tutup serta kaki juga tangan di ikat. Dia mulai mengingat-ingat kejadian di club bersama Albert.

Rick membuka tutup mata Alden, kemudian Alden menatap satu persatu orang yang ada di dekatnya. Matanya tertuju kepada Albert, dia terlihat sangat marah.

"Bangsaaat kamu, Albert. Ternyata kamu menjebakku," umpat Alden dengan geram sambil menatap Albert dengan tajam.

"Maaf, Alden. Aku harus melakukannya karena mereka sudah ku anggap keluargaku," ujar Albert tanpa ada rasa salah sekalipun.

"apa lagi tuan Federico sangat baik, jadi apapun akan aku lakukan," ungkap Albert dengan tersenyum puas kepada Alden.

Alden menatap marah kepada Albert, lalu Mike menghampiri Alden. Dia menarik kursi dan duduk tepat di depan Alden.

"Bukankah tuan Federico sudah berbaik hati pada mu?" tanya Mike dengan menatap tajam kepada Alden.

"Bukankah tuan Federico pernah menolongmu? Dimana rasa terima kasihmu terhadap tuan Federico," pekik Mike sehingga Alden terkejut. nampak wajah Mike merah karena menahan emosi.

"Tega sekali kamu membunuh anaknya." Alden menjadi bingung karena di tuduh membunuh Dario.

"Maaf, Tuan. Aku tidak membunuh anak tuan Federico. Aku pun tidak tahu kalau Dario anak tuan Federico," celetuk Alden.

"Malam itu seseorang menyuruhku untuk menghampiri Dario, dia meminta aku membawa Dario padanya," ungkap Alden dengan wajah terlihat khawatir.

"Aku pikir dia hanya ingin berbincang dengannya, lalu aku mendekati Dario dan berbisik padanya." Mike dan Carlos mendegarkan semua penjelasan Alden.

"Aku mengatakan kalau ada yang ingin bertemu dengannya lalu Dario mengikutiku," jelas Alden lalu dia menundukan kepalanya. Dia tidak tahan dengan tatapan Carlos kepadanya.

"Lalu apa yang terjadi?" Mike masih bertanya dia ingin Alden menjelaskan semuanya kepada mereka.

"Aku membawa Dario keluar lewat pintu belakang dan disana mereka sudah menunggu kami." Kembali Alden menceritakan kepada Carlos juga Mike malam kejadian itu.

"Aku dan Dario masuk kedalam mobil, tiba-tiba mereka menodongkan senjata kepada Dario. lalu kami di bawah kesuatu tempat," jawab Alden dengan jujur.

"Aku ingin tahu, siapa orang yang menyuruhmu itu?" Tanya Mike dia penasaran siapa aktor di balik kematian Dario.

"Tuan pasti mengenalnya, semua orang juga mengenalnya," jawab Alden. Dia masih takut untuk menyebutkan namanya orangnya.

" Iya katakan siapa dia?" hardik Mike dengan marah.

"Dia seorang pejabat di kota ini, namanya tuan Rolland." Carlos terkejut mendengar nama pria itu lalu dia mengambil kursi dan duduk di depan Alden.

"Oh, dia? Aku melihat dia datang ke pemakaman adikku. Kamu tahu Alden, Dario itu adik kesayanganku," ujar Carlos dengan geram.

"Aku tak peduli, siapapun dia akan ku habisi. Katakan apa yang terjadi saat kalian tiba di tempat itu?" tanya Carlos dengan menatap tajam kepada Alden.

"Saat tiba, kami melihat Tuan Rolland dan rekannya sudah menunggu. Mereka membawa Dario ke dalam ruangan, tangannya diikat …." Alden terhenti.

"Tunggu-tunggu," sela Carlos. "Siapa dua rekan tuan Rolland itu, apakah kamu mengenalnya?" tanya Carlos penasaran

"Maaf, Tuan. Aku tidak mengenal kedua rekan tuan Rolland, tapi aku punya rekamannnya mereka," beber Alden.

"Rekaman apa?" tanya Mike dengan mengerutkan dahi.

"Um ... begini, Tuan. Tanpa sepengetahuan mereka aku merekam semua yang tuan Rollan dan rekanya lakukan pada adik anda." tutur Alden, dia berharap dengan adanya rekaman itu bisa membuat mereka percaya kepadanya.

"Mengapa kamu merekamnya?" tanya Carlos dengan heran.

"Untuk menjaga diriku. Kalau suatu waktu mereka mengancamku, rekaman itu bisa aku gunakan sebagai senjata," jawab Alden.

"Maaf, Tuan. Malam itu sebenarnya aku tidak tega melihat adik Anda, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa." Alden menundukan kepala, nampak penyesalan di wajahnya.

"Pengawal mereka banyak dan bersenjata, aku tidak tau kalau kejadian akan seperti itu. aku sangat menyesal Tuan." Mike dan Carlos saling tatap, mereka belum percaya sebelum melihat rekaman itu.

"Dimana kamu simpan rekaman itu?" tanya Carlos lagi.

"Ada di tempat tinggalku, Albert tahu dimana aku tinggal. Kalian bisa mengambilnya." Alden berharap dengan rekaman itu dia bisa bebas dari mereka.

"Albert kamu masih ingat tempat tinggal Alden?" tanya Carlos seraya menatap Albert.

"Masih, Carlos." Kebetulan Albert sering bermain di tempat tinggal Alden

"Kalau begitu segera kesana dan ambil rekaman itu!" perintah Carlos dengan tegas. Dia segera ingin tahu apa isi dari rekaman itu.

"Albert kuncinya ada di saku celanaku," ujar Alden lalu Carlos meraba saku celana Alden. Dia menemukan kunci dan memberikan benda itu kepada Albert.

"Kamu letakkan dimana rekamannya, Alden?" tanya Albert sambil mengambil kunci dari tangan Carlos.

"Rekaman itu aku sudah simpan di SD card dan aku tempelkan di bawah laci meja di kamarku," jawab Alden. Kali ini wajah terlihat tenang karena melihat Carlos dan Mike tidak menampakan amarah lagi.

"Terima kasih, Alden," ucap Carlos seraya berdiri.

"Tuan, maafkan aku. Kalau aku tahu kejadiannya seperti itu, tidak akan ku turuti permintaan mereka, satu lagi tuan …." Alden ragu-ragu untuk berbicara.

"Apa Alden?" tanya Carlos seraya duduk kembali karena seperti menyembunyikan sesuatu.

"Lebih baik Anda jangan melihat video itu." Carlos menatap Alden dengan wajah kebingungan, dia penasaran dengan ucapan pria itu.

"Kenapa?" tanya Mike dengan heran.

"Aku rasa kalian tidak akan sanggup melihat video itu, lebih baik lihat saja siapa rekan tuan Rolland itu." suasan menjadi hening setelah mendengar apa yang di katakan oleh Alden

Carlos dan Mike saling pandang, Carlos jadi tidak sabar ingin melihat video itu. Apa yang mereka lakukan terhadap adiku? Tanya Carlos dalam hati.

Dia keluar dan menyalakan rokok, Carlos berjalan mondar-mandir di luar lalu Mike menghampirinya dan memberikan minum.

"Sabar, Carlos. Kita akan mendapatkan orang itu dan akan ku habisi mereka," ujar Mike sambil memegang bahu Carlos.

"Iya," sahut Carlos sambil meminum minuman yang di berikan Mike.

Sambil menunggu Albert, Carlos duduk diluar dan melayangkan pandangannya ke langit. Tidak ada bulan maupun bintang di sana. Hanya ada awan gelap, sesuai dengan suasana hatinya.

Tidak lama kemudian Albert dan anak buah Mike tiba, Carlos langsung berdiri dan mendekati Albert.

"Kamu menemukannya?" tanya Carlos

"Iya, aku menemukannya," jawab Albert sambil menunjukan kartu itu. Carlos langsung mengambilnya dan berlari ke dalam.

"Mike ini memory cardnya." Carlos memberikan rekaman itu pada Mike.

Mike berdiri lalu menyuruh anak buanya untuk mengambil laptop di mobil. Smentara Carlos, jantungnya mulai berdebar, dia ingin sekali melihat siapa rekan Tuan Rolland itu.

Carlos menarik nafas panjang. Tenang Carlos. Gumam Carlos dalam hati dia berusaha menenangkan diri untuk melihat video itu.

Anak buah Mike masuk sambil membawa laptop dan memberikannya kepada Mike. Dengan cepat Mike langsung menghidupkannya.

Carlos mondar mandir sambil merokok, dia merasa tidak tenang. "Videonya seperti apa?" tanya Carlos dalam hati. Mike memperhatikan Carlos

"Carlos duduklah dan tenangkan pikiranmu. Marco ambilkan minum untuk Carlos," perintah Mike saat melihat Carlos seperti orang gelisah.

"Sebentar, Carlos." Marco ke dalam rumah dan mengambilkan minuman untuk Carlos. Tidak berselang lama dia kembali sambil membawa Red Wine.

"Ini, minumlah. Anda harus tenang," saran Marco sambil memerikan gelas kepada Carlos.

Mike memasukan memory card ke laptop lalu dia mencari rekaman itu, sedangkan Carlos tidak ingin melihatnya. Dia keluar dan berjalan mengitari peternakan, salah satu anak buah Carlos mengikutinya.

"Anda tidak ingin melihat rekaman itu?" tanya Garry sambil berjalan di belakang Carlos.

"Tidak, Garry. Aku tidak ingin," jawab Carlos sambil menghisap rokok dan menyemburkan asap keluar dari mulutnya. Tiba-tiba terdengar suara teriakan Mike.

"Bajingan … bangsat! Ah … ku bunuh kalian, akan aku habisi kalian." Carlos mendengar Mike menangis, dia menutup telinganya lalu Rick menepuk bahu Carlos.

"Rick siapa dua orang itu?" tanya Carlos dengan wajah yang sedih.

"Anda mengenal mereka," jawab Rick tanpa memberi tahu nama kedua orang itu.

"Iya siapa, Rick?" tanya Carlos dengan kesal.

"Bernard dan Calvin, mereka berdua rekan bisnis Tuan Federico." Wajah Carlos langsung berubah mendengar kedua nama itu.

"Rick selidiki keluarga Bernard dan Calvin!" perintah Carlos.

"Baik, Carlos." Rick langsung meninggalkan Carlos.

Carlos masuk ke ruangan, matanya sempat menangkap video itu. Dia sempat melihat adiknya di tembak dengan cepat Carlos berbalik dia tidak sanggup untuk melihatnya.

Mike menghampiri Carlos lalu memeluknya, dia tahu perasaan Carlos saat melihat sekilas adiknya di tembak. Dia saja begitu emosi saat menonton rekaman itu, apalagi Carlos.

"Kita akan membalas perbuatan mereka melebihi dari itu," bisik Mike telinga Carlos.

"Iya, kita akan membalasnya. Apakah yang di katakan tim Forensik itu benae?" tanya Carlos lalu Mike lebih memeluk erat tubuh Carlos.

"Iya, Carlos itu benar," jawab Mike dengan suara yang pelan.

"Siapa yang melakukannya?" Kembali Carlos bertanya, dia ingin tahu siapa saja yang sudah melakukan pelecehan kepada Dario.

"Rolland, Bernard dan Calvin. Kita akan membalasnya Carlos." Carlos hanya menganggukan kepala.

Aku sudah menduga waktu mereka datang memberikan ucapan belasungkawa." Kata Carlos dalam hati.