Chapter 3 - Ch3

Bangun di pagi hari, Shirou Emiya bangun dengan keringat dingin membasahi tubuhnya. Dengan gemetaran dia mengambil air untuk menenangkan dirinya. Kamar Shirou berada di lantai atas penginapan jadi untuk minum air dia turun ke lantai bawah.

Lantai bawah penginapan terdiri dari beberapa ruangan. Di samping tangga ada meja tinggi resepsionis yang kosong. Di kiri dan kanan ada beberapa kamar yang masih tertutup. Lanjut melalui lorong terdapat bar yang buka dari pagi sekali.

"Ibuk tolong segelas air putih"

"Tambah sarapan?"

Melihat menu sebentar yang terpampang, Shirou memutuskan untuk berhemat

"Roti kering dan sup, satu porsi"

"Tunggu sebentar ya.."

Shirou duduk di salah satu meja yang kosong. Bar itu masih kosong dan dia adalah pelanggan pertama hari ini. Walau begitu meja dan kursi yang ada di bar terlihat rapi. Lantainya pun terlihat bersih. Shirou yakin bar itu dibersihkan di saat pagi buta.

Shirou masih terguncang karena mimpinya semalam. Dia bermimpi tentang seorang [Counter Guardian] melakukan tugasnya.

Membinasakan segala potensi kehancuran umat manusia. Warga sipil anak-anak maupun orang dewasa, laki-laki maupun perempuan, [Magus] atau manusia biasa segala hal yang memiliki potensi bahaya dibinasakan tanpa jejak.

Terakhir kali dia bermimpi sejelas ini saat menjadi [Master] dari Saber. Dia memimpikan memori Saber dari saat dia menarik pedang [Caliburn] hingga kematiannya oleh Mordred.

'Memori Archer, mengapa aku memimpikannya?'

Archer bukanlah [Servant]nya Shirou. Jadi kenapa dia bermimpi tentang Archer?

[Sampel terhubung dengan [Heroic Spirit EMIYA]]...

'Apakah ini disebabkan oleh [Grail] sehingga aku terhubung dengan orang itu?'

Shirou kembali mengingat mimpi buruk yang menghantuinya tadi malam. Pembantaian, pembunuhan, kehancuran menjadi corak utama dari mimpinya. Walau begitu, mata dari aktor utama mimpinya bukan mata orang yang menyerah. Matanya penuh dengan tekad walau neraka yang dihadapinya.

Ia dipanggil untuk membersihkan kejahatan umat manusia. Membunuh semua orang, binatang, dan segala hal yang terlibat dengan kejahatan itu. Tidak peduli apakah yang terbunuh adalah korban, pelaku atau hanya orang yang tidak beruntung yang berada di lokasi. Tanpa kebebasan [Counter Guardian] menghabisi segala potensi kehancuran umat manusia.

Archer dengan armor hitamnya melewati neraka itu dalam waktu yang tak terhitung lamanya. Tekad lama yang telah lama ia sesali kini ia kuatkan kembali. Tanpa sadar di dalam lubuk hati Shirou tertanam rasa kagum kepada Archer. Walau tidak bisa menyelamatkan semua orang, dia terus berusaha.

I have no regret this is the only path

'Mungkin seperti itulah arti Pahlawan yang sebenarnya'

"Silahkan, nak" Ibu tadi meletakkan pesanannya ke atas meja menghentikan lamunan Shirou

"Terimakasih, buk"

Shirou mulai makan roti yang dia celupkan ke dalam sup. Rasanya tidak terlalu berbeda dengan roti dari dunianya. Begitu juga dengan sup dengan kaldu ayam bukan hal yang baru baginya. Hal itu merupakan berita baik bagi Shirou karena dia bisa memasak dengan bahan yang dia kenal.

"Tambah satu porsi lagi Shirou"

Shirou mengingat kapan terakhir kali dia memasak. Apakah saat dia memasak untuk Taiga dan Saber?. Semua itu terasa telah lama berlalu padahal dia baru beberapa hari berpisah dengan mereka.

'Apakah aku bisa kembali?'

Perlu keajaiban seperti [Grail] untuk membawanya pulang. Shirou tak ingin berharap dengan angan-angan seperti itu. Angan-angan seperti itu akan membuatnya lemah dan membuatnya hilang tujuan. Shirou perlu memutuskan satu tujuan yang jelas.

'Aku akan berjuang di dunia ini!'

Setelah selesai makan dan membayar, sambil membawa bekal yang dibeli kemarin Shirou berjalan keluar penginapan mencari di mana posisi rombongan yang akan dia tumpangi. Tanpa memerlukan waktu lama Shirou menemukan sekumpulan orang yang menyiapkan barang di dekat gerbang barat kota. Barang-barang dimasukkan ke dalam kereta kuda.

Shirou segera menghampiri rombongan tersebut tetapi seorang penjaga yang memegang tombak menghadangnya

"Ada urusan apa kau ke sini?" tanya penjaga itu

Sambil menyerahkan kartu yang diberikan [Guild] Shirou berkata "saya penumpang rombongan ini"

Penjaga itu membaca kartu penumpang tersebut lalu minta maaf "Oh maaf, ini masih terlalu pagi nanti datang lagi jam 10.30"

Shirou terkejut mendengar penjaga itu menunjukkan waktu dengan jam. Mengingat dunia ini seperti zaman pertengahan, tak disangka oleh Shirou jam sudah ditemukan.

Wajah penjaga tersebut mulai melembut "Kamu jalan-jalan saja dulu, jarang-jarang pelajar asing sepertimu ada datang ke kota ini"

"Baik pak." Shirou menurut

Shirou berkeliling melihat pemandangan kota. Para pekerja mulai keluar rumah di pagi hari mengucapkan selamat tinggal kepada keluarganya. Ibu rumah tangga keluar rumah bersiap-siap ke pasar. Para pedagang yang menyiapkan barang dagangannya

Pandangan Shirou sampai di salah satu toko mekanik yang baru dibuka. Shirou menggunakan [Structural Analysis] pada salah satu jam tangan yang terpampang. Jam itu berwarna hitam dengan mekanisme dan bahan jam tangan itu tak berbeda dengan jam yang ia kenal. Akan tetapi pengganti baterai jam tersebut adalah [Magic Stone] kecil yang terpasang di dalamnya.

"Permisi pak, boleh saya tanya berapa harga jam itu?"

"300 valis saja, nak."

Uang yang diberikan Arther-san berjumlah 2000 valis. Dengan memotong pengeluarannya bersisa 1500 valis. Tanpa pikir panjang Shirou membeli jam tersebut. Uang yang tadinya berjumlah 1500 sekarang berjumlah 1200

"Senang berbisnis denganmu nak."

Keluar dari toko mekanik, Shirou mengecek jam barunya. Jarum panjang menunjukkan angka enam dan jarum pendek berada di antara angka sembilan dan sepuluh. Sudah jam 9.30, Shirou memutuskan untuk kembali ke rombongan perjalanannya.

Saat hampir tiba di tujuan, perhatian Shirou teralihkan sekali lagi. Ia tertarik dengan buku-buku yang terpajang di etalase sebuah toko. Berpikir masih ada waktu luang Shirou berkunjung ke toko tersebut.

'Informasi merupakan salah satu senjata, dengan memahami dunia ini maka akan lebih mudah menaklukkannya' mengingat salah satu pepatah yang pernah ia dengar

Dari sekian banyak buku, Shirou memillih dua buku tipis berjudul [Ares dan Rakia],dan sebuah buku berjudul [Mengenal berbagai macam ras] dan satu peta benua

"Berapa ini total harga semuanya?" Shirou bertanya kepada kasir

"700 valis"

Shirou mengambil beberapa koin dari sakunya lalu membayar kepada sang kasir.

"Terimakasih, silahkan berkunjung kembali" Kasir itu tersenyum sopan

Shirou tiba di tempat tepat pada pukul 10.30. Rombongan [Orco] telah nampak bersiap-siap. Bertemu dengan penjaga tadi Shirou langsung dipersilahkan masuk . Shirou mencari dan menyesuaikan nomor kursinya dari kereta yang tersedia.

Setelah menemukan kereta yang ia tuju ia segera masuk kedalamnya. Di dalamnya ternyata sudah ada seorang perempuan muda memakai jubah panjang dan kepalanya tertutup oleh tudung jubahnya. Di pangkuannya terbaring tongkat sihir pendek. Dia tampak fokus membaca buku

Shirou mengambil posisi tempat duduk tepat di depan perempuan itu. Lalu berkata "Permisi saya duduk di sini."

Perempuan itu diam saja tidak menjawab. Dari posisinya Shirou dapat melihat rambut pirang berkilauan dan mata hijau yang fokus ke buku dari perempuan tersebut. Bukunya disampul hitam sehingga Shirou tak dapat mengetahui apa judul buku itu.

"2 orang di kereta ini... Sedikit sekali." Kata sang kusir melihat ke dalam kereta dari kursinya

"Kita akan berangkat, apa kalian sudah siap?"

"Sudah pak" jawab Shirou sementara perempuan itu hanya menganggukkan kepalanya.

"Sip, kita berangkat"

Kereta kuda itu mulai berjalan begitu juga dengan kereta lain yang ada di rombongan. Kereta yang ditumpangi Shirou merupakan kereta yang ada di paling belakang. Sehingga dapat dilihat olehnya pemandangan kota [Amnes] yang makin lama menghilang.

Perjalanan dilalui dengan mulus karena jalan yang dilalui telah dibuat jalan setapak. Jalan itu memudahkan jalan kuda yang melewatinya. Di kiri dan kanan jalan dipenuhi dengan rerumputan dan ditumbuhi beberapa pohon.

Shirou menghabiskan waktu perjalanan dengan membaca buku yang telah dibelinya. Sementara perempuan yang ada di depannya sama sekali tidak menganggapnya. Saat istirahat makan, Shirou menawarkan bekalnya yang tidak diacuhkan sama sekali olehnya. Perempuan itu menundukkan kepalanya dan tidak pernah menampakkan mukanya.

Setelah istirahat Shirou melanjutkan bacaannya. Buku pertama yang ia baca berisi tentang dewa Ares dan pembentukan Kerajaan Rakia. Awalnya Shirou mengira buku itu menyebutkan Ares sebagai dewa yang bersemayam di Olympus.

Tak disangka Ares secara harfiah turun ke dunia ini. Berbentuk seorang pria yang menyegel kekuatan dewanya yaitu [Arcanum]. Ares dan dewa-dewi lainnya turun dari [Tenkai] (Dunia Atas) ke [Genkai] (Dunia Bawah). Sama seperti dewa-dewi lainnya dia merasa bosan di sana dan turun untuk bermain ke [Genkai]. Dewa-dewi turun membentuk [Familia], dan [Familia] yang dibentuk oleh Ares adalah Kerajaan Rakia. Kerajaan Rakia berkembang menjadi [Familia] terbesar dengan ribuan anggota.

Ares membentuk Kerajaan bernama Rakia yang rajanya ia pilih sendiri, begitu juga dengan penerusnya. Mengembangkan negara dari nol dan melakukan ekspansi ke daerah sekitar memperbesar wilayahnya. Ujung tombak militer Rakia adalah [Magic Sword] yang ditempa oleh seorang lelaki bernama Crozzo dan keturunannya.

[Magic Sword] adalah senjata yang ditempa sedemikian rupa sehingga bisa menghasilkan [Magic] yang bertipe elemen. Setelah beberapa penggunaan [Magic Sword] akan hancur berkeping.

'Mungkin penyebabnya karena [Prana] tidak stabil di dunia ini' Shirou berspekulasi

Wilayah Rakia berkembang pesat karena [Magic Sword] dari Crozzo. Sampai suatu saat tentara Rakia membakar beberapa hutan [Elf] membuat marah [Spirit]yang mengutuk keturunan Crozzo yang tersisa. Kutukan itu mengakhiri kemenangan ekspansi dari Rakia. Kini kebanyakan perang yang dilakukan oleh Rakia berakhir dengan kekalahan dari pihak mereka. Lalu berakhirlah bahasan buku tersebut

Shirou mencerna informasi yang ia terima dan mengumpulkan beberapa poin. Pertama, [Age of Gods] masih belum berakhir di dunia ini, dan dewa-dewi turun ke dunia ini untuk bermain dan salah satu aturan mainnya adalah menyegel kekuatan mereka yaitu [Arcanum]. Namun mereka diperbolehkan memberi berkah kepada pengikut mereka dalam bentuk [Falna]

Kedua, ada ras sentient yang hidup bersama manusia seperti [Elf] dan [Spirit].

Ketiga, manusia yang bukan [Magus] mampu membuat [Magic Sword] yang mengingatkan Shirou dengan [Mystic Code] yang ada di dunianya. Tetapi [Mystic Code] yang dibuat oleh magus lebih bervariasi tidak hanya berbentuk pedang dan [Mystic Code] lebih awet dalam penggunaannya

Selesai dengan buku pertama Shirou melanjutkan dengan buku kedua untuk pembahasan lebih lanjut. Saat Shirou meletakkan buku [Ares dan Rakia] matanya berpapasan dengan perempuan didepannya.

Mata keemasan Shirou bertatapan dengan mata hijaunya. Shirou tersenyum kepada perempuan itu. Berekspektasi akan diacuhkan, ternyata ia mendapatkan balasan dengan ekspresi wajah perempuan itu meluruskan garis mulutnya. Ekspresi itu memberi kesan bahwa dia berusaha tersenyum. Tak lama setelah itu dia langsung memalingkan mukanya

'Mungkin dia hanya pemalu' pikir Shirou

Setelah itu Shirou melanjutkan bacaannya. Ia membaca buku kedua yang berjudul [Mengenal berbagai macam ras]. Buku itu lebih tipis daripada buku sebelumnya. Buku itu berisi penjelasan singkat tentang ras non-manusia beserta gambarnya.

'Apakah aku telah membeli buku untuk anak-anak ya?'

Dengan penjelasan simpel begitu, Shirou dengan cepat memahaminya. Secara garis besar ras di dunia ini terbagi menjadi [Human], [Demi-Human] dan [Spirit]

[Demi-Human] terdiri dari berbagai macam ras seperti [Elf] yang bertelinga panjang dan kebanyakan tinggal di hutan. [Elf] memiliki tingkat kelahiran yang rendah dan punya umur yang panjang, mereka juga memiliki bakat dalam [Magic]. Kemudian [Dwarf] yang memiliki tubuh yang pendek, lebar dan kuat saking kuatnya mereka dapat mengalahkan monster tanpa [Falna].

[Amazoness] adalah [Demi-Human] yang berisi perempuan berkulit gelap dan terkenal suka berkelahi. [Amazoness] hanya akan melahirkan anak perempuan [Amazoness] juga. Oleh karena itu suatu saat mereka akan keluar dari desa mencari lelaki untuk mereka.

Lalu ras [Pallum], mereka bertubuh pendek tetapi tidak kuat seperti [Dwarf] mereka terkenal dengan kelincahan dan dapat melihat di kegelapan.

Sebagian besar dari [Demi-Human] masuk di kategori [Beast-Human]. [Beast-Human] adalah [Human] tetapi memiliki fitur binatang seperti [Boaz] yang memiliki telinga babi hutan, [Cat People] yang berbentuk kucing, [Chienthrope] yang memiliki telinga anjing dan ekornya, dan bermacam jenis [Beast-Human] lainnya.

Dan terakhir ras [Spirit]. Nama ras ini mengingatkan Shirou dengan [Heroic Spirit], arwah pahlawan yang berhenti melalalui siklus reinkarnasi dan tersimpan di [Throne of Heroes]. Namun dari buku tersebut [Spirit] tak ada hubungannya dengan [Heroic Spirit]. Mereka adalah ras yang turun ke [Genkai] membantu umat manusia sebelum para dewa-dewi turun. [Spirit] juga memiliki potensi [Magic] melebihi [Elf].

Selesai menarik kesimpulan. Shirou menutup bukunya lalu meletakkannya disamping tempat duduknya. Pantatnya keram akibat duduk terlalu lama. Shirou berdiri dan melakukan peregangan badan. Saat ia berdiri kereta yang ia tumpangi perlahan-lahan mulai berhenti.

"Kita sudah hampir sampai, tapi karena sudah terlalu larut malam kita istirahat sebentar" Kusir di depan mengumumkan

Penumpang yang ada di depan Shirou sudah lama tidur terlelap . Perempuan itu tidur dengan posisi menyandar ke bangku penumpang. Tudung kepalanya tidak lagi menutupi mukanya. Dia memiliki wajah tirus yang bersih yang sebagiannya ditutupi oleh rambut pirang yang kusut. Walau tertidur, raut mukanya memberikan kesan tegas. Namun yang mengejutkan bagi Shirou adalah daun telinga perempuan itu panjang ke samping seperti gambar yang dia lihat di buku.

'Jadi itu yang dia sembunyikan. Dia ternyata seorang [Elf]'

Sekarang Shirou mengerti kenapa dia diperlakukan seperti itu olehnya. Menjadi seorang [Elf] di kerumunan manusia tentu akan menarik perhatian. Oleh karena itu dia menghindari interaksi dan menutup wajahnya agar rasnya tidak diketahui.

Shirou keluar dari kereta dan melihat keadaan sekitar. Selusin kereta kuda berjejer membentuk formasi lingkaran. Ada beberapa penumpang yang keluar dan tidur di luar kereta. Beberapa dari mereka membawa lampu teplok yang dinyalakan dengan [Magic Stone]. Api unggun telah dinyalakan di pusat lingkaran kereta.

Mendekat ke api unggun, Shirou duduk menikmati kehangatannya sambil melihat ke langit. Bulan sabit bersinar bersama bintang-bintang pada malam ini. Tanpa awan cahaya mereka terlihat semakin terang. Tak ada perbedaan langit yang Shirou lihat sekarang dengan langit dunia asalnya.

Hal itu menyebabkan nostalgia padanya. Shirou suka melihat langit di beranda rumahnya ditemani beberapa cangkir teh ia menikmati pemandangan. Ia memulai hobi itu sejak Kiritsugu mempercayakan Impiannya di saat-saat terakhirnya. Impian indah yang mustahil ia penuhi.

"Kiritsugu, bisakah aku menjadi Pahlawan di dunia ini?" ucap Shirou di bawah nafasnya

Untuk beberapa saat rasa kantuk telah membawanya pergi. Akan tetapi ia terbangun karena hidungnya mencium bau tajam yang mengganggu ketenangannya. Bau itu seperti bau kain lembab yang lama tidak dijemur. Bau itu bukan bau lembab biasa, hidung Shirou sensitif dengan hal-hal mistis dan sekarang ia curiga ada terjadi masalah.

Bangun dari posisi tidurnya, Shirou melakukan peregangan ringan untuk menyiapkan otot-ototnya. Shirou menyiapkan mentalnya dan mulai mencari arah bau tak sedap itu.

Bau itu muncul dari banyak arah di sekeliling formasi lingkaran kereta kuda. Shirou mengikuti salah satu arah bau tersebut. Shirou mengendap-endap berjalan menuju ke tengah lingkaran di mana beberapa kemah didirikan. Di sekeliling kemah tersebut ada beberapa bayang-bayang yang mengelilinginya.

Berjalan lebih dekat Shirou dapat melihat sosok sebenarnya dari salah satu bayangan melalui pantulan cahaya bulan. Sosok itu memiliki kepala anjing liar dengan lidah yang menjulur. Sosok itu berpostur bungkuk dengan tinggi sekitar bahu Shirou. Dari kaki sampai pahanya, tangan sampai lengannya dan kepala sampai lehernya dipenuhi bulu berwarna maroon.

Yang mengancam dari mereka adalah cakar yang mencuat di antara jari kaki dan tangan mereka, serta taring-taring yang dipamerkan dari mulut monster-monster tersebut.

Kumpulan monster itu tampaknya berniat untuk mengepung kemah-kemah yang telah dimukimi. Shirou tak akan membiarkan korban jiwa karena serangan ini.

"Trace on" Shirou memunculkan [Kanshou] dan [Bakuya] di kedua tangannya. Bersiap untuk menyerang

Memanfaatkan efek kejutan Shirou sprint menuju salah seekor monster yang berada di paling ujung, dengan tangan kanannya terulur pedang untuk menusuk monster itu.

Stab!

Dengan mudah [Kanshou] menembus punggung monster tersebut. Poof! tubuh monster tersebut terurai menjadi butiran debu hitam beterbangan menyisakan butiran kecil [Magic Stone] yang jatuh ke tanah.

Tanpa beban Shirou melanjutkan serangannya menuju target kedua yang masih kebingungan tentang apa yang terjadi. Kali ini [Bakuya] yang diayunkan ke menyabet kepala targetnya. Darah monster itu muncrat sesaat dari leher yang tersisa sebelum berubah menjadi debu.

Melihat teman mereka terbunuh oleh Shirou. Kawanan monster berkepala anjing itu mulai melolong "Awoooo!". Lusinan monster tersebut mulai berkumpul untuk mengeroyok Shirou.

Kedua pihak saling mengatur posisi masing-masing memperhatikan gerak-gerik lawan. Shirou menyiapkan kuda-kudanya, [Kanshou] di tangan kanannya terhunus ke depan dan [Bakuya] siap mendampinginya. Monster-monster itu sudah tahu kedua pedang itu berbahaya dan mencari celah pertahanan dari Shirou

Dari belakang!

Shirou mengalirkan [Od] nya mengubah menjadi [Prana] dan memperkuat sikunya dengan [Reinforcement]. Membalikkan setengah badan, Shirou menghantam kepala monster anjing tersebut dengan siku yang sekeras besi .

KRRAKKK

Terdengar bunyi tengkorak retak dari monster tersebut. Bam! Monster itu terpelanting dua meter ke belakang dengan posisi telungkup.

Baru saja temannya terpelanting, tiga ekor monster lompat menerkam Shirou dari depan. Mereka mengira ada kesempatan karena lawannya telah teralihkan perhatiannya. Namun dengan sigap Shirou memperbaiki kuda-kudanya dan menyabetkan kedua pedangnya ke arah musuhnya

Srett Srett!

Dengan ringan [Kanshou] dan [Bakuya] merobek dua dari tiga monster yang menyerang Shirou. Akan tetapi yang ketiga berhasil mendekat ke arah wajah Shirou. Cakar yang ada di tangan kanannya mengincar wajah Shirou. Berkelit sedikit, cakar itu meleset dari targetnya.

Stab!

Dari jarak nol, dengan mudah Shirou menusuk punggung monster yang menyerangnya. Poof! Monster itu menghilang menjadi abu.

Trait [Anti Monster] dari [Kanshou] dan [Bakuya] menyebabkan semua serangan dari pedang tersebut menjadi lebih efektif. Seperti pisau panas memotong mentega, Shirou merasakan tak adanya resistensi dari tubuh monster tersebut ketika di serang. Dengan satu goresan tanpa tenaga dapat memberikan serangan fatal.

Karena telah mengukur kekuatan lawannya, Shirou mengubah posisinya menjadi lebih ofensif. Dengan kedua pedang terhunus Shirou bersiap untuk menyerang.

Akan tetapi bukan hanya Shirou yang telah mengetahui kekuatan lawannya. Monster-monster tersebut sudah tahu mereka bukan lagi pemangsa melainkan menjadi yang dimangsa. Dengan membungkuk empat kaki seperti anjing mereka berlari terkaing-kaing tak tentu arah.

Shirou menimbang untuk mengejar dan memburu mereka atau memeriksa korban terlebih dahulu. Shirou memutuskan melihat korban yang ada di sekitarnya terlebih dahulu lalu akan dilanjutkan dengan berburu monster. Menghilangkan [Kanshou] dan [Bakuya] ia memeriksa sebuah kemah.

Seorang pemuda dengan tampang tercengang berdiri di depan kemah. Mata cokelatnya terbelalak menyaksikan pertarungan Shirou.

"Hey, Apa kau terluka?" tanya Shirou

Terdiam sesaat, pemuda itu menampar kedua pipinya. "Ya, aku tidak apa-apa, kawanan [Kobold] itu belum mulai menyerang saat kau datang"

"Syukurlah..." Shirou merasa sedikit lega, sebelum ia melanjutkan perburuannya dia menyuruh pemuda tersebut untuk membunyikan peringatan "Beri peringatan, kita sedang diserang monster".

"Siap pak!" pemuda itu menjawab dengan salut militer

Selesai dengan urusannya, Shirou berlari mengikuti bau monster yang tersisa. Kebanyakan baunya telah memudar dari area rombongan perjalanan [Orco]. Tetapi masih ada satu bau menyengat dari suat arah.

KLANG KLANG!

"KITA DISERANG!, KITA DISERANG KAWANAN [Kobold]". Di saat mengikuti bau terakhir, Shirou mendengar peringatan telah dibunyikan. Setelah itu terdengar derap kaki orang-orang yang bangun dalam kepanikan.

Para penumpang yang ada di kemah segera merubuhkan kemahnya. Para Penjaga mengusir [Kobold] yang berlarian. Kusir-kusir kembali ke kursi-kursi mereka. Sementara para penumpang kembali ke kereta mereka masing-masing

Di saat yang lain sibuk untuk menyelamatkan diri Shirou mengikuti bau monster yang tersisa dan ternyata menuntunnya kembali ke kereta tumpangannya. Tepat di depan keretanya terjadi perkelahian.

"Minggir kau!" Seorang Elf muda dengan tudung kepala yang terbuka terkepung oleh 3 ekor [Kobold]. Dia mengayunkan Staff pendeknya seperti tongkat Baseball untuk menghalau monster-monster itu untuk tidak mendekat.

"Trace on!" Shirou menerjang monster yang berada di ujung kepungan dengan [Kanshou] yang ada di tangan kanannya. Sret! Tebasan diagonal dari kiri atas menuju kanan bawah merobek tubuh monster tersebut. Maju sedikit Shirou menebas korban keduanya. [Kobold] yang terakhir sudah mulai merangkak lari dari tempat kejadian.

Shirou menarik tangan kanannya ke belakang lalu melempar [Kanshou] melambung ke depan [Kobold] yang berlari. Seolah seperti bumerang, pedang pendek hitam itu berbalik arah dan menusuk di antara kedua mata monster tersebut. Bersamaan dengan hilangnya monster tersebut, [Kanshou] terurai kembali dalam bentuk [Prana].

"Fiuhh..." Shirou menghembuskan nafasnya tidak menyangka lemparannya pas headshot pada targetnya. Kemudian ia membalikkan setengah badannya berhadapan dengan gadis Elf yang ia selamatkan.

Dengan tudung yang terbuka Shirou dapat melihat jelas wajah cantiknya yang terkejut. Mata bulat hijaunya membesar karena terkejut. Rambut pirang panjangnya tergerai terpantul cahaya bulan.

Untuk sesaat Shirou hilang kata-kata tak dapat berbicara. Gadis itu terlihat baik-baik saja, terlihat dari wajahnya yang masih bersih mulus dan pakaiannya yang masih terlihat rapi. Serangan tajam tentu akan terlihat jelas bekasnya, tetapi serangan tumpul belum tentu kelihatan.

Shirou ingin memastikan keadaan gadis itu dengan bertanya padanya. Belum sempat ia membuka mulutnya Elf itu berbicara.

"Kau terluka" suaranya terdengar lembut. Ia mendekat kepada Shirou dan menyentuh pipi kanannya. Goresan luka yang tidak ia sadari bersentuhan dengan jari lembut seorang Elf.

'Ini pasti kudapat saat dikepung [Kobold] tadi'

Merasa malu, Shirou memalingkan wajahnya "Tidak apa-apa ini hanya goresan kecil"

"Walau begitu izinkan aku untuk membalas kebaikanmu" Elf itu memalingkan kembali wajah Shirou dengan tangannya lalu menyentuh lukanya lalu membaca mantra dengan lembut. Setelah beberapa saat Shirou dapat mendengar akhir mantra tersebut "Lesser heal..." lingkaran sihir kecil keluar dari ujung jari Elf tersebut.

Luka di pipi Shirou mulai menutup tanpa menyisakan bekas sama sekali. Selesai menyembuhkannya, Elf itu melepaskan jarinya dari pipi Shirou.

"Terimakasih" ucap Shirou sambil tersenyum.

Sebelumnya, gadis itu tidak berhasil membalas senyumnya. Sekarang, dengan pipi merona Elf itu membalas dengan senyum kecil yang terlihat indah di mata Shirou. "Sama-sama..." dengan malu gadis itu menundukkan wajahnya.

"HEY! Sedang apa kalian di sana cepat naik!" Teriakan kusir kereta tanpa sengaja merusak suasana.

Dengan buru-buru Shirou diikuti Elf tersebut masuk kereta dan duduk di atas kursi masing-masing. Shirou dan gadis tersebut hanya bisa bertatapan canggung.

"Heiiighh" kuda-kuda penarik kereta di depan mulai meringkik

Tanpa menunggu aba-aba penumpang, kereta kuda itu bergerak dengan kencang. Perjalanan kali ini berjalan lebih cepat dari sebelumnya. Kursi penumpang berguncang karena saking kencangnya kereta bergerak.

Walau begitu, Shirou memulai perkenalan pada gadis di depannya. Mengulurkan tangannya pada lawan bicaranya ia memulai perkenalan "Perkenalkan, Shirou Emiya dari [Far East]" mengingat nama tempat yang paling cocok dengannya di dunia ini.

"Saria Balsys, dari hutan Alf" Tangannya memerah ketika bersalaman dengan Shirou.

"Senang berkenalan denganmu" keduanya saling tersenyum