Chapter 2 - Ch 2

Sejak kecil Shirou Emiya adalah anak yang sulit mengekspresikan dirinya. Setelah dia diselamatkan oleh Kiritsugu dari kebakaran kota Fuyuki.

Shirou belajar bersosial kembali. Tragedi itu telah membakar seluruh identitasnya, menghapus siapa dia sebelumnya, membunuh seluruh emosinya, menyisakan wadah yang berisi [Void] atau kekosongan. Dari wadah yang kosong itu Kiritsugu menyelamatkan Shirou dan memberinya Impian.

Avalon yang menyembuhkannya mengisi [Void] yang kosong mengubahnya menjadi [Sword]. Pada saat itu Shirou Emiya lahir kembali menjadi pedang yang berbentuk manusia .

Jarang sekali Shirou mengungkapkan emosi yang ada dalam hatinya. Senyum yang sering dia berikan adalah kepalsuan. Namun kali ini, air matanya tulus dari hatinya. Sambil menyeka air matanya Shirou merenung.

'Kenapa aku menangis?'

Shirou terbaring mengingat mimpinya semalam. Mengingat Archer yang telah mengakui dan mendukung impiannya.

"Jangan khawatir Tohsaka, mulai sekarang aku juga akan terus berusaha!" Senyum Archer dengan tulus.

Hati Shirou merasa tersentuh mengetahui persis apa yang akan dialami oleh Archer. Mimpi yang lama telah dia sesali kini dia perjuangkan kembali. Menjadi Pahlawan yang bisa menyelamatkan semua orang

Bangun dari posisi berbaring, Shirou mengepalkan kedua tangannya

"Yosh! Aku takkan kalah dari Archer"

Selimut jatuh dari badannya dan menampilkan tubuhnya yang dipenuhi perban luka.

'Huh? Siapa yang mengobatiku?'

Shirou melihat sekitarnya, dia berada di kamar tidur yang tidak dikenalnya. Dindingnya terbuat dari batu yang tidak dicat, pintu kayu yang tidak memiliki gagang dan selimutnya terbuat dari kulit binatang.

Lalu pintu kamar terbuka, Seorang bapak tua berambut dan berkumis kecoklatan membawa nampan dan gelas berisi air masuk ke kamar. Bapak itu memiliki mata cokelat bulat besar yang memberinya kesan naif dan kekanak-kanakan.

"Oh nak, akhirnya kamu bangun juga" bapak itu tersenyum dengan ramah

Tertegun, Shirou menjawab sambil menundukkan kepalanya "Terima kasih, telah menyelamatkan saya pak."

Bapak itu meletakkan nampan itu di meja kayu di samping kasur. Lalu menyodorkan gelas yang berisi air pada Shirou. "Sama-sama nak, perkenalkan Arther Magurk seorang petani jagung."

"Shirou Emiya, saya masih seorang pelajar" sambil menerima gelas dan kemudian meneguknya.

Shirou merasa heran dengan nama asing yang dimiliki bapak itu. Mengingat kejadian tadi malam, Shirou mulai berspekulasi dia telah berpindah tempat, jauh dari Fuyuki.

'Apakah ini efek dari [Grail]?' pikir Shirou

Bapak itu mengerutkan keningnya "Apakah kamu diserang bandit sehingga kamu bisa terluka?"

Mengingat wajah Gilgamesh, Shirou tersenyum tipis "ya, bisa dibilang begitu pak.."

"Kasihan sekali kamu ya.., terluka begitu sampai pingsan di kebun bapak" Arther-san menggeleng geleng kepalanya dengan sedih

"Luka saya sudah mulai tertutup pak" Shirou menggerakkan badannya yang terluka

"Lihat, saya sudah baik baik saja" Shirou tersenyum untuk menenangkan bapak tersebut

"Dasar anak muda". Arther-san balas tersenyum

"Bapak ambilkan baju ganti untuk kamu ya, tunggu sebentar"

"Tak usah repot-repot pak, baju saya saja sud-"

"Jangan sungkan nak, tak mungkin kamu pakai baju sobek itu lagi" kemudian Arther-san keluar dari kamar lalu menutup pintu.

Shirou termenung memikirkan nasibnya. 'Setelah terhisap oleh [Grail] nampaknya aku jatuh jauh hingga ke Eropa atau Amerika'

'Tapi, mengapa aku bisa mengerti ucapan Arther-san ya?' Shirou mulai kebingungan

'Apakah ini efek samping dari [Grail]' mengingat Saber dapat berbahasa Jepang walau lahirnya di Inggris.

Lalu pintu kamar kembali terbuka "Ini, Shirou-kun" Arther-san memberikan tunic berwarna krem dan celana kulit berwarna cokelat.

Shirou menerima pakaian tersebut "terima kasih pak, maaf merepotkan..." merasa bersalah diperlakukan baik seperti ini.

Arther-san hanya tersenyum "bukan masalah, kamu sudah jauh jauh datang belajar dari [Far East] malah dirampok di perbatasan [Rakia]".

'Far East, Rakia?, setauku itu bukan nama tempat di bumi' Shirou tertegun

'Kaleidoscope...' Shirou mulai mengingat salah satu kepingan mimpinya

'Mungkin aku salah sangka, mungkin aku terlempar ke dimensi lain'

Hal yang biasanya tidak mungkin, bakal bisa terjadi akibat efek dari [Grail] Shirou meyakinkan dirinya

Melihat Shirou yang terdiam, Arther-san minta maaf "Maaf telah membuatmu mengingat memori yang menyakitkan..."

"Tidak apa-apa pak, saya juga terkejut kenapa ini bisa terjadi" balas Shirou

"Apakah kamu sendiri yang selamat?" Bapak itu bertanya

"Selamat?" Shirou terdiam sesaat, "Ya, saya hanya pergi sendiri pak"

"Oh, apakah kamu bersekolah di [Silverleaf Academy] di ibukota, bapak dengar mereka memberi beasiswa bagi pelajar dari luar daerah?"

"Sebenarnya saya ingin mendaftar kesana..." lidah Shirou merasa pahit atas kebohongannya

"kalau begitu biar bapak antarkan kamu ke pusat kota supaya mudah kamu kesana" Arther-san terdengar bersemangat

"eh?"

"Kamu sudah sanggup berpergian kan?

Shirou menganggukkan kepalanya. Avalon telah menyembuhkan luka-lukanya

"Kalau begitu cepat ganti baju, mandi , bapak akan menyiapkan kendaraan!"

Arther-san keluar dengan langkah yang cepat dari kamar dan menutup pintu.

-Scene Break

Setelah Arther-san keluar dari kamar Shirou melepaskan semua perban lukanya. Dapat dilihat olehnya lukanya sudah hilang tak berbekas. Dilanjutkan dengan mandi di kamar mandi yang ada di dalam kamar. Setelah itu dengan segera ia kenakan pakaian yang diberikan Arther-san

Memakai tunic lengan panjang berwarna krem dan celana kulit terasa asing bagi Shirou. Dia tidak pernah memakai bahan pakaian ini sebelumnya.

Dia bercermin 'aku terlihat seperti pemuda abad pertengahan di Eropa' pikir Shirou

Shirou keluar dari kamar dan melihat keluar jendela rumah. Tampak olehnya Arther-san memasukkan beberapa karung ke dalam kereta kayu yang di depannya ada seekor kuda yang terikat.

Tanpa pikir panjang Shirou segera keluar dari rumah dan membantu bapak tersebut mengangkat karung ke dalam kereta. Karung itu berisi hasil panen jagung Arther-san.

"Tak usah repot-repot nak, istirahat saja dulu.."

Shirou tersenyum "Istirahat saya sudah lebih dari cukup pak"

Setelah selesai memasukkan barang Arther-san pindah ke depan kereta dan duduk di sana

"Shirou-kun, sini duduk samping bapak" tangan Arther-san menunjuk posisi disampingnya

"Baik, pak" dengan segera Shirou menuruti kata Arther-san

Melihat Shirou sudah duduk disampingnya, Arther kemudian melecut kudanya dengan tali kekangnya

"Heiiighh" Kuda itu meringkik lalu berjalan menarik kereta. Lalu perjalanan dimulai

Dapat terlihat kehijauan memenuhi pemandangan disekitar perjalanan. Bermacam-macam tanaman menghiasi perjalanan. Mulai dari jagung, tomat, anggur, jeruk dan berbagai macam lainnya. Bagi Shirou ini merupakan hal baru baginya, sambil menikmati udara segar dia menikmati pemandangan alam.

Sambil memegang tali kekang Arther-san mulai percakapan "Shirou-kun sepertinya kamu dari daerah perkotaan ya?"

"Iya pak, saya tinggal di kota Fuyuki" jawab Shirou

Sambil memijat dahinya Arther-san berkata "Hmmm... Fuyuki ya... bapak tidak pernah dengar"

Setelah beberapa saat dia melanjutkan "Tapi saya yakin nama oriental begitu pasti kamu dari [Far East] kan"

"Ya saya memang tinggal di timur pak" Shirou menjawab dengan kebenaran yang tidak sepenuhnya. 'Jepang memang di timur soalnya'

"Kita mau kemana tepatnya pak?" Shirou penasaran soal kota tujuannya

"Tentu saja kita ke pusat kota [Amnes], kebun jagung bapak tadi posisinya di pinggir kota" Arther-san menjelaskan

"Nanti kamu bapak antarkan lewat gerbang timur, saya akan lanjut ke pasar untuk menjual hasil panen jagung saya." sambung bapak itu

Shirou mendengarkan dengan seksama "lalu saya lanjut kemana pak?"

Arther-san menjawab "datang saja ke [Guild], bapak dengar [Guild] sedang melayani rombongan perjalanan ke ibukota, calon pelajar sepertimu pasti diberikan tumpangan"

Shirou tertegun sebentar "kenapa begitu pak?"

"Walau [Rakia] ini negara militer, kami juga menyanjung edukasi. Oleh karena itu pelajar dari tempat jauh sepertimu tidak boleh disia-siakan" Arther-san berkata dengan bangga

"Dulu kalau bapak rajin belajar... bapak akan..." Perjalanan itu berlanjut dengan cerita masa muda Arther-san yang ingin menjadi filsuf terkenal. Sebagai pendengar yang baik, Shirou dengan tenang menyimak nostalgia bapak tersebut.

-Scene Break

Beberapa jam kemudian tibalah mereka di kota [Amnes]. Kota itu dikelilingi dinding batu dan gerbang besi yang menjaga setiap pintu masuk. Setelah masuk dari gerbang timur Arther-san mengucapkan selamat tinggal.

"Hati-hati nak, jangan sampai kejadian yang sama terulang kembali" Arther-san mengelus kepala Shirou

Shirou hanya bisa terdiam memikirkan kemungkinan apakah dia akan melawan Gilgamesh sekali lagi

'Kuharap dia tidak sampai ke dunia ini, aku tak ingin melawan dia untuk kedua kalinya'

Shirou yakin dia menang akibat keberuntungan semata. Gilgamesh yang meremehkannya, Rin yang memberi asupan mana, Archer yang menyelamatkannya. Banyak orang yang telah menolong Shirou dan salah satunya Arther-san

Setelah Bapak itu menghentikan elusannya Shirou bertanya "Arther-san, kenapa anda menolong saya padahal saya hanya menyusahkan anda saja..."

Shirou merasa tidak pantas dibantu sejauh ini. Dia merasa tak mampu membalas jasa dari Arther-san yang telah menyelamatkannya dan menunjukkannya jalan.

"Bapak ingin kamu memenuhi mimpi bapak yang tidak tersampaikan, oleh karena itu kamu harus rajin belajar ya..." Arther-san tersenyum dengan lembut

Belum sempat Shirou membalas, bapak itu menyodorkan dengan paksa kantong berisi koin ke tangan kanan Shirou. Secara tanpa sadar Shirou sudah menggenggam kantong koin tersebut.

"Pak saya tidak pant-" Shirou berusaha menolak pemberian yang dermawan dari Arther-san

"Sudah jangan dipikirkan" bapak itu tersenyum dan berjalan kembali ke kereta kudanya

"Arther-san, terimakasih banyak!" Shirou menundukkan badannya dengan dalam

"Sama sama Shirou-kun" Arther-san melambaikan tangannya dari atas kereta

Shirou balas melambaikan tangannya sampai kereta itu mulai berjalan kembali. Saat kereta Arther-san jauh dari pandangan, Shirou memperhatikan sekelilingnya mencari bangunan [Guild] untuk melanjutkan perjalanan.

Shirou berpikir untuk memenuhi harapan Arther-san kepadanya. Jarang sekali dia bertemu orang baik sepertinya yang berbuat baik tanpa pamrih. Tanpa meminta balasan Arther-san membantunya dari saat ia terluka dan sekarang memberinya bekal dan tujuan.

Sambil berjalan melihat sekitar Shirou memikirkan pengalamannya selama ini. Dia terhisap portal yang disebabkan oleh [Grail].

Kemudian [Grail] tidak menerimanya sebagai [Core] dan membuangnya melalui [2nd magic Kaleidoscope] dan Shirou tiba di dunia tak dikenal ini. Saat dia pingsan ia bermimpi Archer meminta Rin untuk menjaga dirinya?

'Hey itu tidak masuk akal, kalau aku di sini siapa yang Archer maksudkan?' pikir Shirou sambil berjalan

'Mungkin aku bermimpi tentang Archer yang ada di dimensi lain di mana dia berhasil menyelamatkanku dari portal?'

'Atau apakah jiwaku terbagi dua, 'aku' yang dibuang ke dunia ini dan 'aku ' yang selamat dari portal'

Shirou menggaruk kepalanya merasa sia-sia memikirkan kemungkinan dan mekanisme dari [True Magic] yang digunakan oleh [Grail].

Karena tidak memperhatikan jalan dengan seksama kepala Shirou berbenturan dengan badan yang kasar dari orang yang berjalan ke arahnya.

"Hey, lihat-lihat kalau jalan!" Kata pria paruh baya yang dia tabrak

"Maaf pak, saya hanya ingin mencari di mana [Guild] di sini" Shirou buru-buru minta maaf

"Kalau gitu cepat kau sana masuk!" Katanya lalu melanggeng dengan kasar

"Eh?"

Shirou melihat bangunan disampingnya yang banyak dipenuhi oleh orang yang berlalu lalang. Bangunan itu nampak lebih besar dibandingkan bangunan disekitarnya. Dicat dengan warna biru dan memiliki dua pilar kapur besar yang menopang dari luar.

Shirou kemudian naik melalui beberapa tangga kecil dan masuk ke dalam bangunan tersebut

Di dalamnya terdapat beberapa loket yang masing-masingnya ada kumpulan orang yang mengantri. Menariknya setiap antrian memiliki jenis orang yang berbeda.

Di antrian sebelah timur kebanyakannya berisi orang-orang berperawakan seperti tentara dengan armor dan senjata yang tersarung.

Di utara juga berisi orang-orang yang bersenjata namun tidak seragam dan kelengkapannya bermacam-macam. Terlihat seperti tentara bayaran bagi Shirou

Di barat lebih banyak dipenuhi oleh rakyat sipil dan tidak terlihat mengancam.

Shirou yang tidak memiliki urusan militer memilih untuk mengantri di antrian barat. Sambil mengantri Shirou menggunakan [Structural Analysis] pada senjata dari kedua antrian lainnya.

'[Trace on]' Shirou mengucapkan mantra di dalam pikirannya. Mengaktifkan 27 [Magic Circuit] nya mengkonversi [Od] dari tubuhnya menjadi [Prana]. Kemudian dengan itu dia menggunakan [Tracing] ke senjata dan armor antrian utara dan timur.

Pada awalnya semuanya nampak normal dari bahan pembuatannya kebanyakan dari mereka terbuat dari besi ataupun baja. Akan tetapi seseorang yang terlihat seperti kapten dari barisan tentara memiliki armor dengan bahan yang asing yaitu [Mythril]. Dibandingkan besi dan baja [Mythril

'Mungkin itu adalah bahan yang ada di dunia ini'

Tetapi yang lebih mengejutkan bagi Shirou ada beberapa diantara mereka yang memiliki pengalaman membunuh Monster. Kebanyakannya berasal dari barisan utara. Belati beracun dari seorang pemuda di barisan utara telah membunuh beberapa [Goblin]. Busur dari salah satu mereka juga telah melukai seekor [Kobold].

'Tak kusangka ternyata di dunia ini masih ada [Phantasmal Beast]'

[Phantasmal Beast] adalah makhluk-makhluk fantasi yang ada pada dunia Shirou yang telah lama punah sejak berakhirnya [Age of Gods]. [Mystery] yang ada pada dunia ini tampaknya masih tumbuh subur dimana-mana. Shirou juga melihat beberapa orang yang membawa Staff panjang dengan [Magic Stone] di ujung kepalanya.

'Mereka pasti termasuk [Caster] class' pikir Shirou merasa geli

Tak dirasa sudah tiba gilirannya untuk menyelesaikan urusannya. Perempuan penjaga loket tersebut berseragam rompi hitam dengan kemeja lengan putih panjang didalamnya dan bercelana hitam panjang. Seragam itu memberi kesan modern yang membuat Shirou kebingungan.

"Ada yang bisa dibantu?" Penjaga itu bertanya

"Erm.. nama saya Shirou Emiya, saya ingin bertanya adakah rombongan perjalanan yang menyediakan tumpangan untuk pelajar asing ke ibukota?"

"Tunggu sebentar ya..."

Setelah beberapa saat perempuan itu melihat semacam daftar nama dan menjawab "Ya, ada satu rombongan perjalanan di kelas ekonomi yang berangkat besok pagi, rombongan [Orco] masih tersedia sembilan tempat kosong lagi. Apakah Emiya-san ingin mendaftar?"

"Ya, tolong"

Penjaga itu menuliskan nama Shirou di sebuah kartu nama lalu memberi cap yang seperti lambang [Guild]. Lalu memberikannya kepada Shirou

"Silahkan dilihatkan kepada penjaga rombongan [Orco], jangan sampai hilang" Penjaga itu senyum bercanda

"Baik, terimakasih akan kujaga dengan baik" Shirou balas tersenyum

Shirou menerima kartu itu dan melihat ada beberapa keterangan seperti posisi duduknya, paket pelajar asing, di mana saja akan transit dan kota tujuan. Shirou keluar dari bangunan [Guild] lalu mencari bekal untuk perjalanan besok.

-Scene Break

Setelah membeli bekal dan menyewa penginapan menggunakan uang yang diberikan Arther-san, Shirou beristirahat di dalam kamar yang telah disewanya. Di atas kasurnya dia mencoba percobaan [Magecraft]

Dia mencoba [Projection] dengan memunculkan [Kanshou] dan [Bakuya]. Tidak seperti biasanya dunia ini tidak menolak [Magecraft] seperti [Gaia] di dunianya. Tetapi bahan pendiri dari [Kanshou] dan [Bakuya] mulai tidak stabil ketika tidak bersentuhan dengannya.

'Dunia ini tidak stabil dalam meng-handle [Prana]'

'Dalam beberapa hari [Projection]ku pasti akan hilang'

Setelah menghilangkan [Kanshou] dan [Bakuya], Shirou memunculkan pita kecil dengan lonceng kecil yang hanya berbunyi ketika diguncang dengan kuat lalu mengikatnya disamping celananya.

'Saat lonceng ini jatuh dan berbunyi, itu adalah batas waktu [Projection] ku'

Selesai dengan percobaannya, Shirou berbaring diatas kasur dan berpikir tentang perjalanan yang akan datang. Mengingat Rin dan Saber dan berharap mereka baik-baik saja. Mengingat impiannya untuk menjadi Pahlawan.

'Apakah mendaftar menjadi pelajar memudahkan jalanku menjadi Pahlawan?'

Di dunia yang masih ada monster berkeliaran tentu lebih mudah bagi Shirou apabila dia pergi berburu menggunakan [Magecraft]. Tetapi Arther-san yang telah menolongnya berharap dia menjadi pelajar yang rajin.

Menghela nafas 'Kulihat saja kemana takdir membawaku pergi..' Shirou memutuskan untuk melanjutkan perjalanan yang telah ia daftar.

Setelah menguatkan hatinya Shirou terbawa bisikan malam dan mulai tertidur. Malam itu Shirou Emiya bermimpi tentang pedang dan perang. Mimpi yang membuatnya basah dengan keringat dingin di esok hari.