Hingga sore, ia bersiap pergi. Memasukan semuanya ke dalam tas nya dan berjalan ke pintu keluar. Saat membuka pintu, rupanya di samping pintu sudah ada Tuan Beom bersandar menunggu sambil menoleh dan menatapnya. "Apa ini?"
"Kyaaa!!" Shou langsung terkejut tak karuan menoleh padanya.
"Kenapa kau begitu terkejut?" tatap Tuan Beom dengan datar.
"A... Ahjussi.... Ahjussi.... Apa kau menunggu.... Di... Disini?!"
"Kau belajar sendirian selama 6 jam penuh?"
"Aku.... Aku... Aku hanya mencari sesuatu untuk tugas ku. . . Maafkan aku jika aku terlalu lama, dan ngomong ngomong kenapa anda ada di sini?" tatap Shou.
"Aku menjemputmu, ayo pulang, mobilnya sudah di bawah," kata Tuan Beom sambil berjalan duluan.
"Ah... (Apa ini beneran? Ahjussi datang masuk kemari... Aku benar benar tidak percaya, tak ada orang yang lewat kan...?!Syukur saja tak ada yang lewat, ini memang jadwal nya perpustakaan tutup, fyuh, jika ada orang, aku pasti akan mati... Mereka tidak sepenuhnya mengenal Ahjussi dan Ahjussi dengan berani nya masuk kemari menungguku langsung di sini,)" Shou mengikuti Tuan Beom.
Tapi tiba tiba ada yang memanggilnya. "Shouuu!"
Shou lalu menoleh cepat menyadari ada orang dan rupanya itu Soohyun. Tuan Beom ikut menoleh dengan wajah datarnya.
"S... Soohyun!!" Shou langsung terkejut dan menoleh ke Tuan Beom. "Ahjussi, aku akan menunggumu di bawah," tatap nya.
Tuan Beom hanya terdiam, ia lalu melihat Shou berjalan menjauh dan malah mendekat menahan Soohyun untuk tetap di tempatnya.
"Shou, kebetulan bertemu, siapa pria itu?" tatap Soohyun masih dengan wajah ceria nya.
"Di... Dia... Dia... Um, apa yang kau lakukan memanggilku?" Shou menatap.
"Sebenarnya.... Aku putus dengan pacarku," kata Soohyun, seketika Shou terdiam kaku dan hanya ada petir menyambar perasaan nya.
"Aku putus dengan dia, karena kau..." tambah Soohyun.
"Ap... Pa?"
"Aku bilang, aku putus!" ulangi Soohyun, kini wajahnya benar benar datar dan tidak frendly, hal itu membuat Shou terdiam, menoleh ke tempat Tuan Beom tadi, Tuan Beom sudah tak ada di sana, sepertinya dia benar benar menunggu di bawah.
" . . . (Kenapa?! Kenapa kau berkata begitu!!!?? Aku tidak pernah mengharapkan itu!!!) Apakah kau berpikir bahwa dengan memanggil setiap hari, aku akan mendengarkan kamu?" tatap Shou.
". . . Kau selalu sangat baik padaku... Aku menyadari bahwa aku menyukai kamu lebih dari yang aku pikir... Aku tidak ingin menyesal jadi aku putus dengan cintaku... Aku suka kamu... Tolong beri aku kesempatan," tatap Soohyun.
Tapi Shou terdiam menundukan wajahnya sambil mengepal kedua tangan nya. "(Aku benci kau Soohyun.... Aku memutuskan untuk membencimu... Tapi ketika kau mengatakannya seperti itu, aku tidak bisa membuat diri sendiri untuk membencimu lagi. Namun, yang lebih masalah adalah... Aku tergerak dengan situasi ini,)" pikir Shou memegang keningnya.
"Aku tidak berkencan dengannya karena aku menyukainya haha... Karena kita berada di klub yang sama, aku tidak bisa menolaknya tanpa alasan... Jika tidak, aku tidak akan menjadi orang buruk? Itulah mengapa aku bersama dia dan rumor semakin menjadi jadi, jadi aku hanya menerima saja.... Tapi aku tetap mengarah padamu, Shou... apa kau akan memaafkan aku?" tatap Soohyun memegang tangan Shou dengan senyumnya.
Lalu Shou membuang wajah dan tersenyum kecil, hanya senyum kecil tanpa kerutan mata. "Yah, aku memaafkan mu," tatap nya. Seketika Soohyun tersenyum senang. "Terima kasih Shou, aku tahu kau sangat baik memaafkan aku... Dan mulai sekarang, apa aku bisa dekat dengan mu mulai sekarang?" tanya Soohyun sambil menggenggam erat tangan Shou.
". . . Soal itu... Ini memang baik jika orang ramah sepertimu minta maaf dengan cara seperti ini, tapi harus kau tahu... Aku sudah tak memiliki rasa apapun dengan mu," kata Shou, ia menatap dengan wajah datar. Wajah yang tanpa senyuman sekaligus.
Sementara itu di parkiran bawah. Tuan Beom bersandar di mobil hitam nya sambil merokok, ia menatap atas menunggu Shou sambil menghembuskan napas rokoknya.
Ia menunggu di sana membuat semua orang melihat padanya dengan wajah terpukau. "Siapa dia? Kenapa dewasa sekali?"
"Apa dia menjemput putrinya yang bersekolah di kampus?"
"Tapi, dia belum terlihat seperti kepala 2."
"Ahjussi mungkin...." pikir semua orang yang lewat di sana.
Sepertinya Tuan Beom memang menunggu dengan sabar, lalu ia ingat pada Soohyun yang datang tadi saat bersama dengan Shou. "(Apa dia orang yang disebut Shou dalam kata 'Krush'?)"
Tak lama kemudian, Shou berjalan mendekat pada Tuan Beom yang masih menunggunya di luar. "Ahjussi, maaf menunggu lama," tatap nya.
Tuan Beom hanya terdiam datar dan memberikan satu kotak kecil yang manis.
"Eh... Ini...?" Shou menerimanya dengan bingung. Ia melihat dari mika kotak itu bahwa itu adalah mochi susu putih yang lembut. Seketika Shou berwajah merah melihat itu.
"Sudah selesai, ayo pulang," kata Tuan Beom lalu ia masuk ke bangku supir dan Shou duduk di bangku sampingnya.
"Um.... Ahjussi, terima kasih untuk ini.... Anda selalu membelikan mochi yang sama dan aku suka itu," tatap Shou.
". . . Bagaimana dengan yang tadi? Kau bicara apa pada dia?" lirik Tuan Beom. Seketika Shou terdiam, ia sepertinya tak mau membalasnya.
". . . Lupakan saja, bagaimana dengan makan malam, kau ingin makan malam apa?" tanya Tuan Beom.
"Um... Sebenarnya, aku pikir aku ingin makan makanan simple di rumah."
"Sungguh? Aku akan membuatkan nya untuk mu," kata Tuan Beom.
"Eh? Membuatkan ku?" Shou terdiam tak percaya.
Tak lama kemudian, masih di jalan, Tuan Beom fokus pada jalan dengan hanya satu tangan memegang kemudi sambil melihat ke jendela samping juga dengan wajah datarnya. "Kau bisa makan itu lebih dulu..." tolehnya pada Shou, tapi ia terdiam ketika melihat bahwa Shou sudah memakan mochi itu di dalam mobil.
Mereka terdiam dan Shou memasang wajah panik. "A... A.... Maafkan akuu!! .... Aku memakan nya duluan... Apa Ahjussi mau?" tatap Shou.
"Fuck, siapa yang ingin mengatakan itu," Tuan Beom langsung memasang wajah kesal.
"Um... Hehe, maaf Ahjussi, hanya saja aku tak bisa tahan akan godaan mochi yang lembut," kata Shou, sambil terus memakan mochi nya seperti kelinci.
"(Mochiii.....??)" Tuan Beom kembali terdiam dan melirik ke dada Shou. Sepertinya mendengar kata mochi, akan mengingatkan dia pada dada Shou yang selembut mochi.
"Ini Ahjussi, cobalah," Shou mengulurkan satu mochi itu. Tuan Beom terdiam tak menoleh. "Makan lah saja."
"Uh, tapi aku ingin Ahjussi memakan mochi ini," Shou menatap dengan kecewa.
". . . Haa.... Baiklah, aa," Tuan Beom menghentikan mobilnya di lampu merah dan membuka mulutnya.
Shou tersenyum senang dan menyuapi nya. "Bagaimana, apa ini enak?" tatap nya.
Tapi Tuan Beom hanya mengangguk datar sambil mengunyah pelan dan kembali fokus ke jalanan.
Lalu Shou kembali memakan mochi itu dengan wajah yang imut.
Ketika masih di jalan, Tuan Beom melirik ke Shou yang masih memakan mochi itu. "Kau.... Apa yang kau bicarakan bersama orang tadi?" tatap nya membuat suasana terdiam.
"(Kenapa Ahjussi bertanya lagi.... Aku benar benar tak ingin membahasnya... Apa dia tak sadar bahwa dia tadi sudah bertanya dan tahu aku tak bisa menjawabnya.). . . Um.... Ini bukan hal yang harus di bahas kan, aku hanya sebatas mengobrol dengan nya," balas Shou dengan nada yang agak ragu. Tuan Beom menjadi menoleh ke jalan lagi dengan wajah antara datar dan berpikir.
Setelah sampai di apartmen. Shou mengikuti Tuan Beom masuk dan saat sampai di tangga. Shou kembali berpikir khawatir. "(Aku tidak tahu, apa yang harus aku katakan pada Ahjussi, kenapa? Aku juga ingin tahu soal dia pastinya,)" pikirnya, tapi tiba tiba ia menabrak Tuan Beom yang diam diri di ujung tangga atas. "(Kenapa Ahjussi berhenti?)" ia menengadah dan melihat wajah Tuan Beom datar melihat ke samping.
Lalu suara seorang wanita dengan suara berat muncul. "Kau datang kemari... Aku sebenarnya tak ingin datang kemari, tapi kau tidak mengangkat ponsel mu," kata wanita itu, dan Shou pun mengenalinya. Itu adalah wanita yang datang pada Shou dengan tato di lehernya itu. Tato mawar yang mencolok, ia tersenyum santai pada nya.
"Kenapa kau datang kemari?" tatap Tuan Beom.
Sementara Shou menjadi ketakutan gemetar ketika saat ia mendengar suara wanita tadi. "(Dia..... Dia... Orang itu....)" ia benar benar gemetar memegang baju Tuan Beom di belakang.
"Aku tidak bisa datang untuk melihat kau jika aku tidak ada yang akan katakan kepadamu? Tentu saja aku memiliki sesuatu untuk memberitahu mu.... Yeah, urusan perusahaan tidak akan bisa berubah jika kau tidak mengangkat ponselku, aku hanya mengajak pertemuan hari ini saja.... Dan juga..." wanita itu terdengar melangkah dan mendekat ke Tuan Beom, di saat itu juga ia melihat Shou yang ada di belakangnya.
"(Apa? Perusahaan? Sebenarnya ada apa? Apa mereka benar benar dekat?)" pikirnya dengan masih tak berani menampakan diri.
Senyum wanita itu menjadi menatap Shou. Shou juga terkejut ketika menengadah menatapnya. "(Aku.... Aku tidak ingin berurusan dengan mu,)" Shou menutup mata ketakutan.
Tapi wanita itu bertanya. "Kau baik baik saja?"
Hal itu membuat Shou terdiam bingung. "Kau gadis yang di kafe itu, mungkin ini terdengar lambat, tapi aku minta maaf... Orang ku seharusnya menjaga tangan nya itu... Ini adalah sebuah kesalah pahaman," kata dia menatap Shou yang terdiam bingung.
"(Dia meminta maaf?) I.... Ini tidak apa apa," balas Shou meskipun ia agak gemetar. Ia melihat wanita itu juga memasang wajah sama seperti Shou. Terlihat tidak nyaman.
". . . Fuck, apa yang sebenarnya kalian lakukan?" Tuan Beom menatap kesal membuat mereka terdiam.
"Bagaimana jika kita akan minum bersama? Dan makan malam juga. Sebagai permintaan maaf. Aku akan membawa mu ke tempat bagus untuk gadis sepertimu," kata wanita itu dengan tatapan lirikan senyum ke Shou yang terdiam kaku.
"Tidak," Tuan Beom langsung membalas dengan tatapan seriusnya.
"Ah, aku ingin pergi," kata Shou.