Chereads / I'm About Your's / Chapter 15 - Chapter 15 I'm About Your's

Chapter 15 - Chapter 15 I'm About Your's

"(Jadi dia memang benar benar mencium seseorang...) Ini tak apa apa," kata Shou. Seketika Tuan Beom melirik diam.

"Sejujurnya, itu bukan kepentingan ku, kan? Ini tidak seperti kita... Dalam beberapa jenis hubungan. Sebenarnya, meskipun Anda telah tidur dengan orang lain, aku tidak peduli.... Ini tidak seperti aku bisa mengatakan apapun tentang itu... Ahjussi terlihat sudah banyak bersama dengan orang lain... Aku mendengarnya dari orang bahwa kau terbiasa membawa pelacur dan aku yang perawan ini sudah di anggap pelacur hanya karena bersama mu," kata Shou, ia ingat apa yang di katakan oleh asisten supir Tuan Beom yang mengantar mereka ke tempat makan dengan mobil agak tidak nyaman. Di sana, Tuan Beom juga tidak tahu apa yang di bicarakan Shou dengan asisten nya.

Tapi Tuan Beom sudah tahu sendiri. "(Gadis ini mengatakan hal itu.... Siapa yang telah bilang aku selalu berjalan dengan pelacur?)" pikirnya, ia lalu ingat supirnya. Karena hanya supir nya itu saja yang pernah bertemu dengan Shou, seketika Tuan Beom kesal. "(Sialan.... Membawa nya bukan ide yang bagus.) Shou, kenapa kau tidak peduli dan kenapa kau tidak menganggap ini bukan kepentingan mu?" tatap Tuan Beom.

". . . Ahjussi bilang, aku harus berpikir tentang apa hubungan kita ini, aku gadis yang belum tahu apa apa dan aku tidak bisa menemukan kunci kau menganggap ku apa, kecuali kau mengatakan apa yang sedang kau pikirkan tentang ku," balas Shou.

Mendengar itu, Tuan Beom masih kesal dan memegang erat kemudi nya.

"Jika ini memang suatu hubungan, aku mungkin akan mencoba melakukan sesuatu secara perlahan, melupakan ini semua dan menganggap apa yang kita lakukan tidak pernah terjadi. (Aku berpikir ini benar-benar telah selesai. Aku akan berbohong jika aku mengatakan bahwa aku tidak akan sedih tentang itu, tapi pun... Aku berpikir pikiran ku merasa sedikit tenang,)" pikir Shou.

Sementara Tuan Beom hanya terdiam dengan tatapan datarnya.

"Oh benar, aku harus memakai bajuku," Shou menoleh ke bangku belakang dan mengambil baju atasnya, ia memakainya dengan pelan pelan. Tapi ia bingung, ketika akan memakai celana nya, ia lalu menoleh ke Tuan Beom yang fokus pada jalan.

"Ahjussi, apa Ahjussi tidak melihatku memakai baju di samping mu?" tatap nya dengan polos.

"Apa kau harus mengatakan itu?"

Setelah sampai di apartemen, mereka berdua keluar dari mobil. "Ahjussi, terima kasih sudah mengantarkan ku," kata Shou sambil membawa tas nya sendiri di dada.

"Hm," Tuan Beom hanya membalas singkat sambil berjalan duluan. Shou terdiam dengan reaksi itu, lalu mengikutinya.

Ia semakin bisu ketika melihat Tuan Beom berjalan duluan menaiki tangga.

"Um.... Ahjussi," panggilnya membuat Tuan Beom menoleh kecil dengan lirikan nya padanya dan mereka masih di tangga.

"(Meskipun dia sedikit menakutkan,) Ahjussi selalu memperlakukan ku dengan baik, dan, bukan untuk menyebutkan, Ahjussi datang untuk menjemput ku pada hari hujan seperti ini juga. Aku selalu berpikir bahwa Anda orang yang baik. Jadi... Meskipun Anda mungkin menemukan ketidak nyamanan, aku ingin kita dapat saling salam dan berjalan seperti biasa. Apakah Anda mau melakukan itu untuk ku...?" tatap Shou. Shou menginginkan Tuan Beom untuk selalu dekat seperti seseorang yang kenal dan akrab dan setiap hari saling dekat.

". . . Shou," tatap Ahjussi.

"Ya?"

"Aku suka padamu."

Seketika suasana menjadi diam. Tuan Beom benar benar mengatakan nya dengan wajah datarnya.

"(Apa yang terjadi... Dia.... Dia mengatakan kalimat yang belum pernah ku dengar selama hidup ku.).... Pardon.... Uh.... Apa kau mencoba mengatakan aku.... Kamu..." Shou menjadi gemetar tak percaya.

"Ini bukan seperti pengakuan, jadi jangan ragu tentang itu," tatap Tuan Beom yang mendekat padanya membuatnya berwajah merah.

"Aku hanya memintamu untuk memikirkan nya," tambah Tuan Beom.

"Aku... Aku tidak mengerti.... Yang Anda katakan... Aku hanya... Gadis yang... Aneh."

"Aku ingin kau memikirkan nya, jika aku orang yang baik menurutmu dan kau bisa menerima ku, maka tentukan saja tapi jika aku sebaliknya padamu, buang saja aku. Tapi jika kau memang ingin membuang ku, lakukan dengan benar, katakan padaku bahwa kau ingin menjauh dariku, maka dengan begitu, aku tidak akan susah payah muncul di hadapan mu lagi apalagi mengganggumu layaknya seperti orang yang menjengkelkan."

Shou terdiam sebentar, ia lalu ingat saat pertama kali bertemu dengan Tuan Beom.

"(Untuk pertama kalinya, aku berpikir bahwa pria besar ini hanyalah sebuah kebetulan kami bertemu. Menyelamatkan ku, datang tepat waktu ketika bahaya mulai di munculkan orang yang sepadan dengan kekuatan nya, ketika dia tak bisa muncul pada masalah sepele yang membuat hati ku cemas, dia selalu menjadi pendengar... Aku bisa bicara panjang lebar meskipun dia tak pernah mendengarkan... Pria ini tak mungkin bisa melakukan hubungan dalam dengan gadis sepertiku, jika aku tak punya keluarga, aku pasti bisa menerima apapun dari seseorang yang menjadi kekasihku, tapi aku memiliki kakek, apa yang dia katakan nanti jika tahu ada seorang pria mengerikan mengatakan hal sensitif padaku... 'Aku suka padamu' dia bilang itu bukan sebuah ungkapan, tapi hanya menginginkan aku memikirkan nya apakah aku menilai nya baik atau malah buruk. Aku tak tahu harus menilainya apa, dia sebenarnya seseorang yang baik, seseorang yang terlihat mengerikan, dan sangat cuek, tapi aku tahu... Dia baik tanpa menunjukan apapun, memiliki maksud tertentu,)" Shou menjadi terdiam, ia agak meremas tas yang ia bawa dengan memeluknya di depan tubuhnya.

Tuan Beom yang melihat itu menjadi menganggap Shou tidak bisa menjawab nya, ia lalu berbalik badan. "Semoga hari mu baik," dan berjalan pergi.

Tapi Shou memanggilnya. "Ahjussi....!!"

Lalu Tuan Beom menoleh sekali lagi.

"Uh.... um... Sebenarnya aku tidak berharap Ahjussi akan bilang kalimat itu padaku, tapi entah kenapa setelah kau mengucapkan nya, hatiku berdegup sangat kencang, selama ini aku terlalu tidak peduli pada respon setiap lelaki, tapi entah kenapa pada pria sepertimu, ini agak aneh... Maksud ku, aneh dalam kata aku menyukainya... Ah um... Bagaimana bilang nya, aku benar benar tidak tahu... Aku bingung," Shou menjadi panik sendiri, ia tak bisa menjelaskan nya.

Lalu Tuan Beom menutup mata perlahan dan membuka melirik nya. "Aku akan selalu ada di sini, datang pada mu setiap hari... Tapi bukan berarti aku bisa di andalkan dalam setiap apapun, jadi, selamat malam," kata Tuan Beom, ia berjalan pergi membuat Shou terdiam menurunkan bibirnya.

"Ahjussi!!" Shou kembali memanggil, tapi Tuan Beom tidak berhenti berjalan dan ia sebentar lagi akan ke tangga puncak meninggalkan Shou.

"Ahjussi, aku mohon, dengarkan aku," Shou berlari menaiki tangga. Hingga pada akhirnya Tuan Beom kembali berhenti berjalan dan kembali menoleh ke Shou dengan wajah datarnya.

"Ahjussi, apa kau marah karena aku mengatakan hal yang membuat mu tersinggung di dalam mobil tadi, maksud dari ku adalah... Aku tidak memaksa apapun jika Ahjussi tidak suka padaku, tapi ketika Anda mengatakan kalimat untuk mengungkapkan perasaan itu, aku benar benar tergugah..... Maafkan aku, respon ku terlalu lambat... (Ahjussi, aku tahu kau mengatakan sesuatu itu untukku, aku harap aku bisa menjawab kalimat mu itu kecuali jika kau pergi seperti itu... Aku tahu aku membuang waktumu tapi aku juga butuh waktu untuk membalas kalimat mu.) Aku tidak bisa mengatakan hal yang sama, maafkan aku," kata Shou, ia menatap ke bawah.

Lalu Tuan Beom masih terdiam dan menghadap nya. "Kau tak perlu mengungkapkan nya untuk membalas perkataan ku, hanya bilang saja kau ingin menerima perkataan ku, atau kau lebih memilih membuang ku, hanya perlu mengatakan bahwa kau membuang ku. Dalam artian tinggalkan saja aku jika kau memang tidak suka padaku," tatap nya.

"(Aku tidak ingin suka pada Ahjussi, tapi kenapa rasanya aku harus merespon perkataan Ahjussi tadi...)  Maaf Ahjussi."

". . . Kau tidak perlu meminta maaf, kau selalu meminta maaf ketika tidak melakukan kesalahan, apakah kau selalu seperti ini pada orang lain juga?"

"Aku hanya melakukan ini pada Anda, karena Anda lebih tua dari ku."

Lalu di saat itu juga Tuan Beom teringat sesuatu dan bertanya. "Shou, apa kau tidak suka pada pria yang lebih tua dari mu?" tanya nya. Seketika Shou terkejut dan di saat itu juga petir menyambar membuat nya tambah terkejut.

"Ahhh!!" ia menutup telinga nya dan langsung berlutut membuat Tuan Beom terdiam.

"Kau takut pada petir? Itu hanya petir kecil."

". . . Hah... Ma.... Maafkan aku... Aku hanya terkejut, aku tidak takut," Shou langsung berdiri dan mengatakan nya dengan panik.

Lalu suasana kembali terdiam dan Shou menatap ke bawah dengan senyum turun nya. ". . . Ahjussi, aku tahu, Anda berumur lebih tua dari ku bahkan sangat jauh, dan dari awal aku ingin menanyakan sesuatu pada Anda... Apa Anda mempunyai pasangan yang sudah di nikahi?" tatap Shou.

Lalu Tuan Beom masih menatap nya dan menutup matanya. "Aku tidak ingin menikah, karena aku berpikir hanya kematian yang akan ada di hidupku," balas nya. Jawaban nya benar benar tidak terduga membuat Shou terdiam kaku.

"Bukan nya bermaksud yang aneh, tapi jika aku mati setelah menikah, apa yang dikatakan pasangan ku nantinya."

"Apa maksud Ahjussi mati? Umur Ahjussi masih lama kan? Kenapa bilang begitu?" Shou menatap panik.

"Ini bukan soal umurku, melainkan apa yang aku lakukan dan apa yang dilakukan pekerjaan ku padaku, tidak lebih seperti itu, yang aku katakan hanyalah perumpaan, jadi intinya... Aku tidak punya orang yang sudah aku nikahi," kata Tuan Beom.

"(Aku agak lega mendengar itu,)" lalu Shou tersenyum dan itu membuat Tuan Beom terdiam menatap itu.

". . . Kalau begitu... Terima kasih untuk hari ini, semoga kita bertemu lagi besok..." kata Shou. Lalu ia langsung berbalik dan berjalan pergi.

Tuan Beom masih diam di tempat melihat nya pergi. "(Apa yang aku katakan padanya?)"