Seoul, Korea Selatan, 10 Januari
Shou terbangun, ia membuka mata dengan selimut menutupinya. "(Ah benar.... Aku ada di apartemen Ahjussi,)" ia lalu bangun duduk tapi tiba tiba saja terkejut merasakan punggung bawahnya terasa patah. "(Ah... Aduhh... Duh... Sangat sakit,)" ia memegang punggung nya.
Lalu ingat saat semalam melakukan seks untuk pertama kalinya.
"(Aku dan Ahjussi... Seks!?)"
Lalu ia baru sadar, ia tidak memakai baju miliknya. Baju itu adalah kemeja putih lengan pendek yang besar, ukuran sangat besar untuk nya membuat bahunya keluar dari kemeja itu.
"(Ini baju.... Ahjussi?)" pikir Shou. Ia juga merasa tubuhnya bersih padahal dia tidak mandi sebelum tidur.
Lalu tiba tiba ia juga merasakan sakit di leher bawahnya membuatnya memegang nya, tapi ia merasakan ada seperti bekas tutup luka di sana. Sepertinya Tuan Beom mengobati luka Shou.
"(Ahjussi benar benar membersihkan ku semalam?)" pikir Shou, ia lalu mengangkat pelan baju itu dan mencium aroma nya. "(Ini aroma Ahjussi, benar benar sangat hangat,)" ia memeluk dirinya sendiri.
Lalu tak lama kemudian, ada yang membuka pintu, itu adalah Tuan Beom yang menatapnya dengan telanjang dada karena Shou memakai bajunya dan ia hanya memakai celana panjang nya saja.
Lalu berjalan mendekat padanya, mereka terdiam bersama, lalu Tuan Beom duduk di samping ranjang dan mengusap pipi Shou. "Bagaimana keadaan mu?" tatap nya, pertanyaan yang mengarah ke peduli tapi wajahnya benar benar datar.
Tapi itu membuat Shou berwajah merah memegang tangan Tuan Beom. "Uh... Um... Apa yang terjadi semalam?"
"Kau pingsan, sepertinya aku harus meminta maaf," tatap Tuan Beom.
". . . Um.... Ahjussi, apa kita semalam benar benar melakukan seks?"
"Kau tidak ingat?"
"Uh bukan itu.... Um... Hanya saja aku masih belum percaya apa yang telah terjadi di sini."
Tuan Beom hanya terdiam datar membuat Shou juga ikut terdiam, situasinya benar benar agak tidak nyambung.
"Kau ingin mandi? Aku akan membawamu," Tuan Beom akan memeluknya. Tapi Shou menahan kedua tangan Tuan Beom membuatnya terdiam.
"Um... Tidak perlu repot repot, aku.... Aku ingin pulang..."
"Bajumu sedang tercuci, kau ingin keluar dengan telanjang paha seperti itu,"
"Ka... Kalau begitu aku akan mandi dan menunggu baju ku kering," kata Shou, ia menyingkirkan pelan selimut dan duduk di samping ranjang.
Ketika ia akan berdiri, ia tiba tiba saja terjatuh. "Ahh!!" terjatuh dengan tersesot.
"(Kakiku benar benar tak bisa bergerak,)" Shou memasang wajah tak percaya.
Lalu ia menoleh ke Tuan Beom yang mendekat membawanya, ia mengangkat Shou dan menggendong nya di dada.
"Ahjussi.... Sungguh, kau tak perlu melakukan ini," tatap Shou dengan panik dan tidak enak padanya.
"Aku yang membuatmu sakit, aku juga harus seperti ini," balas Tuan Beom dengan datar membuat Shou terdiam.
Lalu di kamar mandi sudah ada bak mandi penuh air. Tuan Beom meletakan Shou di bak mandi.
"Ih.... Akhhh tunggu," belum duduk di bak mandi, Shou tiba tiba meremas bahu Tuan Beom dengan kuat seperti menahan rasa sakit.
"Ada apa?"
"Aku... Ini terlalu panas untuk ku," tatap Shou.
"Terlalu panas? Aku yakin itu hangat," kata Tuan Beom.
"(Hangat? Tapi kenapa saat pantat ku menyentuhnya rasanya seperti perih sekali.... Apa jangan jangan karena semalam,)" Shou terdiam dengan wajah suram.
Lalu Tuan Beom terdiam menatapnya.
"Aku akan menambahkan air dingin nya," tambahnya tapi Shou menahan nya. "Tidak tunggu, ini baik baik saja sungguh, yang tadi itu aku hanya terkejut," kata Shou.
"Kau berbohong," lirik Tuan Beom.
"Aku benar benar tidak berbohong," Shou menatap polos. Lalu Tuan Beom terdiam sebentar dan menurunkan kembali Shou.
Setelah masuk ke bak mandi. Shou melepas baju Tuan Beom yang sudah basah.
Tapi Shou terkejut kesakitan dengan menekan paha dalam nya. "(Hng... Rasanya sakit.)"
Tuan Beom terdiam menatap dan siapa sangka, air nya menjadi agak bercampur darah karena Shou masih berdarah.
"Hiks... Maafkan aku," Shou malah menangis menutup wajahnya.
Tuan Beom terdiam, ia memegang tangan Shou. "Kau ingin aku di sini membantumu?" tatap Tuan Beom.
"I... Itu tidak perlu.... Hanya saja tunggu di luar," kata Shou.
"Lalu kenapa kau tadi minta maaf?"
"Aku..."
"Seharus nya aku yang meminta maaf karena membuat mu berdarah," Tuan Beom menatap.
". . . Ini... Baik baik saja... Lagipula aku senang," Shou menatap dengan senyum nya membuat suasana diam.
"Um... Anda bisa menunggu di luar," Shou menatap malu. Lalu Tuan Beom berjalan keluar.
Di saat sendirian, Shou memegang bagian bawahnya, tepatnya di bagian vagina nya. "(Ugh.... Aku merasa itu sangat sakit... Ini hal pertama yang aku rasakan, dan sangat aneh dan juga aku merasa itu seperti terluka,)" pikirnya dengan khawatir dan masih menahan ngilu.
Lalu perlahan bersender di samping bak mandi itu, mengangkat tangan nya dan menatapnya.
"(Aku akhirnya melakukan seks bersama Ahjussi, aku akhirnya tahu ukuran milik Ahjussi, jika itu wanita... Pasti mereka benar benar sudah menikmati itu, tapi menurutku.... Ini hal pertama yang sangat sakit, antara sakit dan tertusuk kenikmatan... Entah kenapa aku tidak apa apa ketika akan melakukan nya lagi, tapi sayang nya... Itu tidak masuk semuanya, hanya ujung nya saja,)" pikir Shou. Ia berendam cukup lama dan Tuan Beom rupanya berdiri bersender di samping pintu kamar mandi. Ia bersender dengan menyila tangan dan menunggu dengan sabar.
"(Aku tidak pernah berpikir Ahjussi akan melakukan hal segila itu... Dia seperti memiliki pengalaman yang sangat, sangat dalam... Ngomong ngomong apa setelah kita melakukan hubungan dalam apa kita akan tetap akan membawa situasi canggung ini di kebiasaan kita, jika sudah melakukan seks, aku ingin.... Kencan dengan nya,)" Shou berwajah merah sendiri.
Tak lama kemudian, Shou selesai mandi, ia hanya melihat handuk biasa di sana. "(Um... Ini seperti handuk apartemen, apa Ahjussi selalu memakai ini?)" ia mengambilnya lalu kebetulan mengendus nya. "(Baunya seperti baru, apa Ahjussi tidak pernah mandi di sini, handuk nya bahkan jarang terpakai begini,)" pikirnya sekali lagi lalu keluar dengan handuk putih yang di pakainya. Handuk itu adalah handuk biasa dan itu sangat mepet dengan tubuhnya.
Mereka saling menatap ketika Shou membuka pintu. "Ahjussi? Anda ada di depan pintu?"
"Kau sudah selesai, seharusnya kau bilang padaku."
"Ah, aku baik baik saja kok," balas Shou, tapi saat ia akan berjalan. Tiba tiba saja tubuhnya kehilangan keseimbangan dan ia tak bisa merasakan kakinya.
"(Huh?....)" dalam hatinya, ia bingung. Tapi untung nya, tangan kanan Tuan Beom menahan jatuhnya, lalu menggendong nya di dada.
"(Aku merasa lemah, padahal tadi setelah mandi rasanya sudah hilang tapi kenapa kembali lagi?)" Shou hanya berwajah kecewa. Lalu Tuan Beom meletakan nya di ranjang. Rambut Shou yang basah menjadi meneteskan air kemana mana.
"Ah maaf, Ahjussi, aku akan segera mengeringkan nya," Shou menjadi panik. Lalu ia melihat dan terdiam ketika Tuan Beom sudah membawa alat pengering rambut.
Tak lama kemudian, tampak Tuan Beom berdiri mengeringkan rambut Shou yang duduk di ranjang dengan menutup mata. "(Uh.... Ini sangat nyaman.... Ahjussi benar benar pandai dalam hal ini.)"
"Untuk saat ini, bajumu benar benar belum kering maksimal, dan aku tak memiliki baju lagi," kata Tuan Beom.
"Eh.... Tak memiliki baju lagi? Apa maksud Ahjussi? Ahjussi tinggal di sini kan?" twtap Shou dengan bingung.
Di saat itu juga, Tuan Beom terdiam membisu.
"Ahjussi?" Shou menatap bingung.
". . . Tidak, hanya saja aku tidak terlalu membawa baju kemari... Maksud ku, baju ku lebih menumpuk di kantor," kata Tuan Beom.
"Ah aku mengerti, ah... Aku benar benar minta maaf soal yang tadi, seharusnya aku melepasnya dulu sebelum masuk ke bak mandi," Shou menatap panik.
"Itu tak apa, yang jelas... Kau tidak bisa kedinginan dengan seperti ini," tatap Tuan Beom. Ia melihat Shou masih menggunakan handuk di tubuhnya, ia juga melihat penutup luka di leher Shou dan menyentuhnya perlahan membuat Shou terdiam dan posisinya membelakangi nya.
Lalu ia merasakan Tuan Beom mencium penutup luka itu membuat Shou terkejut dan di saat itu juga, tanpa ada kesengajaan handuk Shou lepas, ia menjadi telanjang.
"Ah!" dengan terkejut menutupi dada nya.
Di saat itu juga, Tuan Beom mengambil handuk Shou melemparnya ke bawah karena handuk itu akan membuat Shou kedinginan karena basah dan membuat Shou terbaring di kasur. Di tambah, Tuan Beom menggulung Shou dengan selimut tebalnya dan memeluknya dalam berbaringnya.
"(Eh?)" Shou terdiam bingung, ia membelakangi Tuan Beom yang memeluknya.
"Uh... Um Ahjussi, kenapa anda membentuk ku seperti burito?" Shou mencoba menoleh.
Tapi Tuan Beom hanya terdiam mencium leher Shou.
"(Ketika dia menyentuh leherku, rasanya sangat hangat dan panas terbakar. Tak hanya mencium, dia mengeluarkan lidahnya dan menjilat leherku dengan lidah panas nya.)"
Lalu Shou menoleh padanya dan mereka saling menatap. Di saat itu juga, Tuan Beom mencium bibirnya. Mereka mencium bibir dalam lidah di ranjang.
Lalu Shou menatap lemas dengan napas terengah engah.
"Tidurlah sebentar," kata Tuan Beom sambil mengecup kening Shou.
"Um... Ahjussi," tatap Shou membuat Tuan Beom juga menatap padanya.
"Um.... Um... Bisa aku bertanya sesuatu padamu?"
"Tanya lah."
"Um... Ahjussi bilang bahwa anda suka padaku."
"Yeah."
"Kalau begitu .... Apa kita bisa.... Kencan?" tambah Shou.
". . . Kencan?" Tuan Beom menatap.
"Y... Ya, pergi keluar bersama, makan dan jalan jalan.... Dan melakukan hal seperti lain nya," kata Shou. Tapi sepertinya wajah Tuan Beom terlihat berpikir dengan lirikan nya ke arah lain.
"Ah maafkan aku... Aku hanya... Hanya... Mengatakan.... Jika anda mau saja... (Wajahnya tampak bermasalah.)"
"Ini tidak apa apa," sela Tuan Beom. "Dimana? Sekarang?" tatap nya.
"(Eh.... Apa ini beneran baik baik saja?) Tidak, untuk sekarang tubuhku tak bisa bergerak~. . . Bagaimana dengan nanti sore... Kita akan bertemu di kafe dan bertindak seperti kencan sungguhan."
"Terserah padamu, aku akan datang," balas Tuan Beom. Lalu Shou tersenyum senang dan masuk dalam kepelukan Tuan Beom itu.
Di saat itu juga, Tuan Beom kebetulan mengingat sesuatu. "Shou..."
"Ya?"
"Soal tremos botol minum kecil mu, aku meletakan nya di dapur, kau bisa mengambilnya nanti," kata Tuan Beom.
"Ah benar, bagaimana rasa dari teh ku?" Shou menatap.
Lalu Tuan Beom mengingat sesuatu ketika ia mendapatkan tremos itu, ia kembali ke apartemen dan terdiam menatap tremos itu hingga akhirnya memilih menuangkan nya di gelas dan meminum nya, wajahnya biasa saja tapi ia mengatakan nya pada Shou. "Itu teh yang enak," tatap nya. Seketika Shou tersenyum senang sekali lagi.