Chereads / I'm About Your's / Chapter 9 - Chapter 9 I'm About Your's

Chapter 9 - Chapter 9 I'm About Your's

Seoul, Korea selatan, 5 Januari

Shou membuka mata di ranjang yang bukan miliknya. Ia bangun duduk dan melihat dirinya tidak memakai celana maupun baju, ia telanjang bulat. "(Hah... Apa ini?!)" ia langsung terkejut. Lalu tak di sangka, melihat Tuan Beom yang mengobrol dengan seseorang di balkon melewati ponselnya. Dia tampak memasang senyuman senang. Shou juga melihatnya dari pintu kaca balkon itu.

Shou yang melihat itu menjadi terdiam. "(Ini pertama kalinya aku melihatnya..... Tersenyum seperti itu... Selama ini.... Hanya wajah yang datar yang aku lihat, dan semalam.... Kami tidak melakukan seks, itu karena aku tertidur.... Akhhh aku sangat bodoh ada di sini.... Ini apartemen nya juga,)" pikir Shou kecewa pada dirinya sendiri. Lalu ponselnya berbunyi alarm. Seketika ia terkejut.

"Hah itu alarm sekolah.... Aku harus pergi," ia segera berlari pergi. Shou keluar dari pintu apartemen dan menjadi merasakan sesuatu.

Ia berhenti berjalan dan menoleh ke samping, tepat melihat ke pintu apartemen sebelah. "(Eh... Itu bukan nya, pintu apartemen ku?)" ia terdiam. Apartemen Tuan Beom berdekatan dengan nya.

"(Eh tunggu, kan memang benar Ahjussi pindah kemari.... Aku baru ingat semalam ketika aku mabuk,)" ia terdiam berpikir. Ia lupa pada perkataan Tuan Beom bahwa dia pindah di dekat apartemen Shou. Dia tidak ingat karena waktu itu dia mendengarkan sambil mabuk.

Di saat itu juga, Tuan Beom menoleh ke dalam dan merasakan sesuatu dari tadi. Ia lalu menutup ponsel dan melihat kasurnya sudah rapi dan di sana ada catatan kecil.

Ia mengambil nya dan melihat bahwa itu dari Shou. Itu bukan pesan kalimat tapi nomor ponsel Shou.

"Gadis itu...." Tuan Beom menjadi kesal sambil meremas kertas tersebut.

Di kelas umum hari ini, Shou memegang kepalanya dengan rasa sakit. "(Utk... Kenapa tubuhku sangat sakit semua... Aku belum melihatnya hari ini... Aku tadi langsung ke kamar mandi saja, mengganti baju tanpa melihat apa yang terjadi pada tubuhku maupun melihat di kaca....)"

Naya yang ada di sampingnya menjadi menatap. "Hei Shou, kau baik baik saja?"

"Ah apa? Aku... Aku baik baik saja," Shou langsung membalas.

"Ada apa dengan pipimu? Kau baik baik saja?" tatap Naya.

"Pipi ku?" Shou memegang pipinya dan baru sadar ada sesuatu di sana.

"Aku harus ke kamar mandi sebentar," tambahnya sambil berdiri.

"Ok.... Cepatlah kembali, dosen akan datang cepat hari ini," kata Naya lalu Shou mengangguk dan berjalan ke kamar mandi wanita.

Di sana ia melihat diri nya hanya sendiri di kaca dan melihat di pipinya ada plaster penutup luka itu.

"(Apa Ahjussi yang melakukan nya?)" pikirnya.

Lalu ia kembali merasakan bagian tubuhnya sakit termasuk dada dan perutnya. Ia lalu melihat sekitar memastikan tak ada orang dan kemudian membuka bajunya. Seketika ada banyak bekas luka gigitan, ciuman dan cupang yang sangat banyak di tubuhnya. "(Akhhh ini terlalu banyak!!!)" ia langsung memasang wajah terkejut dan memerah meledak.

"(Ahjussi, kau tidak melakukan seks dengan ku itu benar benar sifat pria yang terhormat tapi kau benar benar membuat banyak bekas di sini... Itu akan membiru pastinya.... Hiks... Harusnya dia tahu kulitku sangat sensitif dan dia malah main suka suka saja seperti tubuhku ini daging makanan nya.)"

Setelah itu ia kembali ke kelas dengan wajah yang masih tidak nyaman. Lalu ia bertemu Soohyun. "Shou~" panggilnya dari bangku nya lalu Shou hanya melambai pelan dan duduk di samping nya.

"Kemana saja kamu, dosen hampir datang," tatap Soohyun.

". . . Hehe aku hanya... Ke kamar mandi sebentar tadi," balas Shou dengan rasa canggung.

Tapi di sisi itu, Soohyun terdiam ketika melihat leher Shou. Terlihat ada satu bekas cupang yang terlihat. Seketika mata Soohyun membesar.

"E.... Shou?"

". .  Ya?" Shou menoleh dengan bingung.

"Um.... Di lehermu, apa kamu dapat pacar?" tanya Soohyun, wajahnya benar benar sangat seperti terdiam tak percaya, wajahnya juga pucat membuat Shou ikut terdiam melihat ekspresi yang di buat Soohyun.

"(Hah, apa cupang itu kelihatan?!) Berapa yang terlihat?" Shou langsung menutupi lehernya dengan tangan nya.

"Um... Hanya satu."

"E... E... Kenapa kamu berpikir bahwa aku punya pacar hanya dengan bekas merah ini?" Shou menatap.

"Itu mungkin karena di sekitar sini memang sudah jelas begitu, jika itu memang benar kamu punya pacar, aku bahkan tak pernah melakukan itu dengan pacarku sekarang, kamu benar benar hebat," tatap Soohyun dengan senyum nya. Ini aneh, dia tersenyum, tapi senyum nya seperti menyembunyikan sesuatu.

"Eh... Tunggu Soohyun, kamu salah paham!!" Shou langsung menyela membuat suasana terdiam.

"Apa maksud mu Shou?"

".... Em... Ini.... Ini hanya bekas di gigit nyamuk," kata Shou.

". . . Oh, hahahah!" Soohyun menjadi tertawa. "Ah aku pikir apa, maaf Shou, sepertinya aku salah.... Aku benar benar lega. (Lagipun tak mungkin gadis baik seperti Shou melakukan nya...)"

"Hehe... Iya, eh tunggu.... Apa maksud mu? Benar benar lega?" Shou menatap bingung.

"Ah.... Tidak ada apa apa hehe, aku hanya bercanda..." Soohyun membalas kembali terlihat menyembunyikan sesuatu membuat Shou curiga.

Dari awal ekspresi Soohyun saat ia mengira Shou punya pacar dan sampai sekarang membuat Shou berpikir agak lain.

"(Sudahlah, tidak mungkin Soohyun bersikap seperti yang kupikirkan, aku lebih tenang jika melihat wajah Ahjussi saja.)"

Hingga di supermarket, ia bertemu dengan Tuan Beom yang seperti biasanya membeli sesuatu yang sama yakni. "Black Marlboro," rokok yang suka di beli nya.

"Um.... Baik," balas Shou, ia berbalik badan dan mengambil rokoknya. Tapi Shou terdiam sebentar.

"(Ahjussi.... Apa yang sebenarnya kau pikirkan? Apa kau pernah berpikir selalu memikirkan ku, atas kejadian semalam itu.... Apa dia benar benar tidak malu melakukan hal itu bersama ku?)" pikirnya. Ia sedikit menoleh pada Tuan Beom yang menguap bosan.

"(Dia bahkan terlihat tenang, tidak ada wajah yang menunjukan rasa khawatir sama sekali.)"

"Oh... Biarkan aku melihat wajah mu," kata Tuan Beom yang memegang dagu Shou membuat Shou terdiam menengadah. "Ini masih di sini... Plester itu."

"Ah iya, terima kasih sudah khawatir dan terima kasih untuk plester ini," Shou menoleh ke arah lain membuat tangan Tuan Beom berhenti menyentuh wajahnya.

"Kau melakukan kelas hari ini di saat yang seperti ini?" tatap Tuan Beom.

Tapi Shou hanya terdiam dan memberikan pertanyaan lain. "Apa anda benar benar baik baik saja dengan ini?"

"Dengan apa?"

"Semalam.... Aku yakin anda tidak bisa menerima ku.... Aku terlalu aneh untuk di ranjang," kata Shou dengan wajah khawatir.

". . . Well, itu tidak terlalu buruk... Kau memberiku makanan pembuka duluan... Bagaimana kondisi mereka, apa mereka masih berbekas?" yang dimaksud mereka adalah cupang dan bekas gigitan yang di berikan Tuan Beom pada tubuh Shou.

"Jika aku menunjukan nya padamu sekarang apa kau tidak akan menganggapnya sengaja bahwa itu makanan pembuka?" lirik Shou.

"Aku mengerti, itu masih sakit," tatap Tuan Beom membuat Shou terdiam.

Tapi tiba tiba saja ada yang membuka pintu dengan cepat, seketika berteriak. "Hoi.... Cepat sapa aku ini, kau pekerja sambilan!!" teriak pria preman yang datang.

"Hei minggirlah," dia mendekat ke Tuan Beom.

"Um.... Tuan... Anda tidak harus berteriak di sini dan..." Shou mencoba menenangkan nya tapi pria itu malah menarik kerah baju Shou membuatnya tertarik mendekat di tengah meja kasir. Shou hampir menerima pelecehan.

"Ada apa huh!! Kau pikir kau bisa melakukan ini sendirian!!! Hanya bocah seperti mu ini yang aneh huh.... Cepat berikan aku diskon!!" teriak pria itu.

"B... Baik!!" Shou membalas.

Lalu dia melepas Shou. "Bagus... cepat berikan rokoknya," tambahnya.

Shou berbalik dengan gemetar mengambil rokoknya, tapi saat menoleh, ia terdiam karena melihat pria tadi di seret kerahnya oleh Tuan Beom keluar. Pria itu juga berteriak. "Akhhh apa yang kau lakukan... lepaskan akuuuuu!!! Akhh!!!!" teriaknya seperti menyakitkan di luar.

Shou terdiam, dengan wajah tak percaya nya. Padahal tadi Tuan Beom sangat cuek hanya melihat datar pada pria tadi yang berteriak pada Shou lalu Tuan Beom menendang pintu dan berjalan masuk lagi.

"Ahjussi...." tatap Shou padanya. Tapi Tuan Beom hanya memasang wajah datarnya.

"Dimana milikku, kau belum membungkus nya."

"Ah maaf, ini milikmu.... Anu.... Ahjussi, apa yang Anda lakukan padanya di luar sana?" tanya Shou.

"Kenapa... Kau ingin aku memasukan nya ke dalam lagi?"

"Ah tidak, hanya saja aku penasaran."

"Aku pernah memukul seseorang di dalam sini, dan kau tidak menyukainya, jadi aku melakukan di luar."

"Kau memukul orang itu!!" Shou langsung terkejut.

"Itu bukan urusan yang pasti," balas Tuan Beom.

Lalu Shou memberikan uang kembalian padanya.

"Ini kembalian Anda."

Tapi Tuan Beom terdiam lalu berkata. "Untuk mu."

"Eh.... Tapi ini terlalu banyak, aku..... Aku tidak bisa menerima nya."

"Kalau begitu traktir aku makanan di rumah makan," kata Tuan Beom dengan wajah datarnya.

"Uh.... Makan malam?" Shou menjadi terdiam.

"Ya kau bilang kau tidak mau menerima itu, jadi lakukan apa yang harus dilakukan uang itu yang sudah ada di tangan mu," kata Tuan Beom sekali lagi.

"Um... Ba... Baiklah, hanya mentraktir Anda."

"Tidak, bukan itu maksud ku... Kau dan aku.. Makan dan kau yang mentraktir ku... Apa kau mengerti, Shou?" tatap nya.

Shou masih terdiam bingung mencoba menelan perkataan itu hingga ia menjadi paham dan seketika berwajah merah dan membuang wajah malunya. "B... Baik..... Te... Terima kasih kunjungan Anda... Semoga hari Anda menyenangkan..." kata Shou. lalu Tuan Beom berjalan pergi.

"(Aku dan Ahjussi... Makan bersama.... Apakah dia mencoba memanfaatkan uang ini untuk makan bersama dengan ku... Ini agak memalukan dan aku ragu menolak nya, tapi aku sangat suka dengan ajakan nya....)"

Di saat itu juga wajah Shou memerah dan meledak. "(Astaga.... Itu tadi kalimat yang sangat membuat jantung ku berdegup kencang... kyaaa!!)" ia menjadi salah tingkah sendiri disana.

Tuan Beom menggunakan kalimat yang sangat lama dimengerti hingga ketika dimengerti, itu membuat salah tingkah yang besar.