"Ahjussi, tunggu.... Ini... Ini tidak bisa... Jangan lakukan ituuu!" ia menjadi panik.
"Tidak akan terjadi apa apa...." balas Tuan Beom, lalu ia mencium paha Shou sampai ke bawah dan menggunakan mulutnya bermain dengan vagina Shou.
"Aaahhhh Ahjussi, itu kotor.... Aku tidak suka.... Naikan kepalamu!" Shou menutup pahanya tapi Tuan Beom membuka selangkangan Shou dengan kedua tangan nya membuat Shou menjadi menggigit tangan nya sendiri untuk menahan hal itu.
Hingga dengan waktu cepat, Tuan Beom menatap Shou dan menjilat bibirnya sendiri. "Ini tidak kotor.... Ini manis, aku sudah bilang padamu," ia mendekat lalu mencium bibir Shou.
Di saat itu juga, Shou merasakan ada yang mendorong vagina nya seperti sesuatu yang keras. Ia lalu mencoba melihat dan rupanya dari balik celana Tuan Beom, 'miliknya' berdiri dari dalam celana nya.
"(Dia berdiri.... Apa Ahjussi memang tertarik padaku?)" pikir Shou.
Lalu Tuan Beom terdiam, ia sudah merasakan reaksi rangsangan dirinya sendiri. Lalu menatap ke Shou.
"Shou..." tatap nya. Dengan cepat mengambil punggung Shou dan memangku Shou di bangku tengah mobil itu.
"Ahjussi?" tatap Shou. Tapi ia merasakan di belakang bawahnya, tangan Tuan Beom seperti melakukan sesuatu.
Ia ingin menoleh dan melihat, tapi pandangan nya tetap menuju ke wajah Tuan Beom yang menutup mata fokus pada apa yang dirasakan tangan nya.
Di saat itu juga, Shou merasakan ada sesuatu yang panjang menyentuh punggungnya, Tuan Beom mulai mengocok.
"(Ahjussi.... Apa dia... Menghilangkan reaksi nya dengan melakukan nya memakai tangan nya sendiri, tapi kenapa tak mau memasukan nya?)" pikir Shou yang terdiam. Tapi Tuan Beom sudah lama mengocok nya dan tidak bisa 'cum' dari tadi.
"(Dia tidak akan puas hanya dengan itu,)" Shou menatap, lalu meletakan tangan nya di tubuh atas Tuan Beom. "Um Ahjussi," sambil memanggilnya membuat Tuan Beom menoleh padanya dengan diam.
"Um... Bisa buka mulut Anda untuk sebentar," kata Shou, ia lalu mencium bibir Tuan Beom. Tuan Beom terdiam sambil mengangkat alisnya ter sensitif.
"(Fucking.... Hell...)" akhirnya ia bisa 'cum'
Shou melepas ciuman nya dan menatap Tuan Beom yang menutup mata nya dengan menghela napas lega.
"(Aku benar, dia bisa merasa ter reaksi jika aku mencium bibirnya,)" pikir Shou, lalu ia memeluk Tuan Beom dan meletakan kepalanya di bahu Tuan Beom membuat Tuan Beom terdiam dan memegang punggung Shou.
"(Mungkin seharusnya aku bertanya saja, kenapa Ahjussi tak mau melakukan seks dalam dengan ku... Tapi aku terlalu lelah untuk membuka mata,)" pikir Shou, hingga akhirnya dia tertidur.
Tuan Beom terdiam memegang punggung Shou, ia lalu melihat ke samping melihat baju Shou yang ada di sampingnya. Ia lalu memegang keningnya sendiri. "(Fuck.)"
--
Beberapa lama kemudian, Shou masih tidur di pangkuan Tuan Beom dengan memeluknya. Dengan adanya jas setelan Tuan Beom yang menutupi tubuh telanjang nya, Tuan Beom sendiri tampak terdiam datar sambil memegang punggung Shou.
Tak lama kemudian, terdengar suara batuk pelan Shou. "Cough...."
"Ada apa? Apa kau kedinginan?" tanya Tuan Beom. Di antara tidurnya, Shou membalas. "Mm... Air..."
"(Air?)" Tuan Beom terdiam sebentar. Lalu dia berjalan keluar dari mobilnya untuk membeli minuman pada Shou. Tapi di luar tampak gelap tanpa lampu.
"(Kenapa ini begitu gelap? Jam berapa sekarang?)" tatap nya di ponselnya. Lalu wajahnya berwajah datar. "(Aku hanya mengocok satu kali dan rasanya tidak puas hanya secepat itu dan sekarang aku berpikir itu seperti sangat lama, ini tidak seperti gadis itu akan bekerja besok... Well, aku mungkin terlalu menganggap itu sangat sulit dilakukan di mobil...)" pikirnya dengan agak kesal.
Tapi tiba tiba saja ponselnya berbunyi, ia melihat dari nama nya bahwa itu bertuliskan. "-CHA-" Itu mungkin dari Direktur Cha.
Ponsel itu terus berbunyi dan dia tak mengangkatnya sama sekali hingga 16 panggilan tidak terjawab berlalu. "(This, motherfucker.... Dia harus bersyukur bahwa aku kembali ke Seoul. Sangat mengganggu.)"
Hingga sampai di minimarket terdekat. Ia mengambil air minum yang tidak dingin, di saat itu juga, ia melihat ada mochi berwarna putih yang ada di dekat rak minuman. Mochi itu di jual satu bungkus berisi dua mochi.
Tuan Beom menjadi menghela napas panjang melihat itu, ia lalu membayar minuman tadi dan keluar, tapi ia berhenti ketika sudah di luar supermarket dan menoleh ke belakang. "(Saat itu...)" pikirnya, ia kembali mengingat ketika Shou mengatakan.
=°Kau punya bekas di sini.. Lebih tepatnya seperti lipstik tebal milik wanita°=
"(Setelah mendengar itu, aku sudah kehilangan kata-kata tentang apa-apa. Meskipun itu mungkin sudah terlambat... Aku tidak begitu bodoh sehingga aku tidak bisa mengenali perasaan ku sendiri.
Jika aku bingung dengan hubungan ini, mengapa itu tidak datang lebih cepat? Apa yang aku lakukan pada usia ini.... Tidak, mungkin hanya kebingungan sementara... Tapi itu tidak bisa.
Aku sudah berantakan, kebanggaan ku mungkin telah mencegah diri ku sendiri untuk mengakuinya, tapi aku sadar bahwa tidak perlu sangat berlebihan atas perasaan tersebut. Tetapi, apa yang kembali pada ku pada akhirnya adalah... Noda lipstik itu... Bagaimana aku harus menjelaskan itu kepada dia?)"
Lalu Tuan Beom kembali ingat perkataan Shou saat hujan itu.
=°Ahjussi, kamu menganggap ku apa sebenarnya?°=
"(Benar, tentu saja dia bisa bertanya seperti itu. Dan mungkin maksud nya tidak berarti bahwa kita tidak harus bertemu lagi ketika aku mengatakan hal mustahil di umurku ini... Jadi mengapa aku merasa sangat marah? Mereka mengatakan bahwa kebiasaan ini artinya lama mati keras.
Hal pertama yang terlihat adalah. "Berani mengatakan hal yang dilakukan orang bodoh" Ketika aku berpikir kembali bagaimana mata nya tidak menunjukkan ragu sama sekali...
Apakah aku tidak layak untuk memikirkan nya juga? Apakah kau benar-benar tidak merasa menyesal?
Dan aku pikir aku satu-satunya yang menyesal.
Aku akhirnya selalu memiliki pikiran anak-anak yang tak tertanggung ini. Mungkin lebih baik mengakhiri ini.
Sialan, benar. Sekarang bukan waktunya untuk bermain love games.
... Aku biarkan berakhir seperti yang kau inginkan. Aku harus menikmatinya sampai aku bosan dengan itu agar ini adil.)"
--
Beberapa lama kemudian, Tuan Beom terdiam di bangku supir, ia lalu menoleh dan menatap Shou yang masih tidur di bangku samping supir dengan jas Tuan Beom yang menutupinya dan menyelimuti nya.
Ia juga melihat paha Shou yang terbuka. "Shou..." panggilnya dengan pelan sambil meletakan kepalanya sendiri di setir kemudi dan menambah perkataan nya.
"Aku pikir aku suka padamu, apa yang harus aku lakukan untuk itu?"
--
Shou terbangun dan membuka mata nya, ia lalu melihat di pangkuan nya ada air mineral.
Di sampingnya, Tuan Beom berkata sambil mengemudi. "Kau sudah bangun? minum itu, kau tadi ingin air."
"Ah... Terima kasih banyak," Shou membuka air itu dan meminumnya. "(Huf... Rasanya sangat segar...)" pikirnya. Tapi di saat minum, jas yang menutupi tubuhnya itu agak turun dan hampir memperlihatkan dada nya yang telanjang.
Di saat itu juga, Tuan Beom yang tak sengaja melirik menjadi kembali menatap ke depan dan menghela napas panjang.
"Um... Jam berapa sekarang?" tanya Shou.
"Jangan khawatir, kau bisa mandi dan berangkat kerja hari ini," balas Tuan Beom dengan nada datar nya.
"Wah sungguh melegakan..... Kupikir ini belum pagi," Shou menjadi senang.
Tuan Beom terdiam, ia lalu memberikan sebuah makanan pada Shou yang bingung, Shou melihat bahwa itu dua mochi tadi yang di lihat Tuan Beom saat di supermarket, Shou bahkan masih bingung. "Um... Ahjussi, apa anda memberikan nya padaku?"
"Ambil saja."
"Um.. Terima kasih, tapi kenapa... Mochi?"
"Kau tidak suka?"
"Bukan... Bukan itu maksud ku... Maksud ku... E... Tidak apa apa, terima kasih, mochi juga sangat enak, um... Boleh aku memakan nya di sini?" tatap Shou.
"Lakukan saja," balas Tuan Beom yang singkat.
Lalu Shou memakan satu mochi itu seperti kelinci di mata Tuan Beom yang melihatnya.
"(Aku terlalu berlebihan, aku harus mengurangi melihat ke arahnya,)" pikir Tuan Beom. Lalu Shou menoleh padanya dan memberikan satu mochi itu padanya membuat Tuan Beom terdiam menoleh padanya.
Kebetulan saat itu sedang lampu merah.
"Ini Ahjussi, rasakan... Ahh~" Shou akan menyuapi nya.
"Aku baik baik saja."
"Tak apa, Ahjussi harus memakan satunya karena isinya dua," tatap Shou dengan manis. Lalu Tuan Beom membuka mulutnya mendekat padanya.
Shou berwajah merah dengan senyumnya lalu menyuapi Tuan Beom.
"Apa rasanya enak?... Aku berpikir ini rasa susu," kata Shou.
"(Tidak jauh berbeda dari miliknya,)" Tuan Beom mengunyah sambil mengingat kan rasa pada dada Shou yang sama seperti mochi yang lembut itu.
"Oh benar, aku ingin bertanya sesuatu, Mengapa Ahjussi menghubungi ku hari ini? Aku bertanya-tanya jika Ahjussi ingin mengatakan sesuatu."
"Kau bertanya cukup lama, itu sudah terlewat."
"... Aku pasti bertanya... Tapi Ahjussi, Anda mengabaikan aku dan mengatakan apa yang Anda inginkan... Aku tidak menginginkan Ahjussi tak mau memberitahunya," kata Shou dengan wajah sedih.
". . . Soal noda bibir itu, aku memanggilmu untuk menjelaskan hal itu, aku tidak tidur dengan seseorang yang lain."
"(. . . Kami setuju bahwa ini seharusnya menjadi one night stand, jadi.... Sedikit aneh bagi dia menjelaskan hal seperti itu kepada ku... Bukan...? Ah... Aku pikir aku pernah mendengar di suatu tempat bahwa memiliki pasangan seks lain itu tidak sopan... Mungkin itu kenapa...? Meskipun aku tidak bisa mengatakan dengan pasti apakah kami bahkan bisa disebut sebagai pasangan?)" pikir Shou dengan agak panik.
Apakah itu berarti bahwa anda tidak mencium orang lain juga?" tanya Shou. Mereka masih ada di dalam mobil dan perjalanan pulang pada waktu yang masih malam hari.
Seketika wajah Tuan Beom kesal dan tampak marah. "Itu fuckk," ia seperti tak mau mengingat sesuatu soal itu.
"(Jadi dia memang benar benar mencium seseorang...) Ini tak apa apa," kata Shou. Seketika Tuan Beom melirik diam.
"(Aku tahu, kau tidak baik baik saja.)"