Chereads / I'm About Your's / Chapter 11 - Chapter 11 I'm About Your's

Chapter 11 - Chapter 11 I'm About Your's

"Oh, ingin lihat foto teman ku, aku punya satu teman yang paling akrab," kata Shou mengeluarkan ponsel miliknya. Lalu tangan Tuan Beom memberi isyarat jari untuk kemari.

Dengan cepat, Shou duduk di sampingnya membuat Tuan Beom terdiam. Padahal dia hanya meminta ponselnya.

"Lihat, dia sangat cantik," Shou menunjukan foto nya bersama Naya. Mereka berdua memang sama sama cantik tapi hanya Shou yang terlihat juga manis di sana. Sepertinya teman terdekatnya hanyalah Naya seorang.

"Dia memiliki rambut panjang juga, kami bertemu ketika dia mengajak ku kenalan untuk pertama kali kuliah," kata Shou.

Tuan Beom sepertinya melihat ke satu arah saja, yakni Shou sendiri yang ada di foto itu, lalu ia berpindah menatap Shou yang ada di sampingnya.

Hingga Shou menoleh padanya dan sadar bahwa Tuan Beom menatapnya sangat dekat, itu karena dia juga duduk dekat pada nya. "Um... Ahjussi, kenapa Anda menatap ku begitu?"

"Tak apa, kau juga cantik dengan rambut panjang mu," kata Tuan Beom memegang helaian rambut Shou yang terikat kuncir kuda.

Seketika Shou terdiam kaku mendengar itu.

"(Apa... Apa yang baru saja terjadi....?!)"

Tak lama kemudian, pria tadi datang. "Ini dia, makanan Anda sudah siap."

Setelah selesai makan bersama. Shou berdiri membuat Tuan Beom melihatnya.

"Aku.... Aku akan membayar," kata Shou. Lalu ia berjalan pergi, Tuan Beom hanya terdiam tak melihatnya.

Shou bertemu dengan pria tadi. "Anu, permisi... Aku kemari untuk membayar."

"Oh kamu yang bersama Tuan Beom tadi, tidak perlu membayar, Tuan Beom sudah membayarnya tadi," kata pria itu.

"Eh apa? Tapi aku..." Shou menjadi bingung. Tapi di belakangnya, Tuan Beom sudah berdiri bersiap pergi dengan jas nya yang ia bawa di lengan nya.

"Tidak ingin pergi?" tatap nya. Lalu Shou menoleh

"Ah.... Baik," Shou berjalan mengikutinya.

"Ahjussi, tapi kenapa? Bukankah aku yang harus membayar nya?" tatap Shou mengikuti Tuan Beom yang berjalan. Lalu Tuan Beom membuang rokoknya dan menoleh padanya.

"Kau bisa mentraktir ku lain waktu, aku memang melakukan nya agar kau bisa makan bersama dengan ku lagi."

Seketika, Shou yang mendengar itu jelas terkejut dan langsung berwajah merah. "Be... benarkah... Kalau begitu, terima kasih untuk makan nya," kata Shou.

Lalu Tuan Beom menoleh ke depan melihat taman di pinggir jalan itu. "Mari berjalan sebentar," kata dia sambil berjalan duluan, lalu Shou mengikutinya.

Di taman itu ada bunga sakura yang berguguran. "Wah... Suasana nya sangat bagus," kata Shou yang memasang wajah terpukau. Lalu ia menoleh ke Tuan Beom yang rupanya memasang wajah datar biasa saja.

"Ahjussi, suasana di sini sangat indah, kenapa Anda tidak menunjukan rasa senang mu?"

"Aku berpikir begitu juga," balas Tuan Beom dengan nada datar.

"(. . . Ish... Ahjussi terlalu datar... Andai saja aku bisa lebih tinggi dan menarik bibirnya yang kaku itu untuk tersenyum,)" Shou membuang wajah dengan kesal.

Lalu Tuan Beom memanggilnya. "Shou."

"Eh.... Iya?"

"Kau suka suasana yang seperti ini?"

"Um, ya... Suasana seperti ini memang cocok untuk sendiri dan menghabiskan waktu luang untuk berpikir masa lalu kemudian membuang nya dengan tenang. Ahjussi tampak tenang, kupikir Ahjussi tidak punya masalah ya."

"Kau sering sendirian untuk menenangkan pikiran mu?" tanya Tuan Beom.

"Ah... Tidak juga, aku berpikir bahwa hal itu hanya akan membuat ku gila dan hingga akhirnya aku depresi... Memikirkan sesuatu yang berlebihan juga akan berdampak buruk bagi tubuh," kata Shou.

"Lalu, apa kau juga tidak memikirkan orang tua mu, atau yang lain nya?"

". . . Sebenarnya bahkan setiap hari aku memikirkan orang tuaku, aku ingin ke pemakaman mereka, tapi itu begitu jauh karena abu mereka di simpan oleh kakek sendiri, ketika liburan nanti aku akan ke sana untuk menjenguk kakek."

"Kau tidak takut, kau akan di paksa meneruskan marga kakek mu ketika kau menjenguk nya nanti?"

"Um.... Tidak juga, kakek pastinya tahu bahwa aku tak bisa melakukan itu. (Ahjussi bertanya terus... Apa dia sedang mendengarkan ku sekarang, biasanya dia pendengar yang buruk,)" pikir Shou yang merasa aneh.

Lalu tiba tiba ada kelopak bunga sakura yang jatuh di kepalanya, Shou tak sadar akan hal itu dan yang bisa melihat nya hanyalah Tuan Beom yang kini melirik kepala Shou.

"(Hari ini aku bahkan baru tahu, bunga sakura mekar, apa mereka mekar dari kemarin, pastinya kemarin banyak pasangan yang menikmati itu... Lalu apa yang aku lakukan di sini bersama Ahjussi?)" pikir Shou. lalu ia menoleh ke Tuan Beom dan terdiam ketika melihat tangan Tuan Beom ada di atasnya.

"Aku hanya mengambil ini," Tuan Beom menunjukan kelopak kecil itu di tangan nya.

". . . Ah, kelopak sakura itu tampak kecil jika ada di tangan Ahjussi, tangan Ahjussi besar sekali," kata Shou sambil mengambil kelopak sakura itu dari tangan Tuan Beom. Saat Shou mengambilnya, tangan nya bersentuhan dan itu membuat Tuan Beom terdiam melirik itu.

Lalu Tuan Beom menoleh ke arah lain dan melihat ada penjual es krim di sana.

"Kau suka makanan manis?" tanya nya pada Shou. Lalu Shou juga menoleh ke penjual es krim itu.

"Apa Ahjussi suka es krim?"

". . . Aku bertanya padamu," Tuan Beom melirik membuat Shou terdiam kaku. "E.... E..." Shou menjadi ketakutan.

"Er... Maksud ku, aku akan membelikan mu es krim itu untuk mu," tuan Beom langsung berjalan membuat Shou terdiam. "(Apa yang dia maksud Er? Apa dia menyesal dengan kalimatnya tadi?)"

Tak lama kemudian Shou memegang es krim vanila di tangan nya.

"Um...." ia menatap ke Tuan Beom yang berdiri di sampingnya sangat datar.

"Ahjussi, kenapa Anda hanya membelikan untuk ku?"

"Kau tidak suka rasa itu?" Tuan Beom menatap.

"Tidak... Maksud ku bukan itu, maksud ku... Kenapa Ahjussi tidak membeli es krim untuk Ahjussi sendiri?" tanya Shou, ia benar benar masih menggunakan mata lebar manis nya.

Lalu Tuan Beom terdiam dan menyalakan rokoknya. "Itu untuk mu," balas nya. Seketika Shou menjadi memerah lagi. "(Apa.... Kenapa aku begitu terbawa suasana... Ini hanya es krim yang di beli seharga murah.... Tapi kenapa rasanya agak.... Deg deg banget.)"

"Apa kau menyukai rasa yang sama?" tanya Tuan Beom. Ia melihat Shou yang memakan es krim itu.

"Hm... Rasa vanila ini sangat enak, aku juga suka rasa vanila..."

"Aku dengar, wanita suka rasa coklat juga," tatap Tuan Beom.

"Ah soal itu... Aku tidak suka coklat, rasa dan warna nya entah kenapa aku tak suka," balas Shou lalu Tuan Beom terdiam.

"Ahjussi?" Shou menatap bingung.

"Ayo pergi," Tuan Beom langsung berjalan duluan.

Sesampainya di apartemen, mereka kembali saling menatap dan Shou menganggapnya canggung. "Umm.... Ahjussi.... Baiklah, terima kasih untuk hari ini, aku akan... Masuk... Sampai jum-

"Apa kau akan pergi ke tempat kerja lagi?" Tanya Tuan Beom yang menyela dan dia menarik pinggang Shou dan memojok nya di tembok.

"Ah.... Tidak, hari ini aku libur jadi aku ingin istirahat sebentar... Di dalam," balas Shou sambil menengadah mencoba tenang dengan apa yang akan dilakukan Tuan Beom padanya. Meskipun ia merasa gugup dan agak takut karena Tuan Beom sangat dekat padanya.

"Apa yang Ahjussi lakukan? Apa ada yang ingin Anda inginkan hehe," tatap Shou sekali lagi.

"Hanya, tidak seperti itu, pikirkan lagi, aku pikir ada sesuatu yang belum aku dapatkan balasannya," kata Tuan Beom sambil memegang leher Shou dengan jarinya sambil menggeser ke bawah membuat Shou terkejut.

"Pardon?...Ah!"

"Bagaimana sekarang kau telah mengujinya? Apakah kau bisa lupa?" bisik Tuan Beom. "Well, sebenarnya... Bukan tujuan ku ingin mendengar jawaban itu.... Aku hanya tidak ingin mengirimmu kembali seperti ini," tambah nya sambil memasukan tangan nya ke dalam baju Shou.

"Ahjussi, apa kau ingin melakukan seks dengan ku?" tatap Shou sambil gemetar merasakan sensitif pada tubuhnya yang di pegang Tuan Beom.

"Aku tidak mengatakan ingin melakukan itu, menggigit mu akan lebih dari cukup untuk gadis seperti mu."

"(Apa Ahjussi, akan melakukan hal yang sama saat pertama kali kita ada di ranjang, tapi saat itu... Dia tak melakukan hubungan apapun dengan ku, hanya menggigit ku seperti harimau dengan gigi tajam nya itu... Apa sekarang dia ingin menandai tubuhku lagi dengan gigitan nya?)" Shou terdiam berpikir.

"Apa ini masih sakit?" tanya Tuan Beom masih meraba punggung Shou dari dalam bajunya.

"Uhm.... Sebenarnya, ini masih sangat sakit dan itu masih berbekas... Gigitan Ahjussi sangat dalam, ini seperti kau memakan ku, hampir... Ini masih sakit, jadi.... Bisa Ahjussi lakukan lain kali saja...?" tatap Shou dengan wajah yang menawan di depan Tuan Beom yang terdiam.

"Baiklah jika begitu," kata Tuan Beom, ia lalu mendekat mencium leher Shou membuat Shou tersensitif.

Lalu Tuan Beom menatapnya dan melepasnya. "Aku akan melakukan nya lain kali."

"Ahjussi, maafkan aku... Aku yakin menggigit ku saja tidaklah cukup untuk mu... Karena pria pasti ingin memasukan itu nya di luba-

"Aku merasa cukup jika hanya mengigit mu, mencium mu dan menyentuh dimanapun yang aku suka," sela Tuan Beom.  "Kau bisa masuk sekarang," tambahnya.

"Eh.... Apa ini beneran?" Shou masih menatap.

Tiba tiba saja Tuan Beom memasang aura kesal. "What the fuck.... Kau bilang kau tidak ingin melakukan nya, apa kau mencoba membuat ku terpancing?!" tatap nya dengan kesal.

"Aaahhh iya iya... Aku masuk ke dalam sekarang," Shou membalas dan kemudian masuk ke dalam dengan gemetar.

"(Huf.... Huf... Ahjussi benar benar menakutkan, tapi...)" Shou menjadi tersenyum dan tertawa kecil.

"(Entah kenapa itu malah lucu untukku, dan aku menyukainya,)" tapi di balik senyumnya, ia menjadi memikirkan sesuatu. "(Apa apaan, Ahjussi merasa cukup hanya dengan mencium ku, menyentuhku, memang nya 'miliknya' tak akan meledak?)" ia mulai berpikir yang tidak tidak.