Chereads / I'm About Your's / Chapter 8 - Chapter 8 I'm About Your's

Chapter 8 - Chapter 8 I'm About Your's

Tak di sangka sangka mereka benar benar berciuman di sana.

Tuan Beom beberapa kali menarik bibir Shou kebawah untuk terbuka agar lidahnya bisa masuk melakukan ciuman dalam. Seketika Shou terangsang karena ciuman itu. Ia memegang tangan Tuan Beom yang masih dari tadi memegang telinga nya.

"(Ini... Sangat nyaman,)" pikir Shou yang membuka mulutnya sendiri di antara bibir yang masih saling bersentuhan itu.

"(Aku tidak tahu apa yang terjadi,)" Shou menatap. Lalu bibir mereka berpisah, tapi Tuan Beom kembali menciumnya lagi. Hingga ia berhenti dan menatap Shou dengan dekat. Hal itu membuat Shou mengalihkan pandangan dengan wajah merah. "Maafkan aku."

"Aku yang harus minta maaf duluan, kenapa kau tidak mengindari nya?" tatap Tuan Beom.

". . . Hanya saja.... Ini tadi sangat nyaman.... Apa itu sebuah ciuman... Jika iya, itu adalah yang pertama untuk ku," kata Shou sambil menutup sedikit mulutnya.

Lalu Tuan Beom kembali memegang telinga ke lehernya membuat Shou terkejut sensitif. "Shou, jika aku adalah yang pertama untuk mu atas segalanya... Kenapa kita tidak melakukan hal pertama yang dilakukan perawan melepas keperawanannya?" tatap nya kembali mendekat.

Seketika Shou terdiam kaku, ia terkejut dan langsung berwajah merah.

"Aku.... Aku tidak pernah melakukan hal itu..."

"Kau tahu yang aku maksud?"

"Yeah, sebagian, Anda ingin tidur dengan ku?"

"Itu sepenuhnya harus di bilang mengerti akan perkataan ku," lirik Tuan Beom.

"(Um..... Apa yang harus aku katakan, aku benar benar tahu maksud nya.) Ahjussi apa kau mau tidur bersama ku? Tapi itu akan menyakitkan," tatap Shou.

"Dari mana kau tahu bahwa itu menyakitkan?"

"I... Itu karena aku mendengar sendiri dari teman teman ku."

"Mereka pernah melakukan nya? Kenapa tidak menyarankan nya untuk mu yang belum melakukan hal ini sama sekali," tatap Tuan Beom.

"A.... Apa maksud Anda, aku menolak nya... Itu sesuatu yang salah!"

"Kalau begitu apa yang sedang kamu lakukan?"

Seketika Shou terdiam. "(Kenapa Ahjussi satu ini benar benar pandai memprovokasi ku?) E.... Itu karena.... Entahlah aku benar benar tidak tahu, tubuhku terlanjur begitu saja menerima Anda melakukan apapun padaku, tapi tetap saja, itu menyakitkan jika kita memang melakukan nya," balas Shou. Ia mengatakan nya dengan sangat jujur.

"Itu tidak akan menyakitimu, aku tidak akan memasukan milikku padamu... Hanya berikan aku penglihatan tentang tubuhmu..." kata Tuan Beom.

"Apa yang Anda maksud, kita bahkan baru saja berciuman... Apakah itu tidak dikatakan aku sudah tidak perawan??"

". . . Itu bukan konsep yang benar, sebagian orang menganggap ciuman hanyalah penandaan saja, bukan penghilangan keperawanan, kau bisa melakukan ciuman pada siapa saja, tapi jika bercinta, itu tidak akan bisa dilakukan oleh orang tertentu."

"Tapi tetap saja, aku menganggap ciuman itu sesuatu yang besar bagiku."

"Kalau begitu, bagaimana rasanya pertama kali berciuman dengan orang seperti ku?" tatap Tuan Beom.

". . . Um.... Rasanya... Um... Sangat nyaman.... (Meskipun agak bau rokok di sini, tapi Ini seperti, Ahjussi telah melakukan ciuman pada orang lain, apakah benar dia penah melakukan ciuman pada orang lain sehingga dia sehebat ini?) Ahjussi, pasti beberapa kali mencium orang lain bukan, itulah sebab nya Anda bisa pandai dalam hal ini."

"Hanya sebatas melakukan hal itu, tapi yang tadi... Aku belum pernah melakukan sedalam yang tadi bersama seseorang," kata Tuan Beom.

Seketika Shou terkejut dan wajahnya menjadi berwarna merah sangat merah.

"Um.... Ahjussi... Apa kau tahu.... Um.... Aku belum pernah se malu ini sebelumnya," Shou memegang kedua pipinya sendiri dengan malu.

Tuan Beom hanya menatap datar padanya.

"Ini.... Ini membuatku sangat aneh," lirik Shou kesisi lain dengan malu.

Seketika Tuan Beom menggendong Shou membuat Shou benar benar sangat terkejut.

"Ahjussi?! Apa yang Anda lakukan, Turunkan aku!"

"Kau bilang kau malu, sembunyilah di sini," kata Tuan Beom.

Di saat itu juga Shou melihat luka sayatan bekas di leher Tuan Beom dengan sangat dekat. "(Ini.... Bekas luka yang sangat jelas,)" Shou memegang nya dengan tangan kecilnya membuat Tuan Beom terdiam dan mereka saling memandang.

Mereka mendekat dan Shou memegang leher Tuan Beom dan mendekat mencium kembali bibirnya.

"Ahjussi, Anda harus tahu.... Aku tidak pernah di situasi seperti ini sebelumnya," Shou memeluk Tuan Beom dengan erat dan meletakan wajahnya di bahu Tuan Beom.

"(Aku tidak pernah memeluk seseorang seperti ini, bahkan orang tuaku sendiri, orang tuaku bisa dikatakan tidak pernah melakukan hal ini, memeluk seseorang dengan erat seperti ini, adalah keinginan ku yang sudah lama terpendam,)" Shou masih memeluk erat Tuan Beom.

Di saat itu juga, Shou bisa mencium aroma parfum Tuan Beom dari dekat. "(Kenapa aroma parfum pria dewasa sangat nyaman?)"

Dari sana, mereka benar benar menjadi pusat perhatian orang orang dan Shou yang melihat itu menjadi terkejut.

"A... Aa... Ini.... Memalukan!" ia menutup wajahnya di bahu Tuan Beom. Lalu Tuan Beom terdiam. "Apa kau akan mengatakan bahwa kau juga pertama kali memeluk seseorang seperti ini?" tanya Tuan Beom.

Seketika Shou terdiam. "(Sekali lagi dia benar benar tahu apa yang aku pikirkan? Apakah ini hanya kebetulan atau apa?) Sebenarnya bisa dikatakan begitu juga, jadi maafkan aku jika aku begitu aneh dalam hal ini," balas Shou.

"Kau mengatakan semuanya yang pertama, apa kau memang benar benar tidak bersama dengan orang terdekat?"

". . . Aku sudah bilang pada Anda, aku tak punya orang yang seperti itu," balas Shou. Lalu Tuan Beom terdiam dengan wajah datarnya.

"Kalau begitu, langsung saja, kita melakukan nya," kata Tuan Beom mendekat kan wajahnya pada Shou yang terdiam.

Ia lalu tiba tiba saja mencium bibir Shou membuat Shou berwajah merah. "(Baiklah, aku akan coba.... Ini sangat hangat,)" pikir Shou.

--

Tiba tiba saja pintu apartemen tertutup dengan cepat dan langsung terlihat kedua pasang sepatu di bawah.

"Um.... Uhmmm...." terdengar suara desahan Shou yang terdorong di ranjang oleh Tuan Beom.

Tuan Beom terus mencium bibirnya sangat dalam. Mencium lehernya juga.

"(Aku tidak pernah melihat dia sangat agresif,)" tatap Shou.

Lalu Tuan Beom memasukan tangan nya ke dalam baju Shou dan mencubit perutnya yang kecil.

"Ahh!!" Shou menjadi terkejut.

Lalu Tuan Beom menaikan baju Shou yang memperlihatkan badan Shou padanya.

Shou yang menatap wajah nya menjadi melihat di bawah mata Tuan Beom. Terdapat warna merah, ia tengah menunjukan wajah merahnya pada Shou.

"(Dia menunjukan wajah merah itu,.... Apa dia benar benar tertarik padaku?)" pikir Shou.

"Shou.... Kau tidak keberatan jika aku memberi bekas pada mu?"

"Ahjussi, apa itu akan cukup untuk mu?"

"Aku tidak ingin mengotori mu dulu..."

"Tapi... Ahjussi, kita akan melakukan seks bukan?"

"Kau akan melakukan nya setelah kau lulus dari sekolahmu, di umurmu yang seperti ini, kau tidak akan bisa memiliki masa depan yang cerah."

"Jadi.... Apa hanya bercumbu saja?" tatap Shou.

Lalu Tuan Beom menjawab nya. "Yeah, mungkin, kecuali jika aku bisa mengendalikan diriku," dengan membuka celana Shou ke atas dan melemparnya ke bawah.

Tuan Beom melihat di bawah dan menyentuhnya.

"Ah.... Ahjussi, jangan di lihat!" Shou menatap sangat merah.

"Kenapa? Kau sudah basah di sini.... Aku akan membuatmu lebih basah terlebih dahulu," kata Tuan Beom, ia mengambil gel pelumas dan mengenai di tangan nya lalu memasukan jarinya di vagina Shou.

"Akhhhh.... Ahhh Ahjussi, itu sangat aneh," Shou berteriak dengan rasa sakit nya.

Hingga Tuan Beom menarik kembali jarinya. "Ini hanya satu jari.... Kau sudah keluar duluan, itu tadi belum mencapai tempat pelepasan keperawanan mu," tatap nya.

"(Aku.... Aku sangat lelah,)" Shou menatap lemas.

Lalu ia merasakan Tuan Beom mendekat melepas bra nya dan mencium dada Shou seperti memakan mochi.

"Ah..... Ahjussi itu cukup.... Aku tidak mau lagi!!" teriak Shou. "(Hentikan.... Aku tidak bisa.... Aku terlalu takut,)" ia perlahan menutup mata di antara Tuan Beom yang masih mencumbu nya dengan beberapa kali membuat bekas ciuman di tubuh Shou.

"Ahjussi.... Tunggu!!"

Tuan Beom terus meraba Shou dengan tangan nya dan mencium maupun menggigit di sekitar tubuh Shou.

"Kenapa kau begitu sensitif seperti ini?" tatap Tuan Beom yang berhenti melakukan nya dan sekarang menatap Shou.

"Aku.... Aku tidak tahu, rasanya sangat aneh setiap kali Anda bergerak melakukan sesuatu, dan aku sangat gugup karena berada di dekat Anda," kata Shou dengan wajah yang sangat merah.

". . . Kalau begitu rileks saja," tatap Tuan Beom.

"Aku tidak bisa."

"Kau tidak bisa?" Tuan Beom tiba tiba memegang puting Shou dan mencubit nya.

"Ah.... Hentikan.... Hng...."

"Aku hanya menyentuh mu seperti ini, kau benar benar sensitif, tubuhmu memerah di mana mana," tambah Tuan Beom, ia lalu mendekat dan memakan puting Shou, bermain dengan lidahnya.

"Ah.... Hng.... (Rasanya memang sangat nyaman.... Tapi ini juga begitu menggelikan.... Mungkin karena aku memang pertama kali melakukan ini,)" Shou tetap mencoba bernapas tenang.

"Fuck, Shou, kau orang yang membuat ku harus mengulur waktu ketika melakukan hal ini, biasanya tidak pernah ber basa basi begini," tatap Tuan Beom dengan senyum kecilnya.

Shou terdiam menatap itu. "(Apa maksudnya sebelumnya, apakah Ahjussi.... Hah?! Aku lupa!!!)" Shou langsung terkejut, ia tiba tiba saja mendorong Tuan Beom membuat Tuan Beom terdiam.

Shou menarik selimut dan langsung mengkrukup tubuhnya dengan selimut itu seperti bersembunyi di sana.

"Ahjussi, Anda harus menghentikan ini!!" teriak Shou.

"Kenapa? Kenapa sikap mu begitu aneh?" Tuan Beom menatap.

"(A.... Aneh..... Ya... Aku memang aneh.) Aku tidak menyangka bahwa aku melakukan hal ini bersama seorang pria seperti Anda," kata Shou.

Tapi tiba tiba saja, tangan besar menahan di depan pandangan Shou yang sembunyi di selimut dengan tengkurap.

Satu tangan Tuan Beom mendadak mengambil pinggang Shou beserta selimut sehingga Shou terangkat dan terbalik badan nya. Ia berposisi duduk dengan masih di tutupi selimut membuat nya terdiam bingung karena Tuan Beom memeluknya di pangkuan nya.

Tapi tiba tiba Shou terbaring kan di ranjang dan selimutnya terbuka. Di saat itu juga, Tuan Beom menyerang dengan menggigit buah dadanya.

"Ah..... Ahjussi.... Hentikan!! (Aku sangat lemas, mengantuk.... Aku tak bisa menahan nya,)" Shou perlahan menutup mata.

Lalu Tuan Beom bangun dan menatap Shou yang sudah tertidur. Ia lalu berdiri dan menyelimuti Shou.

"Kau masih terlalu polos untuk hal yang seperti ini," kata Tuan Beom, memegang pipi Shou dalam tidur.