Chereads / I'm About Your's / Chapter 3 - Chapter 3 I'm About Your's

Chapter 3 - Chapter 3 I'm About Your's

Seoul, Korea Selatan, 2 Januari

Terlihat Shou memasang tatapan membosankan karena di depan meja kasirnya ada pria gang kemarin. Shou tidak senang karena dia menyesal sudah berpikir bahwa pria itu tidak akan datang lagi, tapi mau bagaimana lagi, ini hari kedua dia melihatnya. "(Aku menyesal berpikir dia tidak akan datang, ternyata memang benar, dia sedang ada kasus gang nya di sini, pastinya, sepertinya tidak mungkin dia akan kembali lagi,)" pikir Shou.

Pria itu menatap sambil menyila tangan melihat ke rak rokok di belakang Shou.

Shou melihat pria itu memakai kemeja putihnya tanpa jas setelan nya. "(Kenapa dia tak memakai setelan jas nya, kini dia benar benar terlihat seperti bos gang yang tidak memiliki rasa disiplin....)"

"Ambilkan satu Black Marlboro," kata pria tersebut.

"Baik.... (Ini adalah hari sejak dia mulai mengunjungi toko selama shift ku. Konon katanya jika datang dua kali seperti ini, dia akan datang terus.... Ia pasti akan datang saat aku bekerja selama beberapa hari lurus. Dia pasti juga akan membeli barang yang sama setiap saat. Alkohol dan rokok. Seharusnya aku berpikir begitu, tapi di hari kedua bertemu dengan nya ini... Ini pertama kali dia membeli sesuatu yang berbeda.)"

---

--

-

"(Kondom ukuran yang sangat besar?!)" Shou menatap terkejut tak percaya pada sebuah kotak kondom di tangan nya. Kondom itu berukuran sangat besar.

"(A... Aku sudah berkali kali melayani ukuran kondom.... Tapi ukuran yang begini.... Benar benar sangat tidak mungkin... Ini sangat besar, manajer bilang kami hanya memiliki ukuran terbatas karena banyak orang yang memiliki ukuran umum..... Dan manajer juga bilang ukuran besar begini di sediakan hanya sebagai figur karena tak mungkin ada yang membelinya... Tapi Kenapa pria ini...!!)" Shou menatap ke pria itu yang juga menatapnya datar.

Lalu Shou menelan ludah. "(Itu sudah jelas, pria ini tubuhnya gede... Memiliki tubuh gede dan terlihat berotot.... Pastinya itunya juga bakal gede... Tangan nya juga besar.... Astaga, apa yang sebenarnya aku pikirkan!!)" pikir Shou hingga akhirnya dia menggeleng cepat kepalanya agar tidak terpikirkan.

Tapi tiba tiba pria itu memanggilnya. "Hei... Kau ingin membungkus nya atau tidak?" tatap nya mendekat membuat Shou terkejut panik.

"Ah maaf, ini hanya... Aku berpikir Anda hanya akan membeli alkohol dan rokok rupanya ada tambahan juga... Dan aku berpikir soal ukuran kondom ini," kata Shou dengan kejujuran nya dan wajah yang begitu polos.

Seketika wajah pria itu menjadi memasang wajah suram ambil membalas. "Yeah... Hanya itu..."

"(Astaga... Dia marah.... Dia marah.... Dia akan memotong jariku!!)" dengan panik Shou memberikan belanjaan pria itu. "Total nya 67 tolong!!" teriak nya dengan panik sambil membungkukan badan.

"Aku tidak tuli, jangan berteriak," pria itu menutup satu lubang telinga nya.

"Ma... Maaf," Shou kembali bersuara rintih lalu pria itu berjalan pergi.

"Haiz.... Ini aneh, banyak gangster datang dan pergi setiap hari tapi aku selalu terintimidasi oleh orang itu... Dia berbeda... Dia memang sama seperti gangster lain nya, tapi entah kenapa aku berpikir dia berbeda dari semua nya..." gumam Shou.

Ia lalu menatap ke jam dinding menunjukan pukul 10 pagi, ia menatap ke ponsel nya selagi tak ada pelanggan datang. "(Sudah lama aku tidak masuk kampus, itu karena libur yang agak panjang, pastinya ketika masuk nanti banyak mereka yang bilang 'sudah lama tidak bertemu')"

Rupanya Shou memang bersekolah di kampus, umurnya bahkan sudah 19 tahun tapi dia terlihat seperti gadis berusia 16 tahun.

Lalu ada yang menyapa nya. "Halo Shouuu," dia adalah manajer.

"Ah manajer," Shou langsung tersenyum menyapa nya.

"Kerja bagus hari ini, kau boleh pulang.... Hari ini juga banyak pelanggan yang mencurigakan, ya?" tatap manajer sambil mendekat.

"Hehe, aku digunakan sekarang."

"Sungguh Shou, kau tidak tahu betapa senang nya aku memilikimu.... Sangat susah menemukan pekerja sampingan yang bekerja keras sepertimu di sini, kebanyakan, mereka yang melamar di sini, langsung pada pergi dan alasan mereka semua sama, sudah tak tahan di ganggu orang orang yang datang itu," Manajer memasang wajah haru dan senang pada Shou.

"Haha, manajer membayar ku, tentu saja aku harus bekerja dengan keras juga."

"Kau sangat cerah dan baik... Hari ini pelanggan yang menyebabkan masalah lebih sedikit. Aku hanya ingin membayar mu lebih dan menjaga mu di sini selamanya!" tambah manajer sambil memberikan amplop pembayaran pada Shou.

"(Akhirnya....Gajian....) Ah.... Jangan berlebihan manajer, kalau begitu aku pulang dulu," Shou mengambil amplop itu lalu melambai dan berjalan pergi.

Di jalan nya pulang, ia melewati sebuah kedai kucing. Ia lalu berhenti sejenak dan melihat dari kaca toko, melihat banyak nya kucing manis di sana. "(Awhhhh.... Dari kecil aku suka anabul ini.... Aku ingin membelinya, tapi aku terlalu sibuk di dunia luar,)" pikir Shou, ekspresi nya bahkan tak tahan melihat kucing kucing manis yang berjalan ke sana kemari di dalam kedai itu.

Lalu ada yang datang mendekat. "Halo," seorang wanita dengan seragam kedai kucing itu.

"Ah maaf," Shou langsung menatapnya.

"Ah apa kau tertarik dengan kucing di dalam, kau bisa membelinya dengan harga yang murah di umur kucing yang baru lahir. Kebetulan kami punya kucing umur 5 bulan di sini," kata wanita itu.

"Wah apa kucing itu masih berumur Kitten?"

"Ya."

"Aku ingin.... Tapi," Shou menjadi ragu.

"Tak apa ayo!" Wanita itu seperti memaksa dan membuat Shou masuk ke dalam sana.

Terlihat banyak kucing berumur Kitten berlarian ke sana kemari.

"Awwww sangat manis!!" Shou mengelus salah satu dari mereka.

"Anda bisa membelinya dengan harga 600 ribu, itu sudah berserta perlengkapan nya," kata wanita tadi. Lalu Shou berdiri dengan wajah kecewa.

"Maafkan aku, tapi... Aku tidak mungkin bisa merawat kucing, aku terlalu sibuk."

"Benarkah? Bagaimana dengan orang rumah?"

"Maaf, aku tak punya siapa siapa," Shou membalas dengan wajah ramahnya, dia seperti menutupi sesuatu.

"Ah maaf, tapi aku yakin kau pasti ingin membeli salah satu kucing ini bukan?" tatap wanita itu yang menghargai antusias Shou yang menginginkan kucing.

"Ya, begitulah.... Maaf kan aku, aku akan berpikir sesuatu agar aku bisa merawat kucing itu, terima kasih," Shou menundukan badan dan berjalan pergi.

"(Haiz.... Andai saja aku tak harus bekerja di usia begini... Aku mungkin bisa merawat meonggg,)" pikir Shou dengan mengeluh nya.

Setelah sampai di apartemen, ia duduk di kursi meja makan. "(Hari ini aku pulang lebih cepat, dan rasanya sangat lelah.... Besok aku harus ke Universitas,)" pikir Shou. Ia lalu berjalan ke kamar mandi dan mulai membersihkan diri.

Setelah itu tertidur padahal belum ada malam hari.

Tapi di saat tidurnya itu, ia mendengar suara pesan masuk di ponselnya. Ia terpaksa membuka mata dan mengambil ponsel itu.

Terlihat ada pesan dari Naya.

-Shou, kau besok bisa datang lebih awal, ada sesuatu yang harus kita bahas di kafe universitas, aku menunggumu, Shou-

kata pesan itu dengan adanya emot senang.

"Apa yang mau dia bahas? Biasanya Naya akan membahas soal lelaki... Tapi sudahlah... Turutin saja," Shou membalas pesan nya lalu kembali berbaring tidur.

Tapi tiba tiba saja ia terpikirkan soal pria Gang itu tadi. "(Akhhh terkutuk kau pemikiran aneh kuuuu... Aku tidak mau membahas nya lagi!!)" Shou menjadi panik hingga akhirnya ia terus guling guling di kasur sampai rambutnya berantakan dan menatap ke langit langit.

"(Jika memang benar begitu, kenapa situasi ini di buat sangat rumit, kenapa setiap aku bertemu dia, aura ku menjadi canggung dan berbeda dengan orang lain ketika aku bertemu dengan lelaki lain... Ini seperti perasaan ku berbeda pada nya di antara banyak nya lelaki yang aku anggap biasa, tapi... Dia itu Ahjussi, Pastinya sudah punya pasangan,)" Shou tiba tiba berwajah merah. Lalu menutup mata ketika tengkurap memeluk bantal nya.

Tapi tak di sangka, ada yang mengetuk pintu apartemen membuat Shou membuka mata.

"Siapa yang datang malam malam begini?" ia langsung bangun dan melihat jam dinding menunjukan pukul 8 malam, meskipun belum terlalu malam itu tetap membuat Shou mengantuk karena terlalu lelah bekerja.

Lalu ia keluar dari ranjang dan berjalan membuka pintu, rupanya Naya. "Hai Shou, aku datang untuk hangout," kata Naya menunjukan bungkusan makanan yang sama yang ia bawa kemarin.

"Naya, kenapa malam malam sekali? Aku sangat lelah."

"Haiz... Jangan tidur terlalu cepat, kita harus tidur nanti agak lama, ayo masuk," Naya masuk duluan.

"Serius... Jangan membuat ku melayani mu deh, aku lelah," Shou menatap dengan mata mengantuk nya.

"Ck ck ck, aku tahu suatu ramuan, apa kau tidak ingin?"

"Ramuan apa?"

"Pembesar dada!!" kata Naya langsung mengatakan nya dengan keras.

"Apa?!! Apa yang kamu katakan?!" Shou langsung terkejut.

"Ini dia, aku mendapatkan ini dari salah satu dokter yang di kenal oleh pacarku, melihat kamu selalu kecewa dan insecure pada dada mu sendiri jadi aku memberikan nya padamu."

"Apa maksud mu Naya?!! Aku tidak meminta itu?! Dan dari mana kau tahu aku selalu begitu?!"

"Yah itu karena aku terus saja melihat dada orang lain yang lebih besar dari mu."

"Ukuran dada ku itu 80, apa itu kurang!!"

"Ya jelas kurang dong, paling tidak nambah 5 sampai 10 cm," tambah Naya dengan nada biasa nya.

Tapi Shou terdiam, ia menatap dada nya sendiri. Lalu Naya berdiri dan mendekat padanya yang berdiri dari tadi.

"Sini biar aku lihat," Naya langsung memegang kedua buah dada Shou.

"Ahhh!!" Shou langsung terkejut dan tak sengaja mendesah. Seketika suasana terdiam dan Shou menutup mulutnya.

Naya terdiam, perlahan melepas tangan nya. "Waw... Itu tadi desahan yang cantik."

"Akhh pergilah dari sini!!" Shou menatap kesal, ia mendorong Naya pergi.

"Baik baik hehe, sampai jumpa (Tak kusangka dia punya desahan yang bagus,)" Naya langsung pergi.

Shou bernapas cepat sambil berwajah merah, ia lalu menatap ke ramuan botol tadi yang di tinggalkan Naya.

Lalu Shou menghela napas panjang pasrah.