Chereads / CHUURIPPU / Chapter 10 - BAB 9: Hal Yang Hampir Mustahil

Chapter 10 - BAB 9: Hal Yang Hampir Mustahil

POV (Eru Chitose)

Sebenarnya apa alasanku terlahir di dunia ini?

Aku pun tidak tahu, tapi bagiku ada satu jawaban yang menarik ... yaitu tentang merasakan semua hal yang belum pernah dirasakan sebelumnya, singkatnya itu adalah perasaan yang harus dirasakan paling tidak sekali seumur hidup.

Rasa sedih, rasa takut, rasa senang, rasa bahagia, rasa marah, dan berbagai rasa lainnya ... semua itu harus pernah dirasakan olehku.

Kurasa aku memerlukan banyak waktu agar bisa merasakan semuanya, mungkin selama seumur hidupku.

Aku tidak tahu lagi, semuanya terasa hambar saat aku menjalani hidupku sendiri.

Aku memang menyadari kalau aku membutuhkan seseorang untuk membuat hidupku jauh lebih baik, tapi untuk saat ini aku belum menemukannya.

Tidak juga ... sebenarnya ada satu kandidat, dia adalah seorang lelaki populer yang tidak menyadari kepopulerannya sendiri.

Yuuta Maru, atau Yuuta-kun ... awalnya aku menganggapnya sebagai pengganggu sama seperti yang lainnya, tapi ternyata dia sangat berbeda.

Saat pertama kali bertemu dengannya, kami langsung berkenalan dan dia dengan santainya menyebut ku menggunakan nama asli ku.

Tentu saja aku merasa malu karena panggilan mendadak itu, hingga pada akhirnya aku melarikan diri.

Sejak pertemuan itulah, aku terus memikirkannya.

Aku ingin agar dia selalu memperhatikan diriku.

Aku ingin agar dia memahami diriku.

Yuuta-kun, tolong ubah hidup ku jadi lebih baik!

Kuharap dia bisa melakukannya.

Aku sangat egois, kan?

Padahal aku hanyalah seorang gadis pemalu yang selalu dirundung dan hidup dengan penuh rasa takut saat bersekolah.

Yah ... aku merasa sangat senang saat dia menyelamatkanku saat sedang dirundung di atap sekolah.

Dia terlihat sangat marah untukku, dan aku senang karenanya.

Saat dia berhasil mengalahkan ketiga lawannya, jauh di dalam hatiku ... aku berpikir kalau dia sangat keren.

Bahkan saat itu, perasaan takut ku jadi hilang sepenuhnya.

Tapi karena kejadian perundungan itu, dia di diskors selama 3 hari.

Aku khawatir padanya dan sempat berniat untuk mengunjungi rumahnya.

Lalu entah karena apa, keberuntungan memihak diriku.

Ya, secara kebetulan saat pulang sekolah ... teman terdekat Yuuta-kun mendatangi dan memintaku untuk membawakan lembar tugas untuk diserahkan padanya, dia juga memberitahu alamat rumah Yuuta-kun.

Kemudian aku pun datang ke rumahnya, lalu saat mengetuk pintu rumahnya ... aku disambut oleh Yuuta-kun yang hampir tidak mengenakan apapun kecuali celana pendeknya.

Tentu saja aku merasa malu, tanpa pikir panjang aku memalingkan pandanganku ke bawah ... mungkin sekitar beberapa detik sebelum aku kembali melihat tubuhnya.

Sungguh, dia sangat keren!

Aku sangat kagum saat melihat beberapa tubuhnya yang berotot, seperti bentuk perutnya yang bersusun kotak, dan juga otot tangan dan dadanya ternyata lumayan besar.

Aku terus memperhatikan tubuhnya seperti orang mesum, tapi untungnya Yuuta-kun tidak terlalu memperdulikannya.

Saat dirasa sudah cukup, aku kembali ke urusan awal yaitu menyerahkan lembaran tugas padanya ... selesai melakukannya, aku berniat untuk pergi.

Namun tak disangka, Yuuta-kun menahan lalu memintaku untuk masuk ke dalam dan menemui orang tuanya.

Awalnya aku merasa gugup karena akan bertemu orang tuanya secara langsung, tapi itu berubah saat aku melihat foto kedua orang tuanya terpajang di dekat rak sepatu.

Jadi begitu, orang tua Yuuta-kun sudah meninggal.

Aku tidak tahu apapun tentang hal ini.

Aku hanya bisa mengucapkan kalau aku turut berduka atas kematian mereka.

Sesaat, ekspresi Yuuta-kun berubah ... lalu tak lama kemudian dia menangis.

Air matanya keluar secara tidak beraturan saat dia sedang menangis.

Apa yang harus kulakukan?

Di situasi seperti itu, aku hanya bisa terpikir untuk menyerahkan sapu tanganku.

Aku pun memberikan sapu tanganku pada Yuuta-kun, lalu dia menerimanya dan menggunakan sapu tangan itu untuk menyeka air matanya sendiri.

Hanya ini yang bisa kulakukan.

Kupikir dia adalah orang yang bisa mengatasi semuanya sendirian, tapi aku keliru akan hal itu.

Dia hampir sama seperti diriku, kami sama-sama merasa kesepian.

Walaupun Yuuta-kun cukup populer dan memiliki banyak teman, hal itu tidak cukup untuk mengatasi rasa kesepiannya.

Dia memerlukan seseorang yang bisa mengubah hidupnya, sama seperti diriku.

Dengan sifat ku yang pemalu ini, aku sering jadi bahan ejekan dan perundungan beberapa orang.

Jika seseorang yang populer saja bisa merasa kesepian, bagaimana dengan diriku yang sering dikucilkan ini?

Aku tidak tahu dengan apa yang kupikirkan sekarang.

Entah kenapa aku merasa senang saat mengetahui beberapa hal tentang Yuuta-kun.

Rasanya aku ingin mengenalnya lebih jauh dan bisa dekat dengannya.

Saat aku memikirkan Yuuta-kun, pikiranku jauh lebih tenang.

"Aku pulang, Ayah ... Ibu!"

Sekarang aku baru saja pulang dan berada di rumahku sendiri.

Aku sudah membawakan lembaran tugas pada Yuuta-kun, bahkan aku juga membantunya membersihkan tempat dimana dia memajang foto kedua orang tuanya ... tempatnya tidak terlalu kotor, aku yakin kalau Yuuta-kun terus membersihkannya secara rutin.

"Ayah, Ibu?"

Aku terus memanggil ayah dan ibuku karena mereka tidak menanggapi panggilanku, tapi yang muncul hanyalah Ryusuke ... adik laki-laki ku.

"Ayah dan Ibu sedang pergi."

"Eh, mereka tidak ada di rumah?"

"Ya, nee-san. Mau makan?"

"Tidak, aku ingin mandi lebih dulu."

"Baiklah, aku mengerti."

Aku dan adik laki-laki ku memiliki selisih umur 3 tahun, Ryusuke berada di kelas 1 SMP sedangkan aku ada di kelas 1 SMA.

Hubungan kami cukup baik walaupun orang tua kami sering bertengkar.

Walaupun ayah dan ibu lebih memanjakan Ryusuke ketimbang diriku, aku tetap tidak mempermasalahkannya.

Aku bukanlah anak dari seorang pelacur, jadi aku hanya perlu yakin akan hal itu.

Walaupun ibuku sering melakukan pergaulan bebas, aku yakin kalau dia tidak pernah melakukan hal nakal apapun.

Ya, aku yakin.

Aku harus mempercayainya.

Ah, Yuuta-kun!

Terima kasih, Yuuta-kun!

Kini aku kembali tenang saat sedang memikirkannya.

Aku berjalan ke kamar mandi dan melepas semua pakaianku lalu berendam di bak mandi.

Kurasa tidak masalah jika aku memikirkan banyak hal disini, karena bak mandi adalah tempat terbaik untuk memikirkan sesuatu.

Jika aku menjadi gelisah karena terlalu memikirkannya, maka aku hanya perlu mengingat tentang Yuuta-kun.

Ah, aku tidak bisa melupakan perkataan Yuuta-kun saat di atap kemarin.

"Bahkan keroco sepertiku akan jadi sangat tangguh demi melindungi orang yang dicintainya!"

Apa-apaan itu?!

Baru kali ini aku merasa tidak tenang saat memikirkan tentang Yuuta-kun.

Apa dia betulan mencintaiku?

Aku tidak tahu karena kurangnya bukti yang kuat, apalagi aku baru saja kenal dengannya.

Rasa cinta, ya?

Perasaan cinta itu, bukankah kebanyakan hanya palsu?

Hanya beberapa persen saja perasaan cinta itu benar-benar asli.

Aku tahu itu, tapi aku tetap senang dan merasa malu saat mendengarkan Yuuta-kun yang berkata seperti itu.

Namun, jika aku tahu kalau Yuuta-kun hanya main-main saja ... maka rasa cinta itu akan menjadi hal yang hampir mustahil.