Di pagi hari yang cerah ini, Yuuta baru saja terbangun dari tidur lelapnya karena rasa lelahnya kemarin. Yuuta lelah, tapi dia mendapat beberapa hal yang sepadan seperti uang bonus dari Hijume dan beberapa saran dari Chitanda tentang hubungannya.
"Hoamm!"
Perlahan Yuuta membuka matanya sambil menguap dalam waktu yang lumayan lama.
"Jam sembilan pagi. Yah, aku sudah sangat terlambat jika bersekolah," gumam Yuuta.
"Mungkin aku akan mandi dulu," gumamnya lagi.
Selesai bergumam sendiri, Yuuta langsung bangkit dari kasurnya dan pergi ke kamar mandi, lalu dia melepas pakaiannya dengan keadaan setengah sadar. Saat ini Yuuta belum sepenuhnya sadar dan dia merasa seperti melupakan satu hal kemarin.
"Apa ada yang kulupakan? Handuk? Tidak, aku membawanya."
Yuuta terus mengingat hal yang dia lupakan itu, tapi semuanya percuma karena dia benar-benar lupa dan Yuuta memerlukan beberapa waktu agar ingat kembali, entah itu dalam beberapa jam atau bahkan beberapa hari.
"Ah, percuma! Lebih baik aku mandi saja!," gumam Yuuta lagi.
Sambil melepas pakaiannya dan meletakkannya di mesin pencuci, Yuuta mengambil handuk yang dibawanya untuk masuk ke dalam kamar mandi. Saat sudah di dalam, Yuuta langsung masuk ke dalam bak mandi dan mulai menenangkan diri.
"Ah, hangat sekali! Untung saja aku mengatur suhunya dengan baik."
"Kira-kira, bagaimana keadaan Chitose-chan sekarang? Apa dia baik-baik saja?"
"Ah, benar juga. Aku pasti akan membalas ketiga gadis yang merundung Chitose-chan, mereka tidak bisa dimaafkan!"
"Aku tidak menyesal karena telah melukai ketiga lelaki itu, karena aku harus melindungi Chitose-chan apapun yang terjadi."
Tiada hari tanpa menggumam saat sedang sendirian, seperti itulah Yuuta sebenarnya.
"Bagaimana cara aku membalas mereka tanpa di diskors lagi?"
"Menyebarkan rahasia memalukannya? Mungkin itu bisa kulakukan."
"Tapi aku masih tidak bisa melakukannya karena mereka masih menjalani hukuman."
"Yang lebih penting, aku harus menemui Chitose-chan di sekolah besok."
Yuuta terus menggumam dan menggumam hingga tidak terasa air di bak mandi sudah tidak terasa hangat lagi. Untuk itu, Yuuta segera menyelesaikan mandinya dan berniat untuk mengerjakan sisa tugas yang belum dia kerjakan.
Besok adalah waktu Yuuta kembali bersekolah setelah di diskors selama 3 hari. Hukumannya sudah berakhir, jadi sudah pasti Yuuta akan kembali bersekolah seperti biasanya. Mungkin tidak, karena Yuuta merasa kalau dia akan menjadi bahan perbincangan orang-orang di sekolah. Walaupun begitu, Yuuta tidak peduli karena Chitose adalah prioritasnya.
Kurang lebih sekitar 20 menit, Yuuta akhirnya selesai mandi dan keluar dari kamar mandi. Dia keluar sambil mengenakan handuk dan menyempatkan diri untuk mencuci pakaian yang dia masukkan tadi. Selesai melakukannya, Yuuta pergi ke kamarnya dan berpakaian santai. Dia mengenakan baju putih polos dengan celana pendek berwarna coklat.
Lalu Yuuta mencari lembaran tugas yang tersisa dan mengerjakannya. Sisa tugas yang akan dikerjakan olehnya adalah tugas Bahasa Inggris berupa essai dan teka-teki silang. Bagi Yuuta, tugasnya terlihat sangat mudah karena dia memang pandai dalam pelajaran Bahasa Inggris.
Nilai ujian Yuuta dalam pelajaran Bahasa Inggris kemarin adalah 88, sedangkan yang paling rendah adalah nilai Sastra Jepang dengan nilai 44. Untuk yang lainnya memiliki nilai berkisar antara 50 sampai 80.
"Tiga mendatar, what is rules mean?"
"Entah kenapa, ini terlalu mudah," gumam Yuuta.
"Satu menurun, my name ... Arolf."
"Astaga, kenapa teka-teki silang ini sangat mudah?!," gumamnya lagi.
Soal yang diberikan memang masih terlalu mudah untuk anak SMA, tapi Yuuta yakin kalau yang sulit ada di soal essai.
Setelah beberapa menit menjawab teka-teki silang, dengan mudahnya Yuuta dapat menyelesaikannya tanpa kesulitan sedikitpun.
Kini tersisa satu tugas, yaitu tugas essai.
Yuuta mengambil lembaran kertasnya dan mulai melihat-lihat.
"Hanya satu soal?"
"Write an essay on global warming!"
"Sudah kuduga!"
Sesuai perkiraan Yuuta, soalnya menjadi lebih sulit karena Yuuta harus menyusun kata-kata tentang pemanasan global.
"Aku harus jawab berapa banyak? Kelihatannya soal ini menyuruh ku untuk mengisi penuh satu kertas dan menjawabnya dengan panjang."
"Hmm ..."
Yuuta terus berpikir dengan keras tentang soal essai yang akan dijawabnya, hingga akhirnya dia menemukan jawabannya dan menulisnya secara perlahan seiring dia berpikir.
"Ya, ayo mulai!"
Global warming has become a major concern for the planet as it has been causing significant changes in the climate and natural environment. It is the gradual increase in the temperature of the Earth's atmosphere, most of which can be attributed to human activities such as burning of fossil fuels, deforestation, and industrialization. The consequences of global warming are dire and far-reaching, including rising sea levels, increased intensity and frequency of natural disasters, and severe biodiversity loss.
One of the biggest contributors to global warming is the burning of fossil fuels such as coal, oil, and gas. The burning of these fuels releases large amounts of carbon dioxide and other greenhouse gases into the atmosphere, trapping heat from the sun and causing the Earth's temperature to increase. In addition, deforestation also contributes to the carbon dioxide levels in the atmosphere as trees absorb carbon dioxide.
The consequences of global warming are not only limited to human livelihoods, but also affects the natural environment. For example, melting glaciers and ice sheets are causing sea levels to rise, increasing the likelihood of flooding and displacement of people and animals. Changes in temperature and precipitation patterns are also affecting the timing of seasonal events such as blooming of flowers and bird migrations, which could have impacts on ecosystems.
Despite the urgency of the matter, efforts to combat global warming have been slow and insufficient. Governments and industries have not done enough to reduce their carbon footprint, and personal actions such as recycling and using public transportation are not enough to make a significant impact. More drastic measures such as reducing the dependence on fossil fuels and transitioning to renewable energy sources need to be taken.
In conclusion, global warming is a serious issue that we should all be concerned about. It is a consequence of human activities that can lead to severe consequences for both human livelihoods and the natural environment. While we each have a responsibility to take personal actions, it is important for us to demand that governments and industries take bolder actions to address this crisis. We must work together to ensure that the planet remains habitable for ourselves and future generations.
"Ah, lelah sekali!," keluh Yuuta.
"Apa seperti ini sudah cukup? Kurasa aku benar-benar mengisinya hingga penuh."
Dengan jawaban yang lumayan panjang, Yuuta berhasil mengisi lembaran soal essai itu. Tugas yang diberikan oleh gurunya pada Yuuta telah selesai semua, jadi Yuuta memutuskan untuk bersantai di rumahnya dan beraktivitas seperti biasanya sambil menunggu hari esok tiba.