Chereads / Trilogi Langgam Amerta Agni-Bara & Hima / Chapter 13 - Bab 13-Pertarungan

Chapter 13 - Bab 13-Pertarungan

Gelanggang pertarungan terjadi tiap hari

pada setiap kejadiannya

seorang pemenang ditentukan

oleh kuatnya keinginan

besarnya harapan

dan jiwa yang nyaris mati kedinginan

Sebelum tambur berhenti di tabuh, Kebo Giras menghentikan semua gerakannya. Kerbau raksasa itu berjalan perlahan menuju kandang dengan Ario Langit duduk santai di punggungnya. Kebo Giras merebahkan tubuhnya memberikan kesempatan Ario Langit melompat turun dengan nyaman sebelum akhirnya masuk ke kandang dengan patuh. Ario Langit menepuk punggung Kebo Giras sebagai ucapan terimakasih. Dia tidak menyangka bisikan candaanya tadi mampu menaklukkan kerbau liar raksasa itu dengan mudah.

Ario Langit tidak tahu sama sekali bahwa Kebo Giras sesungguhnya bukanlah kerbau biasa. Kebo Giras adalah kerbau siluman dari tanah Baluran di wilayah Blambangan. Dahulu Ki Sambarata berhasil mendapatkannya karena melakukan perjanjian dengan siluman penguasa Baluran. Karena itulah Kebo Giras patuh kepada Ki Sambarata dan menurut saja dibawa ke Padepokan Maung Leuweung.

Saat Ario Langit bercanda dan membisikkan ancaman di telinganya tadi, Kebo Giras tahu bahwa orang yang berada di punggungnya itu berdarah siluman yang bahkan jauh lebih berkuasa dan memiliki perbawa luar biasa dari laut utara dibanding majikannya terdahulu Siluman Baluran. Karena itulah Kebo Giras menjadi sangat patuh terhadap Ario Langit. Kerbau siluman raksasa itu sangat ketakutan.

Tiga orang peserta yang berhasil lolos sesungguhnya atas perintah Ki Sambarata. Pimpinan Padepokan Maung Leuweung itu meminta Kebo Giras agar memilih empat orang yang bertahan ke babak selanjutnya. Jika saja Kebo Giras mau, dengan kemampuannya sebagai kerbau siluman, mudah saja baginya melemparkan semua peserta dari punggungnya termasuk tiga orang yang lolos sebelum Ario Langit.

Sekar Wangi yang melihat betapa mudahnya Ario Langit menaklukkan Kebo Giras, semakin masgul. Dia harus mempersiapkan rencana cadangan untuk berjaga-jaga jika saja Ario Langit semakin tertahan lama di padepokan aneh ini. Gadis ini sangat yakin Ario Langit menjadi pemenang sayembara. Entah apalagi yang akan terjadi ketika Ario Langit telah dinobatkan menjadi pemenang dan berhak mempersunting Galuh Lalita. Upacara pernikahan tujuh hari tujuh malam? Sekar Wangi makin gundah. Keselamatan Arya Batara tidak bisa menunggu selama itu.

Satu-satunya cara adalah dengan menyandera Galuh Lalita dan memaksa Ario Langit memenuhi permintaannya. Tapi bagaimana cara menyandera wanita yang punya kepandaian jauh lebih tinggi daripada dia?

Sihir! Aku akan menggunakan sihir untuk membuat wanita itu tak berdaya. Sekar Wangi memutuskan akan melakukan semua itu setelah Ario Langit terikat dengan Galuh Lalita pada acara penobatan pemenang. Sekar Wangi menetapkan hatinya. Dia akan mempersiapkan sihirnya yang paling kuat untuk membuat Galuh Lalita tak berdaya.

Sekar Wangi sama sekali tak menyadari dirinya makin lama makin berubah menjadi seorang gadis berwatak licik demi mencapai tujuannya. Pangeran Arya Batara menyandera hatinya dengan kuat. Putri dari Ayu Wulan yang merupakan seorang wanita lugu itu menjelma menjadi sosok yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya.

Keesokan paginya, hari yang ditunggu-tunggu oleh semua penonton pun tiba. Panggung yang besar telah didirikan di tengah lapangan luas padepokan. Penonton dari berbagai kalangan meluber hingga ke pinggir lapangan. Masyarakat sekitar padepokan, pedagang, ribuan murid padepokan, bahkan banyak juga dari tempat yang jauh seperti Sumedang Larang, Pajang, dan Jipang.

Para peserta yang hanya tersisa empat orang duduk berjajar di atas panggung. Begitu pula Ki Sambarata, Galuh Lalita, Sekar Wangi, dan para pimpinan padepokan. Pertandingan pertama mempertemukan Ario Langit melawan si pemuda raksasa dan seorang pemuda dari istana Sumedang Larang melawan pemuda dari Lembah Serayu.

Ario Langit berdiri dengan tenang. Menunggu lawannya si pemuda raksasa yang berjalan mengelilingi panggung sambil berteriak-teriak keras seperti orang kesurupan. Baju atasnya sengaja dibuka untuk memperlihatkan otot tubuhnya yang besar. Pemuda yang terkenal kuat dan memiliki tenaga luar biasa ini sebenarnya dulu adalah anak murid Padepokan Maung Lueweung. Namun karena mencederai beberapa murid lainnya dengan sengaja, pemuda itu dikeluarkan dari padepokan. Kini dia kembali untuk memperlihatkan kepada orang-orang padepokan bahwa mereka salah mengeluarkan putusan mengeluarkannya. Lagipula hadiah sayembara ini sungguh istimewa. Galuh Lalita yang cantik jelita. Siapa yang tak mau mempersuntingnya. Kelak, saat Ki Sambarata telah mangkat, padepokan dan seluruh kekayaannya akan jatuh di tangan Galuh Lalita dan suaminya.

Setelah sibuk berputar-putar dan berteriak-teriak, pemuda raksasa itu tiba-tiba saja menubruk Ario Langit dengan kekuatan dahsyat. Dia tahu pemuda itu seorang yang berkepandaian tinggi. Dia berniat memitingnya dan membuatnya sesak nafas sampai akhirnya menyerah.

Ario Langit yang diserang secara mendadak tidak terkejut. Sejak tadi dia memasang sikap waspada meski terlihat santai dan tidak tegang. Gerakan kasar namun bertenaga besar dari si pemuda raksasa terlihat sangat berbahaya. Siapapun yang masuk dalam pitingannya pasti tidak akan bisa lepas dengan mudah.

Pemuda berjuluk Pendekar Langit itu menggeser posisi berdirinya sedikit. Tubrukan keras itu luput. Saking besarnya tenaga yang dikerahkan, si pemuda raksasa hampir saja terjungkal jatuh. Namun buru-buru pemuda itu memperbaiki keseimbangan tubuhnya sehingga bisa berdiri tegak kembali. Terdengar ketawa meledak di mana-mana. Pertunjukan tadi memang terlihat lucu. Tubuh raksasa yang nyaris jatuh lalu mencoba berdiri dengan tubuh bergoyang-goyang seperti pohon besar dihempas badai.

Pertarungan dilanjutkan kembali. Si pemuda raksasa berkali-kali gagal menyergap Ario Langit. Pemuda setengah siluman itu dengan mudah mengelak kesana kemari. Belasan jurus berlalu. Apa yang dipertontonkan di atas panggung seperti pertunjukan lawak. Pemuda bertubuh tinggi dan sangat besar berlari ke sana sini berusaha menjatuhkan Pendekar Langit yang bertubuh sedang cenderung kurus. Suara ketawa tak henti-hentinya tergelak-gelak dari penonton yang terlihat gemas.

Ario Langit menggerakkan kaki setelah untuk kesekian kalinya pemuda raksasa itu menyerangnya. Gerakan kaki itu membuat tubuh si pemuda raksasa benar-benar terjungkal jatuh. Suara berdebum keras mengguncang panggung besar. Si pemuda raksasa bangkit dan meraih tombak berat yang tergeletak di pinggir panggung. Rasa malu membuat pemuda raksasa itu bertekad beradu nyawa. Pendekar Langit ini harus dihajar habis-habisan karena berani memepermainkannya seperti anak kecil sehingga ditertawakan orang banyak.

Suara kesiur angin yang ditimbulkan oleh serangan-serangan tombak yang mengarah kematian Ario Langit, terdengar begitu mengerikan. Orang-orang melihat jika saja Ario Langit terlambat mengelak, pasti tubuhnya akan terpanggang mata tombak yang luar biasa tajam.

Ario Langit mengerahkan sedikit tenaganya menghantam gagang tombak yang meluncur deras dekat tubuhnya. Tombak itu bergetar hebat dan membuat genggaman si pemuda raksasa nyaris terlepas. Ario Langit menyusulkan pukulan ringan ke arah lengan si pemuda raksasa.

Jeritan nyaring bernada kesakitan terdengar membahana. Si pemuda raksasa terhuyung-huyung hebat ke belakang. Membuat semua orang yang menonton terlalu dekat langsung berlarian mundur. Tubuh raksasa itu jatuh tersungkur. Tidak lagi di atas panggung namun ke arah kerumunan penonton.

-**