Petang menjelang dengan gamang
berkas cahaya matahari menghilang
secepat kedatangan tanya
ketika jawab justru masih berwujud simulakra
Ario Langit menyentuh lembut tangan Galuh Lalita sambil membisikkan kata-kata.
"Harusnya kau tidak ikut melayani mereka. Biar aku saja yang melakukannya." Galuh Lalita seperti tersengat kalajengking. Sentuhan itu menimbulkan debaran yang sangat aneh. Jantungnya berdegup kencang. Wajahnya memerah. Tubuhnya basah kuyup oleh keringat padahal hari sudah menjelang sore dan hawa sudah terasa dingin.
Ario Langit mengetahui keanehan yang dialami Galuh Lalita. Saat menyentuh tangannya tadi, tubuh wanita itu luar biasa panas. Matanya nampak sayu seperti orang yang kurang tidur. Pendekar Langit hendak melanjutkan perkataannya namun tidak sempat lagi karena tubuh Unduh Kusuma melesat dan menyerangnya dengan hebat. Lelaki itu langsung memainkan Pukulan Bunga Kenanga. Aroma wangi yang memabukkan seketika menguar di sekitar panggung.
Galuh Lalita menerjang ke depan menyambut serangan Unduh Kusuma karena dilihatnya Ario Langit masih melamun. Dua orang yang seimbang ilmunya itu bertempur hebat. Si Tua Aneh yang benar-benar aneh itu membantu Unduh Kusuma menyerang Galuh Lalita. Tokoh yang sama sekali tidak peduli dengan tata krama dunia persilatan itu mempunyai tenaga aneh yang berlawanan dengan Unduh Kusuma. Pukulannya berbau sangat busuk seperti bau bangkai. Panggung itu mengeluarkan aroma yang sangat memuakkan bagi siapa saja yang berdiri terlalu dekat.
Ario Langit maju menyerang Si Tua Aneh. Namun pemuda ini sangat mengkhawatirkan keadaan Galuh Lalita. Wanita itu pernah bertempur melawan Unduh Kusuma dan kewalahan dengan pukulan berbau memabukkan lelaki pemetik bunga itu. Tapi Ario Langit tidak bisa membagi perhatiannya secara penuh. Pukulan-pukulan berbau busuk Si Tua Aneh sangat berbahaya. Sangat beracun dan sepertinya juga mengandung ilmu hitam tingkat tinggi.
Pertempuran yang terjadi di panggung kali ini berlangsung dengan sangat dahsyat. Ki Sambarata sendiri harus mengakui ternyata kedua tamu tak diundang jauh lebih lihai dari yang diduganya. Namun dasar memang berwatak aneh, meskipun tahu bahwa putrinya perlahan mulai terdesak, namun Ki Sambarata membiarkannya saja karena sangat ingin tahu setangguh apa Pendekar Langit mengatasi semua itu.
Ramuan sihir Sekar Wangi bekerja. Galuh Lalita merasa pandangannya menjadi sangat nanar. Dia melihat musuhnya berubah banyak. Ada beberapa Unduh Kusuma yang saat ini sedang dihadapinya. Galuh Lalita lalu menyerang dengan ngawur dan sama sekali tak terarah. Pertahanannya juga mudah sekali terbuka.
Ario Langit mampu melihat perubahan gerakan Galuh Lalita. Pemuda itu membatin tidak mungkin Galuh Lalita menjadi seperti itu hanya karena pengaruh Pukulan Bunga Kenanga. Aroma wangi yang memabukkan itu tidak akan berpengaruh secepat itu. Pasti ada hal lain yang membuat wanita itu menjadi lemah dan tak berdaya seperti itu. Ario Langit menggeram rendah. Aguru Bayanaka dikerahkan sekuat tenaga kepada Si Tua Aneh yang memekik kaget dan langsung melompat ke belakang.
Kesempatan yang digunakan sebaik-baiknya oleh Ario Langit untuk menghantamkan Aguru Bayanaka sekali lagi. Kali ini menghantam tubuh Unduh Kusuma yang mulai tertawa-tawa mesum melihat Galuh Lalita tak berdaya.
Breesss!
Unduh Kusuma menahan Aguru Bayanaka dengan Ilmu Kosong dan Pukulan Bunga Kenanga. Si Tua Aneh yang sudah menyerang kembali, menghantam Ario Langit dengan pukulan berbau busuk yang terkenal dengan sebutan Pukulan Mayat Hidup. Pukulan yang sempat mengobrak-abrik tatanan dunia persilatan di Pulau Dewata sebelum dihentikan oleh Ki Ageng Agung.
Tubuh Unduh Kusuma terpental keras ke belakang. Dia terlalu berani beradu pukulan melawan pukulan langka Aguru Bayanaka. Ario Langit sendiri tidak terpengaruh dengan adu pukulan itu, namun pertahanannya menjadi sedikit terbuka sehingga Pukulan Mayat Hidup menghantam bahu bawahnya meskipun dia sempat mengelak sehingga tidak mengenai dadanya.
Ario Langit terhuyung-huyung nyaris jatuh kalau saja Galuh Lalita tidak segera menahan tubuhnya. Wanita itu keadaannya tidak lebih baik. Matanya seolah kehilangan sinar dan tubuhnya sama sekali tak bisa dikendalikan. Galuh Lalita telah terjatuh dalam pengaruh sihir secara penuh. Namun melihat Ario Langit nyaris terjungkal, Galuh Lalita masih bisa menggunakan sisa-sisa kekuatannya menahan tubuh pemuda yang dicintainya itu.
Sekar Wangi mau tak mau memandang kagum kepada Galuh Lalita. Dia tahu wanita itu sudah tercengkeram sihir yang dipergunakannya. Tapi keteguhan hati dan cintanya masih mampu menahan tubuh Ario Langit agar tidak terjatuh. Luar biasa!
Ario Langit merasakan dadanya sesak dan pandang matanya berkunang-kunang. Dia menjilat bibirnya yang terasa asin. Darah segar mengalir di sana. Ario Langit tahu dia terluka dalam cukup parah. Tua bangka curang! Ario Langit bangkit kemarahannya.
Sambil masih terhuyung-huyung, Pendekar Langit memalingkan mukanya ke Si Tua Aneh yang tertawa terkekeh dengan suara serak menyebalkan. Mata pemuda itu menghitam secara keseluruhan. Darah yang mengalir dari kedua sudut mulut dan hidungnya menambah seram raut muka pemuda yang sedang dilanda kemarahan hebat itu. Apalagi setelah dilihatnya Galuh Lalita terjatuh tak sadarkan diri dan saat ini ditolong oleh Sekar Wangi yang memangkunya.
Si Tua Aneh menghentikan ketawanya. Matanya yang juling melotot tak percaya! Pemuda di hadapannya ini berubah menjadi sangat menakutkan. Selain matanya yang menghitam kelam, di belakang pemuda itu jelas sekali nampak bayangan hitam tinggi besar yang memiliki perbawa mengerikan.
Tokoh sesat aneh itu bukanlah anak kemarin sore yang tidak mengerti apa arti dari semua itu. Pendekar Langit ini ternyata memiliki darah siluman! Tidak ada manusia biasa yang memiliki penampakan semengerikan itu!
Para penonton juga melihat apa yang terjadi di atas panggung. Orang-orang terhambur melarikan diri ketakutan. Perbawa siluman Ario Langit memang membawa pengaruh besar terhadap orang-orang. Bagi yang tidak kuat batinnya, pasti akan jatuh dalam hawa ketakutan teramat sangat.
Unduh Kusuma yang juga terluka dan sekarang berdiri berdampingan dengan gurunya menatap ngeri. Pemuda ini orang apa? Namun tentu saja mereka tidak bisa tinggal diam. Lagipula jelas bahwa pemuda itu telah terluka parah terkena Pukulan Mayat Hidup.
Serentak guru dan murid sesat itu menerjang ke depan. Didahului tawa meringkik panjang, terdengar kesiur angin dahsyat saat seseorang juga membantu kedua orang itu menyerang Ario Langit dengan melayangkan pukulan hebat. Tiga orang serentak menyerang Ario Langit yang menatap tak berkedip dan bersiap adu pukulan pamungkas untuk mengadu nyawa.
Ario Langit merasakan bumi berguncang keras saat pukulan Aguru Bayanaka bertemu dengan pukulan orang yang baru datang sekaligus menahan pukulan Unduh Kusuma dan Si Tua Aneh. Tubuhnya melayang hingga keluar dari panggung. Ario Langit memuntahkan darah segar beberapa kali. Penyerangnya yang merupakan nenek tua berambut awut-awutan dengan kaki pincang juga terlempar bergulingan. Namun segera bangkit lagi tanpa terluka.
Unduh Kusuma dan Si Tua Aneh girang bukan main mendapatkan bantuan tak terduga. Mereka melihat orang yang membantu berdiri tak jauh. Unduh Kusuma terperanjat bukan main melihat betapa jeleknya si nenek tua yang sakti itu. Sedangkan Si Tua Aneh mengeluarkan seruan-seruan aneh. Antara gentar dan gembira.
-*****