Chereads / LUKA YANG TAK PERNAH USAI / Chapter 4 - Pemuas nafsu saja

Chapter 4 - Pemuas nafsu saja

setelah pernikahan terjadi. Rio tidak pernah absen untuk menjelajah tubuh Ara.

Ara hanya bisa beristirahat bila dirinya sedang datang bulan dan efeknya Rio selalu uring uringan bila hasratnya tidak di penuhi oleh istrinya itu.

"kenapa lama sekali si kamu datang bulan? bikin repot saja."

"ini kan baru 2 hari Aa,ya sabar atuh Aa. biasanya juga tidak lama Aa tidak sampai seminggu seperti biasanya." Ara memutuskan memanggil Aa pada suaminya untuk menghormatinya.

"iya tapi lama tau. sialan emang si bagus, tadi mengajak nonton film begituan jadi junior dari tadi tidak mau turun. kamu nya tidak bisa di gunakan. gimana bisa tidur ini mah."

"emang aku barang apa Aa yang bisa kamu gunakan kalau kamu mau? aku tuh istri kamu jangan ngomong gitu Aa tidak enak di dengar di kupingnya."

"ya emang kamu kaya barang yang aku perlihara,tiap malam kamu bisa memuaskan nafsuku. sama aja kan,kamu juga di gunakan sama si junior aku yang perkasa ini?"

Ara tidak lagi membalas ucapannya suaminya,karena bila di lanjutkan dirinya akan makin sakit hati.

"Aa boleh tidak,aku menginap di rumah Embu. seminggu lagi akan ada pengajian untuk 100 hari bapak. jadi kalau ada aku, setidaknya aku bisa bantu-bantu Embu di rumah untuk mempersiapkan nya."

"tidak boleh."

"kenapa Aa?"

"nanti yang melayaniku tiap malam siapa? aku tidur dengan siapa?"

"tapi kan Aa... ini kan peringatan untuk almarhum bapakku juga Aa. aku mohon ya Aa. lagipula aku kan dalam keadaan datang bulan ini Aa,jadi kita juga tidak bisa melakukan hubungan itu. kamu bisa ikut menginap bila kamu mau."

"pertama aku tidak suka rumahmu tidak seperti rumah kita ini, apalagi kamar kamu yang sempit itu. tidak akan pulas aku kalau tidur di sana." semenjak menikah Rio dan Ara memang di berikan rumah oleh orang tua Rio sebagai hadiah pernikahan dan tentu saja Rio sangat menerima nya dengan senang hati, karena Rio akan bebas melakukan apapun terhadap Ara.

"kedua,walaupun kamu sedang datang bulan. tapi kan bagian atas kamu masih bisa aku mainkan,aku rasakan. lumayanlah bisa jadi mainanku sebelum tidur. asal kamu tau Ara,gunung kembarmu sekarang makin membesar dan aku sangat suka itu."

dan tanpa aba-aba lagi,Ara sudah di lepas paksa blus beserta dalamnya yang menutupi bagian dadanya. dengan leluasa Rio memainkan dan menghisap bagian gunung kembar itu tanpa memperdulikan pemiliknya seperti tidak pernah puas.

"aku suka ini Ara." memainkan serta menyusu seperti bayi kehausan.

"sssttthhh....Aa ...sssttthhh..."

Rio seperti tidak pernah puas dengan tubuh Ara sedangkan Ara hanya bisa pasrah dengan apa yang di lakukan rio tiap malam.

dia sudah tidak bisa lagi merasakan hak atas dirinya sendiri,karena hak nya pun sudah di ambil paksa Rio yang sekarang telah menjadi suaminya.

setelah menikah,Rio tidak memperbolehkan Ara bekerja. Rio juga membatasi kegiatan Ara yang berhubungan di luar rumah. Ara hanya boleh keluar rumah bila bersama Rio atau atas izin Rio.

kehidupan Ara benar-benar berubah saat dirinya menyadang status istri Rio. dalam hati Ara benar-benar merasa hidup nya sudah tidak berwarna lagi, menikah dengan Rio adalah mimpi buruk baginya. mungkin bila Rio tidak memperkosanya,bapaknya juga pasti masih ada di sampingnya dan Ara tetap bisa melanjutkan hidup yang menarik tiap harinya.

kadang dia berfikir,sangat membenci Rio. tapi kebenciannya selalu di tangis di pikirannya karena biar gimanapun Rio sudah menjadi suaminya dan Ara terus berusaha menjalankan iklhas pada takdir yang di gariskan untuknya.

setelah 3 bulan menikah

"kok aku belum datang bulan juga ya."berbicara pada dirinya sendiri.

"hallo sayangku,mmmuuuaach." mengecup bibir Ara. "kenapa ko bengong gitu?"

"eh tidak Aa, sekarang tanggal berapa ya Aa?"

"17. kenapa?"

"tuh kan,aku harusnya Uda datang bulan dong. ini Uda telat seminggu berarti."

"ich...malah ngomong sendirian,kamu Uda gila ya?"sambil menepuk pundak Ara

"eh iya Aa... aku tuh lagi binggung,kenapa aku belum datang bulan gitu Aa."

"kamu belum datang bulan? kok tidak ngomong ke aku si!!! kalau kamu tidak datang bulan,tadi malam mah aku hajat aja padahal mah lagi pengen banget itu si junior masuk kadangnya."

"ich Aa mah... yang di pikiran mah soal itu Mulu. otaknya geres tuh harus di sapu kali ya."

"mulai yaa, Berani ngeledek suami sendiri. awas aja nti malam Aa hajat kamu sampai pagi. tidak ada ampun ya."sambil mengelitik pinggang Ara.

"Aa geli atuh. lepas."

tanpa sadar tatapan mereka bertemu dan seperti ada magnetnya bibir mereka bertemu cukup lama sampai Rio mulai memimpin permainan semakin dalam sampai pertemuan lidah mereka menyatu.

"aahh...aahh... aku sampai tidak nafas Aa." mengambil udara yang banyak saat Rio melepaskan ciuman hot mereka.

"tidak usah nunggu malam lah sayang. sekarang aja yuk,liat tuh junior Uda tidak sabar ingin segera di puaskan."

menarik tangan Ara ke dalam kamar dan memulai aksinya menaikan daster Ara sampai terbuka menyisakan hanya dalamannya saja.

tangan Rio sudah mulai menjelajah setiap inci tubuh Ara, tidak lepas bibirnya menyelusuri gunung kembar sambil bekerja sama dengan tangannya secara bergantian meremasnya.

"sssttthhh.... Aa.... sssttthhh....."

"ayo Aa masukin sekarang. sssttthhh...."

"tumben kamu yang minta masukin sayang. dengan senang hati. rasakan junior ku ini."

jleebbb masuk tanpa ada halangan

"aaacccchhhh.... Aa..... ."

"aaacccchhhh.... sssttthhh.... terus Aa."

kicau Ara saat bagian bawahnya di obrak -abrik oleh pompanya sang suami.

20 menit mereka melakukan untuk memuaskan nafsu mereka. desahan di dalam kamar saling bersahutan,baru kali ini Ara merasakan kenikmatan saat melakukan hubungan suami-istri.

Ara juga binggung dengan perubahan yang terjadi,tapi saat ini hanya ini yang ingin dia rasakan. yang orang bilang kenikmatan surga dunia.

"AAACCCCHHHHH..." pencapaian Ara yang tidak lama di susul oleh Rio. mereka ambruk dengan permainan yang mereka buat sendiri.

"makasi sayang. aku suka permainan tadi, karena kamu ikut aktif." sambil mencium kening Ara.

Ara yang di perlakuan itu sangat malu dan entah kenapa dirinya menyukainya.

"nanti malam lagi ya? harus kaya tadi, nanti kamu pakai baju dinas yang seksi ya. biar lebih hot." membisikkan di telinga Ara.

Ara hanya diam, karena merasa malu saat di bisikan seperti itu. Ara juga sangat binggung kenapa Rio terlihat tampan di matanya sekarang ini.

"apa aku mulai menyukai Rio?" dalam hatinya. "kenapa sekarang aku jadi nyaman dengan Rio?" Ara hanya bisa berbicara pada dirinya sendiri