Chereads / LUKA YANG TAK PERNAH USAI / Chapter 7 - Bayi prematur

Chapter 7 - Bayi prematur

setelah kejadian malam itu. Rio mulai memperhatikan Ara,apalagi Ara sudah memasuki semester ke 3 untuk kehamilanya. Rio bagai suami siaga yang selalu ada buat Ara dan itu membuat Ara bahagia sampai dirinya lupa untuk menanyakan kebenaran tentang apa yang di bilang Anto saat malam itu bahwa suaminya sedang ada perempuan lain di kampung sebelah.

Ara tidak mau mengingat kejadian yang bisa membuat dirinya terpuruk,walaupun dirinya penasaran dengan kebenaran itu tapi Ara memilih untuk tidak lagi mencari tahu. karena dengan dirinya bertanya dengan suaminya,ara akan teringat kembali dengan kejadian yang sangat dia benci dan membuatnya trauma besar sampai saat itu kehamilanya sempat terganggu dan Ara saat itu hampir saja kehilangan buat hatinya yang masih di dalam perut. untung Ara sangat bersyukur bahwa dirinya bisa kembali bangkit demi anak yang dalam kandungannya.

"Aa... aku mau asinan deh siang-siang gini enak makan asinan. boleh tidak Aa?"

"boleh dong... tunggu sini ya,Aa cari dulu. udah mulai susah asinan mah neng kalau tidak ke jalan raya. tapi demi utun Aa cari ya." sambil mengelus-elus perut istrinya yang semakin membuncit. mungkin dengan kejadian kemarin Rio sadar, dirinya harus lebih extra menjaga istri dan calon anaknya.

"hatur nuhun Aa. makasi ya."

"tapi ada syaratnya atuh neng? Aa boleh ya nengokin utun nanti malam. udah lama neng, Aa kangen banget." sambil mengedipkan mata.

"eemmm... tapi Aa. eemmm... ya udah boleh. tapi jangan di paksa ya Aa? harus lembut" terlihat ragu dengan jawabannya sendiri.

"iya Aa paham sayang." Rio yang paham sekali dengan trauma sang istri karena semenjak kejadian itu Ara selalu histeris saat Rio mulai melakukan ritual malamnya dan ujung-ujungnya Rio selalu mengalah dan menenangkan istrinya.

"maaf ya Aa." sambil menunduk

Rio langsung menaikan dagu istrinya dan mengecup bibir Ara dari lembut semakin dalam sampai Ara kehabisan nafas.

dan setelah di lepas,Ara langsung mengambil udara banyak-banyak.

"gemes banget istri aku. kalau utun tidak minta asinan udah aku ajak kamu ke dalam buat nerusin yang tadi."

"apa si Aa? aku malu tahu." dengan muka yang memerah

"ngapain mesti malu. udah sering juga,tuh udahe ada hasilnya utun di perut kamu kan,hehehe. kamu ingetkan kata Bu bidan kalau Aa harus sering-sering nengokin utun agar utun bisa tahu jalan keluarnya? ya kan?"

Rio memang akhir-akhir ini selalu ikut bisa istrinya ada jadwal cek kandungan jadi dia tahu apa yang baik dan tidak di semester ke 3 kehamilan.

Ara hanya tersenyum melihat suaminya bertingkah seperti itu dan jujur Ara sangat menyukai suami nya yang sekarang.

selang 10 menit kepergian Rio, pintu kembali terketuk. tok...tok...tok...

"ada apa Aa? ada yang tertinggal?" sambil membuka pintu tapi bukan suaminya yang ada di hadapannya tapi seorang wanita yang tidak di kenal dengan pakaian yang sedikit terbuka di bagian gunung kembarnya.

.

"apa benar ini rumah Rio?" tanya wanita itu.

"iya benar,maap ini siapa?"

"boleh saya di beri masuk dulu? dan Panggilkan Rio. saya yakin Rio sangat mengenal saya."

"oh ya maaf,silakan masuk dulu. tapi suami saja baru saja keluar rumah takutnya akan lama perginya."

"saya tetap akan menunggu Rio, karena Rio harus tahu dan bertanggung jawab!!"

"maksudnya kamu apa ya? bertanggung jawab untuk apa?"

"saya akan jelaskan bila ada Rio dan saya akan tunggu di sini sampai dia pulang."

"silakan tunggu di dalam saja,biar saya buatkan teh."

"kamu isteri dari Rio? cantik juga ya,pantesan sekarang dia sudah tidak peduli dengan saya ternyata gara-gara kamu."

"maksudnya apa ya? kenapa kamu bicara jadi tidak sopan dengan tuan rumah "

"HAHAHA...tuan rumah? sebentar lagi saya yang akan jadi tuan rumah di sini dan kamu silakan keluar sendiri dari rumah ini."

"maksud kamu apa ya? kenapa semakin jadi kurang ajar dengan saya."

"baik kalau kamu sudah tidak sabar ingin tahu tentang saya. saya adalah calon istri dari suami kamu."

"APA MAKSUD KAMU DENGAN CALON ISTERI? Aa Rio sudah beristri dan istri nya adalah aku jadi Aa Rio tidak perlu lagi punya istri lagi."

"HAHAHA... ternyata isterinya rio naif sekali. kamu tidak bisa mengenali suami kamu macam apa? apa kamu terlalu cinta dengan suami kamu sampai bisa di bodohi oleh suami kamu sendiri?"

"tidak usah berkata aneh-aneh lagi,bila tidak berkepentingan lagi silakan kamu keluar sekarang."

"oke aku akan keluar... tapi apa boleh aku titip pesan buat suami kamu tercinta,bahwa Sinta datang ke rumah dan dia harus bertanggung jawab karena saat ini aku hamil anaknya."

"APA KAMU BILANG?"

"apa kamu budeg? aku bilang aku hamil anak suami kamu."

"aku tidak percaya,Aa tidak mungkin menghiatiku!!"

"tapi kenyataannya,Rio telah tidur berkali-kali bahkan berpuluh-puluh kali denganku dan sekarang aku hamil anaknya. kamu lupa Rio pernah tidak pulang? itu karena Rio tinggal bersama di rumahku dan kami sering melakukan itu. Rio sangat kuat kalau urusan ranjang, senjatanya panjang dan selalu bisa buat aku ketagihan. ada tanda lahir kan dekat senjata dia? memang tidak besar,tapi aku tahu sekali tentang itu. benar kan yang aku bilang?"

"TIDAK... TIDAK...MUNGKIN. PERGI KAMU DARI SINI SEKARANG JUGA. PERGI AKU BILANG!!"

bagai di sambar petir,hati Ara langsung pecah seperti kaca yang sengaja di lempar jatuh dari ketinggian. berantakan entah kemana dan benar-benar hancur sehancur-hancurnya.

Ara terus menangis sampai dia menyampingkan perutnya yang keram. Ara tidak tersadar ada cairan yang keluar dari kemaluannya.

saat Rio pulang,begitu terkejutnya melihat Ara terduduk sambil menangis histeris dan terlihat menahan sakit di bagian perut bawahnya.

"kamu kenapa sayang? kok bisa kaya gini? ayo kita ke bidan sekarang juga.!"

Ara yang lemas tidak berdaya hanya menuruti ke ingina suaminya itu.

sore itu juga Ara langsung di beri tindakan operasi cesar karena ketuban Ara yang tiba-tiba pecah padahal kehamilan nya baru memasuki bulan ke 8.

30 menit Ara di ruang operasi dan terdengar tangis bayi yang begitu keras.

Ara dan bayi laki-laki selamat tapi bayinya harus masuk ke inkubator karena kondisi nya yang belum mencapai min berat badan bayi pada umumnya.

"selamat sayang,anak kita sudah lahir dan ganteng sekali." sambil memeluk sang isteri dengan erat,Ara yang di perlakukan seperti itu hanya diam membisu tanpa berkata apa-apa.

Rio yang melihat istrinya sangat aneh,tapi tidak ingin bertanya lebih banyak karena isterinya baru saja paska operasi.

bagi Rio,yang terpenting saat ini bahwa Ara dan anak laki-laki nya sehat.