saat Rio tahu istrinya hamil dan sering menolak di ajak berhubungan suami-istri. Rio pun semakin jarang pulang, alasannya tidur di rumah orang tuanya.
pernah suatu malam,sang mertua menelpon karena telpon Rio sedang tidak aktif.
"nak... apa Rio ada di rumah?"
"punten ma, bukannya menginap di rumah mama. sudah 3 hari Aa tidak pulang ma, Aa bilang menginap di rumah mama karena lagi banyak kerjaan." Rio setelah menikah,memang ikut bekerja di kelurahan bareng mama nya sebagai staf sebagai bentuk tanggung jawab kepada Ara yang sekarang menjadi isterinya. tapi mama nya tidak tahu, kalau Ara kadang hanya di kasih uang seadanya untuk kebutuhan rumahnya.
"loh...baru mama mau tanya kenapa 2 hari ini dia tidak masuk bekerja. mama kepikiran takutnya sakit karena tidak ada kabar dan telpon nya sekarang mati !!"
"APA ma? Aa sudah 2 hari tidak bekerja? terus tidak di tempat mama juga?"
"iya nak."
"terus kemana ya ma Aa?"
"kamu sebagai isteri nya saja tidak tahu? apalagi mama?" dengan nada penekanan.
"maaf ma. tapi Ara pikir Aa di sana, karena izin nya pamit mau nginep di rumah mama."
"ya sudah... nanti mama cari tahu sama teman-teman nya yang biasa dia main. ya sudah kamu juga jangan banyak pikiran,Rio sudah dewasa nanti juga pulang. jaga saja kandungan kamu."
"baik ma."
Ara kembali menangis...meratapi nasip nya yang makin ke sini makin tidak terarah. kata orang hamil anak pertama itu akan di sayang suami? akan di manjakan suami? akan di turuti kemauannya? tapi ini tidak berlaku dengan Ara.
Ara selalu merasa kesepian,hidupnya kini sudah tidak bersemangat. rasa sakit,rasa kecewa hanya bisa dia pendam untuk dirinya sendiri. Ara tidak berani bercerita tentang masalah keluarganya ke siapapun termasuk ke Embu nya karena Ara takut Embu nya akan terus memikirkan Ara dan jatuh sakit.
tok... tok... suara pintu sedikit di gedor.
"Aa... ada apa ini?" melihat suaminya di bopong oleh kedua temannya.
"suami kamu mabok parah. cepat bawa masuk kalau tidak dia makin menjadi-jadi."
setelah di taro di atas kasur,2 pemuda itu segera ingin berpamitan. tapi niatnya di urungkan saat melihat Ara terlihat seksi hanya memakai daster tanpa lengan. kehamilan yang makin membesar,memang membuat Ara gampang kegerahan makanya saat di rumah hanya daster pilihan terbaiknya.
Anton memberi kode pada Budi untuk menutup pintu rumahnya secara diam-diam agar tidak terdengar oleh sang pemilik rumah.
saat Anto berpapasan kembali dengan Ara
"ada apa? apa ada yang ketinggalan ya?"
"tidak Ara,aku hanya numpang ingin ke kamar mandi kamu sebentar. aku tidak tahan ingin buang air kecil."
"oh gt...boleh. ada di belakang Aa,tinggal lurus aja,nti belok kiri ya."
"boleh di kasih tahu dulu arahnya? rumah kamu belakangnya gelap. takut salah masuk,nanti di bilangnya kurang ajar."
"oh gt...ayo Aa." tanpa curiga Ara mengantarkan Anto menuju kamar mandi.
saat di pertengahan jalan.
"Ara ini kamar siapa?"
"oh itu... kamar tamu aja Aa,kalau ada keluarga sm saudara mau menginap."
"kalau gitu boleh dong,aku tidur di kamar ini. aku kan udah kaya sodara juga bagi Rio."
sambil melihat Ara dari atas sampai bawah tanpa berkedip. Ara yang melihat gelagat Anto yang kurang ajar,makin risih di perhatikan seperti itu dan mulai merasakan perasaan yang tidak enak.
"itu Aa,tinggal belok aja ya sudah terlihat kamar mandinya."
saat Ara ingin pergi Budi datang dan menghalangi jalan Ara. Anto yang dari belakang sudah memeluk Ara dan menarik Ara ke Arah kamar. Ara yang di perlakuan seperti itu segera bontrak dan berteriak. tapi belum sempat berteriak,Budi dengan sigapnya membekap mulut Ara dengan tangannya dan sekarang Ara sudah di dalam kamar.
"siapa duluan ni?" tanya Budi
"gue lah... kan tadi Lo juga kalah judi sama w. biarin w duluan,nti utang Lo w angep lunas separo."
Budi yang merasa kecewa mendengar omongan temannya tetap mengikuti karena bisa menguntungkan buat dirinya.
"oke,jangan lama-lama Lo. w juga Uda tidak tahan ni. mau tahu rasanya bunga desa yang lagi hamil."
di dalam kamar Ara hanya bisa menangis. saat tangan dan Mulutnya terikat oleh kain yang di lakukan oleh kedua teman suaminya.
"jangan menangis sayang,nanti Aa Anto kasih kenikmatan yang lebih mantap dari Rio. Aa anto tahu kamu sudah jarang kan di belai suami kamu...ni aku kasih bocoran yaa...suami kamu lagi tergila-gila sama janda di kampung sebelah. HAHAHAHA" demi apapun Ara saat mendengarkan itu semakin hancur hatinya dan sekarang dia akan merasakan lagi kehancuran hidupnya kembali bila 2 orang ini berhasil menodai dirinya.
dalam hati Ara mulai berdoa agar Tuhan masih menyayangi dirinya.
Anto sudah membuka bajunya dan mulai meraba-raba gunung kembar Ara dan mengelus-elus perut Ara yang buncit.
saat ingin membuka baju Ara. terdengar suara ribut dari luar ternyata suara itu terdengar dari perkelahian antara Budi dan Rio. Anto terlihat panik dan segera memakai bajunya kembali dan segera kabur dari pintu belakang.
Rio yang melihat Ara dalam keadaan terikat,sangat shock karena tidak menyangka temannya tega mau memperkosa isterinya.
"kamu tidak apa-apa?" Ara hanya menangis sejadi-jadi di pelukan suaminya. dia sangat bersyukur suaminya sadar dan perkosa itu tidak terjadi. dia tidak membayangkan apabila dirinya benar-benar jadi korban perkosaan kembali.
tidak ada kata-kata yang keluar dari sepasang suami isteri itu, mereka memutuskan untuk saling berpelukan sepanjang malam untuk menenangkan hati masing-masing.