Papa memperhatikan Mei nampak salah tingkah saat nama Raka disebutkan. Masih kelihatan dengan jelas jika Meisya belum bisa sepenuhnya melupakan pemuda tampan itu. Kesibukan yang dipilihnya selama hampir setiap hari hanyalah pelarian agar tak selalu mengingatnya.
"Mei... papa, besok Sabtu ke Jakarta sebentar ada urusan dinas. Kamu mau ikut atau di rumah?" Tanya papa.
"Mei ikut ya pa, Mei kangen tante Lina dan Arka. Mampir bentar boleh kan?" Tawar Mei.
"Iya boleh" jawab papa.
Mei tersenyum sudah setahun tidak berjumpa mama Raka, meskipun Raka tak ada di rumah tak masalah yang penting Mei bisa bertemu tante dan Arka.
~~~~~
Jum'at malam papa dan Mei berangkat ke Jakarta, tiba di rumah pukul delapan malam. Mei tidak langsung ke rumah Arka karena hari sudah malam. Saat pagi tiba, dengan memakai masker Mei memencet bel rumah Arka. Tak berama lama tante Lina keluar.
"Maaf mencari siapa ya mbak?" Tanyanya.
Mei membuka maskernya, tante Lina menutup mulut dan berteriak.
"Ya ampun, Mei ini kamu? Tante sampai lupa, sini masuk dulu ih tante kangen!" Ucap mama sambil memeluk Meisya.
"Mei juga kangen" jawab Mei.
"Ada tamu siapa sih ma?" Tanya Arka
Mei berbalik dan berlari ke arah Arka
"Arkaaa"
"Meiii"
Mereka berpelukkan seperti teletubise, sejak kecil Arka dan Mei sudah seperti anak kembar kemana-mana selalu berdua.
"Kamu kurusan sekarang" ucap Arka
"Hihihihi.. aku diet, Ka biar lebih ramping" jawab Mei.
"Jangan diet-dietan Mei, nanti kamu sakit" pesan mama.
"Masih bisa mengontrol kok tan, makan juga masih doyan kok" jawab Mei asal.
"Ayuk masuk, kamu makan belum?" Tanya mama.
"Belum tan, kesini mau minta makan!" Gurau Meisya.
"Om, kemana?" Tanya Mei.
"Papa dinas di Bali dari kemarin" jawab Arka.
Sambil makan Mei bercerita kesehariaannya selama di Jogja sampai cerita saat dia diganggu orang jahat.
"Di sini gak bakalan ada yang berani ganggu kamu kan ada kak Raka yang jago karate" ucap Arka.
Mama menyenggol lengan Arka, dengan muka menyesal Arka pun diam.
"Em tan, Raka kuliah di Semarang katanya?" Tanya Mei.
"Iya Mei, biar nemenim Omanya" jawab tante.
"Sebentar lagi kuliah, Arka mau kuliah dimana?" Tanya Mei.
"Di Jogja ya ma, biar bisa jagain Mei" pinta Arka.
"Iya boleh" jawab mama.
"Yeayyy... kita bisa bareng lagi dong Ka!" Ucap Mei girang.
Mereka berceloteh dan bercanda hingga sore, saat papa datang untuk menjemput Mei untuk segera kembali ke Jogja. Mei nampak lebih bahagia setelah bertemu tante Lina, karena sudah seperti mama baginya.
~~~~~
Satu tahun kemudian
Hari ini adalah kelulusan Mei dan Arka. Mereka berduan lulus dengan nilai terbaik di sekolahnya masing-masing. Arka diterima di jurusan kedokteran hewan di UGM sementara Mei diterima di kedokteran gigi.
Arka memilih untuk mengontrak dekat dengan rumah Mei, dengan alasan agar Arka mendapat pengawasan dari papanya Mei. Mama yang semula sedih karena ditinggal Arka kuliah memilih untum ikut serta kemanapun suaminya dinas.
Pada suatu ketika saat Raka libur semester, dirinya ingin pulang ke Jakarta namun mama sedang ikut dinas papa ke Bandung memilih untuk berlibur ke Jogja. Dengan naik sepeda motor Raka berangkat dari Semarang ke Jogja.
Raka tidak mengetahui jika tempat tinggal adeknya itu berdekatan dengan Rumah Mei. Karena Arka masih ada kegiatan di kampus Raka menyusulnya.
Saat menunggu di dekat taman, Raka melihat seorang gadis sedang duduk membaca buku di bawah pohon. Rambutnya terbang terbawa angin sesekali tangan gadis itu menyelipkan helaian rambutnya di telinga. Raka ingin mendekat namun diurungkan niatnya.
Namun rasa rindu yang dipendam selama hampir tiga tahun membuat Raka tidak tahan lagi ingin memeluk gadis itu, tetapi saat sudah dekat tiba-tiba seorang pria datang dan dudul di sebelahnya. Mereka bercanda dan tertawa bersama, Mei kelihatan sangat nyaman dan bahagia bersama pria itu.
Raka terdiam menyaksikan keakraban keduanya, dadanya terasa nyeri dan panas. Tiba-tiba bahunya ada yang menepuk.
"Cie cemburu niye" ucap Arka.
"Sapa yang cemburu dek, biasa saja" elak Raka.
"Kok mukanya merah padam begitu?" Ejek Arka.
"Udah ayuk pulang, kakak capek!" Jawab Raka.
Baru saja melangkahkan kaki Mei memanggil Arka.
"Arkaaa ....sini!" Panggil Mei.
Arka mendekat sambil menarik lengan kakaknya. Jantung Mei berdegup sangat kencang saat melihat Raka berjalan kearahnya bersama Arka. Ingin Mei berlari kearah Raka dan memeluknya, hampir tiga tahun tidak bertemu laki-laki pujaannya semakin tampan dan dewasa. Namun Mei mendadak teringat penolakan Raka saat terakhir dirinya mengungkapkan perasaan.
"Ya Mei, ada apa?" Tanya Arka.
"Kak Raka" ucap Mei.
"Apa kabar Mei?" Tanya Raka sambil menyodorkan tangannya.
"Ba..baik kak" jawab Mei menyambut uluran tangan Raka.
"Kamuuu... agak kurus Mei sekarang" ucap Raka.
"Mei diet kak, sejak pindah ke Jogja makannya dibatasi katanya biar..."
Arka nyerocos menjawab pertanyaan Raka dan spontan berhenti saat menyaksikan mereka hanya saling tatap. Pertemuan dua orang yang mungkin saling merindu.
"Oh iya kak kenalkan ini Zaky, dia itu..."
"Zaky, kak! Aku calon pacarnya Mei" jawab Zaky sambil cengengesan.
"Oh ya gue Raka kakaknya Arka" jawab Raka kecewa.
"Dek yuk buruan, kakak lelah pengen rebahan" kata Raka.
"Aku balik dulu ya?" Pamit Arka.
Mei terdiam melihat Raka pergi. Pertemuan yang tidak terduga, namun hati Mei masih sama. Masih berdebar sangat hebat saat bertemu Raka.
"Jadi itu cowok yang lu taksir bertahun-tahun?" Tanya Zaky.
"Ya gitu deh" jawab Mei.
"Kalau kamu masih sayang berjuang dong Mei, jangan pasif" saran Zaky.
"Gue masih punya harga diri, masak mau ngungkapin untuk yang keempat kalinya. Kalau ditolak lagi, muka gue taruh mana?" Jawab Mei.
"Tapi raut mukanya langsung berubah tadi waktu gue bilang gue calon cowok lu" jawab Zaky.
"Masak sih kak Raka cemburu? Gak mungkin banget" jawab Mei.
Raka membuntuti Arka dari belakang dengan sepeda motornya, setelah sampai segera Raka merebahkan badannya di sofa kamar tamu.
"Dek, Zaky tadi beneran pacarnya Mei?" Tanya Raka.
Arka tidak menjawab hanya mengangkat kedua bahunya sambil tersenyum tidak jelas membuat Raka jengkel.
"Kakak serius dek, Zaky siapa? Jawab yang bener!" Teriak Raka kesal.
"Aku gak tahu kak, tanya Mei langsung lah" jawab Arka menahan tawanya.
Raka kesal pertanyaannya tidak dijawab Arka, namun hatinya merasa cemburu saat menyaksikan Mei sangat akrab dengan pria lain. Raka tidak rela jika Mei berdekatan dengan pria itu, Raka mengacak rambutnya dengan kesal. Rencana untuk liburan dan menenangkan diri justru melihat Mei bersamapria lain. Arka yang menyaksikan kakaknya marah tidak jelas hanya tertawa. Raka tidak bisa menyembunyikan jika dirinya sedang cemburu.