Raka menikmati teh hangat dan cemilan di teras rumah sambil memandang foto Meisya yang ada di ponselnya, beberapa kali diusapnya gambar itu dengan jarinya. Arka yang sedari tadi memperhatikan kakaknya gelisah lama-lama sebal, karena Raka tak juga mau jujur tentang perasaannya.
"Mau sampai kapan memperhatikan foto Mei terus, jujurlah kak. Gak usah gengsi!" Teriak Arka.
"Apaaa sih dek, kamu dari tadi ngintipin kakak ya?" Jawab Raka.
"Gak perlu diintip juga aku tahu kakak sebenarnya rindu berat sama Mei, cuma ya itu gengsiii" ucap Arka.
"Sok tahu kamu!" Jawab Raka.
"Terserah kakaklah, jangan nyesel kalau besok ada cowok yang bakal jadi cowok Mei. Asal kakak tahu di kampus Mei termasuk populer udah cantik, pintar, supel, sopan. Banyak cowok-cowok mahasiswsa kedokteran dari yang seangkatan, kakak tingkat sampai dosen yang masih jomblo naksir sama Mei" kata Arka panjang lebar.
"Sebegitu populernya dia sampai banyak begitu yang suka" cibir Raka.
"Siap patah hati ya kakak, jangan sepelekan seorang Meisya Natania. Mungkin bagi kakak, Mei hanya gadis polos, manja dan cerewet tapi bagi cowok di luar sana. Mei adalah gadis sempurna, seribu satu cewek model kayak Mei begitu" jawab Arka.
Arka bergegas masuk ke dalam karena enggan berdebat dengan kakaknya. Sementara kata-kata Arka membuat Raka berfikir, bisa saja semua itu benar. Sekali lagi dipandangnya gambar Mei yang sedang tertawa. Lama sekali Raka tak melihat tawa itu, rasanya rindu mendengar kecerewetan seorang Mei.
Pagi menjelang Arka telah bersiap untuk ke kampus, Raka yang sudah bangun lebih dulu telah menyiapkan sarapan nasi goreng. Arka turun ke bawah melihat kakaknya sedang mencuci piring dan di atas meja makan telah terhidang nasi goreng kesukaannya serta segelas susu.
"Wah kakak sudah bangun? Hemmm bau nasi gorengnya sedap sekali kak, mirip masakan mama" kata Arka sambil makan.
"Aku masih dalam dunia mimpi ini dek" jawab Raka asal.
"Bagaimana enak kan masakan kakak?" Tanya Raka.
Arka mengangguk dan mengacungkan kedua jempolnya. Lalu Raka pun ikut duduk di depan Arka dan mulai makan.
"Kakak antar ya dek ngampusnya?" Ucap Raka.
Arka berhenti mengunyah dan memandang Raka, sambil menyipitkan matanya.
"Jangan bilang kakak mau ngepoin Meisya?" Tanya Arka.
"Kakak bosen dek kalau cuma di rumah saja" jawab Raka.
"Serah kakaklah" sepuluh menit lagi berangkat lo" kata Arka.
"Iya kakak juga sudah mandi tinggal cus" jawab Raka.
Setelah selesai makan Raka membereskan piring bekas sarapannya, sementara Arka menunggu di teras depan. Saat Raka keluar ternyata Mei sedang mengobrol dengan Arka.
"Mei kok sudah di sini?" Tanya Raka.
"Rumah Mei kan sebelah situ" jawab Arka.
"Oh" ucap Raka.
Tak lama sebuah mobil berhenti di depan rumah Mei, dan turun seorang laki-laki dan itu adalah Zaky.
Raka mengepalkan kedua tangannya melihat Zaky mendatangi Mei sambil mengacak rambut Mei. Zaky ingin tertawa melihat Raka yang sedari tadi memelototinya dan memperlihatkan jika kehadirannya membuat kakak Arka itu tidak nyaman.
"Aku berangkat dulu" pamit Mei.
"Duluan ya Ka, mari kak Raka!" Pamit Zaky.
Dengan sengaja Zaky menggandeng Mei kemudian membukakan pintu mobil. Sesekali Zaky melirik ke arah Raka dan benar seperti dugaannya pria itu sangat marah, wajahnya merah padam.
Melihat Mei bersama laki-laki lain membuat Raka murka, dilepasnya sepatu dan jaket dan bergegas masuk ke dalam rumah. Arka yang tahu jika kakaknya sedang marah menahan tawa dan membiarkan Raka marah sepuasnya.
Setelah menahan agar tidak tertawa akhirnya Zaky meledakkan tawanya.
"Hahahahha... lu lihat Mei mukanya Raka tadi merah padam, sampai mau keluar itu matanya karena melototi gue" ucap Zaky sambil tertawa terbahak-bahak.
"Iseng banget sih lu ngerjain kak Raka" jawab Mei.
"Mei orang kaya Raka itu gengsinya gede, harus dibikin merasa kehilangan dulu baru sadar kalau sebenarnya dia juga suka sama lu" jawab Zaky.
"Gue gak mau berharap terlalu tinggi, takut hati gue sakit lagi" ucap Mei sedih.
"Gue yakin kali ini perasaan lu pasti akan dibalas hal yang sama, gue cowok jadi tahu Raka tu sebenarnya bucin sama lu" jawab Zaky.
Mei memandang ke arah luar, perkataan Zaky seperti angin segar baginya. Harapan itu kembali muncul perlahan. 'Semoga saja kali ini doaku terkabulkan' batin Meisya.
Raka masuk ke dalam kamar mandi dan menyalakan kran, dengan sekuat tenaga Raka berteriak mengeluarkan kemarahannya. Mei sudah berubah tatapannya tak lagi seperti dulu, dan laki-laki itu Zaky yang telah membuat Mei berubah. Raka menjambak rambutnya, bayangan Mei datang silih berganti. Hatinya terasa sakit menyaksikan wanita yang ditunggunya bukan Mei yang dikenalnya dulu.
Dengan marah Raka segera membereskan semua pakaiannya dan dimasukkan ke dalam tas, tekadnya sudah bulat untuk pulang ke Semarang pagi ini. Hati Raka sakit menyaksikan Mei taklagi memperdulikannya Diambilnya pulpen dan selembar kertas guna menuliska pesan untum Arka adiknya.
Setelah selesai Raka turun ke bawah dan mengunci semua pintu dan jendela. Kemudian keluar dan menyalakan sepeda motornya, dikendarainya motornya dengan kecepatan tinggi.
Namun saat di pom bensin Raka melihat mobil Zaky, diliriknya sekilas benar yang di dalam adalah Zaky namun tidak bersama dengan Mei. Dengan jelas Raka melihat jika Zaky memegang erat tangan gadis itu. Tak lama mobil Zaky keluar dari pom. Darah Raka naik dia muka melihat kekasih Mei itu selingkuh dengan wanita lain.
Setelah selesai mengisi bensin Raka bergegas menyusul Zaky, saat ditengah jalan Raka berkali-kali membunyikan klaksonnya agar Zaky berhenti. Zaky yang semula tidak mengerti akhirnya sadar jika dibuntuti Raka, dengan mendadak pemuda itu mengehentikan mobilnya dan keluar dari mobil.
Raka bergegas mematikan motornya dan menghampiri Zaky, tanpa banyak kata dilayangkan bogem mentah ke arah Zaky. Sadar Raka akan memukulnya dengan segera Zaky menahan serangan Raka. Wanita yang berada di dalam mobil keluar dan berteriak meminta tolong.
Raka berhasil memukul wajah Zaky, pemuda itu terhuyung dan membalas dengan memukul wajah Raka. Namun Raka berhasil menghindar, ditariknya kerah baju Zaky. Zaky yang perawakannya di bawah Raka tak bisa berbuat apa-apa saat Raka menyeretnya ke tepi jalan
"Bisa-bisanya lu selingkuhi Mei, haaaa! Laki-laki macam apa kamuuu?" Teriak Raka.
"Mei bukan pacar gue, dia cuma sahabat" jawab Zaky.
"Halah alasan lu, sini hadepin gue" tantang Raka sambil melayangkan pukulan ke arah wajah Zaky.
Beberapa orang yang lewat berhenti dan berusaha melerai perkelahian Raka dan Zaky.
"Kamu siapa sih main pukul pacar saya?" Teriak Agnes sambil menangis.
"Pacar mbak ini punya pacar lain!" Jawab Raka.
"Siapa??? Meisya maksudnya? Zaky dan Mei itu saudara sepupu bukan pacar" jawab Agnes.