Pukul 8 pagi, di akademi.
Orang-orang yang berada di luar akademi mulai berdatangan ke akademi untuk menonton pertandingan final turnamen akademi. Orang-orang yang baru berdatangan itu dan juga para murid lainnya langsung memasuki gedung lobi akademi untuk menuju arena turnamen yang berada di lantai atas gedung tengah. Aku saat ini sedang berada di depan gedung lobi akademi untuk menyambut mereka yang ingin masuk ke dalam gedung lobi akademi. Tidak hanya aku saja, Irene, Charles, Chloe dan anggota Elevrad lainnya juga berada di depan gedung lobi akademi untuk menyambut mereka yang datang. Meski aku, Irene, Charles dan Chloe adalah peserta di pertandingan final ini, kami berempat masih harus melakukan tugas kami sebagai Elevrad untuk menyambut orang-orang yang datang. Setidaknya, kami akan terus bertugas untuk menyambut mereka sampai pukul 9 pagi, 1 jam sebelum pertandingan final dimulai.
Saat ini, tidak hanya kami para anggota Elevrad saja yang ada di depan gedung lobi akademi, tetapi nona Violetta juga ada di depan gedung lobi akademi. Dia sedang berpatroli dan memantau orang-orang yang akan masuk ke depan gedung lobi akademi. Posisi nona Violetta yang berada di depan gedung lobi akademi saat ini sedang berada di sampingku. Karena dia sedang berada di sampingku, sesekali aku berbicara dengan nona Violetta.
"Kamu akan bertugas untuk menyambut para tamu sampai kapan, Rid ?," tanya nona Violetta.
"Sampai jam 9, nona. Setelah itu aku harus bersiap-siap karena 1 jam lagi pertandingan final akan dimulai. Yah meskipun yang akan dimulai lebih dulu adalah pertandingan perebutan juara ketiga terlebih dahulu," ucapku.
"Begitu ya. Ya sudah semangat terus untuk menjalankan tugasmu, Rid. Aku mau pergi ke gerbang akademi dulu untuk melanjutkan patroliku dan sepertinya aku akan berpatroli dan berjaga cukup lama disana. Kalau begitu sampai jumpa, Rid," ucap nona Violetta.
"Baik, nona. Sampai jumpa juga, nona," ucapku.
Nona Violetta pun pergi meninggalkan halaman depan gedung lobi akademi untuk menuju gerbang akademi, sementara aku masih berada di halaman depan gedung akademi untuk menyambut orang-orang bersama anggota Elevrad lainnya.
-
Beberapa menit kemudian.
Ratu Kayana sudah tiba di halaman depan gedung lobi akademi. Terlihat Ratu Kayana sudah tiba dengan ditemani oleh komandan Oliver dan beberapa prajurit.
Caroline tidak terlihat ikut bersama dengan Ratu Kayana, itu berarti Caroline tidak datang sama sekali ke turnamen akademi ini karena sejak hari pertama turnamen akademi, Caroline tidak ikut datang bersama Ratu Kayana.
Melihat Ratu Kayana yang sudah tiba di halaman depan gedung lobi akademi, aku dan anggota Elevrad yang lainnya pun langsung menyambut kedatangan Ratu Kayana.
"Selamat pagi, Yang Mulia Ratu," ucapku.
Anggota Elevrad yang lain termasuk Charles dan Chloe pun juga mengucapkan selamat pagi kepada Ratu Kayana.
"Selamat pagi, Rid, Charles, Chloe dan kalian semua," ucap Ratu Kayana.
"Caroline tidak ikut menemani anda, Yang Mulia Ratu ? Sejak hari pertama sampai hari kelima ini, dia selalu tidak ikut. Padahal dia bisa melihat penampilan kakak-kakaknya di turnamen akademi ini," ucapku.
"Dia bilang dia tidak mau ikut untuk menonton turnamen akademi ini, entah apa alasannya karena dia tidak memberitahuku. Tetapi nanti dia akan datang untuk mengikuti festival akademi, sama seperti biasanya," ucap Ratu Kayana.
"Begitu ya. Mungkin Caroline lebih suka mengikuti acara yang meriah dan mengasyikkan seperti festival daripada ikut menonton turnamen dimana dia hanya melihat orang lain saling bertarung," ucapku.
"Sepertinya begitu," ucap Ratu Kayana.
"Ah, saya minta maaf karena telah menahan anda disini, Yang Mulia Ratu. Kami akan mengantarkan anda untuk menuju tempat duduk anda yang sudah tersedia khusus di area penonton," ucapku.
"Tidak apa-apa, kamu tidak perlu meminta maaf," ucap Ratu Kayana.
"Baiklah, Yang Mulia Ratu. Saya sebenarnya ingin mengantarkan anda sendiri, tetapi sepertinya ada orang yang lebih cocok untuk mengantarkan anda," ucapku.
Lalu aku menoleh ke arah Charles dan Chloe.
"Charles, Chloe, tolong antarkan Yang Mulia Ratu ke tempat duduknya," ucapku.
"Baik, Rid," ucap Charles dan Chloe.
Setelah itu, aku menoleh lagi ke arah Ratu Kayana.
"Silahkan untuk pergi menuju tempat duduk anda, Yang Mulia Ratu. Charles dan Chloe akan mengantarkan anda menuju tempat duduk anda," ucapku.
"Kamu sengaja ya menyuruh Charles dan Chloe untuk mengantarku ?," tanya Ratu Kayana.
"Mungkin saja ada yang ingin anda bicarakan dengan Charles dan Chloe, jadi sekalian saja saya suruh mereka berdua untuk mengantarkan anda. Jadi anda bisa mengobrol dengan mereka berdua selama di jalan," ucapku.
"Yah kamu benar, memang ada yang ingin aku bicarakan dengan Charles dan Chloe. Kalau begitu aku berterima kasih kepadamu karena telah merencanakan hal ini, Rid," ucap Ratu Kayana.
"Sama-sama, Yang Mulia Ratu," ucapku.
Setelah itu, Ratu Kayana pun berjalan pergi memasuki gedung lobi akademi untuk menuju arena pertandingan yang ada di lantai atas gedung tengah. Ratu Kayana pergi dengan ditemani komandan Oliver, beberapa prajurit dan tentu saja juga ditemani dengan Charles dan Chloe.
-
Beberapa menit setelah Ratu Kayana pergi, Duke San Angela yaitu Duke Neil, telah tiba di halaman depan gedung lobi akademi. Duke Neil tiba dengan ditemani oleh seorang wanita yang merupakan istrinya yaitu Duchess Ecrin Mattila San Angela. Tidak hanya ditemani oleh istrinya saja, Duke Neil juga ditemani oleh beberapa prajurit yang merupakan prajuritnya.
Setelah Duke Neil tiba, beliau dan orang-orang yang menemaninya langsung pergi memasuki gedung lobi akademi dengan ditemani Elaina dan satu orang anggota Elevrad lainnya
-
Beberapa menit kemudian, giliran Duke San Minerva yaitu Duke Dylan yang telah tiba di halaman depan gedung lobi akademi. Duke Dylan tiba dengan ditemani oleh istrinya yang bernama Duchess Hazel Lomidze San Minerva. Selain itu, Duke Dylan juga ditemani oleh beberapa prajurit yang merupakan prajuritnya.
Setelah Duke Dylan tiba, beliau dan orang-orang yang menemaninya langsung pergi memasuki gedung lobi akademi dengan ditemani oleh Noa dan satu orang anggota Elevrad lainnya.
-
Beberapa menit kemudian, giliran Duke San Lucia yaitu Duke Louis yang telah tiba di halaman depan gedung lobi akademi. Duke Louis tiba dengan ditemani oleh beberapa prajurit dan juga istrinya yaitu Duchess Arlet Emerald San Lucia. Ini pertama kalinya Duchess Arlet datang untuk menonton turnamen akademi tahun ini karena di hari pertama sampai hari keempat, Duchess Arlet tidak datang untuk menonton. Kehadiran Duchess Arlet di akademi untuk menonton turnamen akademi membuat orang-orang yang berada di sekitarnya terkejut, apalagi mereka tahu kalau Duchess Arlet belum lama ini baru saja terbangun dari tidur panjangnya.
Selain Duchess Arlet dan beberapa prajurit, Duke Louis terlihat juga ditemani oleh tuan Irwin yang merupakan ayah dari senior Nadine. Tuan Irwin terlihat sedang berjalan dengan ditemani oleh seorang wanita. Aku tidak kenal dengan wanita itu tetapi sepertinya wanita itu adalah istri dari tuan Irwin dan ibu dari senior Nadine.
"Selamat pagi, paman Louis, bibi Arlet dan semuanya," ucapku.
"Selamat pagi, Rid," ucap paman Louis.
"Selamat pagi juga, Rid. Hmmm aku dengar kamu dan Irene adalah peserta untuk babak final turnamen akademi ini. Tetapi kenapa kamu malah ada disini untuk menyambut tamu ? Bukankah lebih baik kamu bersiap-siap saja untuk pertandingan nanti ?," tanya Duchess Arlet.
"Sebagai ketua dari Elevrad saat ini, sudah tugasku untuk menyambut para tamu yang telah tiba, bibi Arlet. Tidak hanya aku saja, Irene, Charles, Chloe, dan beberapa anggota Elevrad yang lainnya juga begitu. Mereka tetap menyambut para tamu yang telah tiba meskipun mereka adalah peserta turnamen. Lagipula, kami yang merupakan peserta turnamen hanya akan menyambut para tamu sampai jam 9 pagi saja, setelah itu kami akan langsung bersiap-siap untuk melakukan pertandingan yang akan dimulai jam 10 pagi," ucapku.
"Hmmm ya sudah kalau begitu," ucap Duchess Arlet.
"Iya, bibi Arlet. Karena bibi Arlet dan paman Louis telah tiba, kami akan mengantarkan paman dan bibi untuk menuju tempat duduk yang dikhususkan untuk kalian berdua," ucapku.
Setelah itu, aku menoleh ke arah Irene.
Irene, tolong antarkan paman Louis dan bibi Arlet menuju tempat duduk mereka, begitu pun juga dengan orang-orang yang menemani mereka," ucapku.
"Baik, Rid," ucap Irene.
Setelah itu, Irene berjalan mendekatiku, sementara aku kembali menoleh ke arah Duke Louis dan Duchess Arlet.
"Silahkan masuk, paman Louis, bibi Arlet. Irene akan mengantar kalian berdua," ucapku.
"Kamu sendiri tidak ikut mengantar kami, Rid ?," tanya Duchess Arlet.
"Aku masih harus menyambut beberapa tamu yang datang, bibi Arlet. Apalagi tuan Duke San Quentine juga belum datang," ucapku.
"Aku tidak melihat tuan Remy saat di gerbang akademi tadi, sepertinya beliau masih akan lama untuk datang. Jadi kamu masih sempat untuk mengantarkan kami," ucap Duchess Arlet.
"Tapi-," ucapku.
Namun sebelum aku menyelesaikan perkataanku, Duchess Arlet langsung memotong perkataanku.
"Tidak ada tapi-tapi. Kamu harus ikut untuk mengantarkan kami, bersama dengan Irene juga. Karena aku ingin mengobrol dengan kalian berdua," ucap Duchess Arlet.
"Baiklah, bibi Arlet. Aku akan ikut untuk mengantarkan kalian," ucapku.
Aku tidak bisa menolak permintaan Duchess Arlet dan akhirnya aku pun jadi ikut untuk mengantarkan Duchess Arlet, Duke Louis dan orang-orang yang menemaninya menuju tempat duduk yang dikhususkan untuk mereka.
-
Sementara itu di gerbang akademi.
Terlihat Duke Remy dan Duchess Arnett baru saja tiba di depan gerbang akademi. Setelah itu, Duke Remy dan Duchess Arnett langsung bersiap untuk masuk ke dalam akademi dengan ditemani oleh beberapa prajurit termasuk komandan Dayne dan senior Vyn. Nona Violetta dan beberapa prajurit di gerbang akademi yang melihat Duke Remy dan Duchess Arnett sedang bersiap untuk masuk ke dalam akademi pun langsung menyambut mereka.
"Selamat datang, tuan Duke dan nona Duchess," ucap nona Violetta.
Meski nona Violetta dan Duke Remy sudah tidak berhubungan apa-apa lagi, nona Violetta tetap menyambut Duke Remy sesuai prosedur pekerjaannya.
"Iya," ucap Duke Remy.
Duke Remy mengatakan itu tanpa melihat ke nona Violetta. Duchess Arnett pun juga sama, dia tidak melihat ke arah nona Violetta, bahkan dia tidak berbicara sepatah katapun kepada nona Violetta padahal nona Violetta merupakan putrinya. Duke Remy dan Duchess Arnett pun langsung masuk ke dalam wilayah akademi setelah melewati nona Violetta yang menyambut mereka.
Setelah Duke Remy dan Duchess Arnett telah masuk ke dalam wilayah akademi, nona Violetta pun menoleh ke arah mereka.
"Ibunda....," pikir nona Violetta.
Setelah itu, nona Violetta menoleh ke jalanan yang ada di depan gerbang akademi. Jalanan itu kini dipenuhi oleh banyak kereta kuda yang terparkir. Di antara banyaknya kereta kuda yang terparkir itu, nona Violetta melihat ada beberapa orang yang mengenakan jubah panjang tertutup sehingga nona Violetta tidak tahu siapa mereka itu.
"Siapa mereka ?," ucap nona Violetta.
Nona Violetta mengatakan itu sambil bersiap untuk mencabut pedang miliknya dari sarung pedangnya.
-Bersambung