Chereads / SINS OF BARTENDER [MileApo Action] / Chapter 38 - BAB 33: 7 WAJAH YANG BERBEDA

Chapter 38 - BAB 33: 7 WAJAH YANG BERBEDA

Cuplikan: "Tuan Kinn, kami sudah bersama Tuan Porche saat ini

**

Pukul 2 dini hari, waktu Thailand.

Kinn tidak bisa tidur meski sudah memejamkan mata. Dia meraba tempat di sisi, tetapi tidak menemukan Porche di sana. Rasanya ganjil dan tak biasa. Sebab dia sering memeluk apabila kedinginan, atau membenamkan wajah pada leher Porche barang hanya ingin dapat kenyamanan.

"Porche?" Kinn pun membuka mata kembali, lalu menekan-nekan keningnya begitu sadar. "Hahhh ...." desahnya lelah. Dia benar-benar tidak di sini.

Drrrrt ... drrrt ... drrrt ....

Mendadak, ponselnya berdering pelan. Kinn pun meraba-raba benda mungil itu, lalu mengangkatnya dengan separuh emosi. "Ya?"

"Tuan Kinn, kami sudah bersama Tuan Porche saat ini," kata Faye dari seberang sana.

DEG

Seketika, Kinn pun duduk dan fokus pada pembicaraan. "Bagus," katanya. "Jadi, dia sudah mau pulang?" tanyanya.

"Bukan begitu, Tuan," kaya Faye. "Tapi, Tuan Porche pingsan saat kami menyusul ke lokasi beliau kabur."

"...."

"Haruskah kami bawa langsung pulang?" tanya Faye. Dia menatap tubuh Porche yang kini dibaringkan dalam kapal pesiar yang diawasi seluruh bawahannya. Sang majikan masih belum sadar, dan karena tubuhnya melemah, infus pun berkurang sangat cepat ke saluran nadinya.

"Tidak, jangan ...." kata Kinn, meskipun dalam hati sangat ingin mengiyakan. Aku merindukanmu, Porche. Aku ini-- "Karena dia pasti kecewa kalau tindakanku ini dilakukan tanpa sepengetahuannya."

"Baik."

"Ingat apa perintahku? Cukup jaga dia saja," kata Kinn. "Jelaskan aku tidak sedang memburunya kalau sudah siuman nanti."

"Iya, Tuan."

"Dan, satu lagi ... kau membawa seseorang yang bisa bahasa sana? Polandia atau Italia. Yang mana sajalah. Dia harus mendampingi Porche kemana pun."

"Ada, Tuan. Saya sendiri," kata Faye. "Pihak kakek ada yang berasal dari Napoli, Campania. Jadi, saya bisa meskipun tidak sangat-sangat fasih."

Dada Kinn lega seketika. "Bagus, kalau begitu dirimu sekalian yang bertanggung jawab, dan laporkan apapun yang terjadi di sana padaku."

"Siap."

Beberapa saat setelah telepon berakhir, Kinn pun jadi kepikiran. Dia mengambil flashdisk pemberian Vegas dari Arm di laci mejanya. Kemudian mengecek isinya dengan tablet dari atas nakas.

"Selamat datang, Tuan Kinn. Ini aku, Arm."

Kinn pun mengerutkan kening karena justru video wajah Arm lah yang muncul di layar laptopnya.

"Maaf jika mengejutkan. Karena kurasa Anda harus mendengarkan ini langsung dariku. "

"Terkait lokasi Ken setelah hari pengeboman, aku masih belum menemukan apapun. Dia menghilang, Tuan Kinn."

Suara napas Arm kini mendadak jadi makin berat

"Namun, coba Anda lihat berkas nomor 0001, Tuan Kinn."

Kinn pun membuka berkas yang dimaksudkan.

"Jika Anda sudah membukanya, berarti ada 7 wajah lelaki yang berbeda di sana. Anda tahu? Sidik jari dan dan fitur kornea mereka sama persis. Nama lahir, orangtua, alamat asal ... semuanya atas nama Ken Nakhuawan Pariram."

DEG

Kinn pun langsung membuka berkas-berkas berikutnya: 0002, 0003, 004 ... 007 ....

"Maaf, Tuan Kinn, jika selama ini kemampuanku mencari informasi masih buruk. Jadi, mungkin dulu aku tertipu. Tetapi kali ini datanya memang sulit didapatkan. Aku perlu meretas berpuluh-puluh sistem dahulu, sehingga baru menemukan fakta ini."

"Sekarang Anda perhatikan. Berikutnya ada 7 kartu identitas yang berbeda. Di sana data profil tadi sudah berubah. Nama lahir, orangtua, alamat asal ... semuanya.

"Dan aku sudah memastikan bahwa salah satu dari itu masuk dalam resume daftar bodyguard Anda."

Detak jantung Kinn pun semakin cepat mendengar penjelasan rinci dari Arm sendiri. Deg ... deg ... deg ... deg ... deg ... deg ....

"Di sana, resume memang tertulis sesuai hari pertama kali Ken log in di Keluarga Theerapanyakul. Namun, penerimaan justru sudah tertulis sejak 1 tahun sebelumnya."

Percaya atau tidak, Wajah Arm juga sangat panik. Keningnya bahkan berkeringat, seolah-olah dia bicara, tetapi ada moncong pistol gaib yang mengancam di belakang kepalanya. Namun, siapa pelaku yang sebenarnya, Arm sendiri tidak tahu itu.

"Jadi, ini hanya prediksiku. Tapi sepertinya memang benar bahwa--"

"... Ken masuk atas kemauan orang dalam keluarga ini, tanpa sepengetahuanku, dan dia merupakan pengkhianat setidaknya hingga terbukti apapun tujuannya di tempat ini." Kinn bahkan bisa membaca setiap kalimat yang ingin dikatakan oleh Arm, bahkan sebelum durasi videonya berlanjut.

"Karena itulah, tolong hati-hati, Tuan Kinn. Aku bilang begini karena mengakui bahwa intuisi Tuan Porche tajam. Secara fisik, beliau mungkin tidak banyak membantu selama ini, tapi aku yakin perasaannya bisa Anda jadikan pegangan."

"Dan kumohon agar tidak memberitahukannya pada siapa pun, kecuali orang-orang yang Anda pilih."

"Pengkhianat bisa siapa saja, Tuan Kinn. Namun, aku berharap Anda tetap menyelesaikannya dengan rapi kali ini."

Setelah video berakhir, Kinn pun mengecek semua data-data yang tidak disebutkan langsung oleh Arm. Siapa 7 identitas lelaki yang berbeda itu, kapan kira-kira bisa mengeceknya langsung, dan tinju Kinn pun melayang saat me-notice salah satunya.

__________________________________

JAMES JIRAYU TANGRISUK

Male

28

Doctor - Thailand

[Maintained in Pallermo, Sisilia, Italia-now]

_

_________________________________

"ARRRRGHHHH!!"

BRAKH!

Dalam sekali amukan, tablet ukuran 14 inci itu pun pecah karena membentur dinding. Benda itu jatuh merosot ke lantai kamar begitu saja, tetapi tidak cukup juga meredakan amarahnya.

RUSAK SUDAH RENCANA YANG DIA SUSUN BERSAMA VEGAS! HANCUR!

Siapa yang menyangka akan ada hal ini?! Tidak ada! Kinn jadi merasa begitu tolol, sampai-sampai tidak tahu ada orang dalam yang berulah di belakangnya. Sebab, dia sudah mendapatkan kenyamanan dengan setiap anggota keluarganya sekarang.

Maka pagi buta itu juga, pukul 3. Kinn pun langsung bersiap-siap meninggalkan Bangkok, dan terbang menyusul ke Sisilia dengan menggunakan jet pribadi.

Dia bahkan tidak memberitahukan kepada Vegas kemana akan pergi, dan hanya membawa beberapa bodyguard bersamanya.

Kepercayaannya pada siapapun kini menurun drastis. Dan meski Kinn belum memutuskan akan melibatkan Vegas atau tidak, dia tetap meninggalkan pesan untuk sang sepupu.

Vegas, ada yang harus kupastikan sendiri mendadak. Jadi, coret aku dari rencananya. Dan kita akan bergerak terpisah mulai sekarang.

"Siapa bilang seseorang bisa menahanmu langkahmu, Porche?" batin Kinn sembari menatap pemandangan di luar pesawat. "Tidak ada bahkan meski itu aku. Tapi, jika seseorang berniat mencelakaimu, maaf saja. Aku tidak akan ragu lagi untuk menyusulmu kali ini."

Bersambung ...

FYI, waktu Thailand dan Italia jarak 5 jam 44 menit. Di Thailand pagi buta, berarti di Italia menuju siang.