Sebagai manusia biasa, Mile kadang tidak memperhatikan detail-detail kecil dalam kehidupan. Kadang dia terlalu fokus ke pekerjaan, atau besoknya ke relasi dan teman-teman, kadang juga me-time dengan marathon film seperti Apo Nattawin. Namun, setelah kejadian barusan Mile sadar ada yang tak beres.
Mile butuh dikabari kondisi Apo setiap saat, meski si manis sibuk sendiri. Dia akhirnya membisiki Newyear agar dia dan beberapa pelayan laporan terus padanya. Misal pagi Apo sedang apa, sudah sarapan belum, susunya masih diminum terus atau tidak, hari ini belanja online apa lagi, dan lain-lain sebagainya. Mile tidak bisa melulu mengandalkan Apo sendiri karena si manis bisa mematikan ponsel seperti dinas yang lalu. Dia ingin informasi dari "mata-mata" rahasianya jika ada waktu istirahat.
"Baik, Tuan Mile. Saya nanti sampaikan ke mereka juga," kata Newyear, lalu Mile berjalan ke teras. Di sana Apo Nattawin sudah menunggu. Si manis dengan Snowwy di gendongan langsung menoleh kala dirinya pamit.
"Phi Mile, nak peluk ...." kata Apo. Dia membiarkan Snowwy melompat turun ke lantai. Lalu memburu Mile dengan tangan yang terentang semangat.
"Sini."
"Yang lama ...."
"Iya, Sayang. Ini juga baru jam 8 pagi."
"Nak dipegang juga di sini. Mau ...." kata Apo sambil menyentuh ubun-ubunnya. Dialek khas Huahin-nya mendadak muncul, dan senyumnya lebar karena bagian itu dielus-elus. Apo sepertinya senang dimanjakan sejak tadi malam. Dia membisiki Mile agar tidak pulang telat. Karena dinas ini mendekati akhir tahun. Apo harap Mile bisa pulang 27 atau 28 Desember-nya, oleh sebab itu akan jadi dinas paling menjengkelkan meski hanya 5 hari. "Aku sekarang bisa masak 7 resep enak loh Phi. Sama minumannya juga. Pergantian tahun ingin kusajikan semua. Sama Pappy, Mommy, Papa, Mama--nah Phi Mile juga harus ikutan datang."
"Oh, for real? Phi Mile tidak menghitungi."
"Umn," angguk Apo. "Terus kira-kira nanti sampai sana jam berapa ya? Satu? Dua?" tanyanya.
"Satu kalau di Kalasin, Sayang. Tapi dua di Beijing," kata Mile. "Kita hanya jarak 1 jam kok, jadi tak terlalu timpang seperti dulu."
"Owkay. Senang ...."
Apo pun mendusel lagi ke dada Mile. Dia masih tidak mau ditinggal, walau terjadi pelukan part ke sekian. Si manis lagi-lagi mengejarnya setiap kali akan pergi betulan.
"Ha ha ha, oke? Phi Mile akan telat ke pertemuan nantinya. Jam 3," tegur Mile, yang lama-lama tak tahan. Apo pun dia angkat ke gendongan depan. Si manis melingkarkan kakinya ke pinggang agar bisa diemong ke kursi teras. Mereka berciuman lama sekali, dan Mile tertawa kencang karena Apo mengaku terang-terangan. "Apa, apa? Coba ulangi yang barusan?" godanya seraya mendekatkan telinga.
"Phi Mile lebih ganteng daripada Jaehyun," bisik Apo. "Lebih keren daripada Pangeran ke-4 bertopeng. Lebih imut juga daripada Baekhyun."
"What?" kaget Mile. "Kau minta imbalan apa sampai bilang begitu. Apa masih kurang uang jajan?" tudingnya sambil mencubit hidung sang istri. "Hayoo."
"Issshhh, bukan begitu ya Phiii ...." kata Apo. "Mereka kan cuma pacarku kalau Phi Mile tidak ada, sedang sibuk, atau mau pergi begini. Suamiku tetap yang number uno."
"Hoho."
"Masih tidak percaya juga?"
"Ya bagaimana mau percaya kalau kau bikinnya malah guling Jaehyun. Kenapa tidak bikin guling dengan mukaku di sana?"
"Y-Ya, ya ... ya kan aneh!" semprot Apo dengan muka yang merona. "Masak aku kirim foto Phi Mile ke mbak-mbak merchant online-nya. Terus bilang, 'permisi, aku mau nge-print guling suamiku karena dia idolaku. Ya ampun, Phi. Nanti aku malah dianggap orang itu freak."
"Ha ha ha ha ha."
"L-Lagipula, kalau peluk guling Phi Mile nanti malah main titid, terus" kata Apo dengan suara merendah. "Aku bisa cape kalau main titid sampai Phi Mile bisa pulang. Cape muncrut."
Tawa Mile pun semakin kencang. Dia tidak habis pikir omongan Apo polos sekali. Dalam otaknya lucu juga kalau membayangkan Apo memeluk guling bertempel fotonya. "Jadi intinya kau akan selingkuh kalau aku pergi ke China?" tanyanya sekali lagi untuk memastikan.
"Iya , tapi, cuma, sementara, waktu!" kata Apo menegaskan kata per kata. "Lagipula Phi Mile sering tidak online, kan nanti? Pokoknya aku mau bobo sama guling Jaehyun terus. Lima hari! Ha ha ha ha ha! Phi Mile nanti bobo sendirian! Wle~" ejeknya dengan lidah terjulur.
"Nakal ya Baby Kitt ...."
"Aduh!" Apo pun berjengit karena pinggangnya dicubit. "Phi Mile ih! Sakit tahu!" Dia memukul bisep sang suami kesal.
"Phi hanya tak menyangka, sejak kau doyan jajan malah jajan-jajan begituan terus. Phi kira senang makanan keik ...."
Apo malah mengompori sang suami terus. "Wle, wle, wle, wle~" Dengan mata kero andalannya, lagi. Entah sejak kapan si manis berlajar begitu, padahal usianya sudah 18 tahun 2 bulan lagi. Namun, baru saja Mile sampai di Beijing hampir pukul 3 (agak ngaret betulan karena Apo Nattawin) dia sudah dapat laporan dari Newyear soal paket baru si manis.
[Newyear Sopir: Tuan Mile, barusan Saya mencuri foto-foto isi box-nya. Lihat. Kebetulan beliau lagi membuat susu di dapur]
[Newyar Sopir: Sepertinya sih ini semacam art-book, stiker, pin, dan standee pendamping bukunya. Masih bagian pernik-pernik hiburan? Tapi belinya mungkin terpisah]
[Newyear Sopir: --sending you some pictures--]
[Newyear Sopir: Ya ampun banyak sekali. Eh ini ada kang paket yang lain. Sebentar Saya menerimanya dulu]
Dua menit kemudian.
[Newyear Sopir: Waaah, Tuan Mile. Istri Anda sepertinya membaca novel Kinnporsche juga. Itu, yang belum lama booming di pasaran. Kukira beliau suka manhwa dan manhua saja]
Mile hanya geleng-geleng apalagi saat diberitahu harganya. Sebab setiap merchandise setara biaya makan seminggu para karyawan. Namun dia tak masalah selama Apo senang di rumah. Dilihat-lihat punya istri puber memang begini wajarnya. Apo masih sangat suka bermain. Hasrat belanjanya tidak terkontrol, mungkin juga tak berpikir benda itu akan berguna atau tidak untuk masa depannya.
Apo hanya suka seni dan kreasi. Dia tetap bocah, tapi harus menjelma sebagai istri seksi ketika di ranjang.
[Mile: Ya sudah, biarkan. Mau Kinnporsche atau apapun itu. Aku tak paham. Cukup awasi saja seterusnya. Bilang padaku kalau susu dia sudah habis]
[Newyear sopir: Baik, Tuan]
[Mile: Kalau tidak habis pun tetap laporkan. Jangan ketahuan]
[Newyear Sopir: Baik]
[Mile: Aku tidak mau mengganggu me-time-nya di sana]
Sementara itu yang digosipkan sibuk membuka paketan baru. Dengan cutter kecil Apo menyodet pinggiran kardus untuk mengeluarkan setumpuk light novel dari dalamnya. "Uwah, keren ...." desahnya dengan mata berkila-kilau. "Tak kusangka versi bukunya ternyata lebih bagus daripada gambar. Ish, ish. Kenapa tidak dari dulu ya ketemu akun wattpad-nya author Renji? Ya ampun dikasih bonus tanda tangannya lagi! Pajang ahhhhhh!" Sambil memeluk buku, si manis pun naik ke ruangan koleksi pribadinya. Dia tampak gembira, lalu semua light novel tersebut ditata ke dalam book-shelf.
Setelah marathon drakor "Moon Lovers: Scarlett Heart", Apo memang berubah bosan ke film. Dia butuh variasi lain untuk menghabiskan waktu di rumah. Dan kebetulan akhir-akhir ini dia jadi hobi rebahan (karena perutnya semakin besar).
Apo rasa membaca wattpad adalah yang paling ramah lingkungan. Dia tidak perlu capek karena kesana-kemari sendiri, kebetulan "Sins of Bartender" adalah fanfic favoritnya saat ini.
Apo paling suka saat Kinn si tokoh utama bertarung dengan Mossimo sang mafia Sisilia--mereka saling banting membanting dengan pistol tanpa peduli warga di kota, part Porsche dimutilasi dengan pisau di penjara bawah tanah, atau villain berjiwa psycho yang mencintai mayat hingga bercita-cita membangkitkannya kembali ke dunia nyata.
Apo rasa kini dia butuh 1000 pasukan klona berwajah Mile Phakphum (seperti di fanfic) agar jika Mile pergi dinas, dia bisa dimanjakan oleh 1000 suami.
"Hmm, kapan-kapan mau ajak Phi Mile ke Italia ah," gumam Apo saat membaca ulang versi bukunya di kamar. Dia membelai foto kota-kota di dalam fanfic, ingin segera terbang. Apalagi tokoh Laura dan Kinn sempat membicarakan pulau indah bernama Regio di Calabria.
Apo penasaran apa dia bisa semakin masuk ke cerita jika berkunjung ke sana--DIA INGIN BERFOTO SECARA LANGSUNG DI SEMUA LOKASINYA!! Lalu mengerjai Mile Phakphum karena sangking gabut. "Xixixixi ... biar nanti dibaca ketika senggang, " kikiknya sambil mengetik chat ala role-play yang takkan Mile mengerti (oh, Apo memang sudah ketularan trend RP-RP jaman sekarang).
[Apo: Kinn! Aku mau kabur ke Italia! Jangan ikutan! Atau akan kutembak kepalamu sekarang!!!!]
Si manis tengah berperan sebagai Porsche dalam fanfic, namun dia tak menyangka balasan Mile ternyata secepat kilat.
[Phi Mile: Apo Sayang, kau ini sebenarnya kenapa?]
[Phi Mile: Phi tidak bisa telepon karena di sini ramai sekali. Agak macet, tapi kenapa mau kabur ke Italia? Ada apa? Siapa itu Kinn? Kau ini salah kirim atau bagaimana?]
[Phi Mile: Aduh ini efek ngidam ya Sayang? Phi belum bisa mengajakmu ke Italia. Jangan kabur dulu ya Cantik. Berangkatnya baru tadi pagi loh. Sabar dulu kurang 5 hari]
[Phi Mile: Kapan-kapan Phi ajak ke Italia deh, janji. Tapi selama hamil muda jangan dulu hm? Nanti kakak sama adiknya kenapa-napa]
Di ranjangnya Apo pun tertawa kencang. Dia bisa membayangkan betapa pusingnya Mile, karena sang suami pasti tidak tahu soal Kinn dan Porsche sangking sibuknya bekerja.
Apo justru lanjut bersandiwara sebagai Porsche.
[Apo: Pokoknya jangan sampai ikutan nyusul! Kubunuh kau kalau sampai macam-macam! Aku ini butuh penawar obatnya!! Adikku terancam! Akan kubalaskan dendamku sendiri kalau kau tidak mengerti!]
".... ha?"
Di seberang sana, Mile pun semakin bingung. Lelaki 32 tahun itu membaca chat Apo berkali-kali, namun tetap saja tidak paham. Menurutnya ini lebih sulit dipecahkan daripada masalah bisnis di perusahaan. Mile amat heran, kenapa sang istri randomnya tidak tertolong sekarang.
[Phi Mile: Sebentar ya, Sayang. Nanti Phi balas lagi kok, sekarang harus meeting dulu sampai jam 7. See you]
[Phi Mile: Tapi jangan kabur loh, Cantik, janji ya. Phi jadi kepikiran nanti]
[Phi Mile: --sending you a sticker--]
Gelak tawa Apo pun makin tidak terkontrol. Si manis rasa mengerjai Mile begini adalah kenikmatan tersendiri. Dia puas. Karena punya suami bergaya old fashioned ada untungnya juga ternyata. "HA HA HA HA HA HA HA! YA TUHAAAAAAAANNNN!" katanya, yang terpingkal-pingkal nyaris menangis.
Apo pun keluar kamar untuk melakukan keusilan yang lain, karena selesai dengan Mile Phakphum bukan berarti para pelayan dan satpam luput dari bahan percobaannya.
Apo bilang: "KELUAR KALIAN DAN HADAPI AKU! TUNJUKKAN WAJAHMU, WAHAI PENJAHAT!! SIAPA YANG MENARUH PETI MAYATNYA DI SINI! SIAPA?! KALIAN KIRA AKU TIDAK TAHU!! BEM! BEM! BEM!!!" --dan itu masih termasuk adegan di dalam fanfic.
Sulak dia rebut dari seorang pelayan yang langsung kaget menjerit, tapi bingung juga karena Apo memegang benda itu sebagai pengganti pistol.
"Aaaaaaaaaa!! Ya ampun, Tuan Natta! Tuan Natta! Tuan Natta! Kukira tadi siapa!" seru si pelayan dengan penyakit latah yang kumat.
"ANGKAT TANGANMU KE ATAS KEPALA! TIARAP!"
".... tunggu dulu, Tuan--hah? Tapi kan lantainya baru dipel dan masih lembab ...."
"TIARAP SEKARANG ATAU KUTEMBAK SEKARANG JUGA!"
Pelayan itu pun benar-benar tiarap meskipun separuh paham. Dia malu sekali dilihati pelayan yang lain, satu per satu dari mereka muncul ke ruang tengah sangking penasarannya dengan tingkah baru Apo Nattawin.
Namun, sayang. Para pelayan itu justru tak bisa tertawa lagi, sebab mereka pun ikut-ikutan menjadi sasaran panggung drama fanfic "Sins of Bartender" dalam kepala si manis.
"KALIAN JUGA, WAHAI PASUKAN KLONA!" teriak Apo, masih dengan sulak teracung-acung. "KALIAN KIRA AKU TAKUT MESKIPUN SENDIRI DI SINI?! OH TENTU TIDAK! SEKARANG BILANG PADA PENGENDALIMU KALAU AKU AKAN MENGHANCURKAN KOTA VENEZIA! HA HA HA HA HA HA!"
"Oh astaga, padahal Tuan Mile baru pergi sehari," batin mereka, yang sebenarnya lelah. "Tuan Natta, tolong jangan begini kepada kami ...."
***
3 Jam kemudian ....
Setelah meeting selesai, Mile Phakphum pun keluar dari kantor koleganya dan menuju ke resto untuk makan malam. Dia segera mengecek laporan Newyear dan para pelayan, tapi tak menyangka kalau semua orang mengadu padanya tentang usilnya Apo seharian tadi.
Ada beberapa foto dan video Apo bermain drama, ada Snowwy yang lari kencang karena bulunya mau dicat dengan semir rambut, atau Apo yang tidur lelap di sofa ruang tamu setelah lelah berulah.
Si manis tampak baru menghabiskan segelas susu dan pai cokelat sepiring, dia memeluk buku cetak berjudul "Sins of Bartender" yang hampir melorot jatuh ke lantai. Perut buncit itu tampak diselimuti oleh seorang pelayan. Mile lihat raut pelayan itu tetap tulus meski rambutnya habis dikepang Apo sesuka hati.
"Oh my god, Apo ...." gumam Mile tak habis pikir. Dia pun bertanya kepada Newyear untuk menjelaskan siapa Kinn dan Porsche yang disebut-sebut Apo dalam video. Lalu Newyear merespon Mile secepat kilat.
[Newyear Sopir: Itu novel yang Saya sebutkan tadi pagi loh, Tuan. Yang dibeli beliau dari toko online]
[Mile: Oh, terus?]
[Newyear sopir: Tapi setelah Saya cek-cek ulang, ternyata yang dipakai men-drama bukanlah versi asli. Malahan fanfic. Sebentar saya fotokan dari dekat dulu]
[Mile: Tidak perlu, tidak perlu. Aku sudah melihat bentuknya]
[Newyear Sopir: Baik]
[Mile: Daripada itu, Newyear. Bisa pindahkan istriku ke kamar? Jangan biarkan Apo tidur di luar begitu. Nanti masuk angin. Apalagi sedang mengandung bayi-bayiku]
[Newyear Sopir: Siap. Saya ke ruang tamu dahulu]
[Mile: Ya]
Mile pun menghela napas panjang. Rasanya ingin segera pulang untuk menimang Apo di dadanya sekarang juga. "Hahhhh ... maafkan aku, Sayang," katanya. "Kehamilan ini pasti berat untukmu."
Bersambung ....