Arka sekarang sudah menyadari kesalahan terbesarnya. Dia sadar bahwa Kimmy tidak melakukan kesalahan apapun pada keluarganya, dia yang bodoh, takdir buruk keluarganya dia salahkan atas keberadaan Kimmy masuk dalam kehidupan keluarganya. Padahal hal itu sangat tidak ada hubungannya pada Kimmy, bukankah setiap manusia tidak mengetahui tentang takdir hidupnya?
Arka pulang hanya di ketahui oleh Alesha, dia belum memberitahu tentang kepulangannya pada Isabella, hal itu menurutnya tidak penting, karena dia tidak mempunyai alasan memberi
tahu sepupunya itu. arka juga tidak memberi tahu siapapun termasuk Alesha dan Isabella atas rencananya mencari keberadaan Kimmy mantan istrinya, dia hanya ingin bertindak diam-diam, katakan saja Arka mungkin gengsi. Selain Kimmy alasan Arka atas kembalinya ke Indonesia, dia juga ingin mendatangi kantor pusatnya, cukup lama dia tidak masuk kantornya itu.
Alesha sedang sibuk memasak di dapur rumah Arka, sebelum Arka sampai rumah dia berniat memasakkan sesuatu untuk Arka. Saat sedang sibuk, tiba-tiba salah satu pelayan menghampiri Alesha dan memberitahu bahwa Isabella sedang menunggu di ruang tengah.
"Permisi Bu Alesha, Bu Isabella sedang menunggu anda di ruang tamu." ucap pelayan itu.
"Oh iya, aku segera menghampirinya." ucap Alesha sambil melepaskan celemeknya, dan berjalan melangkah keluar menghampiri Isabella.
Sebelum Isabella bertamu ke rumah Arka, dia dan Alesha juga sudah membuat janji akan bertemu di rumah untuk membahas urusan kantor.
"Hai Isabella." sapa Alesha tersenyum. Isabella yang tadi sibuk dengan berkas yang dia bawa, kini beralih ke sumber suara yang memanggilnya.
"Hai Alesha." sapa Isabella balik tersenyum pada Alesha.
Mereka berdua sudah duduk saling berhadapan, Alesha membuka suaranya lagi.
"apa kamu sudah sarapan?" tanya Alesha.
"belum sempat." jawab Isabella yang kembali sibuk dengan berkasnya.
"Sebentar lagi Arka tiba di rumah, kita akan makan bersama." ujar Alesha. Isabella yang mendengarnya sedikit terkejut, dia tidak mengetahui bahwa Arka akan kembali ke Indonesia.
"Maksud kamu Arka sedang dalam perjalanan pulang?" tanya Isabella memastikan, Alesha hanya mengangguk mengiyakan.
Isabella tidak bersuara lagi, dalam hatinya dia bertanya kenapa sepupunya itu tidak memberi tahunya. Memang hal itu terdengar sepele, tapi Isabella merasa tidak dianggap.
"apa Arka masih marah pada aku? bukankah hal itu kebalik, seharusnya aku yang harus marah padanya." batin Isabella tidak percaya.
Perkara Kimmy yang dulunya sempat membuat Arka dan Isabella tidak bertegur sapa, tapi masalah itu sudah memakan waktu berbulan-bulan. Apa Arka masih mempermasalahkannya, tapi sebelumnya mereka berdua sudah berbaikan.
Isabella berhenti berpikir tentang itu, dia kembali menyibukkan dirinya dengan berkas miliknya. Alesha dan Isabella sudah memulai diskusi mereka tentang masalah kantor, entah masalah kantor apalagi yang mereka bahas, tidak di rasa kini waktu sudah menunjukkan pukul setengah 10 malam.
Saat mereka berdua sedang sibuk, dari arah pintu utama dibuka lebar dua orang bodyguard ternyata Arka sudah tiba di rumah.
Arka berjalan menghampiri mereka berdua sambil menenteng tas berharganya, dan koper miliknya sudah dibawa naik oleh pelayan rumah.
"Selamat datang kembali Arka." sapa Alesha ketika Arka sudah menduduki bokongnya di atas sofa, Arka tidak menanggapi ucapan Alesha, tiba-tiba Isabella bersuara.
"Bagaimana perjalanan kamu?" tanya Isabella yang sama sekali tidak menatap Arka.
"Lancar." jawab Arka singkat.
Isabella bertanya lagi, "kenapa kamu tidak memberi tahu aku?" tanya Isabella.
"maafkan aku." hanya jawaban singkat itu yang keluar dari mulut Arka.
Isabella mengangguk dan kembali menyibukkan dirinya, "kamu pergilah membersihkan badan kamu Arka, kita bertiga akan makan malam bersama, sudah lama sekali
kita tidak makan bersama bukan?" ucap Alesha, dia juga memerintahkan Arka agar segera membersihkan badannya.
Arka langsung berdiri dari duduknya, dan berjalan naik menuju lantai atas. Tidak butuh waktu lama, Arka sudah kembali bergabung bersama mereka, Arka yang hanya menggunakan kaos oblong dan celana kain pendek, hal itu sangat tidak memudarkan ketampanannya.
Mereka bertiga sudah berada di meja makan, segera memulai kegiatan makan malam mereka. Seperti biasa mereka selalu makan dengan mode diam, hal itu membuat Alesha merasa bosan.
"Kalian berdua harus tahu, bahwa makanan yang kalian makan hasil masakan aku." ujar Alesha mencairkan suasana, dia merasa bangga pada dirinya.
Mengingat dirinya sangat belum mahir dalam hal memasak, tapi dengan kegigihan dan keinginannya dia belajar memasak lewat internet, dan membeli buku-buku panduan memasak. Buktinya sekarang dia sudah mulai bisa memasak, dulu dia juga sempat memasak bersama Kimmy.
"benarkah?" tanya Isabella memastikan.
"tentu saja." jawab Alesha bangga.
"Pasti kamu di bantu oleh beberapa pelayan," ucap Arka membuka suara.
"Dugaan kamu tidak benar, aku susah payah belajar memasak, malah kamu tidak mempercayai aku." ujar Alesha tidak terima dengan perkataan Arka barusan.
Arka dan Isabella mengangguk bersamaan, mereka tidak menanggapi Alesha lagi, mereka juga percaya dengan perkataan Alesha.
"Jadi bagaimana rasanya?" ucap Alesha, dia ingin tahu sejauh mana kepandaiannya dalam hal memasak.
"cukup baik." jawab Arka dan Isabella bersamaan.
Alesha mendengar jawaban itu tentu sangat senang, berarti dia tidak sia-sia belajar memasak. Mereka bertiga sudah selesai dengan aktivitas makan malam, dan kembali ke ruang tengah untuk mengobrol, sesekali tawa Alesha bergema di ruang tengah itu.
Malam semakin larut, cukup lama mereka mengobrol bersama, akhirnya mereka memutuskan mengakhirinya, dan kembali ke kamar masing-masing.
Isabella sudah diperintahkan Arka untuk menginap saja di rumahnya, mengingat waktu sudah larut malam.
"aku sudah punya rencana untuk anak kamu ketika besar nanti Kimmy." ucap Dias sambil menatap langit-langit kamar. Mereka berdua baru saja bersiap tidur, kimmy yang tadinya berbaring membelakangi sahabatnya kini merubah posisinya menjadi menghadap Dias.
"apa yang barusan kamu katakan?" tanya Kimmy, Dias kembali mengulangi perkataannya tadi.
"Aku merencanakan sesuatu untuk anak kamu." ucap Dias lirih.
Kimmy mengeryitkan kening heran dan bertanya, "apa itu?" tanya Kimmy penasaran.
"aku akan mengajarkan pada anak kamu bagaimana memukul musuh dengan hebat." ucap Dias asal. Dias memang dikenal dengan gayanya yang tomboy, tentu saja dia pintar dalam hal memukul musuh.
"jadi kamu mengajari anak aku tentang keburukan?" tanya Kimmy lagi.
"Siapa bilang, tentu saja aku mengajari anak kamu hal yang bermanfaat." ucap Dias menyanggah.
"apa yang bermanfaat?" tanya Kimmy lagi. Dia tidak mengerti pembahasan Dias, bagaimana mungkin Dias mengajarkan, anaknya cara memukul seseorang.
"hei ini sungguh bermanfaat, jika anak kamu bepergian nanti, dan seseorang ingin berniat jahat pada anak kamu, maka mereka bisa melawan untuk membela diri." jelas Dias memberi pemahaman pada Kimmy.
Kimmy mengangguk paham dan mengucapkan, "apa kamu pandai bela diri?" tanya Kimmy tidak percaya dengan bakat sahabatnya.
"apa kamu tidak melihat bakat dalam diri aku?" tanya Dias balik. Kimmy sungguh meremehkannya, tanpa sadar hal itu membuat Kimmy tertawa lepas.