Sean yang mencintai Aldisha tentu saja sangat merasa bahagia, dan menerima kembali kehadiran Aldisha. Tapi Aldisha mengancam Sean, dia bisa saja menggugurkan kandungannya jika Sean tidak kembali tajir seperti dulu, Sean merasa bingung, dia harus berbuat apa, Aldisha mengusulkannya agar Sean mengambil uang bank yang banyak agar cafenya kembali berjalan.
Cukup lama Sean berpikir tentang itu, dia takut tidak bisa membayar tagihan bank, dengan perkataan Aldisha ingin membantu
dirinya membayar tagihan bank dengan mulai mencari pekerjaan kantor, Sean pun menyetujuinya. Dua sejoli tadi kini sudah berada di parkiran kantor milik Arka, Sean terkejut melihat bangunan mewah dan tinggi di hadapannya itu, dia tidak menyangka pacarnya bisa semudah itu masuk bekerja di sana.
Aldisha hanya tersenyum melihat bangunan yang ada di hadapannya, dalam hatinya dia merasa sangat bahagia, akhirnya dia bisa bekerja di kantor Arka, tempat yang diinginkannya sejak lama. Sebelum keluar dari mobil, Aldisha kembali mengingat pacarnya agar tidak perlu menjemputnya sepulang kantor nanti.
Sean hanya bisa mengangguk, padahal keinginannya bisa mengantar jemput pacarnya setiap hari, tapi dia tidak bisa melakukannya. karena Aldisha sendiri yang memintanya agar tidak menjemputnya, Sean hanya bisa pasrah, mengingat mereka punya tujuan tertentu.
Aldisha keluar dari mobil berjalan menuju pintu utama kantor, dia sudah tidak sabar masuk kantor itu secepatnya. Dia langsung menuju meja resepsionis, "halo selamat pagi Bu, ada yang bisa saya bantu?" sapa resepsionis wanita.
"iya pagi, saya karyawan baru di kantor ini." jawab Aldisha.
"apa anda sudah menghubungi atasan sebelumnya?" tanya resepsionis lagi.
"iya, saya sudah menghubungi ibu Alesha sebelumnya." jawab Aldisha.
"baik Bu mohon menunggu, saya menghubungi ibu Alesha terlebih dulu." ucap resepsionis sambil mengklik tombol telpon kantor yang berada di mejanya. Dia mencoba menghubungi Alesha untuk memastikan. Tidak lama kemudian panggilan resepsionis diangkat oleh Alesha.
"Selamat pagi Bu Alesha, di lantai dasar ada seorang wanita yang mengatakan bahwa dia karyawan baru." ujar resepsionis memberi tahu pada Alesha.
"Oh iya suruh dia naik ke lantai atas, kebetulan saya ingin menuju ke ruangan pak Arka." ucap Alesha.
"baik Bu." ucap resepsionis menutup telponnya.
Begitu selesai menelpon Alesha, resepsionis langsung menyuruh dan mengarahkan Aldisha langsung naik ke lantai paling atas di mana ruang kerja Alesha dan Arka berada. Setelah mendengar intruksi yang di arahkan oleh resepsionis, Aldisha berjalan menuju lift, dan naik menuju lantai paling atas.
Tidak butuh waktu lama, Aldisha sudah berada di lantai paling atas, dia keluar dari lift, seketika dia terkejut, melihat keberadaan Alesha yang sudah berdiri di dekat pintu keluar lift, sambil melipat kedua tangannya dan tersenyum.
"selamat pagi." sapa Alesha merentangkan tangannya mengisyaratkan agar berpelukan.
"hai, pagi." sapa Aldisha balik mereka berdua berpelukan, dan cipika-cipiki.
"gimana macet gak?" tanya Alesha basa-basi, sambil berjalan.
"hmm lumayan, tapi aku gak terlambat kan?" tanya Aldisha, dirinya tahu bahwa dia tidak terlambat.
"hampir." jawab Alesha, mereka berdua pun tertawa bersama.
Saat beberapa langkah mereka berjalan, Aldisha melihat dengan jelas salah satu ruangan yang bertuliskan CEO ARKANA ANDREW SMITH, seketika dia menyimpulkan senyum tipis di bibirnya.
"kita langsung keruangan bos aja, kebetulan Arka sedang di dalam ruangannya." ujar Alesha ditanggapi Aldisha dengan anggukan.
Alesha mengetuk pintu ruangan Arka beberapa kali, terdengar suara barito seorang pria tampan di dalam sana menyuruh mereka masuk. Alesha memutar knop pintu, dan langsung masuk yang di ikuti Aldisha dari belakang. Terlihat jelas Arka sedang sibuk dengan tumpukan berkas dihadapannya, Arka sama sekali tidak melirik ke arah dua orang wanita cantik masuk ke ruangannya.
"pagi Arka." sapa Alesha.
"pagi Alesha." sapa Arka balik tanpa menoleh sedikit pun.
"hai Arka lihatlah kemari, aku membawa wanita cantik." ucap Alesha. Dia kesal pada Arka, pria itu tidak menatap dirinya, dan Aldisha yang baru masuk ke ruangannya.
Arka langsung melihat ke arah dua wanita cantik yang berdiri di depan meja kerjanya, dia mengeryitkan keningnya merasa heran, "siapa dia?" tanya Arka.
"dia teman aku, karyawan baru di kantor kita." jawab Alesha. Arka hanya mengangguk tanpa mengeluarkan suara, dan kembali menyibukkan diri dengan berkasnya.
"hai Arka, apa kamu tidak ingin mewawancarainya?" tanya Alesha terkejut, dia tidak menyangka Arka tidak mempedulikan karyawan barunya, setidaknya Arka menyuruhnya duduk dan mewawancarai atau meminta berkas yang sudah di siapkan Aldisha sebelumnya.
"tidak perlu, jika dia pantas bekerja di sini, maka suruh dia bekerja hari ini." jawab Arka cuek masih sibuk dengan berkasnya.
Aldisha yang melihat tingkah pria yang di hadapannya membulatkan matanya tidak percaya, Arka yang dikiranya seorang pria lembut dan humoris, tapi melihat faktanya, ternyata pria itu sangat cuek dan dingin.
"Arka please, setidaknya kamu menyuruhnya untuk memperkenalkan diri." ujar Alesha memaksa Arka, Alesha juga merasa tidak enak pada Aldisha.
"saya sedang sibuk, letakkan saja berkasnya di atas meja aku, aku akan mengetahui namanya setelah memeriksa berkasnya." jawab Arka cuek.
Alesha hanya bisa menarik napasnya, dan membuangnya dengan kasar. Dia sebenarnya sudah terbiasa dengan sikap Arka seperti ini, tapi mengingat Aldisha ada di ruangan yang sama, dan dia merasa tidak enak.
"oke baiklah, Aldisha silahkan letakkan berkas kamu, setelah itu kita menuju ruangan kamu, hari ini kamu sudah bisa mulai bekerja." ujar Alesha tersenyum.
"baiklah." ucap Aldisha mencoba ikut tersenyum.
Di lain tempat Kimmy sudah berada di dalam pesawat. Beberapa menit tadi dia sudah take off, perjalanan Kimmy pagi ini menuju ke kampung halaman neneknya Yogyakarta. Tujuannya adalah melihat Justin yang terakhir kalinya, kebetulan dia dan Justin berada di kampung yang sama. Beberapa menit menempuh
perjalanan, kini Kimmy sudah berada di bandara Internasional Adisucipto Yogyakarta, tidak membuang waktu lama lagi, Kimmy langsung mencari taksi menuju kediaman Justin.
Aldisha sudah berada di ruang kerjanya, dia masih memikirkan kejadian beberapa menit yang lalu, dia sungguh tidak menyangka sikap Arka sangat cuek, dia takut rencananya tidak berjalan dengan lancar. Hari ini Aldisha sudah mulai bekerja di kantor Arka sebagai karyawan biasa, hal itu tidak membuat Aldisha keberatan, mengingat gaji karyawan disini sangat besar, menurutnya itu sudah lebih dari cukup.
Kimmy dan beberapa orang serta keluarga Justin sedang berada di pemakaman, prosesi pemakaman sedang berlangsung, saat jenazah Justin di masukkan ke dalam lubang makam, ibu Justin tidak berhenti menangis kini berlari kearah jenazah anaknya. Buru-buru saja orang yang berada di sana serta beberapa aparat kepolisian menahan ibu Justin agar jenazah anaknya tidak di sentuh lagi, karena jenazah sudah ingin di masukkan ke dalam lubang, dan akan mau di kebumikan.