Kimmy yang melihat itu, menghampiri ibu Justin mencoba ikut menahannya, ibu Justin yang bernama Zoya itu sedang memeluk kuat bendera merah putih sambil menangis. Bendera yang di serahkan langsung oleh kepala kepolisian padanya, bukti bahwa anaknya Justin gugur dengan terhormat, serta tanda bahwa NKRI berterima kasih pada Justin.
Ibu Zoya terus menangis menatap sendu jenazah anaknya yang sudah tercampur dengan tanah yang di pakai untuk menimbun, "tante." ucap Kimmy sambil menarik ibu Justin kedalam pelukannya.
"Kimmy anak aku." ucap sedih ibu Justin yang terlihat berat mengikhlaskan kepergian anaknya.
Kimmy tidak bisa berkata-kata lagi melihat ibu Justin yang menangis sejadinya, Kimmy paham apa yang dirasakan ibu Justin. Dulu dia juga merasakan sakit yang luar biasa, saat kedua orang tuanya pergi meninggalkannya untuk selamanya. Dan sekarang ibu Justin juga merasakannya, anak yang dicintainya, dan anak satu-satunya yang menjadi tulang punggung keluarga kini meninggalkan mereka untuk selamanya.
Kimmy tentunya merasakan hal yang sama, karena selama ini dia dan Justin begitu dekat. Kimmy tidak hanya menganggap Justin sebagai sahabat saja, tapi dia menganggap Justin sebagai sosok kakak laki-lakinya yang selalu menyisihkan waktu untuknya. Dia mengingat waktu dulu mereka habiskan waktu bersama, sampai-sampai Justin menemuinya yang berada di ibukota. Kimmy sekarang merasa bersalah pada Justin, saat kejadiannya di mana dia meninggalkan rumah Arka, dia juga tidak lagi menghubungi Justin, padahal Kimmy yakin pria itu pasti sangat merindukannya. Seharusnya dia tidak melakukan itu, kejadian yang menimpanya sama sekali tidak melibatkan Justin. Tapi waktu tidak bisa di putar kembali, Kimmy hanya bisa meminta maaf pada Justin tanpa berbicara langsung padanya, dan mendoakan yang terbaik pada Justin, hanya itu yang bisa Kimmy lakukan.
Malam yang terasa sangat sunyi, di rumah yang besar, dan luas ini terlihat tidak berpenghuni. Arka sendiri sedang melakukan aktivitas makan malamnya seorang diri, mulutnya terus mengunyah makanan, sedangkan tatapannya tertuju pada piring yang di hadapannya. Tapi ternyata pikiran Arka sedang sibuk memikirkan wanita yang beberapa minggu belakangan ini menjadi buah pikirannya.
Seharian ini Arka sibuk mencari Kimmy, beberapa cafe-cafe yang berada di ibukota, dan tempat umum yang berada di ibukota, juga tempat umum yang ramai kunjungan sudah dikunjunginya, tapi dia tidak menemukan keberadaan Kimmy di sana, di taman ibukota pun juga sudah di carinya. Arka bingung harus mencari Kimmy di mana lagi, pasalnya dia tidak pernah sekalipun berjalan berdua bersama Kimmy. Hal itu membuat Arka mempersulit pencariannya, karena dia tidak tahu tempat apa saja yang dikunjungi Kimmy di ibukota ini.
Arka juga sudah memerintahkan beberapa anak buahnya, agar ikut mencari keberadaan Kimmy, dengan bermodalkan gambar foto Kimmy yang sempat Arka ambil lewat cctv. Dia berharap semoga anak buahnya cepat menemukan keberadaan wanita yang di carinya, tidak butuh waktu lama, Arka selesai dengan
aktivitas makan malamnya, dan segera naik ke lantai atas menuju kamarnya untuk mengistirahatkan tubuhnya.
Di tempat lain Aldisha, dan Sean sedang berdiskusi tentang rencana yang mereka buat, Sean menyarankan pada Aldisha agar tidak berlama-lama lagi, dia berharap Aldisha langsung mempermainkan dramanya. Hal itu di tolak mentah-mentah oleh Aldisha, dia tidak ingin terburu-buru, apalagi dia sudah langsung bertemu dengan targetnya, itu membuat Aldisha berpikir dua kali lagi tentang rencananya, dia takut gagal.
Sean terus mendesaknya mengingat mereka banyak utang bank, dan kebutuhan mereka semakin banyak. Aldisha kembali berpikir, dia harus menjalankan rencananya dengan cepat, sebelum perutnya membesar.
"aku harus memikirkannya kembali Sean, ini tidak semudah yang kamu pikirkan, lagian ini baru sehari, aku harap kamu bersabar." tegas Aldisha dan langsung meninggalkan Sean seorang diri.
"aku harap kamu tidak berubah pikiran setelah melihat pria tampan itu," sindir Sean yang masih di dengar oleh Aldisha, tapi Aldisha tidak menanggapinya.
Sekarang sudah pukul 7 pagi, seperti biasa orang-orang memulai aktivitas paginya dengan sarapan, dan pergi ke kantor. Kimmy sendiri pun sedang duduk di ruang tunggu bandara, pagi ini dia akan kembali ke ibukota lagi. Dia bukannya tidak mau berlama-lama di kampung halaman, tapi mengingat dia masih dalam ikatan kerja di salah satu cafe di ibukota.
Waktu di kampung Kimmy tidak
menyia-nyiakan waktunya, dia sempat berziarah ke makam kedua orang tuanya, kebetulan area makam Justin satu tempat dengan pemakaman kedua orang tuanya.
Seperti biasa pagi ini Arka selalu semangat untuk memulai aktivitas paginya, dan sekarang pagi-pagi buta dia sudah berada di kantornya, padahal dia bisa saja datang terlambat, dan bahkan tidak datang sehari pun itu tidak masalah baginya.
Tapi Arka tidak melakukan itu, dia orang yang sangat disiplin waktu, dia seorang pekerja keras dan tentunya berambisi dalam pekerjaan. Saat sedang sibuk membuat kopi favoritnya di dapur yang di sediakan di lantai dekat ruang kerjanya, tiba-tiba dia terkejut dengan kehadiran wanita yang tiba-tiba muncul dari ambang pintu.
"apa yang sedang kamu lakukan di sini?" tanya Arka pada wanita itu.
"maaf pak, aku juga ingin membuat kopi, kebetulan gula di dapur lantai bawah habis pak." jawab wanita itu sambil memegang secangkir gelas kosong, dan yang diketahui Arka wanita itu karyawan baru di kantornya.
Arka sedikit heran kenapa wanita ini sudah berada di kantor jam segini, seharusnya ini belum jam masuk kantor.
"Ini masih sangat pagi, kenapa kamu sudah berada di kantor?" tanya Arka pada Aldisha.
"Saya hanya takut terlambat pak." jawab Aldisha santai.
Setelah itu Arka kembali sibuk dengan kopi yang tertunda dibuatnya tadi, dia melihat wanita itu berjalan kearahnya, saat wanita tadi sudah di dekatnya, Arka berjalan ke luar dapur, kebetulan dia juga sudah selesai membuat kopi favoritnya. Aldisha sempat terkejut, tadinya dia ingin menawarkan jasa untuk membantu bosnya, tapi tidak sempat Arka keburu pergi.
Pagi ini Aldisha memang sengaja datang lebih pagi, mengingat dia tadi sempat beradu mulut dengan pacarnya, itu membuatnya malas berlama-lama di apartemennya.
Waktu terus berjalan, hari berganti bulan, tidak di rasa sudah hampir sebulan lamanya Justin meninggalkan keluarganya serta Kimmy,
dan di bulan ini perut Kimmy juga sudah semakin kelihatan besarnya. Kehamilan Kimmy sudah memasuki usia 5 bulan. Dia mulai berpikir untuk berhenti bekerja saja, kebetulan Dias sahabatnya memerintahkannya untuk beristirahat. Mereka khawatir dengan pekerjaan Kimmy yang berat akan membahayakan kehamilannya, apalagi Kimmy selalu aktif memeriksa kandungannya ke Dokter, dan Dokter pun menyarankan agar dia tidak bekerja terlalu berat.
Kimmy juga memutuskan akan bekerja beberapa hari lagi, ya mungkin seminggu lamanya. Sebenarnya dia sangat berat meninggalkan pekerjaannya, tapi mengingat dia sedang mengandung dan harus menjaga ketiga bayi kembarnya, tentu saja dengan terpaksa dia harus berhenti bekerja. Kimmy sudah mengetahui jenis kelamin anak yang dikandungnya. Dia merasa sangat bahagia, ternyata dia mengandung dua orang bayi laki-laki, dan satu orang bayi berjenis kelamin perempuan.