Video terus memutar kejadian malam itu, Arka sudah mengetahui sebelumnya, bahwa Kimmy yang membantunya untuk berjalan masuk ke lantai dua di mana letak kamarnya berada, tapi kejadian di dalam kamar Arka sungguh belum mengetahuinya. Dia mengingat dengan jelas saat dia menonton dirinya, tiba-tiba Alesha datang, saat itu juga dia menutup komputernya dan tidak melanjutkan menonton.
Pandangan Arka terus pada komputer,
dia menonton dirinya terus menyedihkan, pada saat video sudah memutar kejadian yang menjijikkan, seketika membuat Arka syok, sungguh Arka kaget bukan main, dirinya telah melecehkan wanita yang dulu dibencinya.
Arka menutup komputernya dengan kasar, dia berdiri dan mundur selangkah dari kursi duduknya. Dia terus menatap pada layar komputer yang menampilkan video terjeda. Dalam pikirannya mengumpat kasar, dia mengutuk dirinya bagaimana mungkin dia bisa melakukan hal bejat itu, Arka memegang kepalanya yang mulai sakit, dia terburu-buru meninggalkan ruang kerjanya.
Arka duduk di tepi kasur king size miliknya, mata Arka sudah mulai mengeluarkan air mata. Bayangkan seorang laki-laki dengan jiwa yang tegas dan cuek bisa mengeluarkan air matanya karena kesalahannya sendiri.
Arka sebenarnya pernah menangis, tapi di waktu yang menyedihkan di mana pertama kali sedewasa ini dia mengeluarkan air mata pada saat pak Anderson Willy Smith sendiri meninggalkannya untuk selamanya.
Lihat sekarang Arka kembali menangis, ini sungguh menyedihkan, tangisan Arka semakin menjadi, dia menangis tanpa mengeluarkan suara, air matanya terus mengalir deras sesak di dada kini Arka rasakan. Arka menutup wajahnya dengan kedua tangannya, dia sungguh membenci dan malu pada dirinya, kembali mengingat Kimmy sosok wanita sabar menghadapinya, dia menggoreskan luka hebat pada diri Kimmy.
Sungguh dirinya waktu itu tidak mempunyai hati dan jiwa kemanusiaan, merasa dia lelaki paling pengecut. Arka langsung berpikir apa kejadian itu membuat Kimmy hamil? Arka menggeleng cepat kepalanya, dia takut kejadian itu terjadi. Jika memang benar terjadi, Arka siap bertanggung jawab, tapi bagaimana dengan wanita itu? apa dia mampu merawat kandungannya tanpa seorang pria di sampingnya? mengingat mereka berdua sudah tidak berstatus suami istri, pikiran itu yang muncul dalam benak Arka, dia sudah bingung harus berbuat apa.
Arka berdiri dari duduknya, dan memukul keras dinding kamarnya sambil berteriak. Rasa sakit di tangannya tidak sebanding dengan rasa benci pada dirinya, dia sungguh menyesal dan merasa bersalah. Arka menatap foto kedua orang tuanya yang berukuran besar tertempel di dinding kamarnya, "maafkan aku." ucap Arka bersuara lirih sambil menangis menatap foto kedua orang tuanya.
Di apartemen mewah di salah satu ibukota seorang pria, dan wanita sedang asik berpelukan. Pria itu memeluk wanita dari belakang, sedangkan si wanita menghadap kearah luar apartemen dari ketinggian.
"kamu jaga anak kita dengan baik ya sayang." ucap si pria sambil mengusap perut wanitanya dan mencium tekuk leher di daerah candunya.
"pasti sayang aku akan jaga anak kita dengan baik." jawab wanita itu memegang kedua tangan pacarnya yang berada di perutnya.
"aku percaya kok sama kamu." ucap si pria lagi.
"ya sudah aku siap-siap dulu yang, nanti keburu terlambat." ucap wanita yang bernama Aldisha Sandra memasang sebagian pakaiannya.
"aku mau bantuin gak?" ucap si pria menggoda pacarnya sambil mengedipkan matanya.
"aku bisa sendiri." jawab Aldisha sambil menjulurkan lidahnya.
Mereka berdua sepasang kekasih yang sangat bahagia, apalagi si pria amat mencintai wanitanya. Seorang pria yang bernama Sean adalah kekasih Aldisha, mereka berdua berpacaran sudah cukup lama, tapi belum genap setahun, karena Aldisha sendiri tipe wanita yang suka berganti pacar. Tapi sekarang dengan keadaan Aldisha hamil muda, tentu saja dia sudah mulai setia dengan pria yang menghamilinya.
Hari ini seperti perjanjiannya dengan Alesha, bahwa dia akan mulai bekerja hari ini di perusahaan milik Arka. Saat sudah selesai bersiap-siap, dia berpamitan dengan kekasihnya, tidak lupa sebelum berpisah mereka melakukan ciuman bibir yang sering kali mereka lakukan.
"aku antar ya?" ucap Sean.
"iya, tapi pulang nanti sayang gak usah jemput." ucap Aldisha yang memerintahkan pacarnya agar tidak menjemputnya sepulang kerja nanti.
"lo kok gitu yang?" protes Sean.
"kamu lupa ya dengan tujuan kita apa?" tanya wanita itu balik bertanya yang juga mengingatkan pada kekasihnya.
"ya sudah, tapi kamu hati-hati ya pulangnya." ucap Sean lagi.
Sekali lagi mereka melakukan ciuman yang lebih lama lagi, Aldisha yang menutup matanya menikmati sensasi hangat, dan nikmat yang diberikan Sean untuknya. Aldisha sekarang sedang hamil muda, hal itu tidak diketahui teman dekatnya Alesha. Dia sengaja menyembunyikannya agar dia bisa bekerja di
perusahaan Arka. Perut Aldisha juga sangat mendukung, orang-orang pasti tidak mengetahui dirinya sedang hamil, karena besar perut Aldisha sangat tidak terlihat membuncit, di tambah dirinya mempunyai badan yang tinggi. Kini mereka berdua sudah berada di dalam mobil menuju kantor Arka tempat Alesha bekerja.
Singkat cerita Sean adalah seorang pria berdarah asli Indonesia, berprofesi sebagai pengusaha cafe, sudah bertahun-tahun lamanya dia mendirikan cafe miliknya yang cukup terkenal dan sukses. Waktu pertama kali
dia bertemu dengan Aldisha di salah satu Bar yang sering dikunjungi oleh Aldisha pacarnya. Tidak butuh waktu lama perkenalan singkat itu, kini mereka menjalin hubungan berpacaran. Aldisha menyukai Sean tidak hanya ketampanan yang di miliki Sean saja, tapi melihat Sean yang sukses dan tajir waktu itu membuatnya tergiur.
Awal berpacaran mereka sangat bahagia, apalagi keinginan Aldisha selalu dituruti oleh Sean, mulai dari membelikan pakaian bermerk hingga barang-barang mewah. Waktu berbulan-bulan sudah mereka lewati, tidak lama Sean menyadari sesuatu, tabungan miliknya ikut terkuras memenuhi kebutuhan Aldisha, dan pemasukan usahanya juga semakin berkurang. Dia sudah tidak memiliki untung sama sekali dari usaha cafe miliknya.
Saat kejadian itu Sean tidak bisa menyembunyikan dari Aldisha, dia berniat memberi tahu pada Aldisha kekasihnya agar terlihat lebih irit dan mengerti dengan situasi seperti itu, barang kali dia juga mendapatkan solusi dari sang kekasih. Tapi yang diharapkan tidak sesuai kenyataan, Aldisha malah memarahi dan meninggalkannya, mengatakan bahwa dirinya tidak bisa hidup tanpa berfoya-foya.
Hampir sebulan lamanya Aldisha meninggalkan Sean, tidak lama Aldisha kembali menemui Sean, untuk mengatakan bahwa dirinya hamil, tentu saja itu perbuatan Sean, sebelumnya Sean tidak percaya, tapi mengingat kembali dia sudah beberapa kali melakukan hubungan badan pada Aldisha, menyadarkan bahwa yang dikatakan Aldisha memang benar.