Kimmy terus mencari-cari di lemari yang sama, ketiga pintu lemari itu sudah di periksanya, dan lipatan pakaiannya yang tadinya rapi, kini sudah berantakan karena ulahnya. Saat sedang mencari-cari, pintu kamar Kimmy di ketuk seseorang, dia sudah mengira pasti itu Hilya, yang mengantarkan sarapan pagi, Kimmy berhenti dari kegiatannya, dan melupakan pintu lemari yang masih terbuka lebar.
"Masuk saja Hilya." ucap Kimmy sedikit berteriak, dia sudah duduk di kasurnya kembali, dan mengarahkan pandangannya pada pintu kamar.
Hilya dengan membawa nampan sambil tersenyum lebar menampilkan deretan giginya yang putih, Kimmy juga ikut tersenyum melihat kedatangan Hilya.
"Kamu pasti sudah sangat lapar?" ucap Hilya menebak.
"Tidak terlalu lapar." jawab Kimmy, Hilya mengangguk paham.
Mereka berdua duduk di atas kasur saling berhadapan, padahal di kamar Kimmy sudah tersedia sofa serta meja. Kimmy masih makan diatas kasurnya, dia mengaduk bubur yang di bawa Hilya, sedangkan Hilya sendiri memotong buah yang di bawanya tadi.
Mereka sibuk dengan aktivitas mereka, tiba-tiba saja Hilya kaget dengan pemandangan di depannya. Dia baru menyadarinya, seketika memandang Kimmy dengan mimik wajah bertanya, Kimmy yang melihat perubahan wajah Hilya, hanya tersenyum lebar, mengisyaratkan dia meminta maaf.
Dia tahu maksud Hilya, "kamu tenang saja, aku pasti membereskannya kembali." ucap Kimmy menyakinkan.
"Apa yang sedang kamu cari, kenapa begitu berantakan?" tanya Hilya heran.
Dia heran kenapa Kimmy membongkar lipatannya, padahal dia sudah susah payah merapikan semua pakaian di lemari itu.
" Aku mencari ponsel aku, tapi tidak ketemu, apa kamu melihatnya Hilya?" tanya Kimmy langsung, ini kesempatan dia bertanya.
"Apa kamu sudah mencari semua di lemari kamu?" tanya Hilya balik.
"Kamu lihat saja sendiri." jawab Kimmy mengisyaratkan Hilya untuk melihat kearah lemari yang berantakan, itu tandanya dia sudah mencari semuanya.
Hilya memutar bola matanya, tidak mungkin Kimmy tidak menemukan benda itu, dia sendiri yang menyimpan ponsel Kimmy di lemari tersebut. Hilya langsung berdiri berjalan menuju lemari Kimmy, dia lebih dulu merapikan pakaian Kimmy yang berantakan.
Setelah itu dia membuka laci kecil yang terdapat di dalam salah satu lemari itu, "ini apa?" tanya Hilya mengangkat benda yang berlogo apel di gigit itu sambil menatap Kimmy.
"Biasa saja, tidak usah melotot seperti itu." ucap Hilya menyindir Kimmy. Sebenarnya dia sedang menahan tawanya agar tidak lepas, ekspresi kaget Kimmy terlihat sangat kucintai menurutnya.
"Kenapa kamu bisa menemukannya secepat itu?" tanya Kimmy tidak percaya.
"Aku menemukannya di dalam laci kecil itu." ucap Hilya menunjuk pada laci yang di maksud.
Kimmy membulatkan bibirnya ber oh ria, dia memang belum memeriksa laci itu, mungkin karena dia terlalu terburu-buru. Hilya memberikan ponsel itu pada Kimmy, dan tentu saja di sambut oleh Kimmy, tidak lupa mengucapkan tanda terima kasihnya karena Hilya sudah menemukan ponselnya. Langsung saja dia menaruh benda itu diatas nakas dekat kasurnya, dia kembali menghabiskan makanannya yang tersisa.
"Apa yang sedang kamu lakukan Arka?" tanya Alesha berbicara lewat telpon pada Arka.
"Kamu tidak masuk kantor?" tanya Alesha lagi dia tidak percaya jika Arka hanya bersantai di dalam ruang kerjanya.
"Tidak." jawab Arka singkat.
"Kenapa? apa kamu sakit?" tanya Alesha khawatir, karena dia tahu tidak biasanya Arka tidak masuk kerja.
"Tidak juga." jawab Arka lagi.
"Apa sedang terjadi sesuatu?" tanya Alesha lagi, dia tidak puas dengan jawaban yang diberikan Arka.
"Sedang tidak terjadi sesuatu Alesha, aku disini baik-baik saja." jawab Arka menyakinkan Alesha, agar wanita itu tidak khawatir padanya.
"Bagaimana dengan pekerjaan kamu Alesha?" tanya Arka pada Alesha, dia memikirkan wanita itu, bagaimana sikap Alesha menghandle semua pekerjaannya.
"Lancar, kamu tidak perlu khawatir, aku bisa melakukannya sendiri." ucap Alesha tersenyum dibalik telpon.
"Bagus, maafkan aku sudah merepotkan kamu." ucap Arka merasa tidak enak.
"Kamu tidak merepotkan aku Arka, jangan berpikir seperti itu, aku juga menyukai pekerjaan ini." ucap Alesha, dia begitu tidak suka jika Arka merasa direpotkan olehnya, padahal mereka bersahabat.
Mereka berdua terdiam, mereka bingung harus mengatakan apalagi, selang beberapa menit Arka kembali bersuara.
"Bagaimana keadaan Kimmy?" tanya Arka, dia tidak tahu kenapa harus bertanya tentang wanita itu.
"Kabar Kimmy sudah membaik Arka, dia juga sudah aktif berjalan." jawab Alesha, dia tidak heran sama sekali pada Arka menanyakan kabar Kimmy, karena menurutnya Arka bertanya untuk memastikan kesehatan pelayannya saja.
Arka dibalik telpon hanya mengangguk, entah kenapa perasaannya sedikit membaik. Dia sendiri bingung, kenapa dia mengkhawatirkan Kimmy, mungkin dia sudah merasa sangat bersalah pada Kimmy, karena dia tidak pernah memperlakukan wanita itu dengan baik.
Kimmy menangis sesenggukan, tubuhnya bergetar sangat hebat, seperti bongkahan batu yang menghantam tubuhnya. Dia betul-betul tidak percaya, Arka telah mentalaknya lewat pesan, dia merasakan sesak di dadanya ketika membaca pesan itu. Arka begitu benci padanya, kenapa dia tidak membicarakan tentang itu dulu pada dirinya, apalagi Kimmy mengetahui Arka mentalaknya pada waktu dia dalam keadaan koma.
Hiks, hiks, hiks, "aku tidak tahu, kesalahan apa yang sudah aku perbuat sehingga kamu membenci aku." batin Kimmy dalam tangisnya.
Dia menatap nanar ponselnya yang berada di dekat kakinya, kini Kimmy memeluk kedua lututnya. Dia mencoba menahan suaranya agar tidak terdengar oleh siapapun. Walaupun dia tahu, jika menangis, mengeluarkan suara, orang-orang yang berada di rumah tidak akan
mendengar suaranya, karena malam ini hujan turun sangat deras.
Kimmy memejamkan matanya, tubuhnya bergetar, dia sesengukan, kalian pasti tahu, bagaimana menangis keadaan seperti itu. Kimmy menangis sesenggukan, mengingat bagaimana menyedihkan hidupnya selama ini, sungguh tidak ada kebahagiaan yang dia dapat semenjak kepergian kedua orang tuanya, hingga dia sudah sedewasa ini.
Semenjak kepergian kedua orang tuanya, sejak itu Kimmy sudah tidak mendapatkan
kebahagiaan apapun, walaupun kesehariannya dia sudah berusaha bersyukur, dan bahagia. Hujan di malam ini seperti mendukung keadaannya, langit juga sedang menangis, mungkin kedua orang tua Kimmy juga merasa apa yang di rasakan oleh Kimmy sekarang, sehingga langit menurunkan hujan yang begitu deras.
Tepat pukul 10 pagi, Kimmy baru saja selesai merapikan bajunya ke dalam koper. Saat kejadian dua hari yang lalu, dimana dia sudah membaca pesan talak dari Arka, kini dia memutuskan untuk meninggalkan rumah. Kimmy
sudah memikirkannya matang-matang, karena dia juga sudah tidak memiliki harapan di rumah ini.
Dia sudah tidak lagi sebagai istri dari pemilik rumah ini, dulu Kimmy berharap Arka akan bersikap baik dan menerimanya sebagai istri. Tapi berbulan-bulan mereka menjalani status pernikahan Arka tidak pernah bersikap baik padanya, apalagi menganggapnya sebagai istri.