Chereads / DI PAKSA MENIKAH DENGAN SUAMI AROGAN / Chapter 34 - Arka yang sedang merenung

Chapter 34 - Arka yang sedang merenung

"Waktu itu aku belum mengetahui dia sedang sakit." jawab Arka pelan, dia menunduk tidak menatap lawan bicaranya, dia sebenarnya merasa bersalah.

Tapi sudah terlanjur dia bukan lagi suami Kimmy. Kimmy bukan lagi istrinya, akan tidak ada lagi wanita dusun menurut Arka berkeliaran di rumahnya. Bukankah Arka harusnya senang, karena wanita bodoh dan sial yang hadir dalam keluarganya itu sudah tidak akan mengganggunya lagi.

Arka berdiri dari duduknya, dia meninggalkan Isabella sendirian di cafe, kali ini bukan Isabella lagi yang meninggalkan Arka. Malam ini mereka baru selesai makan malam di salah satu hotel berbintang di Singapura, waktu di Singapura waktu sudah menunjukkan jam 1 malam.

Tidak heran jam segini hotel dan rumah-rumah makan masih cukup ramai, karena Singapura salah satu kota besar, banyaknya penduduk kota ini berkeliaran, tanpa mengenal waktu. Isabella terus melihat kepergian Arka, hingga punggung Arka tidak terlihat lagi.

Isabella memegang dan memijit pelan pelipisnya, kepalanya betul-betul sakit. Dia terus mengingat keadaan Kimmy, dia sebenarnya ingin sekali segera pulang dan mengurus Kimmy, tapi pekerjaannya yang menghalangi niatnya.

Tiga hari lalu, di mana Isabella sempat memegang handphonenya, dia melihat banyaknya panggilan telpon dan terdapat satu pesan dari Kimmy. Isi pesan itu menanyakan kabar mereka, apa sudah sampai tujuan, ketika hari itu mereka pergi ke Singapura.

Isabella meratapi kebodohannya, kenapa dia tidak memberi kabar pada Kimmy waktu itu. Diingat memang Isabella selalu memberi kabar pada Kimmy ketika Arka sedang lembur atau Arka pergi ke luar kota, dia selalu memberi kabar pada Kimmy tentang Arka, tapi lihat sekarang, dia malah melupakan itu semua.

Pagi yang cerah, seorang pria bermata coklat sedang memandangi kota Singapura dari ketinggian. Pria itu memakai kaos putih, dan hanya memakai celana pendek diatas lutut, dia berdiri dengan memasukkan kedua tangannya ke saku celana pendek yang dipakainya, dia berdiri di dekat jendela berkaca.

Arka pria yang berdiri memandangi kota Singapura, dia sedang berada di hotel penginapannya. Pagi ini sepertinya, Arka tidak berniat pergi ke kantor. Tidak ke kantor bukan berarti dia tidak bekerja, Arka bekerja jarak jauh, dengan menggunakan laptopnya, memeriksa email dan file-file penting yang berhubungan dengan pekerjaannya.

Tapi pagi ini Arka belum menyentuh sekalipun laptop yang tersimpan rapi di mejanya, mungkin Arka berpikir jika dia menyentuh laptopnya pasti saja dia tidak fokus, dan akan menambah beban pikirannya.

Lihat saja sekarang, Arka terlalu banyak

pikiran sehingga pikirannya memakan tubuhnya sendiri. Kini tubuh Arka terlihat lebih kurus, kelopak dan bawah matanya terlihat lebih gelap, jika di lihat, wajah Arka terlihat tidak berseri dan sangat sayu.

Jadwal makan dan tidur Arka juga sudah tidak teratur lagi, dan terkadang Arka tidak mengisi perutnya seharian.

jika orang-orang melihat wajah Arka, mereka pasti berpikir pria itu pasti banyak pikiran. Mengingat tempo hari dimana dia menyentuhkan gadgetnya, dia melihat di layar gadgetnya menampilkan beberapa panggilan yang tidak terjawab, dan salah satu nomor yang tidak tertera nama pesan pengirimnya.

Pesan itu di kirim dari beberapa hari yang lalu, isi pesan itu menanyakan kabar mereka. Arka sudah mengetahui siapa yang mengirim pesan itu. Untuk pertama kali nomor itu mengirimkannya pesan, isi pesan yang mengisyaratkan kekhawatiran, Arka merasakan itu.

Hari itu juga Arka langsung mengirim pesan talaknya pada Kimmy, entah Arka dalam keadaan sadar atau tidak. Mungkin karena dia sudah terlalu bosan, dan selalu saja perkataan Isabella menghantui pikirannya, dia menjadi merasa bersalah, dan ingin melepaskan Kimmy secepatnya. Waktu itu juga Arka belum mengetahui jika Kimmy sedang mengalami kecelakaan sampai-sampai di rawat di rumah sakit.

Kimmy sendiri sampai sekarang belum mengetahui jika dirinya sudah di talak oleh

Arka. Beberapa hari dari Arka mentalak Kimmy, dia mendengar kabar dari Dokter Devan bahwa Kimmy mengalami kecelakaan dan koma, entah kenapa seketika Arka berhenti bernafas sejenak waktu mendengar kabar itu.

Jiwanya merespon kabar buruk itu, seperti ada perasaan kekhawatiran yang Arka rasakan, tapi Arka tidak mengerti dengan perasaannya, kenapa dia khawatir dengan wanita dusun itu. Arka menyadarkan dirinya mungkin saja khawatirnya hanya sekadar perasaan iba dengan seorang pelayan, bisa saja seorang bos mengkhawatirkan pelayannya.

Arka melirik ponselnya di atas nakas, dia bangkit dari duduknya berjalan mengarah pada ponsel itu, dan langsung saja meraihnya. Dia menatap lama pada benda persegi itu, kemudian dia kembali meletakkan benda itu dengan kasar, melemparnya di atas kasur begitu saja.

Kimmy dan Dokter Devan sedang bersiap-siap untuk kembali ke rumah Arka, "ini pakaian ganti kamu." ucap Dokter Devan langsung memberikan Kimmy baju ganti yang di bawa oleh Alesha semalam.

"Terima kasih Dokter." ucap Kimmy berterima kasih.

Dia berjalan sangat pelan ke kamar mandi untuk mengganti pakaian, begitu kakinya menginjak lantai rasanya seperti dia tidak mempunyai tulang. Kimmy merasakan lemas di kakinya, tapi dia tetap berusaha untuk berjalan.

"Mari aku bantu." ucap Dokter Devan memegang kedua bahu Kimmy, mencoba membantu Kimmy berjalan masuk ke kamar mandi. Dia melihat Kimmy seperti kesulitan untuk berjalan, dia tidak tega melihatnya.

"aku bisa sendiri Dokter." ucap Kimmy menolak, dia sudah merasa cukup di bantu, masih saja merasa tidak enak.

Dokter Devan tidak menjawab, dia tetap pada pendiriannya, memegang kedua bahu Kimmy dan menuntun jalan Kimmy kearah kamar mandi. Walaupun jarak kamar mandi tidak begitu jauh dari brankar, Kimmy pasrah saja, dalam batinnya dia selalu berdoa semoga Dokter Devan selalu diberikan kesehatan dan kebahagiaan, hanya ini yang bisa Kimmy lakukan untuk membalas kebaikan Dokter Devan, dia juga tidak lupa berdoa hal yang sama untuk Alesha.

Kimmy sudah berada di dalam kamar mandi, segera dia langsung mengganti pakaiannya. Selang beberapa menit, Kimmy sudah keluar dari kamar mandi. Dia terkejut ketika membuka pintu kamar mandi malah mendapatkan Dokter Devan, yang masih berdiri, dan pasti sedang menunggunya.

Begitu Dokter ingin membantu dan memegang bahu Kimmy, tapi Kimmy menolak. "Terima kasih Dokter Devan, aku bisa sendiri melakukannya." ucap Kimmy tersenyum menolak, dia harus menyakinkan Dokter Devan kalau dirinya memang bisa melakukannya.

Dokter Devan mengangguk, dan membiarkan Kimmy mencoba berjalan sendiri tanpa bantuan, hitung-hitung Kimmy berlatih agar terbiasa. Tapi ketika Kimmy baru beberapa langkah berjalan, refleks saja dia langsung memegangi tangan Dokter Devan yang berada di sampingnya. kakinya tidak mampu menahan tubuhnya, dia melirik Dokter Devan, Dokter Devan yang paham hanya mengangguk.

"Apa kalian sudah sampai di rumah." tanya Isabella yang berbicara dibalik telpon bersama Dokter Devan.

"Iya kami baru saja sampai beberapa menit yang lalu." jawab Dokter Devan.