Chereads / DEVIL SON [MILEAPO FANFICTION] / Chapter 10 - BAB 10: A HUGE GIFT

Chapter 10 - BAB 10: A HUGE GIFT

Begitu sampai ke rumah, Apo tidak menunggu Mile turun dulu. Dia menaruh dua box display di jok belakang, lalu melipir ke pangkuan sang suami. Dia menaiki paha Mile dengan ciuman kasar, tapi tangan melepasi kancing-kancing bajunya sendiri.

Tidak seperti biasanya. Kini bukan hanya Mile yang terburu-buru, tapi Apo pun membantu Mile menyentuhnya semakin jauh. Kedua tangan iblis itu meraba-raba punggung Apo, lalu memindah posisi bibir mereka beberapa kali.

Wajah-wajah mereka bersisian dan saling menggencet. Dengan napas yang berisik, Apo mencengkeram tengkuk Mile karena dadanya digurat remas. Rasanya geli dan aneh. Sengatannya merambat sampai ke ubun-ubun. Dan dia pusing ketika Mile mendorong lelaki itu menempel setir.

BRAKH!

"Hrrrmhh," keluh Apo sambil meremasi rambut lebat Mile. Bentuk tubuhnya meliuk ikut sandaran yang sesak, sementara Mile membuat dadanya sebagai teritorial kekuasaan. Bibir mengisap, sementara jemari tak berhenti mencubit gemas puting-puting Apo. Dia membuat lelaki itu merintih, bahkan penisnya menusuk perut karena hasrat yang sudah tergugah tinggi. "Hhh, Mile. Kita ini masih ada di halaman ...." katanya. Tapi lalu tertawa keras.

Tawa itu campur desisan, juga desah kenikmatan karena pergerakan yang menyisir kulit cokelatnya. Apo kira, Mile akan melanjutkannya di sana, tapi sang iblis ternyata melepaskan dadanya sesaat kemudian. Kedua matanya menyoroti wajah Apo, lalu otot perutnya yang terlihat liat. Sangat-sangat amat menggiurkan. Mile kadang bingung kenapa orang lain tidak terlihat seindah itu, tak peduli setampan dan secantik apapun mereka. Dia pun tersenyum tipis, tampak bangga, lalu menelusur kulit itu dengan hidungnya.

"Beruntung aku memutuskan tidak menyerah ...." kata Mile. Apo melingkari lehernya dengan pelukan saat itu, dan tetap coba mendengarkan baik-baik.

"Hmmh?"

Lidah Mile menelusur dari atas pusat hingga naik ke dagu lelaki itu. "Beruntung aku mengikuti naluriku. Jika tidak, mungkin hari ini tidak pernah ada."

Apo pun tergelak sangat bahagia. Dia makin bangga karena penis besar di bawah sana sudah terbangun, bahkan kali ini lebih cepat daripada biasanya. Seringai usilnya mendadak muncul. Tak peduli bagaimana Mile sudah kepalang tanggung, Apo tetap ingin mengajak pria itu bicara lagi.

"Aku ingin memakanmu bulat-bulat malam ini," kata Apo. "Kuusahakan pasti makin jauh. Asal kau tidak bosan melatihku terus menerus."

"Hmph, nakal." Mile pun menelusupkan jari-jari ke dalam celana dalam Apo. Dia membuat lelaki itu berjengit, tapi juga tertawa mesum sekali. "Aku juga ingin memakanmu ...."

Detik itu, suara kekehan mereka pun bersahutan-sahutan. Ada kupu-kupu yang menyebar di dalam perut. Dan sengatan hasrat ke seluruh tubuh. Apo tahu tidak masalah dimana pun dia menggoda Mile, karena iblis itu akan membawanya berpindah cepat untuk sembunyi.

BRAKH!!

Tak masalah jendela balkon rusak separuh. Mile melindungi Apo dalam dekapan sebelum membanting lelaki itu ke ranjang.

BRUGH!

Kemeja dilempar, dan luka yang terlihat di bahu Mile langsung sembuh saat Apo menerima berat badannya di atas sana. Keduanya sama-sama menjilat bibir tak sabar, sementara Mile tertawa tanpa kontrol karena tingkah gemas Apo. Lelaki itu cepat berbalik dan menyuguhi wajahnya dengan sepasang bokong bulat yang menawan. Dia menunduk untuk melucuti celana Mile Phakphum, lalu melahap penis keras di dalamnya.

Otot-otot tegang Apo menjadi panas. Dia terpejam saat memasuk keluarkan penis tersebut, dan napasnya terhentak tidak lama kemudian. "Hhkh--" Pergerakannya sempat terganggu karena Mile menarik pinggangnya dekat, lalu balas menelan penisnya di bawah sana. Lidah basah mereka sama-sama berpetualang, dari perpotongan batang hingga detail tempat seperti apapun.

Artis porno biasanya menyebut itu gaya 69, dan meskipun Apo jarang melakukan hal ini, tapi dia sudah lama penasaran mencobanya dengan Mile. Bagaimana pun lidah sang suami sering menjeratnya dalam ciuman yang tak henti-henti. Lantas bagaimana jika memanjakannya di bawah sana?

Apo ingin membalas Mile sama nakalnya di penis berurat dalam mulutnya. Dia berlagak seperti seorang ahli, tapi tetap gemetar karena sentakan lidah itu masuk ke dalam lubangnya berkali-kali.

"Nnghh .. AH!"

Apo pun mendongak hingga penis Mile lepas dari kuluman. Dia mengernyit dengan napas tersengal heboh, tapi tetap tidak mau kalah.

Setelah gelombang hasratnya mereda dari kepala, Apo pun menunduk lagi untuk melakukan servisnya. Dia tidak sanggup membayangkan bagaimana Mile memakan semua asetnya di belakang, dan mencengkeram paha-paha berotot iblis tersebut.

Mula-mula tidak ada masalah, tapi semakin detik berjalan, Apo makin tidak bisa menahan diri. Dia lupa caranya menghisap keras, malahan tiduran di atas lengan sambil berusaha mengocok penis Mile sebisanya.

"Hhhh ... hhh ... hhh .... nn--Mile," kata Apo dengan bola mata yang berkelap-kelip. Dia sempat ingin mengganti posisi karena terus bergeliatan, sayangnya Mile memeluk pinggangnya terlalu kuat. Lelaki itu membuat Apo menggigit seprai, lalu melepaskan desahannya saat sudah tidak bisa mengontrol dirinya lagi. "AHHHHHHH!!"

Mile pun membalik tubuh tegang itu di bawah kekuasaannya. Dia heran karena Apo sempat membelai lembut pipinya, bahkan mengulum senyum ketika dipenuhi mendadak.

PLAKH!

"Hrrrnh," geram Apo dengan satu lengan yang melingkari biseps Mile. Dia membuang muka ke samping dengan rambut mulai berantakan, sementara sang suami menghisapi tanda perkawinan yang menyala terang di tengkuknya.

Tanda itu seperti bara api yang menyala-nyala. Rasanya sedikit perih saat muncul ke permukaan, tetapi semakin membuat Apo semangat karena bercampur nikmat.

Dia menatap wajah Mile baik-baik begitu sanggup, dan Mile malah tertawa karena ada saliva yang mengalir di sudut bibirnya.

"Ahh, nnhh, mmmh, nikmat--Mile ... lebih cepat! Cepat! Hrrmmmhh ..." pinta Apo tanpa disadarinya.

Jemari Mile pun mengusap saliva itu dengan sudut bibirnya. Dia bangga karena Apo kini takhluk dengan kerelaan sempurna, sehingga senyum di bibir lelaki itu adalah versi terbaik yang pernah dirinya mau.

"Apo, aku ini benar-benar mencintaimu," kata Mile. Dia suka melihat napas Apo tersendat kaget, padahal kata-kata sayang sudah menjadi kebiasaan mereka sekarang.

Dia menyambut pelukan Apo dengan sama cepatnya, sehingga bisikan pelan lelaki itu ikut tersampaikan tepat di telinga.

"Hmmh, iya. Aku juga mencintaimu, Mile," balas Apo. Dia meneguk ludah karena sulit bernapas, apalagi ketika sang suami mengabulkan permintaan anehnya.

PLAKH! PLAKH! PLAKH! PLAKH!

PLAKH! PLAKH! PLAKH! PLAKH!

"Nnngh, Apo ...."

"Mile ...."

Di tengah-tengah cahaya kamar yang terang benderang pula. Seorang Mile Phakphum berubah dalam mode panglima di masa lalu, sementara Apo gemas meraba helm terbuka-nya sebelum melempar kasar ke pojok kamar.

PRAKH!!!

"TAMPAN! TAMPAN! TAMPAN!" kata Apo senang sekali. Dia sampai cepat klimaks karena fantasinya tersalurkan, tapi seks waktu itu tak sampai di sana. Apo tidak cukup dengan beberapa variasi cosplay biasa. Sebab permainan dengan Mile melebihi segala ekspektasi dengan partner seks manapun bahkan Bible di masa lalu.

"HA HA HA HA HA! WAAAAH--hhh ... hhh ... hhh ...."

Demi apa sang suami iblis bisa merubah dirinya menjadi wolf furry! Keren! Dan meskipun sudah lima ronde berlangsung, Apo masih tampak bersemangat menanti Mile dalam wujud serigala tampan berkaki. Ekor sang suami iblis berkibas-kibas pada udara, sementara Apo memeluk badan berbulu itu dengan tarikan lincah.

"Apo!

BRUGHHH!

"AKU SUKA--MILEEEEEEEEE!" teriak Apo gembira. Oh, hangat sekali rasanya. Hangat! Hangat! Apo sampai gemas menjambaki bulu-bulu lebat Mile, kemudian mengingat aroma serigala itu dalam tarikan napas yang rakus. "Hmmmh."

Mile pun terkekeh ketika pelukan kaki-kaki Apo makin erat di pinggangnya. "Kau sungguhan senang aku melakukan permainan ini?" tanyanya.

Apo tidak menjawab dan hanya terus mendesah dengan sekujur tubuh yang merah.

"Ahhh ... Mile, unnh ... ahhh ...."

Mile pun menjilat wajah Apo dengan lidah panjangnya, lalu semua jengkal yang bisa dirinya raih. Dia dia membuat Apo gemetar heboh, tapi diam kaku karena menerima semburan spermanya untuk yang kesekian kali.

Tubuh lelaki itu memang lunglai begitu Mile keluar dari dalamnya, tapi masih punya tenaga untuk berguling seperti bocah.

BRUGH!

"Terima kasih, ya ...." kata Apo saat menduduki perut Mile dalam wujud manusia. Dia nyengir dan membuat Mile tertular senyum, apalagi saat gigi-gigi rapi Apo terlihat diantara belahan bibir bengkaknya. "Padahal tadi kau yang akan memberi suprise, tapi malah aku lagi yang dapat hadiah hebat. Ha ha ha ha!"

Mile pun menimang pinggang Apo dengan kedua lengannya. "Harusnya tidak ada maaf dan terima kasih," katanya. "Kau dan aku. Semua yang terjadi akan selalu dimaafkan, Apo. Asal kau tak pernah lagi menghilang dariku sampai kapan pun."

BRUGH!

Apo pun gemas menyeruduk bibir Mile dengan lumatan. "Umh! Tidak," katanya dengan senyum yang amat lebar. "Aku tahu tapi tetap harus berterima kasih! Jadi kau .... diam saja dan dengarkan apapun yang kukatakan, oke?"

"Hmph ...."

Mile hanya mendengus pelan, tapi dia sigap mendekap kala Apo rebah nyaman di atas dadanya.

Brugh!

"Have a good night, Suami."

DEG

"Apa katamu tadi?"

Kedua mata Mile pun terbuka kembali seketika. Apo sampai terbelalak karena tubuhnya dibanting ulang, apalagi ada penis tegang yang kini mendesak lagi di bawah sana.

"S-Suami?" Apo refleks mengerjap pelan. "Memang kenapa, Mile?"

Mile pun memandang baik-baik rona merah yang baru muncul di wajah itu. "Oh, maaf," katanya. Lalu melempar selimut yang tadinya menutupi tubuh keduanya ke lantai. "Tapi aku tidak akan lagi membiarkanmu tidur malam ini."

DEG

"HAH?"

"Ssssh ...."

"MILEEEEE!!!! Mnnh--"

BRUGHHH!

Dengan lengan yang teracung ke udara, Apo pun tenggelam dalam cumbuan Mile Phakphum Romsaithong sekali lagi.

"Baiklah, kalau begitu yang sekarang baru kuanggap hadiah ...."

Bersambung ....