Pria misterius itu mulai berjalan kearah gudang sekolah. Ia terus memperhatikan sekelilingnya dengan waspada solah mencari dan terjaga dari sesuatu.
Ketika pria tersebut tiba di belakang gudang sekolah, ia tidak mendapatkan apapun. disana hanya tempat kosong dengan pohon apel yang berdiri di pojok belakang gudang.
"hm...? apakah informasinya salah?" gumam pria misterius itu sambil terheran-heran.
Namun secara tiba-tiba dari belakang pria misterius itu seseorang menegur pria misterius itu. "Hei! Siapa kau?" Sontak saja ketika mengetahui ada orang di belakangnya membuat pria misterius itu terkejut.
Pria misterius itu menoleh ke belakang secara perlahan-lahan. "kubilang kau siapa? ada urusan apa kau datang kemari?" tanya orang tersebut dengan nada lebih dingin yang rupanya tak lain ia adalah Yuto yang sedang memergoki pria misterius yang sedang menyusup.
Pria misterius itu bergerak berbalik secara cepat kemudian langsung menerjang menyerang Yuto dengan kepalan tangan yang sudah mendekati wajah Yuto.
Buk!
Mata Yuto terbelalak, namun serangan pria misterius itu berhasil dihentikan oleh Yuto. Yuto berhasil menangkap tinju tersebut dengan telapak tangan kirinya.
'Tenaga orang ini...' Yuto menggumam dalam hati dengan sedikit terkejut.
Namun, pria misterius itu kembali melancarkan serangannya. Dengan lutut kaki kirinya ia mengarahkannya dengan cepat dan kuat mengincar perut Yuto.
Swussh!
Yuto menghindari serangan tersebut dan menghindar ke samping kiri dan berbalik melakukan serangan dengan kaki kanannya menyerang kepala pria misterius itu.
Pakk—!
"ukh!" Tendangan dari Yuto berhasil mengenai pria misterius tersebut hingga membuatnya terdorong mundur. Yuto tak membuang kesempatan ini, ketika si pria misterius sedang terpuruk dengan lutut menyentuh tanah.
Dari belakang pria misterius itu Yuto mengangkat kakinya untuk melakukan tendangan ke bawah seperti kapak yang disebut Kakato Geri. [nama gerakan dalam Kyokushin]
Swushhhh... Brak!
Yuto terbelalak terkejut, serangannya meleset dan tumitnya malah menghantam tanah "Bajingan ini..!"
pria misterius itu berhasil menghindari serangan Yuto dengan sangat cepat dan mulai mengambil jarak.
Pria misterius itu kemudian mulai berbicara, ia pun menanyakan sesuatu pada Yuto. "Kau kah?" Yuto keheranan dengan pertanyaan aneh tersebut.
Pria misterius itu berdiri dengan tegap sambil membetulkan posisi hoodie yang ia kenakan.
"Kau kah pembully yang membuat seorang guru dan seorang murid masuk ke rumah sakit?" tanya pria misterius itu.
Yuto mengernyitkan dahinya. "Pembully?" ucap Yuto dengan ekspresi heran yang kemudian berubah menjadi ekspresi kaget yang tertoreh jelas di wajahnya.
----------------
3 hari yang lalu
Seorang wanita berumur 30 tahun lebih dengan rambut panjang berwajah bersih sedang berbicara dengan Yuto dengan ekspresi khawatir. "hati-hati Yuto kalau berangkat sekolah. Jangan ikut campur urusan orang dan juga kalau pulang jangan lewat jalan yang sepi ya..."
Yuto saat itu mengangguk saja karena tahu apa yang sedang di khawatirkan oleh ibunya. Yaitu tentang murid-murid sekolah yang dipukuli oleh sekelompok orang-orang misterius.
Yuto sejak awal tak tertarik dengan kelompok misterius ini, namun kelompok ini mulai semakin gencar melakukan penyerangan. Yuto yang khawatir dengan keluarganya sedikit melakukan riset dengan mendengarkan pembicaraan anak-anak nakal yang berkeliaran di sekitar gang-gang sekolah.
Crow. Kelompok ini menyerang para pembully atau perundung. Mereka menerima informasi dari korban perundungan melalui sebuah website yang bisa di akses oleh semua orang bahkan bersifat publik.
Sampai situ saja informasi yang diketahui oleh Yuto. Kemudian ia pun tak pernah melakukan ataupun mendekati hal-hal yang memancing kelompok tersebut.
Namun saat ini, rupanya Yuto sedang berhadapan dengan anggota dari kelompok misterius tersebut.
Pria misterius itu tersenyum dari balik maskernya. "Khu.. Khu... Khu... Sepertinya kau mengingatnya. Tetap ingat itu sebelum kau habis di tanganku!"
Bwashh!
Pria misterius itu menerjang kearah Yuto dan melayangkan serangan-serangan beruntun.
Duak! duak! Tak!
Yuto bergerak mundur dan menangkis semua serangan yang mengarah cepat kearahnya dengan kesulitan.
Wussshhh—! —Kaki dari pria misterius itu sangatlah panjang karena ia tinggi, membuat jangkauan serangannya sangat luas.
DUAK—!!
Dengan tendangan yang sangat keras, Yuto terdorong mundur jauh kebelakang dengan posisi penjagaan yang hancur.
'Sial—!' batin Yuto dengan ekspresi kesal di wajahnya. Namun pria misterius tersebut kemudian mengeluarkan sebuah pisau dari kantong celananya dan menerjang Yuto kembali dengan pisau yang memiliki panjang 28 centimeter.
"Mati kau—!" teriak pria itu dengan nada berat. Yuto memiringkan tubuhnya ke samping menghindari serangan tersebut.
Wajah pria misterius itu tepat berada di hadapannya. Dengan tangan kiri yang sudah mengepal, dari bawah tubuhnya Yuto melayangkan tinju menyamping yang mengenai langsung ke wajah pria misterius itu.
DUAGH—!
Pria misterius itu tersungkur ke tanah tanpa senjata. Pria itu terguling, namun dengan cepat bangkit kembali.
Tanpa disadari oleh pria misterius itu, secara cepat dan tak memberikan peluang. Yuto berlari kearah pria misterius itu dan melompat dengan kaki yang sudah mengarah kearah lawan.
Serangan tersebut secara telak menghantam wajahnya dan berhasil melumpuhkan pria misterius itu.
Yuto menginjak kepala belakang pria misterius itu dengan kaki kanannya, membuat ruang gerak pria itu menjadi terbatas. Kemudian Yuto berkata pada pria misterius itu. "kalian kah yang disebut Crow? biar kuberitahu kau satu hal, kau salah target. pembully yang kau cari bukan diriku. Namun, bajingan kriminal seperti dirimu harus kubawa ke kantor polisi."
Pria itu meronta-ronta dengan gerakan semampunya. Pria itu sudah kehilangan tenaganya, namun... pisau yang digunakan pria tadi berhasil menusuk ke perut bagian samping kanan Yuto dengan tusukan yang cukup dalam.
Yuto menginjak batang leher pria misterius itu dengan kakinya yang membuat pria misterius itu hilang kesadarannya.
'—sial... Mataku... Pandanganku mulai kabur,'
Yuto berjalan untuk mencari bantuan, namun tak ditemuinya satupun orang di sekitar sekolahnya, karena sore hari hampir berganti menjadi malam.
—'Bajingan, kalau satu-satunya kriminal ini tak berhasil ditangkap, jaringan mereka tidak jadi terancam.
Kondisiku, tidak memungkinkan diriku untuk menginterogasinya... Siapa yang menyangka bajingan itu membelokkan arah tusukan pisaunya menyamping secara tiba-tiba,' batin Yuto dalam hatinya sambil terus berjalan untuk mencari bantuan.
Dari depan sekolah Wendeth terlihat rombongan perempuan dari sekolah Han-Yu sedang berjalan keluar dari gerbang sekolah mereka untuk pulang ke rumah mereka masing-masing.
Terdapat empat orang anak perempuan seumuran dengan Yuto. mungkin.
Mereka baru pulang setelah selesai dengan ekstrakulikuler Kendo. Dan hal itu dapat dilihat dari kendo yang mereka bawa di tas mereka. "Kak Yurumi sangat hebat, kakak akan menuju turnamen nasional kan? aku sangat kagum, meskipun ini pertandingan terakhir kakak untuk sekolah ini... saya mohon agar kakak memberikan yang terbaik," Senyum perempuan di samping Yurumi yang tak lain merupakan adik kelasnya.
Yurumi tersenyum ramah dan mengangguk. namun secara kebetulan adik kelasnya berteriak histeris ketika melihat Yuto yang keluar dari gerbang sekolahnya dengan tubuh lemah dan darah yang merembes keluar dari tubuhnya.
"KYAAAAH! Li-lihat itu... i-itu darah, dia tertusuk pisau!"
Yurumi yang mendengarnya langsung menoleh kearah Sekolah Wendeth. Dia bertatapan dengan Yuto yang berjalan keluar dengan tertatih-tatih sembari memegangi luka di perutnya.
Yuto tersenyum tipis dengan ekspresi tidak kecewa. 'breng-sek... mengapa harus perempuan seperti mereka sih— dan... Mengapa kesadaran.. Ku tidak bertahan... Lama.'
Yuto langsung ambruk dan kehilangan kesadarannya begitu keluar dari Gerbang sekolah.
Bersambung....