Chereads / ON DIMENSION (BxB) / Chapter 2 - ON PAGE 001

Chapter 2 - ON PAGE 001

FILM OUT

Even If I Die, It's You.

— 10 April 2022 —

[06.17] "ADIK IPAR!" kata sambutan pertama yang didengar oleh Arnon, sesaat dirinya tiba di kantor polisi tempat suaminya Osaka bertugas.

* * *

Di sini setiap Divisi yang memiliki presentasi tinggi mendapatkan ruangan tersendiri, setiap ruang memiliki fasilitas seperti kamar mandi dan juga tempat untuk mengistirahatkan diri.

Hampir semua anggota kepolisian yang ada di sini mengenal Arnon, karena dia sering sekali mengunjungi sang suami yang juga adalah Ketua Divisi Tindak Kriminal.

Divisi ini terdiri dari Osaka yang sudah satu setengah tahun menjabat sebagai ketua satuan, ada juga Draco teman baiknya yang juga adalah rekannya saat turun kelapangan. Percy yang bertugas sebagai peretas dan menyusun laporan. Terakhir ada Brian yang telah dinobatkan oleh anggota lain dan juga Osaka sebagai andalan.

Bukan karena Brian adalah anggota yang paling tua di antara mereka semua, namun karena sikap bijaknya dalam menangani setiap kasus yang ada. Osaka memang adalah ketua yang boleh dibilang luar biasa, karena walau tanpa adanya pentunjuk dia selalu berhasil memperoleh bukti dan menangkap para tersangka.

Kekurangan Osaka hanya satu, dia tidak memiliki simpati terhadap para korban apalagi terhadap pelaku. Hal yang penting untuknya hanyalah pekerjaannya selesai seperti seharusnya dan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Sedangkan yang dilakukan Draco hanyalah mengikuti Osaka setiap saat, Walaupun seperti itu dia tetap selalu menyelesaikan setiap tugas yang diberikan kepadanya dengan sigap. Disisi lain ada Percy yang menjadi Polisi supaya dia dapat melakukan hobinya, yakni meretas dengan cara yang dilegalkan.

Ada satu lagi anggota termuda yang akan segera bergabung dengan Divisi Tindak Kriminal, Osaka sempat menentang ide ini karena dirinya sudah merasa nyaman dengan anggota saat ini. Tetapi anggota baru ini dikabarkan sempat mempelajari ilmu psikologi yang tentu saja dapat membawa keuntungan lebih untuk membantu menyelesaikan kasus dimasa yang akan datang, anggota lainnya juga tampak tidak ada masalah jadi Osaka pun mengalah saja.

* * *

"Bawa bekal, dek?" tanya pria beralis tebal kepada Arnon yang kini meletakkan beberapa wadah berisi makanan keatas meja, Draco begitu lah rekan satu divisi biasa menyapanya.

Berdiri disebelah Draco, ada Percy yang sibuk mengagumi makanan didepannya dan dilanda rasa bingung harus mulai mencicipi yang mana terlebih dahulu.

"Iya kak, hadiah buat kerja keras kalian. Sekaligus sogokan biar aku bisa bawa pulang Osaka, udah beberapa hari kalian tugas pasti gak sempat istirahat kan" jawab Arnon sambil tersenyum.

Belum sempat mendapatkan jawaban dari Draco, aroma familiar sudah lebih dulu menyapa indranya dan deru napas hangat menyapa lembut lehernya.

"Sayang ngapain jemput kesini? Terus bawa bekal juga, pasti capek harus bangun pagi." gumam Osaka sambil memberikan beberapa kecupan dileher Arnon dan memeluk Arnon erat dari belakang.

"Aku kangen, pengen cepat-cepat ketemu sayangnya aku." Jawab Arnon sambil mengusap lengan kekar Osaka yang mendekap sayang pinggangnya.

"Kalian gak usah mengumbar kemesraan, kasian yang belum punya pasangan" tegas Brian yang tentu dengan maksud bergurau.

Arnon pun segera melepaskan dekapan Osaka dan beralih mengaitkan jemari mereka, "ya udah kalo gitu kita pulang aja ya, biar bisa lanjut dirumah" ucap Arnon sembari memberikan seringai menggoda.

"Sayang gak ada yang perlu dikerjain lagi kan?" tanya Arnon mengganti seringainya dengan senyuman manis.

"Iya, ayo pulang. Mau cuddle" jawab Osaka sambil mengecup punggung tangan Arnon.

Sebelum pergi Osaka berpesan kepada anggotanya untuk membuat laporan agar bisa segera diserahkan dan menyuruh mereka untuk beristirahat karena telah bekerja keras beberapa hari belakangan, sambil selalu siaga tentu saja.

[06.33] "Sayang, boleh makan ditaman. Biar berasa piknik, aku juga udah bawa perlengkapan dari rumah."

Osaka berdeham lembut dan menganggukkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan Arnon, Osaka kini memperlambat laju mobil dan mulai memarkirkan mobilnya disudut taman kota.

[07.49] Sudah satu jam telah berlalu, sejak santapan pagi dan sedikit bincang-bincang di antara keduanya. Kini Osaka telah berbaring dan mengistirahatkan kepalanya dipaha Arnon yang sedang duduk bersandar dipohon yang sepertinya sudah ada ditaman ini sebelum keduanya terlahir kedunia.

Arnon hanya terus menatap Osaka yang tengah terlelap sambil mengusap lembut surai Osaka yang hampir menutupi matanya, karena belum ada waktu untuk memangkasnya.

[10.16] Dering ponsel membangunkan Osaka yang tengah terlelap, dia pun bangkit dari posisi berbaring sambil memencet tombol terima panggilan dan mendudukkan diri disamping Arnon yang kini tengah memusatkan perhatian pada dirinya.

Setelah panggilan telepon ditutup, Osaka berucap bahwa dia harus segera kembali ke markas dikarenakan ada keadaan darurat.

"Kalo gitu aku mau ketemu kak Jamie, boleh? Seharusnya emang hari ini kita janjian, tapi aku batalin karena kamu kebetulan juga ada waktu hari ini."

Osaka mengerutkan dahinya, tanda kurang setuju akan usulan Arnon untuk bertemu dengan Jamie.

* * *

Mereka memang berada di jurusan yang sama yaitu kedokteran, ditambah lagi Jamie adalah seorang dokter yang andal sekaligus kakak laki-laki Osaka.

Namun justru karena inilah Osaka selalu khawatir kalau Arnon terlalu dekat dengan kakaknya itu, Osaka tidak menyukai kakaknya.

Karena mereka terlahir dari dua ibu yang berbeda dan ada beberapa hal tentang Jamie yang hanya diketahui oleh Osaka, ini pula lah yang membuatnya semakin resah tiap kali Arnon berada di dekat Jamie.

Tetapi apa boleh buat, karena Arnon memang kadang memerlukan bantuan di bidang kedokteran Osaka terpaksa menoleransi kedekatan antara keduanya.

* * *

Saat ini pun dia tidak dapat menolak sosok manis didepannya ini, dan hanya mampu mengangguk tanda memberikan persetujuannya.

"Sayang kenapa bisa setenang itu tiap kali ngasih tau aku ada keadaan darurat?" Tanya Arnon dengan tiba-tiba.

"Aku bisa dengar loh dari sini. Katanya anak baru yang harusnya bertugas hari ini habis diserang sama tahanan yang sekarang ini melarikan diri, sayang panik dikit gitu biar keliatan ada gemesnya" tambah Arnon yang saat ini menatap Osaka dengan raut wajah yang menunjukkan kekhawatiran.

Osaka pun menangkup kedua pipi Arnon, sambil mengelus lembut lesung pipinya sebelum memberikan kecupan singkat dibibir ranum sang empunya.

Osaka memberi sedikit jarak untuk menatap lekat raut wajah yang diperlihatkan oleh sang pujaan hati. "Karena kamu bakalan ngasih aku ekspresi kaya gini, aku maunya liat senyuman kamu sebelum aku pergi."

Arnon pun menarik Osaka untuk memberikan dekapan lembut, yang tentu saja disambut dengan senang hati. "kalau kamu berbagi kesulitan kamu, aku kan jadi tau masalah apa yang lagi kamu hadapin. Mungkin emang gak bisa kasih solusi, tapi aku bisa jadi penguatnya kamu walaupun hanya dengan ngasih peluk sama kasih kamu senyuman yang berkali-kali lipat."

"Jadi Sayangnya aku tetap semangat ya, semuanya bakalan baik-baik aja." Ungkap Arnon sambil mengeratkan pelukan antar keduanya, dan menepuk lembut pundak Osaka.

"Aku tau kamu perlu terlihat tegar karena kamu ketua tim, tapi anggota tim kamu juga bisa diandalkan mereka bukan orang yang lemah. Mereka juga pasti lagi ngerasain hal yang sama kaya yang kamu rasain saat ini, jadi gak ada salahnya berbagi beban kamu sama mereka dan saling nguatin satu sama lain."

Osaka menganggukkan kepalanya yang kini berada diceruk leher Arnon, dan menghirup aroma candu yang selalu berhasil memberi sensasi menenangkan. "Makasih semangatnya, maaf karena harus pergi lagi padahal beberapa hari terakhir aku selalu sibuk dan gak sempat ngasih kamu perhatian. Sekalinya ada waktu ketemuan, kamunya malah aku tinggal tidur." Ucap Osaka dengan nada yang terdengar sedih, bercampur dengan rasa kecewa.

Arnon mendorong tubuh Osaka pelan untuk memberi jarak dan memindahkan tangannya untuk menangkup kedua pipi Osaka gemas "Jangan minta maaf, karena bagi aku tiap waktu yang aku lewati sama kamu gak pernah sia-sia. Aku selalu nyaman sama kehadiran kamu disisi aku, setiap momen kebahagiaan dihidup aku itu semua berkat kehadiran kamu."

Kini Arnon yang memberikan kecupan singkat pada bibir Osaka, sebelum akhirnya mendorong pelan bahu Osaka isyarat untuk mempersilahkannya kembali untuk mengabdikan diri pada negara.

"Udah pergi sana, kalo kaya gini kapan kamu sampainya. Keadaannya darurat banget loh ini, aku bisa beresin ini semua kok siniin kunci mobilnya."

Osaka pun kembali memeluk Arnon singkat juga memberikan beberapa kecupan diwajah kesayangannya, mereka berdua bangkit untuk berdiri dari duduknya dan Osaka pun beranjak pergi dengan berjalan mundur agar dapat terus menatap mata indah pujaan hatinya sambil melepaskan pelan tautan tangannya pada Arnon.

"Sampai ketemu nanti malam sayangnya aku." Ucap Osaka sambil terus melambaikan tangannya.