FILM OUT
Even If I Die, It's You.
Saat menikah Osaka maupun Arnon sama-sama tidak mendapatkan restu dari kedua pihak keluarga, Osaka tidak mendapatkan restu dari sang Ayah sedangkan Arnon tidak mendapat restu dari seluruh anggota keluarganya karena tidak ada satupun yang berani melawan Kakeknya termasuk kedua orang tuanya.
Arnon yang sudah lelah dengan sikap Kakeknya yang terlalu mengendalikan hidupnya lantas memohon sambil menangis tersedu meminta Osaka membawanya lari ke mana saja, tanpa bertanya dua kali Osaka segera mengabulkan permintaan pujaan hatinya.
Dihari itu juga mereka memutuskan untuk mengucap janji pernikahan, pihak keluarga yang mengetahui hal ini tentu tidak diam saja namun entah bagaimana mereka berdua berhasil meyakinkan keluarga masing-masing agar berhenti mencampuri kehidupan keduanya.
Sejak saat itu mereka hanya hidup berdua saling mengandalkan antar satu sama lain, keduanya tidak pernah lagi bertemu dengan keluarga masing-masing.
* * *
[19.02] "Gue gak tau lu punya keberanian dari mana buat datang kesini, kabar tentang Arnon udah nyampe ditelinga gue. Seharusnya dulu gue kabulin aja permintaan Arnon buat pergi dari negara ini, jadi dia gak akan pernah ketemu sama lo dan berakhir kaya gini." Osaka hampir tidak dapat mengartikan setiap katanya, karena pengucapannya diiringi dengan isak tangis dari penuturnya.
Saat ini Osaka sedang berada di persembunyian Dr. S, atau yang lebih dikenalnya dengan nama Simon. Ini adalah orang yang sama yang menyediakan jasa melarikan diri untuk buron yang diburu oleh Osaka, Simon juga adalah kenalan Arnon lebih tepatnya sahabat karibnya.
* * *
Mereka berdua pertama kali bertemu di sekolah menengah, Simon yang saat itu adalah murid pindahan dipasangkan untuk duduk bersama Arnon. Simon jatuh hati pada pandangan pertama namun memilih untuk menyimpan rasa, karena takut Arnon akan menjauhi dirinya.
Tetapi kakek Arnon lah orang yang menjauhkan mereka berdua, Simon yang dianggap membawa pengaruh buruk untuk cucunya segera diberhentikan dari sekolah dan diancam untuk tidak mendekati Arnon lagi atau dia akan dilarang memasuki semua sekolah yang ada di penjuru kota ini.
Simon yang saat itu lebih memilih Arnon, berakhir melakukan bisnis berisiko ini untuk terus menafkahi diri. Namun jarak antar keduanya semakin menjauh saat Osaka mulai hadir di kehidupan Arnon, Simon yang tak kuasa menahan sakit hati tiap melihat keduanya bertukar pandang memutuskan untuk pergi.
* * *
"Paket yang lo kirim tadi malam yang bikin Arnon kaya gini, gue yang jeblosin dia ke penjara." Ucap Osaka sambil menampilkan layar ponselnya, agar lawan bicaranya dapat melihat isi pesan yang tertera.
Tangisan Simon pun terhenti, dan segera berucap. "Las Vegas, dini hari. Gue yang siapin semuanya."
"Gue mau pamitan dulu sama Arnon, itu nomor gue, lo bisa kirim alamatnya kesitu." Osaka pun melangkah keluar dari tempat itu.
[22.17] Osaka kini berada ditempat sang pujaan hati disemayamkan, sebelum kesini dia lebih dulu mempersiapkan barang yang akan turut serta dibawa dalam perjalanannya. Dia juga telah membersihkan diri, bercukur, dan makan agar penampilannya tidak terlalu menyedihkan untuk dilihat kesayangannya.
"Maaf telat sayangnya aku, masa aku tidur sampai tiga hari…"
"Ini foto yang dipajang sama Golden? Kamu sih selalu gak mau kalo disuruh ambil foto."
"Jadi ingat pas kamu ngasih liontin yang pernah dipakai sama Golden, buat aku. Katanya kamu itu bisa ngasih keberuntungan, soalnya kamu pas pakai itu selalu di lancarin urusannya."
"Semoga ini juga bisa ngasih keberuntungan buat aku, soalnya malam ini aku mau pergi ngurusin sesuatu."
"Kamu gak usah terlalu kangen ya, pasti disana kamu juga ketemu Golden kan
Bahagia disana ya, biar aku yang nanggung semuanya di sini. Aku bakal coba nemuin bagian tubuh kamu yang lain, tapi gak janji ya. Kamu juga tau sendiri aku kalo udah emosi kaya gimana kan, do'ain aku ya jangan sibuk main sama Golden."
"Ini aku ada foto kita buat dipajang di sini, kakek kamu pasti marah kalo lihat ini. Udah dulu ya, aku mau pergi nagih utang dulu sekarang. Ingat ya jangan lupa do'anya, sayangnya aku."
— 15 April 2022 —
[02.47] Alamat yang diberikan oleh Simon memerlukan waktu yang lama untuk ditempuh menggunakan mobil, ternyata Simon telah tiba lebih dulu. Simon menyerahkan paspor beserta keperluan lainnya, Osaka juga tidak dapat hanya menerima saja dan memberikan sejumlah uang tunai yang sempat ditolak oleh Simon.
Simon bilang perjalanan yang ditempuh akan sangat panjang, Osaka harus naik turun kapal diberbagai negara agar tidak terlacak. Jadi lebih baik Osaka memakai uangnya untuk itu, mereka sedikit berdebat yang berakhir dengan Simon menerima uang tersebut.
Upaya ini dilakukan untuk mengelabui Buron, yang mungkin telah mengharapkan kedatangan Osaka.
— 21 April 2022 —
[02.13] Menemukan sang buron ternyata jauh lebih mudah dari perkiraannya, tidak ada pengawal ataupun sistem keamanan rumit yang menghalau langkahnya.
Saat ini Osaka sedang menahan diri dengan sekuat tenaga, keinginan untuk mencabik-cabik sosok di hadapannya terlampau besar dirasanya. Namun prioritas utamanya ialah menemukan bagian dari pujaan hatinya, karena itu dia hanya memberikan beberapa luka tusuk dan pukulan dititik yang tidak berbahaya tetapi masih mampu meninggalkan rasa sakit yang tiada tertara.
Bagaimana dua orang asing ini bisa terikat dalam karma yang serumit ini, semuanya berawal dari tugas pertama yang didapat Osaka setelah dirinya resmi bergabung dengan Divisi Tindak Kriminal.
* * *
Osaka ditugaskan untuk menangani kasus yang dihindari oleh para senior, dia tidak mengetahui hal ini dan berpikir atasan memberinya tugas ini karena dia adalah lulusan terbaik di angkatannya. Dia masuk dalam tim khusus yang sengaja dibentuk untuk kasus ini, dan ketua timnya saat itu adalah komandannya saat ini.
Elzio, itu adalah nama dari orang yang harus diadili oleh Osaka. Orang yang sama yang akan mendatangkan luka untuknya dimasa depan.
Elzio adalah seorang pemimpin Kartel yang terkenal kejam. Dia menjual belikan narkoba juga manusia, melakukan pembunuhan dan melakukan berbagai macam tindak kejahatan lainnya.
Osaka saat itu berhasil untuk menyeretnya sampai keruang interogasi, namun akhirnya dia tetap harus dibebaskan karena minimnya bukti dan kuatnya alibi. Dia juga tidak bisa lagi didakwa dengan tuntutan yang sama, Osaka baru menyadari kalau ini memang adalah bagian dari rencana orang tersebut sejak awal.
Kasus ini benar-benar menghantamnya untuk melihat realita sebenarnya, yang perlu dilakukannya dari sekarang hanyalah percaya pada bukti yang ada dan terus ragukan sekitarnya. Begitu lah awal mula obsesi Osaka, yang terus memburu Elzio selama bertahun-tahun lamanya.
* * *
Disinilah mereka saat ini, Elzio yang terikat dikursi dengan luka disekujur tubuhnya dan Osaka yang berusaha mencari di mana sisa potongan tubuh milik kesayangannya yang belum berhasil ditemukan.
"Ku pikir urusan di antara kita sudah selesai, apakah peringatan dariku masih kurang cukup?"
"Beritahu aku di mana suamiku berada, dan aku akan langsung menghabisimu tanpa ada rasa sakit."
"Apa yang kau bicarakan? Aku melepaskan suamimu dan membiarkannya pergi."
"Sekarang kau bahkan berbohong, ternyata Elzio yang hebat juga adalah seorang pengecut ketika dihadapkan dengan kematian."
"Aku melepaskannya karena teringat pada mendiang istriku, anak itu benar-benar terlalu baik untuk dunia ini. Aku tidak mengerti bagaimana anak sebaik itu bisa berakhir dengan orang seperti dirimu."
Elzio yang mulai merasa kehabisan tenaga karena menahan rasa sakit disekujur tubuhnya, memutuskan untuk menceritakan yang terjadi pada malam itu.
"Saat ku bilang dia akan segera mati, dia mengatakan permintaan terakhirnya yaitu menulis surat untuk orang yang dia cintai. Aku mengabulkannya, karena dia bilang surat itu aku mencegahmu menghalangi jalanku dimasa depan nantinya."
"Kami berbincang sementara dia menulis surat untukmu, dan setiap perkataan darinya terus mengingatkanku pada mendiang istriku."
"Aku kehilangan motivasi untuk membunuhnya dan ku pikir ini akan cukup membuat mu memikirkan dua kali apa akibatnya bila kau terus memburuku."
"Jadi aku membiarkannya pergi, aku bahkan menawarkan untuk mengantarnya. Tetapi dia berkata, dia membawa cukup uang untuk menaiki taksi."
"Selain membiusnya, aku tidak melakukan apa pun yang dapat menyakitinya. Kalau memang masih tidak percaya, kau bisa lihat sendiri isi surat yang ditulisnya. Aku tidak sengaja membawa suratnya, lihat saja sendiri dan kau pasti dapat mengenali tulisan tangannya."
Osaka berjalan menghampiri tempat tersimpannya surat yang katanya ditulis oleh sang pujaan hati, pikiran Osaka mulai bercampur aduk menerka siapa kiranya pelaku sebenarnya kalau memang yang dikatakan pria yang tengah terikat ini adalah sebuah kebenaran.
Belum sempat mendapat jawab dari semua pertanyaannya, tubuhnya goyah dan terbaring dilantai. Surat dari kesayangannya yang belum sempat dibaca ikut terjatuh, namun tangannya tidak dapat bergerak untuk meraihnya.
Bukankah sekarang dia harusnya sudah tidak bernyawa lagi, karena dia yakin sekali sebuah peluru melesat tepat mengenai isi kepalanya. Tubuhnya memang tak mampu lagi untuk bergerak, namun rasa khawatir tentang kesayangannya masih bisa dirasakan. Apakah kematian memang terasa seperti ini?
Kesadarannya yang berada diambang batas membawanya kembali kepada kenangan masa yang telah lampau, dia mulai mengingat bagaimana pertemuan pertamanya dengan kesayangannya.
* * *
Dia mengingat bagaimana Arnon terlihat sangat manis dan lucu walaupun saat itu dia sedang menangisi Golden yang saat itu tengah terluka, kebetulan Osaka berada disana lalu memutuskan untuk menenangkan pria manis berlesung pipi itu.
* * *
"Aku nggak tau apakah aku pantas buat mati dan ninggalin semua di sini. Gimana kalo pas kita ketemu nanti kamu kecewa karena aku ninggalin tanggung jawab aku, ninggalin tubuh kamu yang mungkin saat ini lagi kedinginan. Kayaknya gak pantas aja buat aku beristirahat, setelah semua yang terjadi sama kamu. Semuanya salah aku, karena kamu milik aku."
"Kalo kita gak ketemu, kamu pasti bisa bahagia dan bukannya berakhir kaya gini. Maaf ya sayang, karena bikin kamu jatuh cinta sama orang kaya aku. Aku bahkan nggak mampu cari bagian yang tersisa dari kamu."
Mata Osaka mulai terpejam, diiringi dengan banyak penyesalan yang mengisi hati dan juga pikirannya.
* * *
Epilog
Draco tau tentang Osaka yang mengambil cuti bukan untuk menenangkan pikiran, namun saat Osaka memilih pergi dia hanya bisa diam dan membiarkan. Namun Sudah hampir satu minggu Osaka tidak memberikan kabar, hal ini membuat Draco dan rekan kerja lainnya merasa khawatir.
Rekan satu divisi Osaka, masih mencoba untuk menghubungi dirinya dan mencari tau di mana keberadaannya. Bukan hanya untuk menanyakan keadaannya namun mereka punya hal penting yang harus disampaikan kepada Osaka, yaitu kabar tentang ditemukannya Arnon dan juga para korban pembunuhan lainnya. Rekan satu divisi Osaka berhasil menemukan jasad para korban, berkat terpasangnya alat pelacak dikalung yang selalu Arnon kenakan.
* * *
Kalung itu adalah pemberian Osaka, dia bilang itu adalah pengganti kalung milik Golden yang diberikan Arnon kepadanya untuk menjadi jimat keberuntungan saat Osaka menjabat sebagai ketua. Osaka tau kalung pemberiannya tidak akan punya efek yang sama pada kesayangannya, namun dengan mengenakan kalung pemberian darinya Osaka berharap Arnon akan selalu merasa kalau dirinya akan terus mengiringi kemanapun Arnon melangkahkan kakinya.
* * *
Arnon juga diam-diam menginginkan hal yang sama, dirinya memasang alat pelacak dikalung pemberian Osaka dan menghubungkan alat tersebut kelaptop yang selalu dibawanya. Tujuan Arnon melakukan ini agar Osaka akan selalu menemukan dirinya, apabila suatu hari dirinya menghilang entah karena kakeknya atau pun faktor lainnya. Arnon hanya ingin selalu menemukan jalan untuk kembali kepelukan Osaka, tempat ternyaman yang biasa disebut sebagai rumah miliknya.
Berkat kalung tersebut para korban lainnya juga berhasil kembali kepada keluarga yang selama ini mencari keberadaan mereka, jadi kapankah Osaka akan kembali dan berpulang pada kesayangannya yang saat ini menunggu kehadirannya.
* * *