Happy reading!
"Aku juga nggak bisa nolak kan yah," lirih Kiara seraya meringis kecil.
Seusai Kiara selesai mandi, ia berpamitan dengan ayah dan neneknya. Setelah itu ia langsung menuju rumah barunya, bersama suaminya. Siapa yang menyangka ia menikah di umur 18 tahun.
"Kayaknya lo harus kurang-kurangin deket sama cewek," ucap Kiara di tengah perjalanan membuat Faldo yang sedang menyetir tersenyum kecil.
"Kenapa? Lo cemburu ya," ucap Faldo tersenyum penuh kemenangan. Sementara Kiara menatap Faldo heran, bagaimana bisa ia begitu percaya diri?
"Pede banget heran, gue cuma kasian cewek-cewek yang ngedeketin lo pada digangguin sama si Trisha," ucap Kiara mengingat kejadian tadi di sekolah.
Faldo meringis kecil, bagaimana ia bisa mengetahui hal seperti itu?
Sesampainya di rumah baru mereka, mereka dibantu satpam yang sudah disiapkan di rumah itu. Untuk sementara Kiara dan Faldo sepakat menempati kamar yang berbeda. Faldo berada di lantai dua sementara Kiara di lantai satu.
Keesokan harinya.
"Gue bikin sarapan kali ya," ucap Kiara yang sudah rapi berbalut seragam. Pertama kali harus mengurus rumah tangga, mungkin ia harus membuat sarapan untuknya dan suaminya.
Dengan cekatan Kiara membuat dua porsi sandwich. Karena Faldo tak kunjung turun, bahkan setelah Kiara menyelesaikan sarapannya, maka ia menuliskan sebuah note di samping meja makan yang sudah ia siapan sarapan untuk Faldo.
"Ini sarapan lo, gue berangkat sekolah duluan."
Setelah meninggalkan note tersebut, Kiara bergegas untuk ke halte menunggu bis ke sekolahnya.
Sesampainya Kiara di sekolahan, terlihat banyak anggota osis yang mulai sibuk mempersiapkan acara pekan olahraga.
"Kak Kiara," panggil Adel, siswi kelas 11 yang menjabat sebagai sekretaris osis. Ia menghampiri Kiara yang baru sampai di kelas.
"Iya kenapa Del?" tanya Kiara, wajar ia kenal dengan Adel karena dulu sama-sama bekerja bersama di osis.
"Kak Kiara ditunjuk buat ikut lomba renang sama ngisi acara waktu pensi mau ya," ucap Adel yang terlihat sangat semangat mengajak Kiara.
Kiara berpikir sejenak, sebenarnya ia malas mengikuti hal-hal seperti itu.
"Kiara pasti mau kok dek, kamu langsung daftarin aja namanya," ucap Cia yang tiba-tiba menjawab membuat Adel sedikit terkejut namun juga senang.
"Okey kak, kalau gitu aku daftarin ya dah," ucap Adel dan langsung keluar dari kelas.
Kiara hanya mendengus kesal sembari menatap Cia. Sementara Cia hanya membalas tatapan Kiara dengan senyuman.
"Udah Ra gue ini membantu lo," ucap Cia menepuk bahu Kiara pelan.
"Iya iya makasih banyak deh," balas Kiara lesu. Sudah lama ia tidak berenang, mungkin nanti ia akan kembali latihan berenang. Kebetulan di rumah barunya ada kolam renang, apakah Faldo sengaja? Atau hanya kebetulan.
Sementara di sisi lain, waktu sudah menunjukkan pukul 07.40 namun Faldo dengan santainya masih menikmati sarapan yang Kiara buat dengan senyuman lebar yang terpajang di wajahnya.
"Istri gue emang paling perhatian," ucap Faldo memakan sandwich yang dibuat Kiara dengan perlahan.
Tiba-tiba handphone nya berdering, menunjukkan ada panggilan masuk.
"Halo Dam," ucap Faldo begitu menjawab panggilan dari Adam, salah satu temannya.
"WOY LO BERANGKAT KAGAK, MAU PADA LATIHAN BASKET NIH. JANGAN SAMPE KALAH SAMA COULLER BESOK," teriak Adam di seberang membuat Faldo reflek menjauhkan handphone nya.
"Iya iya ini gue otw," ucap Faldo dan segera menyelesaikan sarapannya.
"Buru."
Tut tut tut
Setelah mengatakan itu, Adam langsung mematikan panggilannya.
"Buset langsung dimatiin," ucap Faldo dan langsung memakai jaketnya dan mengambil kontak motornya. Ia terbiasa berangkat sekolah menaiki motor karena bisa ngebut saat mepet.
---
"Ra liat ke lapangan yuk, katanya anak basket sama cheerleader lagi pada latihan," ucap Cia.
"Natasha juga lagi latihan berarti?" tanya Kiara mengingat Natasha ikut serta dalam cheerleader, Natasha selalu berebut posisi dengan Trisha.
"Iya ayo," jawab Cia.
Mereka berdua pun duduk di bangku pinggir lapangan. Mereka bisa melihat Natasha dan Trisha sedang berdebat. Dan juga, ada Faldo yang sepertinya sangat semangat tebar pesona. Faldo bukan kapten, tapi kemampuannya yang paling menonjol.
Oh ya mengenai Kiara yang sudah menikah dengan Faldo, teman-temannya tak ada yang tau. Hanya keluarga mereka berdua saja, lagi pula itu adalah persyaratan yang diajukan Kiara.
"Diliat-liat Gafa cakep juga ya," ucap Cia membuat Kiara mengalihkan pandangannya ke arah Gafa yang tengah menggiring bola menuju ring.
"Kenapa? Naksir lo?" tanya Kiara dengan nada menggoda Cia.
"Enak aja, enggak ya gue nggak bakal naksir sama cowok modelan kayak gitu," jawab Cia mengelak dengan sombong membuat Kiara terkekeh kecil.
"Ra gue mau ke toilet bentar lo sini aja ya," ucap Cia. Belum sempat Kiara menjawab, Cia sudah berjalan menuju toilet meninggalkan Kiara.
Tiba-tiba feeling Kiara tidak enak, ia melihat Faldo berjalan ke arahnya. Ia tetap tenang dan mengalihkan pandangannya dari Faldo. Faldo berdiri di depan Kiara, sehingga Kiara pun terpaksa menatap Faldo dengan sedikit mendongak karena saat ini posisinya terduduk.
Kiara tak berkata apa pun, ia hanya memasang wajah bingung dan seakan-akan menyuruh Faldo agar cepat-cepat pergi dari hadapannya.
"Makasih buat sarapannya tadi pagi," ucap Faldo membuat Kiara ingin memukul laki-laki di hadapannya ini.
"Lo mending cepet-cepet pergi deh jangan sampe gue nonjok muka lo," balas Kiara menahan kesalnya. Ia sangat tidak ingin menjadi sorotan publik.
"Kenapa si, lagian sama suami sendiri," ucap Faldo dengan nada menggoda dan duduk di sebelah Kiara.
"Gila," ucap Kiara dan segera pergi meninggalkan Faldo yang terlihat senang melihat Kiara kesal.
"Woy," ucap Adam menepuk bahu Faldo dan duduk di samping Faldo setelah melihat Kiara pergi.
"Gue liat-liat nih lo udah mulai beraksi deketin Kiara ya," ucap Adam.
"Orang udah jadi istri gue," ucap Faldo dalam hati dengan penuh kemenangan.
"Semoga perasaan yang lo pendem 3 tahun nggak bertepuk sebelah tangan," lanjut Adam membuat Faldo meringis. Ia memang sudah menyukai Kiara sejak SMP, namun ia tidak pernah menunjukkannya. Bahkan yang tau hanya teman terdekatnya itu.
Namun alasan mengapa ia tidak pernah mencoba mendekati Kiara adalah karena sejak kelulusan SMP Kiara selalu saja dekat dengan cowok, sehingga Faldo tidak ada kesempatan.
"Lo liat aja, nggak ada yang bisa lolos dari pesona gue," ucap Faldo dengan sombong membuat Adam menggeleng-gelengkan kepalanya.
Di sisi lain.
"Si Faldo bener-bener harus dikasih pelajaran," ucap Kiara menahan kesal.
"KIARAAA," teriak Natasha menghampiri Kiara.
"Loh Nat? Latian lo udah selesai?" tanya Kiara karena ia lihat tadi Natasha masih sibuk berdebat dengan Trisha.
"Udah, oh ya gue mau nanya," ucap Natasha dengan serius.
"Tadi Faldo di lapangan ngapain nyamperin lo?" tanya Natasha membuat Kiara meringis kecil. Tentu saja Natasha melihat karena hanya di seberang lapangan.
"Gapapa si dia cuma duduk," jawab Kiara mengendikkan bahunya berbohong.
"Wah lo harus hati-hati walau pun gitu doang tapi tadi si nenek lampir Trisha udah emosi," ucap Natasha.
"Tenang aja gue nggak ada apa apa, lagian gue juga nggak takut sama Trisha," ucap Kiara dan dibalas anggukan kepala oleh Natasha.
To be continued....