Chereads / Sepuluh kristal / Chapter 3 - alam semesta yang lain

Chapter 3 - alam semesta yang lain

Seminggu telah berlalu tapi Giza sudah tidak pernah melakukan hal semacam itu depan komputer. Dirinya mulai saat ini adalah lelaki sejati yang akan berkontribusi dalam keluarganya dan berjanji tak akan menjadi beban lagi. otot nya yang sudah mulai terlihat dan lekukan di badannya menandakan bahwa dia sudah berubah. beberapa gadis sedang memeluknya di atas ranjang dengan ukuran yang sangat besar menunggu untuk memiliki keturunan dari dirinya.

mata pemuda itu perlahan terbuka, kepalanya terasa sakit karena terjatuh dari tempat tidur akibat ditarik paksa oleh Siska. kini dirinya berakhir tergeletak di lantai dan tak bisa melakukan apa pun.

belakangan ini Giza dibuat kesal oleh Siska. kegiatannya untuk menjadi mumi di atas kasur telah di ganggu dan yang lebih parahnya lagi majalah dewasa yang tersembunyi disela sela rak buku telah hilang tanpa jejak.

Siska berlari dengan cepat ke kamar Giza. suara langkah kaki yang berat terdengar makin keras, sepertinya gadis muda itu ingin membangunkan kakaknya sekali lagi. dengan cepat Giza menggelindingkan tubuhnya ke bawah tempat tidur agar tak ditemukan oleh gadis psikopat itu.

tanpa usaha yang banyak Siska menarik kedua kaki kakaknya dari bawah tempat tidur. kedua tangan Giza mencoba menggapai benda apapun yang bisa menahan dirinya agar tidak keluar dari kamarnya tapi usahanya seperti tak ada guna hingga berakhir menjerit seperti seorang wanita.

"adikmu sudah menjadi dewasa".

sambil memakan sarapan yang Siska buat Ayahnya mengucapkan kalimat yang tak masuk akal yang terdengar oleh Giza.

" sejak kapan ayah punya anak lagi?! ".

kalimat yang diucapkan pemuda yang malang itu disambut tawa oleh ayahnya. Giza yang terseret dari kamarnya hingga kamar mandi pun kini berpikir bahwa ayahnya sudah tercuci otaknya oleh Siska.

" mandi! ".

kata yang terlarang itu keluar dari mulut Siska. dengan cepat Giza berdiri dan menolak sikap adiknya dengan tegas. aroma sabun yang akan membunuh kuman kesayangan yang menempel di tubuh pemuda itu sebentar lagi akan terjadi.

tak ingin terlalu lama menunggu Siska dengan cepat mengguyur seluruh badan kakaknya dengan air di pagi hari itu. seluruh syaraf Yang berada ditubuh Giza dipaksa bekerja untuk merasakan dinginnya air.

"mandi atau komputer mu akan bernasib di tempat sampah".

Sikap Siska yang belum pernah Giza ketahui sebelumnya kini telah terlihat dengan jelas. padahal waktu itu kesan pertama Giza kepada Siska adalah gadis kesepian yang membutuhkan sebuah pelukan dari seorang lelaki. akhirnya gadis itu meninggalkan kakaknya sendiri di kamar mandi. karena sudah terlanjur, pemuda itu pun bersedia untuk mandi.

terdengar suara ayahnya berpamitan kepadanya dari luar kamar mandi untuk bekerja. karena tak tahan dengan air yang dingin hingga menusuk badan, Giza menghiraukan Ayahnya dan menggosokkan sabun badan ke seluruh tubuh.

setelah sekitar 20 menit, Giza akhirnya selesai dengan kegiatan ekstrim itu. kini badannya sangat segar dan ringan seperti baru keluar dari oven. terlihat pakaian yang tergantung di gagang pintu kamar mandi seperti sudah disiapkan oleh Siska agar dikenakan oleh kakaknya.

Giza perlahan berjalan menuju makanan yang sudah disiapkan adiknya dari tadi. terlihat beberapa makanan yang gadis itu buat selalu terlihat sangat lezat hingga meningkatkan nafsu makan seseorang.

Setelah selesai menyantap makanan, Giza terdiam melihat Siska yang sedang menyapu lantai di depannya. rasa penasarannya seketika muncul.

"kamu sadar kalau dirimu pernah ingin membunuh ku?".

Siska terdiam sambil melanjutkan apa yang Dia lakukan. setelah selesai gadis itu mendekat dan menatap mata Giza dengan tajam.

"tentu saja".

" lalu bagaimana kamu bisa menjadi seperti ini sekarang? ".

Siska memegang kedua tangan kakaknya perlahan. Dia menjelaskan bahwa dirinya saat ini sudah dihidupkan kembali oleh paman yang telah membunuhnya. sesuatu yang berada di tubuh Siska saat ini bukan roh yang sama seperti sebelumnya meskipun ingatan tentang kakaknya waktu pertama kali Dia bertemu masih teringat jelas di kepalanya. Dia adalah ras malaikat yang memasuki raga Siska.

mendengar penjelasan Siska, Giza seperti tidak percaya dengan semua hal yang aneh yang tak bisa dijelaskan oleh akal. namun setelah melihat sikap ayahnya yang seperti telah dimanipulasi pikirannya membuat dirinya sedikit percaya.

"banyak hal yang belum kamu tau kak".

benar, kalimat itu membuat Giza semakin penasaran. apapun yang terjadi memang tidak perlu masuk di akal, Pemuda itu hanya hanya perlu menerimanya sebagai salah satu keajaiban alam.

" tutup matamu aku akan tunjukkan sesuatu".

Udara perlahan menghempas bagian belakang Giza perlahan makin cepat, tangannya memegang erat kedua tangan Siska. Lantai rumah yang Dia pijak tidak lagi terasa di telapak kaki. Dia merasakan tarikan yang kuat dari belakang. Giza membuka mata perlahan dan terlihat didepan Dia Siska yang tersenyum gembira.

"Kita sedang menuju ke alam supranatural dengan tubuh yang terbentuk di alam semesta yang lain" Dia menjelaskan sambil berteriak karena suara angin yang mengalahkan suara mereka berdua.

Setelah mendengar apa yang adik nya katakan dengan cepat mata Giza membuka dengan lebar, seluruh tubuhnya bergetar sambil berteriak.

"tenanglah, alam semesta Supranatural tidak mempunyai hukum fisika seperti dunia yang kakak tinggali selama ini".

"lalu kenapa kita terjatuh?! ".

Siska hanya tertawa melihat kakaknya kepanikan.

Perlahan tubuh Giza menjadi sangat ringan seperti udara. Kepanikannya terhenti seiring dia menyadari bahwa dia mendarat dengan perlahan di atas tanah.

Giza merasakan kelegaan yang luar biasa kerena dia pikir dia akan mati di tempat yang aneh.

"Siska, kenapa tempat ini kayak di bumi ya? ".

"alam semesta itu punya 15 lapisan, setiap lapisan punya kehidupannya sendiri seperti manusia".Siska menatap kakaknya dengan serius.

"Jadi, manusia berada di lapisan sebelah mana? ".

" manusia berada di lapisan 8".

Giza terdiam mencoba memasukkan hal yang tidak masuk akal tersebut kedalam pikirannya.

" tujuan kita disini agar kakak bisa tau seluruh alam semesta, jadi ikuti aku". Giza dan adiknya bergegas berjalan.

Terlihat cahaya bersinar di langit seperti matahari, awan awan yang putih bergerak pelan mengiringi perjalanan mereka berdua. Suara hewan hewan aneh yang belum pernah didengar Giza nyaring di telinga. Rerumputan dan pepohonan dengan bentuk mirip pohon di bumi namun tidak berwarna hijau melainkan merah delima membuat Giza takjub sekaligus terheran.

Ditengah perjalanan Siska memetik beberapa bunga aneh yang Dia lihat dan menunjukkannya kepada Giza. Memberi tahu beberapa jenis tanaman yang ada di alam semesta yang saat ini mereka datangi.

"Siska, ini tempat yang kita tuju masih jauh? ". Giza merasakan kakinya sudah mulai pegal.

"kenapa? Kamu lelah kah? ".

"kenapa aku masih bisa merasakan lelah? Padahal tubuh ku ada di alam yang lain".

"tubuh kita masih tetap terhubung. Jadi rasa sakit dan semua perasaan yang kakak rasakan di alam yang kakak tinggali juga akan dirasakan oleh kakak yang berada di alam ini".

"jadi apa yang akan terjadi kalau aku yang berada di alam semesta ini terbunuh? ".

"Ya, tubuh kakak di alam sana juga akan terbunuh, begitu juga sebaliknya".

Setelah melewati perbukitan dan berbagai hal yang telah diperlihatkan Siska kepada giza. Perjalanan yang sangat lama terhenti di tempat aneh seperti goa dibawah tebing yang besar. Beberapa tanaman menutupi lubang goa yang berlumut dan dipenuhi beberapa burung berwarna biru yang sedang tertidur.

"disini ada seorang teman yang ramah, dia itu alasan kita kesini kak".

Giza menantikan pertemuannya dengan makhluk yang Siska bicarakan. Dia membayangkan makhluk besar berbulu dan suara yang berat.

Siska memegang tangan kakaknya masuk kedalam tempat itu, dinginnya udara yang keluar dari dalam gua menerjang tubuh mereka berdua dengan perlahan, burung burung yang tertidur berterbangan bergantian Dengan cuitan mereka yang merdu.

Terdengar suara tetesan air dari dalam gua yang dingin dan lembab itu. Terlihat cahaya dari ujung lain goa, Suara gemuruh keramaian semakin terdengar makin jelas ketika mereka hampir sampai di ujung goa.

Suara yang sangat ramai terdengar jelas di telinga Giza dan Siska. Peradaban yang belum pernah terlihat oleh mata Giza membuat Dia sangat takjub, seluruh tubuhnya dibuat merinding oleh hal itu.

"selamat datang di kota Diordia! Disini adalah salah satu kota di alam semesta ke 7".

Siska tersenyum lebar, melihat kakaknya takjub, Dia semakin bersemangat menunjukkan seseorang yang Dia kenal di kota ini.

"Ayo kak! Kesini cepat! ".

"sebentar, Siska jangan lari! ".

"kita tidak punya waktu banyak kak!".

Giza dan Siska berlari menuju tengah kota Diordia yang indah dan ramai dengan makhluk yang aneh dan tidak pernah dilihat oleh Giza. Sepanjang jalan Dia tak henti hentinya takjub dibuatnya, Beragam Ras dan budaya yang sangat berbeda berkumpul di kota yang sangat besar itu.

Giza sekejap terdiam ditengah keramaian ketika mendengar Suara alas kaki dari kayu yang tidak asing di telinganya, dari kejauhan terlihat seorang memakai jubah hijau dengan topi dari anyaman bambu dan membawa tongkat dari kayu.

"P- paman?! ".

"apa kabar kalian ? ".

Pertemuan yang tak Dia duga bisa terjadi di tempat yang asing ini.