Chereads / Sepuluh kristal / Chapter 7 - Tak seperti putri kerajaan

Chapter 7 - Tak seperti putri kerajaan

"Lihat Yura!, ternyata dia masih hidup! " Remi menggunakan sebuah ranting pohon yang panjang untuk memastikan bahwa badan Giza yang tergeletak tidak membawa radiasi berbahaya.

Giza membuka matanya perlahan, kepala dan tubuhnya terasa sakit dan terlihat beberapa perban dari kain putih melilit beberapa bagian tubuhnya.

"Hey sobat, kau hebat sekali bisa berjalan diluar sana tanpa menggunakan pelindung". Remi terlihat takjub sambil menepuk wajah Giza beberapa kali yang terlihat akan sadar itu.

Seketika Giza terduduk dengan cepat setelah mendengar suara laki laki itu. Dia melihat ke segala arah. Makhluk besar bertanduk seperti iblis membawa ranting menatap bingung tingkah aneh Giza.

"tenang sobat, kau di tempat yang aman". Dengan suara yang tebal namun cara bicaranya yang lambat terdengar sangat santai di telinga Giza yang sedang kebingungan karena baru tersadar.

"adikku! " Giza berteriak sambil mencari tubuh adiknya di seluruh ruangan yang tertutup itu. Ternyata disampingnya terlihat Siska sedang tertidur di ranjang samping ranjangnya yang lumayan cukup besar.

"Oh, dia adikmu? Setelah diperiksa oleh dokter disini dia terluka cukup parah di bagain kepalanya. Tapi dia akan sembuh dalam beberapa minggu".dengan nada serius Yuri berjalan mendekati kasur yang sedang Giza tiduri dengan perlahan dan tangan yang melipat didepan dada.

Giza sedikit lega dengan apa yang Yuri katakan tentang keadaan adiknya. Setelah perasaannya mulai sedikit tenang, Giza mulai memperkenalkan dirinya dengan dua orang yang menunggunya tersadar dari tadi.

Paras yang cantik Dengan rambut merah yang dikepang rapih dan tubuh ramping bagai model, Yura adalah seorang putri dari raja Solomon pemimpin kota Shellcity ini. Dia adalah anak terakhir dari dua bersaudara. Namun karena Yura tak suka dengan perilaku yang Dia dapatkan di kerajaan, jadi dia memutuskan untuk membuat Guild yang beroperasi di samping kota Shellcity ini.

Sementara itu Remi adalah seorang Ras iblis putih salah satu anggota dari guild yang Yura buat, dengan kulitnya yang merah terang dan tubuh yang besar serta rambut yang gimbal memanjang. Namun sikap yang dia miliki sangat berbeda dari penampilannya.

Yura menjelaskan kepada Giza bahwa dia sekarang berada di pinggiran kota Shellcity dekat dengan tembok perbatasan. Langit yang terlindungi oleh sesuatu yang sangat keras membentang dari ujung ke ujung. Terlihat cahaya seperti matahari menyinari gedung gedung kota yang terlihat dari balik jendela ruangan itu. Berbeda dengan cahaya merah yang menyinari dari luar perbatasan. Bahkan pepohonan hijau dan beberapa ras hidup dengan tentram di kota yang seperti didalam tempurung kura-kura ini.

"Jika kau ingin tau lebih banyak tentang kota ini ,datanglah ke guild ku, perawat akan memberi tahu arahnya setelah kau boleh keluar dari sini". Yura pergi keluar dari ruang itu dengan perlahan.

"Dia memang agak susah bergaul dengan orang baru, semoga kau betah ya sobat." Remi menepuk nepuk punggung Giza yang sedang terduduk di tempat tidur. Sambil tertawa dia pergi keluar menyusul Yura dengan ranting pohon yang masih dia pegang di tangan kanannya.

Giza kembali berbaring, tubuhnya sangan sakit hingga sangat sulit untuk bergerak bebas. Dia melihat ke arah Siska yang sedang tertidur di ranjang satunya dan tersenyum seolah kejadian yang mereka alami tidak akan terjadi lagi.

Giza masih ingat kenapa dia berada di alam ke 4 ini. Dia berpikir bagaimana Paman bisa berada di alam yang sangat berbahaya ini. Apa yang sebenarnya paman cari.

Tak lama Suara Hades terdengar di kepalanya. Seperti sebuah mantra yang aneh, suara itu terus terdengar hingga beberapa menit di kepala Giza. Mata Giza dengan cepat menyala biru, kesadarannya seperti ditarik ke alam yang lain arwahnya seperti ditarik dari ranjang.

Sayap yang sangat lebar membentang sangat luas di ruangan yang gelap dan kosong itu. Kepala Hades menunduk dan mendekati Giza. Hembusan yang keluar dari lubang hidung naga itu seperti mendorong Giza. Dengan jelas Giza menatap kepala Naga itu yang jauh melebihi seluruh ukuran tubuhnya.

"Raga kita terhubung, aku merasakan apa yang kau rasakan ketika hantaman itu terjadi. Bahkan sesuatu dari alam lain dimana raga mu yang lain sedang tertidur juga aku rasakan, jadi berhati hatilah dengan tubuhmu sendiri". Sambil melihatkan giginya yang sangat besar seolah sedang marah, kepala Hades menjauh dan Giza pun tersadar kembali.

Tubuh Giza menjadi sangat ringan seperti ketika dirinya sedang sehat. Dia mencoba memegang beberapa bagian tubuhnya yang sakit namun tak Dia rasakan.

"Aku pulih?! ". Giza terkejut.

"aku hanya bisa memulihkan dirimu tapi tidak adikmu".Ternyata Hades lah yang membuat rasa sakitnya hilang. Bahkan bekas goresan yang berada di kulitnya pun hilang setelah perban yang melilit tubuhnya dia buka.

Giza pun berdiri dari ranjang. Dia mendekati Adiknya yang sedang tidur dan mencium keningnya dengan lembut. "aku akan menjadi kuat dan melindungi mu". Janji yang keluar dari mulut seorang introvert.

Giza melangkah keluar dari ruangan itu. Ternyata dia berada di tempat seperti rumah sakit. Banyak pintu yang berjejer di samping kiri dan kanan. Setelah beberapa menit mencari jalan keluar Giza bertemu dengan dokter yang ternyata sedang ingin melihat keadaanya saat ini.

"Eh, kamu belum sehat. Tidak boleh keluar dari sini". Dengan pakaian yang serba putih layaknya dokter. Dia terkejut dengan Giza yang sangat cepat pulih.

"umm... kamu dokter disini? Tidak apa. Aku sudah sembuh, tolong jaga adikku ya". Giza pun tersenyum dan mulai berjalan mencari pintu keluar di gedung yang mirip rumah sakit itu.

Akhirnya Giza menemukan jalan keluar dari gedung itu Ternyata hari sudah Gelap. Terlihat sebuah gedung gedung yang tinggi berjejeran dari kiri ke kanan. Giza tak bisa berhenti tercengang dengan ukuran gedung dan banyaknya makhluk yang berjalan di jalanan. Perlahan Dia mencoba berjalan menuju keramaian. Dia mulai tidak merasakan ketakutan akan keramaian seolah hal itu sudah terbiasa dengan semua yang telah Giza alami selama ini dengan adiknya.

Karena tidak fokus dengan banyak nya orang disekitar, Giza menabrak seseorang yang menggunakan baju Zirah hingga dia terjatuh ke tanah. Semua orang mulai menunduk dan bersujud bersamaan dengan suara kesakitan yang Giza keluarkan.

"Eh? Kamu terlihat asing di kota ini". Suara laki-laki berambut merah dan gagah menggunakan baju zirah di jaga dengan banyak prajurit dibelakangnya. Laki laki itu berdiri tegak dengan sebuah tas pedang menempel di pinggangnya.

Belum mengeluarkan kalimat apapun, Seorang prajurit menendang kepala Giza dan menyuruh untuk bersujud dihadapan orang itu yang ternyata Dia adalah pangeran dari kerajaan Shellcity ini.

Seseorang dengan cepat memegang pundak Giza dari belakang dan menunduk. Terdengar suara ketakutan dan ternyata itu adalah Remi.

"Maafkan temanku ini pangeran besar Julian". Dengan panik dan terbata-bata, Remi seperti tidak berani menatap langsung wajah Pangeran Julian.

"tidak apa. " Pangeran Julian pun melanjutkan perjalanan dengan beberapa prajurit yang menjaganya tadi. Setelah cukup jauh semua orang kembali berdiri dan lanjut melakukan aktivitas mereka.

"hey sobat. Kenapa kau bisa di luar sini? Bukankah kau masih belum sembuh? Aku lupa membawakan dirimu makanan tadi, jadi aku ingin menjenguk mu". Remi membersihkan pakaiannya yang terkena debu. Sementara pakaian yang Giza kenakan terlihat sangat kotor dan terlihat beberapa sobekan karena belum pernah dia ganti semenjak datang ke alam ini.

"aku terlalu takjub dengan apa yang ada di kota ini". Giza berdiri dan membersihkan celananya yang beberapa bagian sudah sobek itu.

"sobat, kau terlihat sangat kacau. Sebaiknya kita pergi ke guild sekarang dan bertemu dengan Yura". Remi memegang pundak Giza dan berjalan pelan.

Beberapa saat setelah perjalanan yang cukup panjang akhirnya Giza dan Remi sampai di depan gedung yang tak cukup besar. Terlihat dari luar sepertinya gedung itu hanya memiliki dua lantai dan terlihat papan besar berlambangkan naga menempel di atas pintu gedung itu.

Terdengar keramaian banyak orang di dalam membuat Giza menjadi gugup. Pintu terbuka dan mereka berdua masuk. Dengan cepat semua orang dari berbagai ras yang berada di dalam ruangan itu terdiam dan terpaku melihat Giza yang menggunakan pakaian seperti orang gila. Giza menunduk malu dan semakin gugup.

"Pergilah ke lantai atas, ruangan Yura berada di paling ujung". Remi berbisik pelan ke telinga Giza. Dengan langkah kaki yang cepat sambil menunduk Giza berjalan menuju tangga yang terlihat didepannya. Suara remi menggelegar sambil menggebrak meja dan keramaian pun kembali terjadi. Suara tawa dan canda terdengar, suara gelas besar berisi bir berdentingan.

Giza berjalan menyusuri tangga sambil mendengar keramaian yang berada di bawah. Terlihat pintu merah besar berlambang naga dengan mata biru di depannya. Perlahan dia membuka pintu, betapa terkejutnya dia melihat Yura sedang tidak memakai pakaian sama sekali. Dengan cepat giza menutup pintu rapat rapat dan mengedipkan matanya seolah tidak percaya dengan apa yang barusan Dia lihat. Baru pertama kali Giza melihat wanita telanjang di hidupnya secara langsung tanpa dihalangi oleh layar monitor. Jantungnya mulai berdetak dengan kencang.

Selang beberapa menit tak ada suara apa pun yang keluar dari mereka berdua. Hanya keramaian di lantai satu gedung guild yang terdengar hingga telinga Giza. Pintu merah itu terbuka dari dalam. Terlihat wajah Yura yang datar dengan aura yang sangat dingin hingga membuat bulu kuduknya berdiri. Yura menyuruh Giza untuk masuk ke dalam dan duduk di sofa yang berhadapan dengan meja Yura yang sangat besar.

Cahaya lampu ruangan itu sangat terang membuat wajah Yura semakin terlihat jelas. Raut wajah yang datar dan dingin seperti memikirkan masalah yang besar dan tidak ada kebahagiaan yang tersisa di dalam dirinya.

"Kita anggap kejadian barusan tidak terjadi". Yura duduk di kursinya yang terlihat sangat nyaman dan besar. Kedua tangannya menopang kepalanya yang sedang melihat Giza duduk dengan baju dan celana yang robek.

"b- baiklah, jadi kamu adalah pemimpin di guild ini dan juga putri dari raja di kota ini".

Yura terdiam sejenak. Dan mulai menjelaskan tentang keadaannya kepada Giza. Raja Solomon yang memimpin kota Shellcity tidak ingin penerusnya adalah perempuan dan akhirnya Yura dibebaskan untuk melakukan apa saja di Shellcity .berbeda dengan adiknya, pangeran Julian terlihat seperti seorang bangsawan kelas atas yang sangat berbeda.

Raja Solomon adalah orang yang membangun kota Shellcity ini, dengan bentuk wilayah melingkar berdiameter 16 kilometer dan langit yang dilindungi dengan benda aneh yang melindungi radiasi dari luar membuat masyarakat di kota ini sangat tunduk dengan kerajaan. Namun berbeda dengan Yura, Dia berharap agar Dia tidak dilahirkan dan tidak memiliki keturunan kerajaan karena kebenciannya pada kerajaan.

Yura akhirnya membuat guild bernama Dragon Emperor. Tujuannya adalah mencari Makhluk legenda yang konon terkurung di alam ini. Dengan beberapa anggota yang loyal. Guild ini juga menerima beberapa misi dari masyarakat kota dengan upah yang sesuai dengan kesulitannya.

"Aku akan memberikanmu ruangan di guild ini untuk sementara waktu, kamu harus bekerja seperti anggota yang lain untuk membiayai adikmu yang berada di rumah sakit dan dirimu sendiri".

Ucapan yang keluar dari Yura membuat Giza mengingat lagi keadaan Adiknya yang sedang tertidur di rumah sakit. Dengan semangat yang membara Giza bersedia menjadi anggota Dragon Emperor berharap menjadi bertambah Kuat dan dapat melindung adiknya. Giza berterima kasih kepada Yura dan keluar dari ruangannya.

Esok hari yang berat menunggu Giza. Entah bagaimana nasib Dia selanjutnya namun makhluk legenda yang Yura cari selama ini berada di dalam Giza. Namun Giza tak ingin memberi tahu Yura kerena janji yang telah dia buat dengan Hades agar kekuatannya tidak diketahui oleh siapapun kecuali dirinya.