Chereads / Sepuluh kristal / Chapter 4 - organisasi pelindung ras manusia

Chapter 4 - organisasi pelindung ras manusia

Giza terbangun dari tidurnya dan ternyata cahaya pagi hari membangunkannya dari tempat tidur. Suasana yang hening di dalam kamarnya membuat dia sangat bosan. dia sudah mulai terbiasa dengan suasana di luar kamar, kehidupannya sedikit demi sedikit berubah setelah mengetahui banyak hal tentang dunia supranatural.

Karena hari ini Siska sedang pergi ke alam semesta lain. Siska berpesan agar kakaknya tidak keluar rumah. Entah apa yang malaikat itu pikirkan hingga dia berani meniggalkan kakaknya yang sudah menjadi target orang jahat selanjutnya. Untungnya sebelum Siska pergi dia sudah menyiapkan makanan dan membersihkan rumah agar kakaknya bisa bermain komputer seharian. Sungguh adik yang sangat baik.

Setelah berjam jam Giza berada di rumah akhirnya baru pertama kali Dia merasakan bosan dan ingin keluar dari rumah. Tanpa pikir panjang Giza beranjak keluar dari rumahnya dan melupakan apa pesan adiknya tadi. keinginan kuatnya untuk mengetahui dunia supranatural membuat sifat acuh yang dimilikinya perlahan memudar, Dia merasakan hal yang belum pernah dirasakan sebelumnya.

"Aku mulai dari mana?". Setelah mengunci pintu rumahnya dia terdiam dan tidak memikirkan dimana tempat yang harus dia tuju, yang sebelumnya dia pikirkan hanya Menghilangkan rasa bosan karena terlalu lama berada di dalam rumah dan rasa ingin tau tentang dunia supranatural. Akhirnya dia berjalan tanpa arah menjauh dari rumahnya.

Suara kendaraan melintas di jalanan terdengar di telinga Giza, cuaca yang terik dan panas membuat dia berkeringat. dia masih tidak tau dimana dia harus belajar tentang ilmu supranatural hingga dia terbesit beberapa kata yang adiknya sering bilang tentang arah tujuan. "Ku rasa arah timur", Tanpa pikir panjang dia berjalan menuju arah timur.

Karena keluarga Giza tidak memiliki kendaraan pribadi untuk berpergian. Dia sudah terbiasa berjalan kaki dengan jarak yang lumayan jauh dari kecil, namun karena beberapa bulan ini cuaca sangat panas dan sudah jarang keluar rumah Giza sering kelelahan dan mencari tempat untuk beristirahat sambil menuju ke arah timur.

Beberapa orang berpakaian hitam berjalan di trotoar tempat kursi yang Giza duduki, suara beberapa burung gagak berterbangan di langit di atas kepala dia. Lelah yang dia rasakan dari tadi sudah menghilang dan mulai melanjutkan perjalanannya lagi.

Di sebrang jalan yang Giza lewati ada seorang anak kecil memakai baju dan celana pendek sedang menangis, di samping anak kecil itu ada lelaku berjas hitam sedang melihat anak kecil itu namun tidak membantunya terlihat aneh di mata Dia. Giza hanya melihat dan menghiraukannya karena dia merasa bahwa tidak perlu terlalu banyak mengurusi urusan orang lain.

"Apa orang orang di kota ini memang seperti ini ya? Apa mungkin karena aku jarang keluar? ". Sambil berbicara sendiri Giza berjalan melewati beberapa orang dengan pakaian yang sama menggunakan kacamata hitam sedang memandang tingkah laku Giza.

Sepanjang jalan Giza merasakan bahwa ada yang aneh di kota saat ini, orang orang yang bersikap tidak normal membuat Giza sedikit merasakan takut padahal hari ini matahari terlihat jelas tak tertutup awan di langit seperti hari yang penuh kedamaian.

Semakin lama Giza berjalan menyusuri trotoar tengah kota semakin banyak orang yang memandang Dia. Giza semakin cemas dan mulai curiga bahwa kota ini ada yang tidak beres.Giza menengok kebelakang dan Dibelakangnya ada beberapa orang mulai mengikuti dirinya.

"S- sial, ada apa dengan kota ini". Giza hanya terkejut dan mulai berjalan lebih cepat, langkah kakinya tidak beraturan karena kepanikan dan ketakutan yang dia rasakan. Giza sudah tidak ingat kenapa dia berada di jalan ini, yang dia inginkan sekarang kembali ke kamarnya yang aman.

Seketika Giza terhenti oleh wanita tinggi berambut pirang menggunakan kacamata hitam dan membawa sebuah senjata laras panjang di tangannya. "kenapa kau masih disini?" Wanita itu bertanya dengan nada yang datar. Ekspresi nya seperti ingin melakukan sesuatu yang buruk terhadapnya. Detak jantung Giza berdenyut kencang, seluruh tubuhnya membeku tak bisa bergerak, Dia ingin mengatakan sesuatu namun tidak ada satupun kata yang bisa terucap.

Dengan cepat wanita itu memegang tangan Giza dan menyeretnya ke sebuah mobil hitam yang terparkir dipinggir jalan, karena ketakutan Giza hanya bisa gemetar , dengan sekuat tenaga dia mencoba untuk melepaskan genggaman tangan wanita itu, dia mencoba meminta tolong namun suaranya tak terdengar oleh siapapun.

"K- kenapa ini? Tolong! ".

"Diam! Kamu terdeteksi sebagai salah satu kelinci percobaan yang kabur, kamu akan di interogasi".

"Hah?! K- kurasa kalian s- salah orang! Keluarkan aku!".

Dengan sekuat tenaga Giza mencoba melawa karena ketakutan, Dia berteriak berkali kali agar dia diturunkan dari mobil hitam itu, tiba tiba seseorang dari kursi penumpang depan berbalik melihat kebelakang sambil menodongkan pistol berbentuk aneh. Giza yang berteriak seketika diam dan terkejut. Suara tembakan terdengar didalam mobil hitam yang sedang berjalan di siang hari yang cerah itu.

"Agen Alpha, kenapa kamu selalu seperti itu".

"yang satu ini sangat berisik".

Lampu yang tak terlalu terang menyinari wajah Giza, ruangan yang dingin dan kosong hanya ada meja dan seorang laki-laki didepannya. Matanya yang sayu dan kepalanya yang pusing membuat dia tak berdaya di kursi kayu yang dia duduki. Suara kertas yang di lempar ke meja didepannya membuat perhatiannya perlahan melihat ke meja.

Suara korek api yang terdengar beberapa kali menyalakan rokok laki laki memakai jas hitam itu. "Kamu mengenal wanita ini? " laki laki itu menunjuk foto wanita berambut coklat yang sedang tersenyum.

"ba- bagaimana aku bisa berada di tempat seperti ini". Mata Giza berkedip beberapa kali mencoba menyadarkan dirinya.

Asap yang keluar dari mulut laki laki itu mengenai wajah Giza.dia menaruh rokok yang dia hisap ke asbak yang terbuat dari besi, "efek bius yang ditembakkan ke dada mu seharusnya sudah hilang sejam yang lalu".

"Aku tidak tau apa yang kamu bicarakan, aku tidak kenal dengan orang yang ada di foto ini" .

Mereka menjelaskan bahwa wanita yang berada di foto itu mencuri benda yang disimpan di organisasi antar alam semesta. Organisasi ini adalah organisasi milik manusia yang sudah berjalan ratusan tahun. Tujuan mereka adalah untuk menjaga ras manusia dari ras alam lain yang menerobos ke bumi. Beberapa kristal sudah mereka dapatkan dengan susah payah namun wanita yang berada di foto itu berhasil mencurinya dari tangan organisasi ini.

Dengan hilangnya kristal ini ras manusia akan terancam karena kristal ini memiliki kekuatan yang luar biasa. Organisasi ini memiliki banyak informasi tentang kekuatan supranatural yang di inginkan Giza. Akhirnya dia menawarkan untuk menjadi anggota di organisasi ini.

"Organisasi ini tidak menerima orang sembarangan". Jawab laki laki itu dengan santainya.

"Aku sudah pernah pergi ke alam semesta ke 7, aku mengenal orang yang sangat kuat dan dia sudah berkelana ke 15 alam semesta".

Giza menjelaskan semua yang dia tau tentang alam semesta dan Paman yang dia sebut tadi. Reaksi terkejut terlihat di wajah laki laki berjas hitam itu. Rokok yang tadi menyala dia matikan dan keluar dari ruangan yang remang remang itu membawa semua kertas yang ada di meja dan meninggalkan Giza duduk sendirian.

Sekitar 10 menit berlalu dua orang berbadan besar menggunakan baju yang sama masuk dan mengantar giza keluar dari area itu. Dalam perjalanan keluar, Giza menengok ke kiri dan ke kanan banyak sekali pintu yang terbuat dari besi. Giza bertanya kepada kedua orang yang berada di belakang tentang apa yang ada di balik pintu besi yang terlihat sangat tebal itu, namun tak ada jawaban dari mereka berdua.

Sampailah dia di sebuah pintu kecil yang aneh. Ketika Giza keluar melewati pintu itu betapa terkejutnya dia hingga kebingungan banyak sekali orang orang sedang berjalan kaki. Ketika dia menengok ke belakang ternyata dia berada di depan pintu toilet umum yang di depannya ada seseorang yang menunggu dia untuk keluar.

"Cepat! ".

"L- lah? ".

Giza mencoba membuka pintu yang tadi dia lewati ternyata benar sebuah bak berisi air keran yang sedang mengalir. Dia menggaruk kepala karena kebingungan. Seseorang memegang pundaknya dan memaksanya berbalik melihat kebelakang.

"Bayar dua ribu". Dengan tangan satunya yang diulurkan ke Giza menagih uang toilet umum.

"t- tapi kan? ".

Seseorang yang menunggu tapi marah dan menyenggol Giza hingga berpindah posisi. "lama lo".

Giza menjelaskan kepada penjaga toilet umum itu kenapa Dia bisa berada di dalam toilet itu namun penjaga itu tersenyum kecil lalu dengan keras dia berteriak "bayar gak lo!".

"O- oke bang. Bentar bentar". Karena takut akan di hajar oleh penjaga itu. Giza merogok sakunya dalam dalam mencari uang yang ada namun beberapa menit mencari dia tidak menemukan uang. Karena terlalu lama menunggu penjaga itu marah dan mencoba memukul Giza. Tiba- tiba seseorang berteriak dari jauh, ternyata suara Siska yang memberikan uang kepada penjaga itu, dihatinya merasa bersyukur dan lega.

"Maaf ya pak, kakak saya kadang suka lupa bawa uang sendiri". Siska menunduk dan meminta maaf kepada penjaga itu dan membawa kakaknya pergi menjauh.

"Kak kamu ngapain sih sampai ke sini? ". Siska marah karena sebelumnya dia meminta agar kakaknya tidak pergi keluar dari rumah.

"ya maaf, eh tapi tadi aku diculik tau".

"ke toilet umum? ".

" Ngga ih, ada orang orang berbaju hitam dan mereka bilang kalau mereka organisasi untuk menjaga ras manusia".

"gak usah menghayal deh, ayo kita pulang" . Siska tidak percaya apa yang di katakan oleh kakaknya, karena dia seharusnya sudah tau lebih dulu sesuatu yang seperti itu daripada kakaknya.

Giza terdiam tak berkata apapun, dipikirannya hanya ada seseorang yang tau segalanya tentang alam semesta ini yaitu Paman. Dia adalah ras manusia yang sudah hidup ribuan tahun artinya organisasi seperti ini pasti sudah diketahui olehnya. Tapi kenapa Paman menyembunyikan hal ini kepada siska?.

"Hei, kok". Siska menepuk pundak kakaknya dengan perlahan.

"biasa lah, BBM lagi naik". Giza bercanda dan mengalihkan topik pembicaraan.

"bodoh".