GHABE: Jiwa Pembangkang Akhrat

🇮🇩Ztorie
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 10.4k
    Views
Synopsis

Konsep Semesta

Jiwa manusia akan terputus dari tubuhnya ketika tubuh yang menampung jiwa tersebut kehilangan kemampuan untuk mempertahankan fungsi tiap sel jaringan dan organ tubuhnya, sehingga berakhir dengan kehilangan daya untuk menopang kehidupannya.

Fakta itu secara umum dipahami dan diyakini manusia sebagai penjelasan akan kematian. Namun, apa yang menanti manusia setelah kematian masih menjadi sebuah misteri besar dalam kehidupan manusia.

Sebagian dari manusia berpikir, setelah kematian manusia akan hilang bersamaan dengan jasad mereka yang hancur ditelan perut bumi, namun sebagian lagi meyakini kehidupan akan berlanjut menuju alam yang berbeda, yang jauh berbeda dari bayangan manusia.

****************

Semesta membagi keberadaannya menjadi tiga dimensi alam yang berbeda, diantaranya:

[Alam Fanna], alam fisik tempat dimana manusia dan berbagai ras makhluk hidup berada. Sejauh yang diketahui dan dieksplorasi, terdapat empat benua besar yang telah ditinggali dan memiliki peradaban yang berkembang.

Dunia (Alam Fanna) pada dasarnya terdiri dari gabungan beberapa dataran yang luas dan perairan yang membentang sejauh mata memandang.

Empat benua tersebut diantaranya adalah:

1. Benua Lorr disisi utara dunia

2. Benua Dull diujung selatan

3. Benua Lonn dipaling barat, dan

4. Benua Wettan disisi timur dunia.

Keempat benua tersebut memiliki peradaban yang beragam sesuai dengan makhluk yang menempati tiap wilayah itu. Sebenarnya selain ke-empat benua tersebut, masih terdapat sebuah benua yang masih sangat misterius yang terletak di antara ke-empat benua besar tadi namun terhalangi oleh perairan yang begitu luas dan sulit untuk diseberangi.

Benua misterius yang terdapat di tengah-tengah Fanna, adalah satu-satunya benua yang ada di alam fisik ini yang belum diketahui memiliki penghuni atau tidaknya.

Namun, beberapa beranggapan benua itu sangat tidak mungkin untuk bisa berpenghuni, hal itu dikarena keadaan geologis dari benua itu tidak memungkinkan untuk ditinggali oleh makhluk hidup.

Benua itu berada di 'pusat' dunia dengan cuaca alam yang sangat ekstrim dan dikelilingi perairan yang memilik arus mematikan yang seakan-akan menjadi perisai alam seolah melindungi benua misterius tersebut sehingga mustahil dapat dijangkau dari dunia luar.

****************

Selanjutnya,

[Alam Akhrat], berbeda dengan Fanna, Akhrat merupakan tempat dimana jiwa makhluk hidup yang telah mati akan bernaung disana. Akhrat pada dasarnya merupakan dimensi yang begitu luas bahkan dianggap tidak memiliki batasan.

Namun, setidaknya Akhrat terbagi menjadi tiga bagian utama yang diantaranya adalah:

1. Timb (Alam Penghakiman), sebuah tempat dimana jiwa yang telah mati akan diarahkan menuju alam itu. Timb juga disebut sebagai kediaman Semesta, karena disana satu-satunya tempat dimana Semesta menampakan dirinya bersama dengan para Algaja yang menjadi penegak hukum-Nya.

2. Svargia (Alam Kebahagiaan dan Kedamaian), yang disebut juga sebagai tempat paling membahagiakan yang ada di Akhrat. Hanya jiwa-jiwa suci yang berhak ditempatkan di Akhrat bagian ini. Ketika sebuah jiwa telah berada di Svargia maka dia akan lupa dengan rasa pahit atau duka yang sebelumnya dirasakannya di alam Fanna, dan hanya akan merasakan kebahagiaan dan kedamaian selamanya.

3. Narrkh (Alam Kesengsaraan dan Nestapa), sebuah alam yang mungkin lebih pantas disebut dengan alam penjara, tempat bernaungnya jiwa-jiwa makhluk yang keruh/kotor untuk mendapat segala ganjaran akan perilaku buruk yang pernah mereka lakukan semasa hidup. Jiwa yang berada di Narrkh akan selamanya tersiksa dan mengalami kesengsaraan. Tidak sedikit jiwa yang telah berada di Narrkh menjadi begitu kelam dan jahat sehingga memendam begitu besar dendam pada Semesta.

Namun itu bukan sebuah masalah, karena Narrkh juga merupakan sebuah benteng tak tertembus yang dijaga oleh ribuan Algaja agar tidak ada satupun jiwa bisa meloloskan diri dari alam penjara itu.

Ketiga dimensi alam tadi adalah pembagian wilayah yang terdapat di Akhrat dan saling berkaitan.

-----

Catatan untuk pembaca:

Beberapa eksistensi terdapat pada dunia Ghabe:

1. Sang Semesta, cikal bakal kehidupan dan pengatur segala alur kehidupan.

2. Algaja, makhluk yang tercipta dari perwujudan 'kepatuhan mutlak'. Algaja senantiasa melayani segala perintah Sang Semesta sampai akhir siklus kehidupan.

3. Saithe, makhluk keji yang merupakan eksistensi yang menentang Sang Semesta. Makhluk ini lahir dari jiwa makhluk hidup yang berasal dari Alam Fanna yang menolak menyebrang ke Akhrat setelah kematiannya dan memilih kembali ke Alam Fanna, dan menjadi perwujudan dari energi negatif dari sebuah jiwa.

4. Makhluk Fanna, adalah keberadaan kehidupan yang terdapat di Alam Fanna. Terbagi menjadi banyak rasa dan jenis. Makhluk Fanna memiliki kedudukan yang setara. Manusia, hewan, tumbuhan, maupun ras-ras lain yang ada pada dunia adalah sebuah kesetaraan, mereka semua memiliki jiwa, maka dari itu, mereka semua berhak menyebrang ke Akhrat ketika kematian mendatangi mereka.

-----

Jiwa makhluk yang telah mati akan sampai untuk pertama kalinya di Akhrat bagian Timb, disana akan terjadi peradilan dimana makhluk hidup akan diadili oleh Sang Semesta sebagai pertanggungjawaban mereka atas seluruh perbuatannya semasa hidup, hasil keputusan Sang Semesta akan menentukan nasib dari jiwa-jiwa makhluk hidup itu untuk menuju nikmat kekal Svargia atau nestapa tanpa ujung di Narrkh.

****************

Dan alam yang terakhir,

[Alam Ketiga], adalah alam yang sama sekali tidak ada eksistensi yang tau bagaimana rupanya kecuali Sang Semesta itu sendiri. Alam ini berada di celah batas antara dimensi Alam Fanna dan Alam Akhrat. Sang Semesta menciptakan Alam Ketiga untuk sebuah tujuan yang masih belum terjelaskan hingga saat ini, dan akan selamanya menjadi rahasia Sang Semesta sampai penghujung akhir siklus kehidupan.

****************

Ke-semua alam tersebut hadir setelah Sang Semesta melakukan penciptaan dunia yang menjadi asal muasal dari keberadaan segala macam dunia yang ada saat ini.

Sang Semesta juga merupakan pengadil dalam penghakiman yang terjadi di Timb.

Tak ada satupun dosa maupun pahala makhluk hidup yang luput dari peradilannya, dengan disisinya berjajar para Algaja yang selalu patuh melaksanakan segala hukum-hukumnya.

Dalam peradilan di Akhrat, nyatanya tidak semua jiwa mampu menerima hasil dari keputusan Sang Semesta. Bahkan, tidak sedikit muncul jiwa-jiwa yang menentang keadilan dari Sang Semesta dan berbalik memusuhinya.

Mereka adalah para jiwa yang menolak terasingkan dalam peristirahatan abadi dan memilih tetap tinggal di Fanna. Mereka melarikan diri dari Akhrat dengan memaksa menerobos masuk kembali ke-alam kehidupan tersebut.

Mereka yang lari dan membangkang pada semesta memiliki sebutan sebagai Saithe, pembangkang kehendak Semesta.

Saithe yang berhasil lolos dari Akhrat akan sampai ke Fanna dengan melewati batas diantara kedua dimenai tersebut. Di tempat itu, terdapat sebuah jembatan yang menjadi perseberangan antar dua dimensi alam, Fanna dan Akhrat.

Jembatan itu memiliki sebuah medan energi yang berintensitas tekanan sangat tinggi yang membuatnya sangat sulit untuk dilalui. Hanya Saithe dengan energi eksistensial tinggi yang mampu menembusnya dan berhasil benar-benar menyeberang kembali ke Fanna, alam kehidupan dahulu mereka sebagai manusia.

Saithe yang berhasil menyebrang akan kehilangan banyak sekali energi eksistensial yang menunjang jiwa mereka. Sehingga hal itu menjadikan mereka sangat rapuh saat telah berada dalam di Alam Fanna untuk yang kedua kalinya.

Saithe sejatinya merupakan suatu makhluk dengan bentuk eksistensi non-fisik, sehingga mereka hanya memiliki bentuk astral yang tak kasat mata.

Terlebih lagi, dalam hukum yang berlaku pada setiap alam, makhluk maya tidak akan bertahan lama jika berada dalam alam fisik atau Fanna. Mau tidak mau, para Saithe tersebut harus menemukan sebuah tubuh (wadah) untuk melindungi eksistensi jiwa mereka.

Saithe memanfaatkan benda-benda yang dikehendakinya di Alam Fanna untuk tempat persemayaman mereka.

Saithe berambisi untuk meraih kehidupan kedua mereka, dengan menjadikan benda-benda tersebut sebagai pengganti tubuh fisik yang mempertahankan bentuk astral mereka.

Benda yang didiami Saithe akan memiliki kuasa sesuai dengan kemampuan Saithe yang bersemayam di dalamnya, menjadikannya benda tersebut sebagai sebuah pusaka yang menunggu untuk bertemu pemiliknya, menjadi sebuah Saithe Weapon.

Saithe akan menunggu ketika manusia menemukan mereka dan mulai menggunakan (meminta bantuan) mereka untuk berbagai hal, entah sebagai jimat keberuntungan atau bahkan menjadi senjata paling mematikan dalam sebuah pertempuran.

Hingga,

Ketika manusia telah sepenuhnya bergantung pada Saithe, mereka perlahan-lahan mulai dikuasi dan diambil alih oleh Saithe, sehingga 'kelahiran kembali' Saithe pun terwujud.